Anda di halaman 1dari 5

Pentingnya musik dalam ibadah gereja Gereja memahami pentingnya musik dalam ibadah.

Gereja juga terdorong untuk mempersiapkan dengan baik pelayanan musik suatu ibadah, sehingga membawa suasana ibadah dan penyembahan yang indah kepada Tuhan. Kekuatan musik Semua agama punya musik. Budha dan Hindu: chant / daras -> meditatif, menenangkan jiwa. Islam: lagu2 islamiah dan daras (adzan). Kristen: daras, lagu2 Kristen klasik dan kontemporer. Memiliki range yang besar, dari lagu yang sederhana sampai sulit. Musik menarik semua orang: kalangan atas dan bawah -> tidak ada batasan status sosial/ekonomi/politik/lain2, semua memiliki dan menyukai musik Psikologis: musik memengaruhi jiwa. Penelitian: musik rock membuat anjing resah, tetapi musik klasik menenangkan mereka. Jepang, Australia menggunakan musik untuk peternakan sapi mereka sehingga sapi2 dalam keadaan rilex sehingga daging yang dihasilkan juga empuk (wagyu). Tanaman yang diperdengarkan musik juga didapat menunjukkan hasil pertumbuhan dan panenan yang lebih baik. Musik klasik terutama Mozart dapat membantu perkembangan otak janin dalam kandungan sehingga terlahir lebih pintar. Jingle2 di supermarket sebenarnya berisi pesan pendek yang berulang sehingga otak kita akan mengabsorbsi pesan dari lagu tersebut. Tanpa sadar kita menjadi tertarik untuk membeli produk tertentu. Dari sini kita melihat besarnya peranan musik dalam kehidupan makhluk hidup, bukan hanya manusia, tetapi juga hewan dan tumbuhan. Bagaimana dengan kita, umat Kristen, apa pentingnya musik bagi kita? Peranan Musik Dalam Ibadah Di dalam ibadah, jemaat memuji dan memuliakan nama Tuhan melalui pujipujian atau nyanyian. Oleh sebab itu, musik memiliki peranan yang penting yang menolong jemaat untuk meresapi dan menghayati ke dalam jiwanya pujaan terhadap Tuhan tersebut. Teologi di belakang penggunaan musik dalam ibadah: 1. Musik adalah pemberian Ilahi Secara teologis, musik merupakan pemberian Ilahi. Sama seperti alam semesta beserta semua isinya adalah ciptaan Tuhan, musik juga adalah ciptaan Tuhan melalui orang-orang yang menciptakannya atau menggubahnya, bahkan alam semesta inipun mampu bermusik bagi Tuhan. Kalau kita membaca Mazmur, kita melihat bahwa gunung, sungai, lautan, pohon-pohon, burung-burung, dll, semua memuji Tuhan. Apalagi mestinya kita sebagai manusia, yang mengatakan diri

sebagai ciptaan tertinggi, apakah kita juga memuji Tuhan layaknya ciptaan lainnya? 2. Musik ditahbiskan dan disucikan untuk digunakan dalam gereja Pada waktu dasar bait suci diletakkan oleh tukang-tukang bangunan, maka tampillah para imam dengan memakai jubahnya dan membawa nafiri, serta orang-orang Lewi, bani Asaf dengan membawa ceracap untuk memuji2 Tuhan menurut petunjuk Daud, raja Israel. Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi Tuhan nyanyian pujian dan syukur: Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel! Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji Tuhan, oleh karena dasar rumah Tuhan telah diletakkan (Ezra 3:10-11). 3. Musik mengajarkan doktrin dan mengandung pengakuan iman Dalam nyanyian terdapat pemberitaan Firman dan juga pasti mengandung pengakuan iman, sehingga mengajarkan pemahaman kepada orang yang menyanyikannya dan kepada orang yang mendengarkannya (Kolose 3:16; Ulangan 31:19). Musik juga membantu gereja mengingat apa yang telah Tuhan telah perbuat di setiap zaman, melalui pengakuan iman yang ada di dalam setiap pujian. 4. Musik adalah tanggapan lahiriah terhadap rasa syukur dan pujian kepada Tuhan, seperti yang terdapat dalam Mazmur 147:7 Bernyanyilah bagi TUHAN dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi. Objek pujian dan syukur ini adalah Tuhan, bukan manusia. 5. Musik menyembuhkan, menenangkan, dan menghalau setan. Seperti yang telah dibahas di atas, musik telah digunakan oleh dunia sekuler sebagai terapi pengobatan dan semacam cuci otak bagi promosi produk tertentu. Alkitab mencatat, bahwa Mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani menghibur dan menguatkan orang percaya pada waktu pencobaan. Dalam 1 Samuel 16:23, tercatat: Dan setiap kali apabila roh yang daripada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya. Hal yang sama juga terjadi pada kisah Paulus dan Silas. Dalam Kis 16:25, Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. 6. Musik dalam gereja hendaknya dipimpin oleh orang yang terampil

