Anda di halaman 1dari 3

SANGHA THERAVĀDA INDONESIA

Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, Jl. Agung Permai XV/12, Jakarta 14350. Telp (021) 64716739. Faks (021) 6450206
Vihara Mendut, Kotakpos 111, Kota Mungkid 56501, Magelang. Telp (0293) 788236. Faks (0293) 788404

PESAN WAISAK 2553/2009

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Samaggā Sakhilā Hotha


Hendaklah salin rukun dan berbaik hati
(Apadāna II)

Samaggānam Tapo Sukho


Upaya kelompok orang yang bersatu menimbulkan kebahagiaan
(Dhammapada 194)

Tanggal 9 Mei 2009, umat Buddha memperingati Tiga Peristiwa Suci Waisak; saat
Kelahiran, Pencerahan Sempurna, dan Kemangkatan Guru Agung Buddha Gotama.
Kelahiran Buddha adalah kemunculan seorang manusia luhur yang kelak mampu
memahami Kebenaran Dhamma, Pencerahan Sempurna merupakan penembusan
Kebenaran Dhamma secara sempurna oleh seorang Buddha, serta Kemangkatan Buddha
adalah perealisasian Kebenaran Dhamma tertinggi atau Parinibbana. Meskipun guru
agung Buddha Gotama telah mangkat dua ribu lima ratus lima pulu tiga tahun yang
lampau, tetapi ajaran Kebenaran Dhamma masih tetap dipergunakan sebagai pandangan
hidup sebagian umay manusia di dunia dewasa ini, khususnya umat Buddha; karena
keberadaan Kebenaran Dhamma melintasi batas ruang dan waktu.

Sangha Theravada Indonesia mengangkat tema Peringatan Hari Raya Waisak


2553/2009 Kehadiran Buddha Sumber Keharmonisan dan Keutuhan Bangsa. Tema
tersebut mengingatkan umat Buddha sekalian bahwa peringatan hari raya Waisak adalah
memperingati kehadiran Buddha di tengah-tengah dunia ini. Kehadiran Buddha yang
sangat jarang terjadi sungguh merupakan suatu peristiwa yang sangat diagungkan bagi
kita, karena kehadiran Buddha sama halnya dengan kehadiran penyebab kebahagiaan
hidup yang sesungguhnya. Buddha mengingatkan kepada kita: bangun, jangan lengah,
tempuhlah kehidupan yang benar, siapapun yang menempuh hidup sesuai Kebenaran
Dhamma, ia akan berbahagia di dunia ini maupun di dunia selanjutnya.

Di tengah-tengah kehidupan yang senantiasa berubah, segala bentuk perubahan


dapat saja terjadi, harapan kita tentu perubahan yang terjadi akan menimbulkan
kegembiraan, tetapi tidak jarang terjadi perubahan yang berdampak kesedihan, krisis
ekonomi global merupakan salah satu bentuk perubahan dalam kehidupan perekonomian
yang menimbulkan kesulitan hidup. Kesulitan akibat krisis ekonomi global itu tidak akan
teratasi dengan penyesalan, ketidakberdayaan, bahkan putus asa. Sikap kita yang tepat
adalah mempunyai harapan hidup yang lebih baik untuk mencegah terjadinya penyesalan,
memiliki kecerdasan berupaya sebagai pengganti dari ketidakberdayaan, dan mempunyai
semangat hidup agar tidak terjadi keputus-asaan. Oleh karena itu sebaiknya umat Buddha
sekalian menyikapi perubahan hidup akibat krisis ekonomiglobal ini dengan sikap mental
pantang menyerah, terus berupaya dengan cerdas, menjalani jalan keluar sesuai
Kebenaran Dhamma.

