Anda di halaman 1dari 2

Dualisme partikel-gelombang, apa artinya?

Dalam kajian saya selama ini saya terus-menerus dikacaukan terhadap apa sih maksud sebenarnya dari kata-kata dualisme partikel-gelombang ? Dahulu pernah saya sudah merasa sangat yakin bahwa kata dualisme disini berarti wujud dari gelombang yang tidak hanya berupa gelombang tetapi juga berarti sebuah partikel. Nah disini muncul rasa curiga saya terhadap sifat ini, pertama apakah wujud ini hadir bersamaan jadi dalam satu waktu berwujud partikel juga dan gelombang juga ataukah hadir satu-satu maksudnya pada suatu waktu partikel dan pada waktu yang lain berupa gelombang? Pertama saya ingin memeriksa pernyataan pertama yang sedikit nyeleneh ini, bahwa wujud gelombang dan partikel hadir pada saat bersamaan, jika hal ini benar maka yang akan kita temukan kedua-duanya jadi wujudnya partikel-gelombang sungguhlah sangat aneh, jujur sangat-sangat aneh. Sebagaimana hal yang dikemukakan schrdinger pada percobaan kucingnya yang diletakannya di dalam kotak yang terdapat zat radioaktif dan racun, dimana dengan sebuah metode tertentu karena peluruhan dari zat radioaktif tersebut racun akan menyebar yang mengakibatkan kucing tersebut dalam keadaan hidup-mati yaitu tidak hidup juga tidak mati, aneh bukan makhluk berada dalam keadaan hidup juga dalam keadaan mati. Pertanyaan ini pernah dijawab dengan seenaknya oleh si peramal Werner Heiseberg yang dengan lugunya mengatakan buka saja kotaknya maka akan tahu kucing tersebut sudah mati atau masih hidup. Dalam pernyataan Heisenberg ini menurut hemat saya mengandung sebuah pemecahan teka-teki yang luar biasa. Kita akan berkata bahwa kucing dalam keadaan hidup-mati ketika kucing masih berada dalam kotak tertutup dan tidak ada alat-alat pendeteksi akan keadaan kucing tersebut, jadi kucing tersebut benar-benar di dalam wilayah yang tidak terdapat campur tangan manusia untuk menobservasinya,. Namun ketika manusia mampu mengobservasi dan menggunakan peralatannya untuk mengetahui keadaan si kucing maka manusia bisa mengatakan keadaannya sudah hidup atau sudah mati. Begitu juga ketika kita mengatakan partikel yang sedang berada dalam ruang bebas (tidak ada alat untuk mengobservasi wujudnya) maka dapat dikatakan partikel tersebut dalam wujud partikel-gelombang namun ketika kita menempatkan alat-alat untuk mengkonfirmasi wujudnya maka kita akan memperolehnya sesuai dengan alat pendetekasi apa yang kita gunakan pertama kali, pendeteksi gelombangkah atau pendeteksi partikel? Jika perangkat kita rancang sedemikian rupa yang memungkinkan partikel-gelombang tersebut lewat di alat pendeteksi gelombang kemudian menuju alat pendeteksi partikel. Menurut hasil-hasil yang telah dilakukan maka kita akan mendapatkan wujudnya berupa alat deteksi apa yang partikel-gelombang tersebut lewati dan anehnya lagi jika wujud tersebut sudah dikonfirmasi maka di alat pendeteksi selanjutnya tidak terdeteksi wujud partikelnya. Nah jika kita buat antara dua perangkat ini berjarak sangat jauh mungkinkah akan berubah hasilnya? Hal ini masih saya belum mengerti. Jadi sekarang saya akan berusaha memaksaan sebuah konsep yang janggal ini unutk saya anggap hal ini benar dan menjadi jawaban saya bahwa maksud dualisme partikel adalah wujud yang secara bersamaan ada, bukan satu ada dan yang lain hilang. Dengan pengandaian ini saya ingin membahas menapa ketika elektron meloncat dari suatu keadaan energi ke keadaan energi lain terdapat daerah diantara dua daerah energi ini yang memberikan kita informasi bahwa tidak ada partikel di daerah tersebut. Nah dari sini bisa kita jawab bahwa daerah tersebut sebenarnya sama saja dengan alat pendeteksi gelombang, hehehe saya rada ngarang juga. Jadi pada daerah ini maka tidaklah terdeteksi sifat partikel dari partikelgelombang nah masalahnya kenapa pada daerah energi terkuantisasi yang merupakan tempat tujuan loncatan partikel-gelombang tersebut masih terdeteksi sifat partikel di tempat tersebut. Nah pertanyaan saya apakah kita bisa merancang alat untuk mendeteksi sifat partikel pada satu waktu dan sifat partikel pada waktu yang lain. Jika terdeteksi maka sifat partikel-gelombang adalah nyata dan tidaklah ada

