Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Material Requirement Planning (MRP) merupakan metode yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan, dan seperangkat mekanisme pencatatan yang berkaitan secara logis dan dirancang untuk menjabarkan suatu jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) ke dalam kebutuhan setiap konsumen atau material yang dibutuhkan. Jadwal kebutuhan ini meliputi kapan dan berapa jumlah komponen atau material yang diperlukan atau dipesan. MRP merupakan suatu sistem time phase order point karena mampu mengintegrasikan antara waktu dan jumlah kebutuhan komponen atau material. Penambahan dimensi waktu ini mengharuskan adanya informasi tentang status persediaan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apa yang dipunyai? Apa yang dibutuhkan? Apa yang harus dilakukan?
1. MRP II is not
Beberaapa item berikut merupakan bagian MRP II; a computer system manufacturing control system inventory reduction plan complex o Beberapa software dapat menjadi komplek, tetapi kontrol interaksi pengguna tidak dibutuhkan. unique to a few industries
Benefit of MRP II
Lebih efisien dalam penggunaan sumber daya sejak reduksi dapat diantisipasi Perencanaan yang lebih diprioritaskan sejak jadwal produksi dapat dimodifikasi lebih mudah Meningkatkan pelayanan konsumen sejak waktu pengiriman dapat ditekan Meningkatkan moral karyawan dengan koordinasi dan komunikasi yang lebih baik. Informasi manajemen yang lebih baik sejak manajemen dapat menggunakan output dari sistem informasi untuk mengukur kinerja
4. Without MRP II
Apa yang akan terjadi jika perusahaan tidak menggunakan MRP II. Berikut adalah kemungkinan yang akan terjadi pada kondisi kontemporer sekarang ini; Pesanan (orders), janji pada konsumen kadang tidak dapat tepat waktu Beberapa data harus dimasukkan ke dalam sistem jauh hari sebelum benar-benar dibutuhkan. Orang mungkin akan banyak kehilangan data karena Orang mungkin menulis paper pekerjaannya tidak melalui sistem komputer. Sediaan yang tidak akurat karena masalah produksi. Kemungkinan pemborosan dengan dikeluarkannya uang lebih banyak akibat sediaan yang tidak diinginkan, karena ketidakakuratan departemen teknik/produksi. Departemen teknik/produksi yang tidak segera merubah data yang salah, akan mengakibatkan biaya mahal.. Ketika manajemen mendapat sediaan yang tidak akurat, akan lebih memperpanjang masalah periode selanjutnya. Gambaran laba dari ketidakakuratan dalam bill of materials and transaction reporting. Ketika terjadi setup mesin, waktu yang dibutuhkan untuk berbagai produk berbeda. Kita tidak tahu prioritas waktu mana untuk merubah waktu setup. Pada akhir bulan, karyawan akan mendapat pekerjaan berat ketika harus membersihkan sistem. Kemungkinan terjadi hal tidak terencana karena pergantian shift karyawan.
MRP digunakan banyak diguakan oleh banyak organisasi untuk memecahkan berbagai masalah mengenai pertanyaan WHAT items are required, HOW MANY are required dan WHEN are they required by. Penerapan item tersebut pada akhirnya menjadi sangat komplek karena terdapat dalam berbagai sub-subassemblies yang telah berkembang sedemikian komplek.
perakitan diterapkan pada setiap produk. Kemudian, sistem tersebut mengelompokkan produk dalam daftar bills of materials untuk dikembangkan oleh departemen teknik. Sistem ini bekerja melalui proses input dan output. Proses input dimasukkan dalam software yang digunakan untuk proses output. Proses input dan output dalam MRP mencakup; Inputs 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Master production schedule, merupakan kombinasi dari semua data dan expected demand. Kapan item terakhir yang bisa diproduksi (asumsi independen demand) Berapa lama waktu yang dibutuhkan Berapa kuantitas yang dibutuhkan Inventory status records. Bills of materials. Planning Data.