Tahun 2009 bangsa Indonesia menyelenggarakan pesta demokrasi berupa Pemilihan


Umum. Rakyat mempunyai kedaulatan untuk memilih calon legislatif yang akan menjadi
anggota Dewan Perwakilan Rakyat serta Dewan Perwakilan Daerah, dan calon
Presiden/Wakil Presiden yang akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden selama lima
tahun ke depan. Meskipun pilihan umat Buddha sekalian bisa berbeda-beda, tetapi jangan
sampai perbedaan pilihan itu menjadi kondisi bagi ketidakrukunan satu sama lain.

Karena perbedaan pilihan itu adalah suatuhal yang wajar dalam hidup
berdemokrasi, masing-masing orang memiliki kebebasan berpendapat untuk menentukan
pilihannya. Kebebasan perlu dilandasi pertanggungjawaban yang jelas. Kebebasan tanpa
dibarengi dengan tanggung jawab sosil sama halnya dengan kebebasan yang akan
menghancurkan masa depan kehidupan sosial masyarakat. Sebaliknya kebebasan yang
dilakukan dengan penuh tanggung jawab tentu akan memajukan kehidupan sosial
masyarakat. Tanggung jawab perlu diterapkan terhadap pilihan kebebasan yang telah
dilakukan, dan pilihan kebebasan yang akan dilakukan. Kebebasan tanpa disertai
pertanggungjawaban sama halnya dengan perilaku semena-mena untuk memenuhi
kepentingan “ego’ pribadi ataupun kelompok. Keharmonisan dapat tumbuh berkembang
apabila tanggung jawab sosial atau tanggung jawab bersama menjadi perhatian utama
diawal perilaku kebebasan yang dipilih. Tanggung jawab sosial dapat terjadi apabila
manusia mengembangkan kebijaksanaan dan cinta kasih dalam kehidupan sosial, yang
kedua-duanya mempunyai tujuan yang jelas dalam rangka pengembangan Kebenaran
Dhamma.

Keutuhan bangsa merupakan hsil upaya mereka yang berjuang bagi kebersamaan
meskipun dalam keadaaan berbeda-beda. Komitmen kebersamaan perlu dibangun dalam
kehidupan berbangsa. Komitmen kebersamaan ini dapat terwujud apabila pemerintah dan
rakyat memperhatikan ajaran Buddha yang terdapat dlam Maha Parinibbana Suttanta.
Kemuliaan suatu bangsa tergantung pada tujuh hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah
dan rakyatnya, yaitu sering mengadakan pertemuan dengan dihadiri banyak peserta,
mengakhiri pertemuan dengan hasil kesepakatan bersama, menaati peraturan dn undang-
undang yang berlaku, memperhatikan dan menghargai pengalaman orang-orang yang
lebih cakap, memperhatikan dan menghargai harkat dan martabat perempuan,
membangun dan menjaga tempat-tempat ibadah di dalam maupun luar kota serta
menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan di tempat-tempat ibdag, dan melindungi
orang-orang yang menjalani hidup suci. Kemajuan suatu bangsa bisa diharapkan, bukan
keruntuhan, demikian penjelasan Buddha.

Marilah Umat Buddha sekalian menghormati Guru Agung Buddha Gotama, baik
dalam bentuk ucapan, tingkah laku, dan pikiran. Hendaknya bersikap hormat saat
membicarakan Buddha, saat memperlakukan Buddha, dan saat memikirkan Buddha.
Selamat Hari raya Waisak 2553/2009. Berkah Waisak senantiasa melimpah dalam
kehidupan Bapak, Ibu, Saudara, Saudari beserta keluarga, Pemerintah, Bangsa dan
Negara Indonesia. Harapan kami agar keharmonisan dan keutuhan bangsa tetap terjaga
dan berkembang makin baik.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, selalu melindungi

Semoga semua makhluk hidup berbahagia

Kota Mungkid, 9 Mei 2009

SANGHA THERAVADA INDONESIA

Bhikkhu Jotidhammo, Mahathera


Ketua umum / Sanghanayaka

Anda mungkin juga menyukai