konsep ketika dia diuji sifat gelombangnya pada alat pertama maka pada alat kedua tidak terdeteksi sifat partikelnya, yang artinya sifat partikel-gelombang tidaklah terhilangkang salah satu sifatnya meskipun salah satu sifatnya telah dipastikan. Jadi sifat partikel-gelombang sifatnya terus-menerus. Mungkin jawaban saya hari ini akan berubah lagi dengan bertambahnya pemahaman saya tentang makna dualisme partikel-gelombang, jadi untuk hari ini jawaban ini akan saya anggap benar.

10/11/2012 8:31:04 AM Pada saat ini pemahaman saya tentang dualisme partikel mungkin sudah berubah. Menurut saya sekarang partikel ya tetap saja partikel. Namun ketika dia bergerak maka cara dia bergerak jauh berbeda dari cara partikel konvensional bergerak, yaitu sifat undeterministiknya. Pada partikel konvensional kita akan mampu memprediksi dimana letak partikel pada sembarang waktu namun hal ini sangat berbeda ketika kita mempelajari fenomena gerak pada partikel di level kuantum makaa kita akan mendapatkan posisi patikel dapat dimana saja sehingga bersifat mengisi seluruh ruang yang tidak lain tidak bukan merupakan karakter dari gelombang yang memang mengisi ruang dalam penjalarannya. Disinilah letak perbedaan mendasarnya partikel memiliki sifat terlokalisasi (terkungkung dalam ruang) namun gelombang mengisi selurung ruang. Namun pada hakikatnya dia tetaplah partikel nah oleh sebab itu gelombang ya tetap saja partikel. Nah pertanyaanya mengapa ketika diletakkan detektor sifat gelombang terdeteksi sifat gelombang yaitu tidak memusat pada satu titik tetapi memiliki pola interferensi? Jawabannyaadalah karena ketika partikel bergerak dia boleh berada kemana saja tidak seperti partikel konvensional yang lintasannya pasti. Menurut beberapa ahli pola ini sebenarnya diakibatkan oleh adanya banyak partikel yang saling tumpang tindih sehingga pada layar akan menghasilkan pola seperti demikian. Nah sekarang kita dihadapkan masalah baru yaitu jika kita hanya menembakan partikel tunggal apakah akan memberikan hasil yang sama juga? Karena apa? Karena partikel pun berdasarkan hipotesis de broglie tetaplah bersifat gelombang. Jadi jika ini benar-benar terjadi maka keanehan dalam dunia kuantum maka akan benar-benar aneh. Kita sudah dipusingkan dengan pertanyaan, kenapa partikel begerak diperbolehkan kemana-mana? Dan kita tidak tahu bagaimananya juga. Tetspi begitulsh ilmu kemajuannya belum tentu didasari dengan jawaban kemengapaan sebuah postulat tetapi kita telan begitu saja. Seperti alam sedang mengatakan jika tidak seperti demikian ya bukan kami, itulah kami. Namun saya rasa semua hukum sebenarnya ada hukum penghabisan yang mampu mengatur hukum-hukum lain bertingkah seperti demikian. Sebagaiman ketika kita sedang berpikir maka akan terjadi banyak reaksi-reaksi kimia di dalam otak kita tanpa kita harus mengatur reaksi tersebut dan sadar terdapat reaksi namun sebenarnya reaksi tersebut telah diatur oleh sebuah model tunggal yang sangat mendasar yang darinya diturunkan perintah-perintah untuk untuk keberlangsungan reaksi. Dan begitulan alam seharusnya dapat dijawab oleh satu model manunggal yang darinya terdefinisikan perintah-perintah yang hanya garis besar dan sederhana namun turunannya merupakan memili berbagai model yang mungkin.

Anda mungkin juga menyukai