Proses 1. Gross Requirement , merupakan total expected demand dari item bahan baku selama periode. 2. Schedule Recipient , jadwal pesanan yang datang dari pemasok. 3. Project On Hand , jumlah sediaan diharapkan yang dimulai pada setiap periodenya. BOP: SR + Inv. Last periode 4. Net Requirement , jumlah aktual yang dibutuhkan pada ssetiap periode. 5. Planned Order Recipient , jumlah diharapkan diterima oleh periode awal Outputs Mencakup dua krteria output, yaitu; 1. Output 1 adalah "Recommended Production Schedule". Merupakan detail schedule minimum yang dibutuhkan untuk memulai proses produksi sesuai yang tertera pada Bill Of Material. 2. Output 2 adalah "Recommended Purchasing Schedule". Merupakan rincian item Purchase orderssesuai jadwal produksi production schedules.
Messages and Reports: Primary reports. o Planned Orders o Orders release o Changes Secondary reports o Performance control reports o Planning reports o Exception report
Lean thingking #3: Untuk memahami dasar-dasar Operational Excellence (OE), dalam seri tulisan Lean Thinking kali ini, saya mencoba sharing tentang konsep Just In Time (JIT). Apa definisi JIT ? Siapa yang mempelopori konsep JIT ? apa keuntungan dari penerapan JIT ? Bagaimana filosofi JIT ? Apa syarat untuk implementasi konsep JIT ? Siapa saja yang berperan dalam JIT ? berikut penjelasan dari berbagai pertanyaan tersebut, Salah satu tujuan kita berbisnis adalah memproduksi barang baik produk maupun jasa yang berkualitas tinggi (quality) dan memuaskan pelanggan (customer satisfication), oleh sebab itu pemahaman dan implementasi Konsep JIT sangat diperlukan sebagai prasyarat utama. Konsep Just In Ti me (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaanperusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh karena itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen. Just In Time (JIT) merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Dalam bahasa sederhanya pengertian pemborosan adalah segala sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan. Ada 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena 1. Over produksi ( OverProduction )
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Waktu menunggu ( Waiting ) Transportasi ( Transportation ) Pemrosesan ( Process production ) Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory ) Gerak ( Unnecessary Motion ) Cacat produksi ( Defects )
Dalam pelaksanaan konsep JIT terdapat empat hal pokok yang harus dipenuhi : pertama, Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan. kedua, Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya. ketiga, Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan. keempat, Berpikir kreatif, inovatif serta selalu menerima masukan atau saran dari karyawan
Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :
a. Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT). b. Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan. c. Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi. d. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel. e. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran untuk meningkatkan skills kerja. f. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan sedangkan elemen-elemen Just In Time (JIT) adalah tenaga
Pengurangan waktu set up Aliran produksi lancar (layout) Produksi tanpa kerusakan mesin Produksi tanpa cacat Peranan dan support operator produksi Hubungan yang harmonis dengan pemasok Penjadwalan produksi yang stabil dan terkendali Sistem Kanban
Tulisan ini hanya sekilas menjelaskan apa itu Just in Time (JIT), tentu masih banyak hal yang beum di jelaskan di tulisan singkat ini, oleh sebab itu tunggu tulisan-tulisan selanjutnya di seri tulisan sharing Lean Thinking berikutnya.. Bagaimana pendapat anda ? semoga bermanfaat ? salam dari Jiaxing, Zhejiang- China
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT: 1. Organisasi Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk
mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi. 2. Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi
perubahanyang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja JIT yaitu 1. Membentuk Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal. 2. Kanbal Pull System : Kanbal merupakan system manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan. 3. Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya. 4. Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan. 5. Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya. 6. Meratakan beban produksi. 7. Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning. 8. Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses. 3. Visibiltas/ pengendalian visual : Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan system visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam system tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling bersilangan. 4. Eliminasi Kemacetan : Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari
berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan. 5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup : Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi. 6. Total Productive Maintance : TPM merupakan suatu keharusan dalam sisitem JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut. 7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan Berkesinambungan. Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIt tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima. Startegi Penerapan Just in Time Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain: Startegi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pinpinan tersebut JIt tidak dapat terlaksana. Mengubah system, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan dating sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
Startegi penerapan Just in Time dalam system produksi. Penemuan system produksi yang tepa, yaitu dengan system tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyakmungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hany sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Keuntungan JIT antar lain 1. Waktu set-up pada gudang dapat dikurangi. Dengan pemotongan waktu dan biaya ini akan membuat perusahaan lebih efficient, dan perusahaan dapat lebih fokus untuk perbaikan pada bidang lainnya. 2. Aliaran barang dari gudang ke produksi akan meningkat. Beberapa pekerja akan fokus pada daerah pekerjaannya untuk bekerja secara cepat. 3. Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara lebih efisien. 4. Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih konsisten. 5. Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer. 6. Persediaan selalu dipertahankan untuk menjaga produkstivitas pekerja dan bisnis akan fokus pada turn over.
Bagi sebagian orang masih merasa asing dengan istilah Just In Time ( JIT ). Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang. Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota, yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System) dan sistem kanban. Konsep Just In Ti me (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh karena itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen. Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In Time yaitu: 1. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa. 2. Komitmen terhadap kualitas prima. 3. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi. 4. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas yang memberikan nilai tambah.
Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut : a. Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT). b. Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan. c. Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi. d. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel. e. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran untuk meningkatkan skills tenaga kerja. f. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan Persediaan JIT adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang secara tepat waktu. Pada persediaan JIT mensyaratkan bahwa proses atau orang yang membuat unit-unit rusak dapat dikirim untuk menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan sisa. Sistim JIT menghapus kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai barang akan dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus menerus agar dapat berproduksi. Dalam system JIT menerapkan untuk membeli barang hanya dalam kuantitas yang dibutuhkan saja. Untuk itu perusahaan harus mengikat kontrak panjang kepada pemasok agar bersedia mengirimkan barang yang kita pesan sesering mungkin. Hal ini agar tidak adanya persediaan di gudang. Produsi JIT adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur produksi menghasilkan secepatnya saat diperlukan dalam langkah selanjutnya dalam jalur produksi. Perusahaan harus memproduksi barang sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya persediaan. Pada system JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya. Dalam pengiriman barang dalam JIT harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka ia akan sering melakukn pesanan terhadap perusahaan produksi dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan memilih ke perusahaan produksi lainnya.
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkankualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan [1][2] produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun [1][2] menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.
Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota, yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System) dan [3] sistem kanban.
Kanban (?), berarti sinyal, yang merupakan sebuah konsep berhubungan dengan Lean manufaktur dan Just In Time (JIT). Menurut pencetusnya, Taiichi Ohno, kanban merupakan salah [2][3] satu cara untuk mencapat JIT. Kanban bukanlah sistim pengontrol persediaan, namun merupakan sistim pengaturan yang [4] membantu menentukan apa, kapan dan berapa banyak sebuah produk harus dibuat.
ASAL-USUL Istilah Kamban menggambarkan kayu atau logam menghiasi tanda sering mewakili sebuah merek dagang atau segel. Kamban menjadi bagian penting dari adegan perdagangan Jepang pada abad ke-17, sangat mirip dengan militer telah panji-panji kepada para samurai. Visual permainan kata-kata, kaligrafi dan cerdik bentuk yang bekerja untuk menunjukkan perdagangan dan kelas bisnis atau pedagang.
