III - 1
III - 2
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 3
2.1.3 Satuan Morfologi Dataran Rendah Morfologi dataran rendah merupakan daerah landai dengan kemiringan lereng 0-2 %, biasanya material penyusun dataran rendah adalah material hasil transportasi sungai maupun laut. Pada daerah penelitian dibagi menjadi 3 bentukan morfologi, yaitu dataran pantai, dataran banjir dan gosong sungai. Morfologi dataran mendominasi wilayah penelitian menempati 50% yang III - 4
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 5
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 6
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 7
Gambar 3-2. Kolom Stratigrafi Regional Pasangkayu Sulawesi Barat (Calvert, 1999)
2.4 Bahan Galian atau Pertambangan Batuan Pasir dan Batu Pasir dan batu disingkat sirtu merupakan endapan yang belum terkonsolidasi dengan baik (sebagai material lepas) dengan ukuran butir bervariasi (1/16 2 mm untuk material pasir dan ukuran batu >2 mm). Sirtu merupakan material yang berasal dari hasil pelapukan secara fisik dari batuan induk berupa batuan beku, sedimen atau batuan metamorf yang mengalami pengangkutan kemudian diendapkan pada lingkungan pengendapan masing-masing.
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 8
Tabel 3-1. Hasil Analisa Butir dengan saringan Batu pasir Kabupaten Mamuju Utara
Kode Sampel Ukuran/No Saringan (Mesh) 4 8 10 20 40 80 100 200 Pan Total 4 8 10 20 40 80 % Tertahan Saringan; Masing-masing Berat (gram) % 0 0 0 0 0.2 0,04 1.2 0.24 1.3 0.26 10.6 2.12 7.2 1.44 40.5 810 439 87.80 500 0 0.4 0.1 8.9 81.4 165.8 100 0 0.08 0.02 1.78 16.28 33.16
PS1 MATRA
PS2 MATRA
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 9
Dianalisa pada laboratorium UPTD Dinas Prasarana Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2009
a. Pasir Berwarna abu-abu dan kecoklatan, berbutir halus hingga sangat kasar,agak padat hingga material lepas sebagian bercampur dengan sisa tumbuhan. Pasir yang dijumpai di lapangan merupakan endapan sungai yang tersebar pada alur-alur sungai terutama pada sungai berukuran besar pada daerah penyelidikan, antara lain S. Pasangkayu, S. Lariang dll, sedangkan endapan pasir pantai tersebar di sepanjang pantai Mamuju Utara warna abu - abu kehitaman dengan sortasi baik, mempunyai ukuran butir relatif seragam, di antaranya seperti pada gambar berikut; Pada endapan pasir sungai umumnya terakumulasi bersama dengan material lainnya seperti kerikil, kerakal , bahkan dapat bercampur dengan bongkah-bongkah yang ada di sungai.
b. Kerikil dan kerakal Adalah material lepas berukuran lebih besar dari 2 cm, tersebar pada alur-alur sungai terutama pada bagian hulu, terdiri dari fragmen-fragmen dari beberapa macam batuan, antara lain granit, diorit, basal ,andesit, batupasir dan batulempung. Endapan aluvial dijumpai pada beberapa lokasi di antaranya; Sungai Sarjo, Daerah Surumana Kecamatan Sarjo, daerah Taba Kecamatan Bambaira, Sungai Randomayang, daerah Nulae Kecamatan Bambalamotu, Hulu Sungai Patagang Kecamatan Dapurang, Hulu Sungai Karossa, Kecamatan Dapurang, hulu Sungai
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 10
Gambar 3-5 Endapan sungai terdiri dari pasir, kerikil, Kerakal sampai bongkah