Orang yang memimpin musik di dalam gereja hendaknya bukan orang yang sembarangan atau yang tidak memahami musik. Dengan demikian diperlukan orang yang terampil, ahli dalam bidangnya. Seperti dalam Perjanjian Lama, Daud memilih orang-orang yang ahli dalam bidang masing-masing untuk melayani dalam pembangunan dan setelahnya di dalam Bait Allah, baik tukang bangunan sampai para pemusiknya. Tentunya di zaman seperti sekarang, kalau kita memiliki gereja yang besar dan banyak sumber daya, sungguh bersyukur bahwa pelayanan musik bisa dilakukan banyak orang-orang yang bertalenta. Tetapi ketika gereja kita kecil dan agak kekurangan sumber daya, tentunya kita harus memaksimalkan yang ada. Janganlah sumber daya yang sedikit ini dijadikan alasan untuk tidak memberikan yang terbaik bagi Tuhan, tetapi harus kita anggap sebagai kesempatan untuk melayani Tuhan lebih lagi, sehingga harus dipersiapkan dengan lebih sungguh-sungguh. Janganlah perkataan memberi yang terbaik untuk Tuhan menjadi ungkapan mulut semata, tetapi harus dilakukan dengan sungguh, dengan perbuatan. Walaupun orang-orang yang terlibat mungkin tidak ahli di bidangnya, tetapi dengan persiapan yang sungguh-sungguh maka ibadah dapat berjalan dengan sempurna, menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Persiapan ini bukan hanya dari pihak pelayan mimbar (pemimpin ibadah, pemusik, singer) tetapi juga dari jemaat. Hendaknya jemaat mempersiapkan diri dengan baik untuk beribadah kepada Tuhan di hari Minggu, menyanyikan lagulagu dengan sungguh hati, bukan hanya sembarang, karena apa yang keluar dari mulut jika tidak dengan sungguh diucapkan itu sia-sia. Sama seperti seorang pria gombal yang berjanji kepada pacarnya akan terus setia, tetapi di saat yang sama sembari menggandeng pacarnya keluar dari mal kemudian melirik dan menggoda wanita cantik yang lewat di sebelahnya. Bukankah ini sama seperti kita ketika beribadah kepada Tuhan, menggandeng tangan Tuhan, tetapi di saat yang sama pikiran kita melantur kepada hal-hal lain di rumah, di tempat kerja, memikirkan nanti mau makan kemana dan apa, mau liburan ke mana, memikirkan kekasih/anak/istri, dll... Berhentilah berselingkuh di depan mata Tuhan! Dari ke-enam point ini, dapat disimpulkan bahwa musik dalam ibadah adalah musik yang diinginkan dan ditujukan untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan, musik yang membutuhkan keahlian membutuhkan keahlian, pemahaman, dan tujuan tertingginya adalah menyampaikan Injil Kristus. Musik tidak hanya sekedar hasil atau maha karya seni yang tinggi. Pengajaran dunia mungkin saja membebaskan untuk menggunakan musik tanpa aturan, tetapi bagi gereja tidak.

Musik adalah suatu kesukaan bagi Allah, karena itu Allah memberikan kemampuan bermain musik bagi manusia, umat-Nya. Walaupun manusia telah jatuh ke dalam dosa dan terpisah dengan Allah, namun Allah melihat suatu potensi dalam diri manusia yang adalah gambar-Nya. Allah memberikan kemampuan bagi manusia untuk berkreasi bagi kemuliaan nama-Nya. Dengan demikian musik sebagai kreasi manusia harus memuliakan Allah. Musik mempunyai dasar teologi yang dengan jelas ditemukan dalam Alkitab ataupun kehidupan orang percaya sejak dahulu. Musik telah menjadi partner bagi orang percaya. Dengan demikian, musik adalah kebutuhan utama (primer) bagi umat Kristen yang mau tidak mau sudah dan akan memengaruhi kehidupan umat Kristen pada zaman dulu dan di masa sekarang ini.

Kesimpulan Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa musik di dalam ibadah adalah: 1. Musik sebagai informasi tentang Firman Tuhan. Dalam musik ada syair-syair yang menginformasikan FT dan perkara-perkara besar serta keselamatan yang telah Tuhan kerjakan bagi kita 2. Musik adalah persembahan bagi Tuhan. Musik adalah anugerah dari Allah, oleh karena itu musik harus melayani dan dipersembahkan hanya bagi Tuhan, bukan untuk kesenangan diri Musik adalah salah satu sarana untuk memuji Tuhan, karena itu harus dilakukan dengan sepenuh hati, serius, bukan hanya sekedar basa-basi ataupun sekedar ada. Musik memiliki peranan yang besar dalam ibadah, tidak bisa dipisahkan, karena itu musik harus dikerjakan dengan baik, yang diresponi dengan baik oleh jemaat pula. Pemain volley tidak bisa bermain sendiri, harus ada yang terus memvolley bola sehingga tidak jatuh ke tanah. Demikian pula dengan ibadah. Musik yang baik juga membutuhkan respon yang baik dari jemaat, sehingga sungguh hadirat Allah bisa nyata dan kemuliaan-Nya. Jangan sampai terjadi apa yang tercantum dalam Amoz 5:2124, dimana Allah menolak ibadah orang Israel karena itu adalah ibadah yang munafik, tanpa hati: 5:21"Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. 5:22Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. 5:23Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.

5:24Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir." Biarlah puji2an kita menjadi berkat bagi diri kita, orang lain, dan memuliakan nama-Nya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai