Anda di halaman 1dari 13

Insiden diare di Indonesia telah berkurang dalam 5 tahun terakhir, namun angka kematian anak di bawah umur 5 tahun

masih sangat tinggi. Diperlukan pendekatan yang luas dan yang diperlukan. Sudah terdapat banyak penelitian mengenai terapi zinc dan terapi probiotik yang dapat mengurangi gejala pada diare akut, akan tetapi tidak banyak penelitian yang membandingkan antara penggunaan antara gabungan kedua terapi dibandingkan terapi zinc secara tunggal.

Zinc telah terbukti secara signifikan dapat mengurangi , gejala, dan angka kesakitan pada diare akut. WHO merekomendasikan terapi zinc pada diare akutdengan dosis 10 mg untuk anak <6 bulan dan >6bulan 20 mg selama 10-14 hari. Memberikan probiotik (Lactobasillus sp) juga terbukti efektif terhadap untuk pengobatan diare akut. Zinc dan probiotik bekerja dengan mekanisme yang berbeda untuk mengurangi gejala diare akan tetapi belum diketahui apakah kombinasi antara keduanya dapat lebih efektif dibandingkan dengan pemberian terapi zinc secara tunggal.

Untuk membandingkan efektifitas kombinasi zinc probiotik dan zinc tunggal untuk mengurangi gejala diare akut

Random dan terbuka Dilakukan sejak bulan July 2009 hingga Januari 2010 di RS Adam Malik dan RS Pirngadi, Medan. Terdapat 2 kriteria yaitu inklusi dan ekslusi. 1. Inklusi: anak umur 1 bulan -5 tahun dengan diare akut. 2. Ekslusi: gejala malnutrisi, encephalitis, meningitis, sepsis, bronchopneumonia, immunocompromised, atau anak yang telah diberikan probiotic atau zinc selama 10 hari terakhir.

Grup I menerima Zinc Sulfat (Umur <6 bulan dosis 10 mg/hari, umur >6 bulan 20 mg/hari yang dikombinasikan dengan antibiotik pembunuh Lactobacillus acidophilus (3x1010 CFU/hari) secara oral selama 10 hari. Cara penggunaan probiotik dicampurkan ke dalam susu atau air yang sudah direbus. Tablet zinc sulfate dilarutkan ke dalam 5 ml air yang direbus. Grup II hanya menerima zinc sulfat dengan dosis yang sama dengan grup I. Ukuran dosis berdasarkan pada lamanya diare (waktu/hari) dan durasi diare (jam) setelah mengkonsumsi obat.

Dokter dan orangtua sama-sama telah mengetahui pengobatan yang telah diberikan (Open-Label) Monitoring durasi dan frekuensi dari diare selama pasien dirawat di RS dan saat keluar RS. Efek samping dari penggunaan zinc dan probiotic juga diobservasi (Misalnya nausea, muntah, sakit pada abdomen, dan sepsis). Study ini telah disetujui oleh Komisi Etik Kedokteran Fakultas Kedokteran Sumatera Utara. Menggunakan SPSS versi 15 untuk analisa data. Independet t-tes digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara terapi kombinasi zinc probiotic dan zinc tunggal sbagai skala nominal dan durasi serta frekuensi sebagai skala numerik. Probality value adalah P<0.05 dan 95% CI.

Didapatkan 80 anak yang masuk dalam kriteria inklusi. Dibagi menjadi 2 grup. 40 anak menerima kombinasi zinc probiotic (Grup I) dan selanjutnya (Grup II) menerima zinc tunggal. Observasi hasil frekuensi perbedaan signifikan (2.1 vs 3.1 kali/hari P= 0.001, 95% CI 1.62 to 0.49) dan lamanya diare (51.2 vs 72.6 jam = P=0.001, 95% CI 30.91 ke 10.18) di dalam 2 grup. Grup I penurunan gejala lebih cepat dibandingkan dengan grup II. Tidak ada komplain tentang keracunan atau efek samping yang terjadi

Lactobacillus acidophilus lebih efektif mengurangi gejala diare dibandingkan Lactobacillus acidophilus yang masih hidup. Di Indonesia sendiri sering membuat minuman dan makanan dengan menggunakan air mendidih sehingga dapat membunuh Lactobacillus acidophilus. Akan tetapi ternyata di dalam tubuh terutama pada saat berada dalam sistem gastrointestinal Lactobacillus acidophilus (heatkilled Lactobacillu acidophilus) dapat kembali aktif. Sebuah studi menemukan bahwa heat-killed .

Cititation: Comparison of zinc probiotic combination therapy to zinc therapy alone in reducing the severity of acute diarrhea.

1.

Was the assignment of patients to treatmensts randomised? Was the randomisation list concealed? Semua sampel dipih secara acak. Sampel yang didapatkan berjumlah 80 orang. Dibagi menjadi 2 kelompok yaitu yang menjalani terapi kombinasi zinc dan probiotic dan terapi zinc tunggal. Pada jurnal dibagian metode dijelaskan bahwa penelitian dilakukan dengan menggunakan metode open-label.

2. Was follow-up of patients sufficiently long and complete? Pada bagian metode penelitian dijelaskan bahwa follow up penelitian dilakukan selama bulan Juli 2009 hingga Januari 2010. 3. Were all patients analysed in the groups to which they were randomised? Ya, dijelaskan pada metode dan lembar suplemen bahwa tiap kelompok baik intensif dan standar, sampel dipilih secara acak.

4.

Were patients and clinicians kept blind to treatment? Tidak, dijelaskan pada jurnal bahwa penelitian ini menggunakan teknik open label.
Were the groups treated equally, apart from the experimental treatment? Ya Were the groups similar at the start of the trial?
Dijelaskan pada metode bahwa setiap kelompok baik intensif maupun standar memiliki karakteristik yang sama.

5.

6.

Anda mungkin juga menyukai