3. Kondisi Tanah 3.1. Tanah dan Orde Tanah Pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan tanah dapat berbeda-beda, tergantung dari segi mana tanah itu dilihat. Batasan atau definisi tanah yang dilihat dari segi ahli bangunan sudah tentu akan berbeda dengan definisi yang dilihat dari segi ahli pertanian, dan sebagainya. Banyak batasan-batasan (definisi) yang dibuat orang tentang tanah yang kadangkala definisi tersebut singkat saja, namun adapula batasanbatasan yang cukup panjang. Namun batasan yang dikemukakan disini adalah merupakan kombinasi definisi yang dibuat oleh Joffe dan Marbut, kedua nama tersebut merupakan dua ahli ilmu tanah yang kenamaan dari Amerika Serikat. Tanah itu adalah tubuh alam (Natural Body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya alam (Natural Forces) terhadap bahan-bahan alam (Natural Material) dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat berdeffrensiasi membentuk horisonhorison mineral maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifatsifatnya dengan bahan induk dibawahnya dalam hal morfotogi komposisi kimia, sifatsifat fisis maupun kehidupan biologisnya. Bahan-bahan anorganik tersebut mendukung tumbuhnya jasad hidup. Jasad hidup dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya apabila dalam tanah itu tersedia apa yang disebut hara, air dan udara. Pada permukaan daratan didapatkan bendabenda tanah, batu-batu keras, lumpur payau-payau atau rawa-rawa, tumbuh-tumbuhan, lava dan lahar gunung berapi atau hanya beberapa atau satu macam saja dari bendaDokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 11
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 12
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 13
PARAMETER
Pasir Debu Liat Permeabilitas BeratIsiTanah RuangPoriTanah Corganik Ntotal C/N pHH2O(1:2,5) pHKCl(1:2,5) P2O5(HCl25%) P2O5(BrayI) K2O(HCl25%) Ca Mg K Na KTK KB Aldd Hdd
SATUAN
% % % cm/jam g/cm3 % % %
NILAI
3,71 79,87 16,42 16,67 1,17 55,85 1,67 0,18 12,15 5,57 4,32 23,62 22,79 69,41 3,06 0,39 0,59 0,64 20,29 23,06 0,70 0,30
Keterangan
LempungBerdebu
Cepat SangatTinggi Rendah Rendah Sedang Masam Masam Sedang Rendah Tinggi Rendah SangatRendah Sedang Sedang Sedang Rendah
mg/100g ppm me/100g me/100g me/100g me/100g me/100g me/100g % me/100g me/100g
Sumber : Hasil Analisis Laboratoriun Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, 2011
Di dalam tanah dan tanaman, Nitrogen (N), sangatlah mobil, kalium (K) agak mobil sedangkan fosfor tersedia cenderung relatif lebih stabil. Ketiga unsur tersebut mempunyai peranan masing-masing mulai dari pertumbuhan vegetatif, perkembangan perakaran dan pembuahan. Secara umum unsur Ntotal dan P-
tersedia di lokasi kegiatan adalah beragam. Kandungan Nitrogen total tergolong rendah 0,18%, sedang fosfor tersedia juga tergolong sedang yaitu 23,62 ppm P2O5.
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 14
III - 15
PARAMETER
Suhu Padatan Terlarut Total (TDS) Residu Tersuspensi PH Conductifitas Turbiditas/Kekeruhan Salinitas Oksigen Terlarut (DO) Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD) Amoniak Bebas (N-NH3) Nitrit (N-NO2) Nitrat (NO3) Total Fosfat sebagai P Tembaga (Cu) Seng (Zn) Timah Hitam (Pb) Mangan (Mn) Kadmium (Cd) Besi (Fe) Sulfat (SO4)
SATUAN
C mg/L mg/L mS/cm NTU mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
Baku Mutu *)
Alami 1.000 50 6-9 Alami 6 2 10 (-) 0.06 10 0,2 0.02 0.05 0.03 (-) 0.01 (-) 400
Keterangan : *) = Baku Mutu Air Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Th. 2001 Kelas II
Adapun Hasil analisis berbagai parameter kualitas air dijelaskan sebagai berikut:
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 16
III - 17
III - 18
Ket : Baku mutu : PP.No 41 tahun 1999 dan KEPMEN No.48/MENLH/ II / 1986.
b. Kebisingan Penentuan tingkat kebisingan dilakukan dengan mengadakan pengukuran langsung disumber kegiatan dan dilokasi yang diprakirakan akan terpengaruh oleh kegiatan tersebut. Tingkat kebisingan pada lokasi sumber kegiatan adalah 46,00-54,00 dBA. Kebisingan dari sumber kegiatan pada kondisi rona awal masih tergolong normal (di bawah ambang baku mutu yang diperkenankan yakni 55 dBA untuk pemukiman).
3.3. KOMPONEN BIOLOGI 3.3.1. Biologi Teresterial Pengamatan terhadap biota daratan (teresterial) meliputi vegetasi (flora) dan satwa (fauna) baik yang bersifat alami maupun kelompok budidaya yang terdapat pada lokasi studi. Pengamatan terhadap vegetasi dilakukan langsung di lapangan, sedangkan untuk satwa disamping dilakukan pengamatan langsung, juga dilakukan wawancara. 1) Flora Jenis-jenis flora/vegetasi yang dominan meliputi tumbuhan/tanaman antara lain adalah kelapa (Cocos nucifera), Kakao (Theobrema cacao), Jawa/Tammate (Lannea coromandelica), Kangkungan (Ipomoea pes-caprae), mangga (Mangifera indica), dan vegetasi rumputan. Hasil pengamatan lapangan dan orientasi lapangan menunjukan bahwa di lokasi rencana Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU (Tambang Galian C) di Kec. Lariang dan sekitarnya, tidak terdapat jenis vegetasi yang tergolong langka dan dilindungi.
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 19
Tabel 3.5 Jenis-jenis Tanaman Perkebunan dan Hortikultura di Lokasi Tapak Proyek dan sekitarnya.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Jenis Cocosnucifera Theobremacacao Musaparadisiaca Mangiferaindica Artocarpusheterophyllus Averhoabelimbi Psidiumguajava MorindacitrifolioL Nama Indonesia / Lokal Kelapa Kakao Pisang Mangga Nangka Belimbingwuluh Jambubiji Mengkudu
Tidak ditemukan adanya species tumbuhan langka atau endemik. Jenis-jenis tumbuhan yang ada merupakan jenis tumbuhan khas penyusun ekosistem pantai, diantaranya adalah rumput tikusan (Spinifex littoreus), teracak kambing (Ipomoea pes-caprae), biduri (Calotropis gigantea), dan waru laut Thespesia populnea. Jenisjenis tanaman tersebut (terutama teracak kambing, waru laut, dan pandan laut) umumnya merupakan jenis vegetasi utama penyusun formasi hutan pantai pada formasi terdepan. Jenis pohon yang paling dominan adalah Ketapang (Terminalia catapa) dan Johar (Cassia siamea), selain itu terdapat pula dominasi dari jenis tanaman hortikultura yaitu Mangga (Mangifera indica) dan Nangka (Artocarpus heterophyllus). Pohonpohon tersebut umum ditanam sebagai pohon peneduh di tepi jalan maupun tegalan.
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 20
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2010 Keterangan: D: Dilindungi; E: Endemik; TD: Tidak Dilindungi
Fauna terestrial di area studi yang paling mudah dijumpai adalah burung. Terdapat 7 jenis burung yang dijumpai, semuanya merupakan jenis burung darat. Jenis burung yang paling umum dijumpai adalah walet sapi (Collocalia esculenta), tekukur (Streptopella chinensis), dan burung gereja erasia (Passer montanus). Keberadaan jenis-jenis burung tersebut diduga berkaitan dengan tipe vegetasi area studi yang merupakan padang terbuka yang didominasi semak dan hanya ada sedikit pohon. Semak dan belukar merupakan habitat ideal bagi serangga yang merupakan makanan walet sapi. Bulir-bulir rumput adalah makanan yang sesuai bagi burung pemakan biji seperti burung gereja erasia. Jenis fauna lain yang dapat dijumpai adalah kelompok insecta yaitu capung Crocothemis servilia, beberapa jenis kupu-kupu (Lepidoptera), belalang (Locusta spp dan Valanga sp), serangga lain, dan bunglon. Fauna hasil domestikasi yang dapat
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 21
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 22
Sta-3
Sumber :
Laboratorium Program Studi Budidaya perairan/Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Desember 2009.
Tabel 3.8. Kelimpahan dan Indeks Keanekaragaman Plankton di Perairan Sungai Lariang (Muara) di sekitar Lokasi kegiatan
Parameter Densitas Fitoplankton Densitas Zooplankton Densitas Total Plankton Ind.Div. Fitoplankton Ind.Div. Zooplankton Ind.Div. Total Plakton Sta-1
126 10 136 0.783 0.737 0.894
Lokasi Sta-2
280 12 292 0.448 0.007 0.532
Sta-3
280 12 292 0.448 0.007 0.532
Jumlah
686 34 720 1.679 0.751 1.958
Rerata
228.67 11.33 240.00 0.560 0.250 0.653
Hasil analisis menunjukkan bahwa keanekaragaman atau diversitas plankton yang terdapat di masing-masing lokasi pengambilan sampel berkisar antara 6 - 28 genera. Kepadatan atau densitas plankton di masing-masing lokasi rata-rata berkisar 177 individu/liter dengan indeks diversitas (Shanon-Wiener) plankton rata-rata berkisar 0.758. Jenis plankton yang dominan di lokasi ini adalah genera Nitzschia sp. Berdasarkan indeks diversitas plankton di beberapa sungai sekitar rencana kegiatan, menunjukkan bahwa perairan ini termasuk dalam kategori sedang (skala 2) (Lee at., all, 1978). 2. Benthos Benthos merupakan organisme yang selama hidupnya menempati atau hidup pada dasar perairan yang pada umumnya organisme ini senang atau menyukai untuk membenamkan diri kedalam dasar perairan. Keanekaragaman benthos sangat dipengaruhi oleh kualitas air pada umumnya maupun substrat, termasuk kandungan nutrisinya. Jenis dan jumlah benthos pada sungai-sungai di sekitar kegiatan bervariasi.
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 23
Nama Indonesia Ikan Sidat Ikan Bula-bula Ikan Tawes Ikan Blosok Ikan Belut Ikan Lele Ikan Gabus Ikan Gurami
Nama Ilmiah
Anguila anguila (E) Megalops cprinoides Puntius javaniscus Monopterus albus Ophiocephalus striatus Clarias Bataracus Channa striatus (B.I) Osphronemous gouramy
Sumber :
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 24
b. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur Pada Table 3.11, tergambar bahwa kelompok umur 10 14 tahun adalah kelompok umur paling dominan, yakni 964 jiwa atau 13,51%, kemudian disusul kelompok umur 0004 tahun sebanyak 850 jiwa atau 11,91%, dan kelompok umur 15 19 tahun sebanyak 699 jiwa atau 9,60%. Sedangkan kelompok umur 70 74 tahun yang paling sedikit yaitu hanya 1,51% dari keseluruhan penduduk Pecamatan Lariang sebagaimana tersaji pada table 3.11. Berdasarkan data Kabupaten Mamuju Utara Dalam Angka Tahun 2010, Penduduk Kecamatan Lariang terdiri dari anak-anak 0-14 tahun sebanyak jiwa (34,00%), penduduk dewasa usia 15 - 59 tahun sebanyak 29.913 jiwa (55,47%) dan penduduk lanjut usia (55 tahun) sebanyak 2.681 jiwa (4,97%). Untuk jelasnya penduduk menurut kelompok umur di wilayah studi tersaji pada table berikut:
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 25
Berdasarkan komposisi tersebut, rasio beban tanggungan penduduk adalah sebesar 64,05%, artinya tiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 64 jiwa penduduk usia non produktif. c. Laju Pertumbuhan Penduduk Pada tahun 2007 Kecamatan Lariang masih bagian dari Kecamatan Baras Kabupaten Mamuju Utara, oleh sebab itu apabila perhitungan penduduk didasarkan pada tahun 2007, maka pertumbuhan penduduk Kecamatan Lariang adalah -79% hal ini karena adanya pemekaran wilayah Kecamatan Baras menjadi tiga Kecamatan yakni Kecamatan Baras sendiri, Kecamatan Bulu Taba, dan Kecamatan Lariang. Namun dapat diprediksi kedepan bahwa kecamatan tersebut akan mengalami pertumbuhan penduduk yang sifatnya positif, karena letak geografis kecamatan tersebut secara geografis berada cukup strategis yakni berada dijalur trans Sulawesi dengan kondisi tanah yang cukup subur, apalagi kecamatan tersebut adalah salah satu daerah tujuan transmigrasi. d. Tingkat Pendidikan Penduduk Ketersedian sarana pendidikan baik yang formal maupun non formal akan sangat berpengaruh kepada peningkatan sumber daya manusia dan juga akan menjadi barometer terhadap kualitas suatu masyarakat. Data tentang tingkat pendidikan penduduk tidak diperoleh data yang pasti, namun dari hasil wawancara aparat
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 26
III - 27
Jumlah 3 6 2 11 1 3 7 30