Pada akhir 1940-an, Toyota mulai mempelajari supermarket dengan tujuan untuk menerapkan dan menyimpan stoking rak-teknik untuk lantai pabrik, memperkirakan, di supermarket, pelanggan mendapatkan apa yang mereka butuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan dalam jumlah yang diperlukan. Selain itu, hanya supermarket saham-saham apa yang percaya itu akan menjual, dan pelanggan hanya mengambil apa yang mereka butuhkan karena pasokan masa depan terjamin. Ini menyebabkan Toyota untuk melihat proses sebagai pelanggan dari proses sebelumnya, dan proses-proses sebelumnya sebagai semacam toko. Proses pelanggan ini pergi ke toko untuk membeli komponen yang diperlukan, dan toko restocks. Seperti di supermarket, awalnya, papan yang digunakan untuk memandu "pembeli" Restocking spesifik lokasi.
"Kanban" menggunakan tingkat permintaan untuk mengontrol tingkat produksi, melewati permintaan dari pelanggan akhir melalui rantai proses pelanggan toko. Pada 1953, Toyota logika ini diterapkan dalam mesin pabrik utama mereka berbelanja
DEFINISI KANBAN
Kanban dalam bahasa jepang berarti "Visual record or signal". Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti bendera,lampu dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan "produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan" dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi", yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartukartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu.
Persiapan Pra Kanban Sebelum melakukan sistem kanban perlu dilakukan persiapan-persiapan dengan baik. Dalam SPT, penerapan sistem kanban didukung oleh persiapan-persiapan yang meliputi:
1. Pelancaran Produksi Pelancaran produksi adalah syarat yang paling penting untuk produksi dengan kanban dan untuk meminimalkan waktu mengganggur dalam hal tenaga kerja, perlengkapan dan barang dalam pengolahan. Pelancaran produksi memberikan beberapa keuntungan, yaitu memungkinkan operasi produksi menyesuaikan diri dengan cepat terhadap fluktuasi permintaan harian dengan secara rata memproduksi bebrbagai jenis produk setiap hari dalam jumlah kecil dan memungkinkan tanggapan terhadap variasi dalam pesqnan pelanggan tiap hari tanpa menyadarkan diri pada persediaan produk, serta jika semua proses mencapai produksi sesuai dengan waktu siklus, pengimbangan antar berbagai akan membaik dan persediaan WIP dapat berkurang.
2. Memperpendek Waktu Penyiapan Untuk memperpendek waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase penyiapan, yaitu: a. Fase Penyiapan Eksternal Yang terlebih daproses awal disiapkan adalah mal, peralatan, cetakan berikutnya dan bahan yang diperlukan. b. Fase Penyiapan Internal Fase dimana pekerja harus memusatkan perhatian pada pergantian cetakan, peralatan dan bahan sesuai dengan perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya.
3. Tata Letak Proses Menurut SPT, tata letak proses dan mesin akan disusun kembali untuk melancarkan aliran produksi berdasarkan sistem Penanganan Proses Ganda (multi-proses holding) dimana pekerja menjadai pekerja fungsi ganda. Dalam suatu lini penanganan proses ganda, seorang pekerja
menangani beberapa mesin dari berbagai proses satu per satu; pekerjaan di tiap proses akan berlangsung hanya bila pekerja itu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padanya dalam eaktu siklus yang ditentukan. Akibatnya masuknya tiap unit ke dalam lini diimbangi dengan selesainya unit produk akhir lainnya, seperti dipesan oleh operasi dari suatu waktu siklus.
4. Pembakuan Pekerjaan atau Operasi Operasi baku menunjukkan operasi rutin yang dilakukan oleh pekerja yang menangani berbagai jenis mesin sebagai pekerja fungsi ganda. Operasi baku rutin ini menunjukkan urutan proses yang harus dikerjakan oleh seorang pekerja dalam proses penanganan ganda di bagiannya. Keseimbangan lini dapat dicapai di antara pekerja dalam bagian ini karena setiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai waktu siklus.
5. Autonomasi Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah diproduksinya barang cacat secara masal pada mesin atau lini produk. Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir ke proses berikut secara kontinu tanpa terputus. Karena itu pengendalian mutu harus selalu berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem Kanban.