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa jenis pekerjaan utama yang digeluti oleh responden paling besar adalah bekerja sebagai petani yakni 36,67%, dan yang terkecil adalah nelayan hanya 3,33%. Kemudian terdapat 23,33% memiliki mata pencaharian tidak tetap. Sementara itu responden memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Berdasarkan hasil wawancara, pekerjaan sampingan yang banyak digeluti adalah buruh, tukang, sopir dan lainnya seperti yang terlihat pada tabel berikut. Tabel 3.13. Jenis Pekerjaan Sampingan Masyarakat di Wilayah Studi
No 1 2 3 4 5 Jenis Pekerjaan Tukang batu/kayu Buruh tani Meramu hasil hutan Sopir Lainnya Jumlah
Sumber: Data primer tahun 2011
Jumlah 7 8 4 6 5 30
b. Pendapatan penduduk Besarnya pendapatan penduduk sebagaimana dicerminkan pendapatan para responden merupakan akumulasi nilai pendapatan baik dalam pekerjaan pokok maupun sampingan. Tingkat pendapatan keluarga; merupakan jumlah dari pendapatan suami dan istri, serta pendapatan anggota keluarga yang tinggal bersama setiap bulan. Untuk mengetahui besarnya pendapatan responden dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.14. Komposisi pendapatan keluarga responden di wilayah studi
No. 1 2 3 Tingkat Penghasilan (Rp.) <300.000 300.000 500.000 510.000 700.000 Jumlah 9 12 2 Persentase 30.00 40.00 6.67
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 28
Jumlah 3 2 2 30
Memperhatikan tabel di atas jika dikelompokkan menunjukkan bahwa, terdapat 70% responden dengan tingkat pendapatan Rp.500.000,- kebawah, kemudian 23,33% responden memiliki pendapatan Rp.500.000,- keatas, dan terdapat 6,67% responden memiliki pendapat tidak menentu. Mencermati tingkat pendapatan yang diperoleh responden jika dikaitkan dengan harga kebutuhan pokok dewasa ini, maka penghasilan yang diterimanya belum dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari untuk dapat hidup secara layak. 3.4.3. Sosial Budaya a. Agama Berdasarkan Kabupaten Mamuju Dalam Angka Tahun 2010, mayoritas penduduk di kecamatan studi menganut agama Islam dengan proporsi sebanyak 78,24% (5.583 jiwa), Hindu 16,87% (1.204 jiwa), Protestan 2,45% (175), Khatolik 2,44% (174Jiwa). Untuk menunjang kekhususan pemeluk agama masing-masing, maka di Kecamatan studi tersedia tempat peribadatan masing-masing agama, yaitu; masjid 14 buah, pura 5 buah, gereja 4 buah, dan mushallah 3 buah. Kehidupan beragama di wilayah studi berjalan cukup harmonis, tidak dijumpai adanya konflik-konflik horizontal yang diakibatkan oleh perbedaan kepercayaan. b. Suku, Adat Istiadat dan Proses-Proses Sosial. Suku asli warga masyarakat yang bermukim di wilayah studi adalah suku Mandar, disamping suku-suku pendatang lainnya seperti Suku Bugis, Makassar, Kaili, Nusa Tenggara, Jawa, dan Bali yang datang sebagai warga transmigrasi. Dalam kehidupan sehari-hari terlihat setiap suku masih erat memegang teguh adat istiadat mereka. Pengaruh agama masih terlihat dominan dalam kehidupan upacara syukuran panen, hajatan keluarga dan sebagainya. Kuatnya masing-masing etnis memegang teguh adat istiadat yang dibawah dari daerah asalnya masing-masing, sehingga dengan mudah diidentifikasi dengan hanya melihat kebiasaan-kebiasaan mereka sehari-hari.
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
budaya
masing-masing suku bangsa, hal ini terlihat dalam upacara perkawinan, kedukaan,
III - 29
III - 30
III - 31
Dari hasil wawancara terhadap staf Puskesmas diperoleh informasi bahwa kasus gangguan penyakit umumnya, banyak terjadi pada masa-masa peralihan musim, baik dari musim kemarau kemusim hujan maupun sebaliknya. b. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Lariang terdiri dari Puskesmas 1 unit, Puskesmas keliling 1 unit, Puskesmas Pembantu (Pustu) 11 buah, dan Posyandu sebanyak 8 unit. Saranasarana kesehatan tersebut didukung oleh tenaga kesehatan masing-masing dokter 2 orang, perawat 2 orang, dan dukun bayi 4 orang.
Dokumen UKL-UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. Maju Bersama di Desa Bambakoro Kec. Lariang,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat
III - 32