6. Aktivitas Perbaikan Aktivitas perbaikan adalah suatu unsur pokok dari sistem produksi yang membuat sistem produksi sungguh-sungguh dapat bekerja dengan baik. Tiap karyawan mempunyai kesempatan untuk memberikan saran dan mengusulkan perbaikan lewat suatu gugus kecil yang disebut Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil pekerja yang mempelajari konsep dan teknik kendali mutu secara spontan dan terus menerus untuk memberi pemecahan masalah di tempat kerja.
Fungsi Kanban Kanban mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku, komponen atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh workcenter yang ada di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat diperoleh jika penerapannya dengan menggunkan pendekatan pengurangan tingkat persediaan. Tingkat persediaan dapat dikurangi secara terkendali melalui pengurangan jumlah Kanban yang beredar selama proses produksi.
Menurut Yasuhiro Monden secara terperinci sistem kanban digunakan untuk melakukan fungsi sebagai berikut:
Perintah Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Kanban yang dituliskan merupakan suatu alamat yang menginformasikan proses sebelum tempat penyimpanan komponen yang telah diolah, dan menginformasikan proses yang sesudah tempat komponen yang dibutuhkan.
Pengendalian diri sendiri untuk mencegah over production. Sistem kanban merupakan mekanisme pengendalian diri sendiri sehingga memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan.
Pengendalian Visual Sistem kanban barlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu kanban.
Perbaikan Proses dan Operasi Manual Penggunaan sistem kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan karena peningkatan produktivitas mengakibatkan perbaikan keuangan sehingga memperbaiki perusahaan secara keseluruhan.
Pengurangan Biaya Pengelolaan Sistem kanban juga berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu mengurangi jumlah perencanaan menjadi nol.
kadang juga bisa menghambat proses dari pembuatan barang tersebut atau kadang juga bisa menghambat pelaksanaan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Inilah mengapa manajemen persediaan atau Inventory Management itu penting. Persediaan Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau persediaan untuk dijual kembali dan untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan terdiri dari :
o o
Persediaan alat alat kantor, adalah persediaan yang diperlukan dalam menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Misal alat tulis,kertas, tinta printer. Persediaan bahan baku, adalah item yang dibeli dari para Supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini yang akan diproses atau dioleh sehingga menjadi produk barang jadi. misalnya untuk industri mebel membutuhkan persediaan bahan baku berupa kayu jati dan rotan.
Persediaan barang dalam proses, adalah bagian dari produk akhir tetapi masih dalam proses pengerjaan karena masih menunggu item yang lain untuk diproses. Misalnya dalam industri makanan roti persediaan dalam proses berupa adonan roti dari beberapa bahan yang nantinya siap dimasak untuk menjadi roti.
Persediaan barang jadi, adalah persediaan produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusikan atau disimpan yang menjadi inti proses dari perusahaan. Misalnya dalam industri mobil itu meliputi mobil itu sendiri.
Manajemen Persediaan atau inventory management Manajemen Persediaan atau inventory management merupakan salah satu aset penting dalam perusahaan. Perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan. Karena pemborosan terjadi didalam persediaan. Namun jika tidak dipenuhi maka bisa menghambat produksi barang atau jasa. Mengendalikan persediaan atau inventory management yang tepat bukanlah hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana yang dikeluarkan terlalu besar, meningkatnya biaya penyimpanan (seperti biaya pegawai, Biaya operasional pabrik, biaya gedung, dll) dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun bila persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan (stock out ) karena seringkali barang persediaan tidak dapat didatangkan secara mendadak yang menyatakan terhentinya proses produksi, tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan. Kenapa kita harus mengadakan persediaan barang? Mengapa kita mengadakan persediaan barang mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi adalah 1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang barang atau bahan bahan yang dibutuhkan perusahaan. 2. Menghilangkan resiko dan material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. 3. Menumpuk bahan bahan yang dihasilkan secara musiman, sehingga dapat digunakan bila bahan tidak ada di pasaran. 4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin lancarnya arus produksi. 5. Penggunaan mesin yang optimal.
6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan perlanggan disuatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang yang dibutuhkan pelanggan. 7. Membuat pengadaan atau produksi tidak sesuai dengan penggunaan atau penjualnya. Oleh karena manajemen persediaan itu penting. Untuk manajemen persedian sekarang ini sudah harus terintegrasi dengan pemasaran dan dengan top manajemen. Istilah Just In time dalam Manajemen perusahaan bukan berarti mentiadakan persediaan atau inventory namun Persediaan tersebut dibuat seminimal mungkin sehingga tidak ada pemborosan pemborosan yang ada disitu. Yang harus diperhatikan dalam manajemen persediaan adalah 1. waktu kedatangan barang yang akan dipesan kembali. Jika barang waktu yang dipesan cukup lama pada periode tertentu maka persediaan barang tersebut harus disesuaikan hingga barang tersebut ada setiap saat hingga barang yang dipesan selanjutnya ada. 2. Berapa kuantitas jumlah barang yang akan disimpan. Jumlah kuantitas barang yang dipesan harus disesuaikan karena jika terlalu banyak akan terjadi pemborosan namun jika terlalu sedikit akan menimbullkan terhenti proses produksi. 3. Perhatikan juga safety stock atau persediaan pengamanan. yaitu persediaan buat jaga jaga (buffer) jika terjadi sesuatu hal yang menghambat terjadinya waktu pembeliaan sehingga stock barang persediaan masih ada untuk beberapa waktu ke depan.
Pemotongan anggaran memukul Hobo Guru kabupaten 's lagi. Rumor terbaru yang beredar adalah bahwa kabupaten ini akan mengurangi jumlah kapal selam kita gunakan. Pemikiran di balik langkah tersebut adalah bahwa kita membayar orang untuk melayani sebagai pengganti guru yang keluar untuk hari, tapi kami sudah memiliki sebuah sekolah penuh guru dibayar. Jadi apa yang Anda lakukan adalah hanya mendapatkan salah satu guru selama periode konferensi mereka untuk menangani kelas .... Begitu banyak untuk bekerja seperti orang gila selama periode perencanaan saya sehingga saya bisa keluar dari sini pada waktu yang layak (jika 06:30 di malam hari adalah waktu yang layak). Banyak kabupaten lain telah mengambil tindakan ini pemotongan biaya untuk sementara waktu sekarang. Dan Guru Hobo khawatir itu hanya puncak gunung es. Apa selanjutnya? Apakah mereka akan menuntut lebih banyak waktu kita tidak peduli jam? Mereka mungkin akan membangunkan kita di tengah malam seperti sersan bor lakukan di boot camp. Apakah Anda kabupaten memangkas penggunaan dari subs? Siapa yang menurut Anda paling terluka oleh jenis cutback?
Lead time
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membutuhkan tambahan kutipan untuk verifikasi. Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan kutipan ke sumber terpercaya . Unsourced bahan mungkin akan menantang dan dihapus . (Desember 2009)
Sebuah lead time adalah latency (delay) antara inisiasi dan pelaksanaan proses. Misalnya, lead time antara penempatan order dan pengiriman mobil baru dari produsen mungkin di mana saja dari 2 minggu sampai 6 bulan. Dalam industri, penurunan lead time adalah bagian penting dari lean manufacturing .
Isi
[hide]
4 Proyek Manajemen 5 Lead Time dalam Perencanaan Produksi 6 Referensi 7 Lihat juga
[ sunting ]Jurnalisme
Timbal waktu dalam penerbitan menggambarkan jumlah waktu bahwa wartawan memiliki antara menerima tugas menulis dan mengirimkan potongan selesai. Tergantung pada publikasi, lead bisa apa saja dari beberapa jam untuk berbulan-bulan.
[ sunting ]Manajemen
rantai suplai
Definisi yang lebih konvensional lead time dalam manajemen rantai pasokan alam adalah waktu dari saat pelanggan tempat pesanan (saat Anda belajar dari kebutuhan) untuk saat itu diterima oleh pelanggan. Dengan tidak adanya barang jadi atau setengah jadi (work in progress) persediaan, itu adalah waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar memproduksi pesanan tanpa persediaan selain bahan baku.
[ sunting ]Manufaktur
Dalam lingkungan manufaktur, lead time memiliki definisi yang sama dengan Supply Chain Management, tetapi mencakup waktu yang dibutuhkan untuk kapal bagian dari pemasok. Waktu pengiriman disertakan karena perusahaan manufaktur perlu tahu kapan bagian akan tersedia untuk perencanaan kebutuhan material . Hal ini juga mungkin bagi lead time untuk memasukkan waktu yang diperlukan untuk sebuah perusahaan untuk memproses dan memiliki bagian siap untuk pembuatan setelah telah diterima. Waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk membongkar produk dari truk, memeriksanya, dan memindahkannya ke penyimpanan non-sepele. Dengan kendala manufaktur ketat atau ketika sebuah perusahaan menggunakan Just In Time manufaktur penting bagi rantai suplai untuk mengetahui berapa lama proses internal mereka sendiri mengambil. Lead time terbuat dari [1] :
Preprocessing Lead Time (juga dikenal sebagai "waktu perencanaan" atau "dokumen"): Ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melepaskan pesanan pembelian (jika Anda membeli item) atau membuat pekerjaan (jika Anda memproduksi item) dari waktu Anda belajar dari kebutuhan.
Pengolahan Waktu Lead: Ini adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan atau memproduksi item.
Postprocessing Timbal Waktu: Ini merupakan waktu untuk membuat barang yang dibeli tersedia dalam persediaan dari saat Anda menerimanya (termasuk karantina, pemeriksaan, dll)
Contoh Perusahaan membutuhkan bagian yang dapat diproduksi dalam dua hari sekali B Perusahaan telah menerima pesanan. Dibutuhkan tiga hari untuk perusahaan A untuk menerima bagian sekali dikirim, dan satu hari tambahan sebelum bagian siap untuk pergi ke manufaktur.
Jika Perusahaan A Supply Chain panggilan B Perusahaan mereka akan dikenakan lead time dari 2 hari untuk bagian.
Jika Perusahaan A divisi Manufaktur meminta divisi Supply Chain apa lead time adalah, mereka akan dikutip 5 hari sejak pengiriman akan disertakan.
Jika seorang pekerja garis meminta bos Divisi Manufaktur apa lead time adalah sebelum bagian siap untuk digunakan, itu akan menjadi 6 hari karena waktu setup akan disertakan.
Secara lebih rinci Timbal Waktu terminologi telah didefinisikan secara lebih rinci.
[2]
pelanggan diterima saat order disampaikan dibagi menjadi lima kali memimpin.
Urutan Lead Time - Waktu dari pesanan pelanggan yang diterima untuk pesanan pelanggan disampaikan.
Urutan Penanganan Waktu - Waktu dari pesanan pelanggan diterima untuk memesan penjualan dibuat.
Manufaktur Lead Time - Waktu dari pesanan penjualan diciptakan untuk produksi selesai (siap untuk pengiriman).
Produksi Lead Time - Waktu dari awal produksi fisik submodule pertama / bagian untuk produksi selesai (siap untuk pengiriman).
Pengiriman Lead Time - Waktu dari produksi selesai untuk pesanan pelanggan disampaikan.
Contoh Sebuah restoran terbuka dan pelanggan berjalan masuk Pelayan membimbingnya ke sebuah meja, memberinya menu dan bertanya apa yang dia ingin memesan. Pelanggan memilih hidangan dan pelayan menulis di notepad nya. Pada saat itu pelanggan telah membuat perintah yang restoran telah diterima Order Lead Time dan Waktu Orde Penanganan telah dimulai. Sekarang pelayan menandai urutan kasir, robekan kertas dari notepad, membawanya ke dapur dan menempatkan ke dalam antrian pesanan. Pesanan telah ditangani dan sedang menunggu di pabrik (dapur) untuk manufaktur. Karena tidak
ada pelanggan lain, pelayan memutuskan untuk berdiri di luar dapur, di dekat pintu, menunggu untuk hidangan yang akan disiapkan dan mulai menghitung Waktu Manufaktur Timah. Sementara itu, koki selesai apa yang dia lakukan, mengambil pesanan dari antrian, mulai jam sebagai tanda untuk memulai Waktu Produksi Lead dan mulai memasak. Daging koki sayuran, kentang goreng daging dan mendidih pasta. Ketika hidangan siap, koki bel berbunyi dan berhenti jamnya. Pada saat yang sama pelayan berhenti Waktu Manufaktur Timbal menghitung dan bergegas melalui pintu dapur untuk mendapatkan makanan sementara itu panas. Ketika ia mengambilnya, mulai menghitung Waktu Pengiriman Timbal yang berakhir ketika hidangan yang disajikan kepada pelanggan, yang sekarang bisa bahagia mengatakan bahwa Lead Waktu Orde lebih pendek daripada yang ia perkirakan.
[ sunting ]Industri
Semikonduktor
Tentang Timbal waktu sebagai aturan perusahaan per Dalam lingkungan manufaktur sangat kompleks, seperti pembuatan mikroprosesor, sebuah Lead Waktu yang biasa mungkin antara 5-7 minggu. Hal ini disebabkan oleh urutan operasi, di mana ada langkahlangkah yang sangat mirip beberapa berulang, dan tidak dapat dilewati. Jika pembuatan CPU membutuhkan masker eksposur 35, yang menerjemahkan ke dalam kira-kira 35 x ( photoresistpelapisan, paparan, pengembangan, langkah proses utama (seperti etsa mengisi,, logam difusi), photoresist langkah yang mungkin pengupasan dan / atau polishing, dan lainnya) plus tambahan langkah-langkah sebelum dan sesudah pengolahan semua. Ada saat-saat menunggu tidak hanya terkait dengan penjadwalan produk ke dalam produksi, karena lini produk yang sibuk, tetapi juga menjalankan awal produksi pergi ke memo (alat perubahan ditambah dan keselarasan membutuhkan waktu), dan ada saat-saat menunggu kemungkinan batch yang diproses selama produksi. (Tidak semua mesin bekerja pada kecepatan yang sama, atau membutuhkan langkah-langkah perawatan, mengganti alat, ditambah ada adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut wafer silikon fisik dari satu mesin pengolahan lain dalam batch transportasi kecil.)
[ sunting ]Manajemen
Proyek
Dalam manajemen proyek lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau satu set tugas saling bergantung. Memimpin seluruh proyek akan menjadi durasi keseluruhan jalur kritis untuk proyek tersebut. Lead time juga merupakan waktu yang disimpan dengan memulai aktivitas sebelum pendahulunya selesai. Menurut PMI (2008), memimpin adalah ketergantungan antara dua kegiatan (hal. 140).
[3]
Sebuah contoh
akan menjadwalkan awal kegiatan minggu 2 tergantung dengan akhir dari kegiatan penggantinya dengan memimpin 2 minggu sehingga mereka akan selesai pada waktu yang sama.
[ sunting ]Waktu
Dalam perencanaan produksi, lead time sangat penting. Misalkan, produk A terbuat dari bahan B dan C. Bahan bahan B terbuat dari bahan C. Artinya, jika ada akan menunda dalam C materi, akan ada keterlambatan dalam materi B. Jadi, akan ada keterlambatan dalam Pelanggan produksi produk A. tidak akan mendapatkan pengiriman tepat waktu. Jadi, kita memperbaiki batas waktu untuk mendapatkan pasokan dan produksi. Misalkan, kita telah tetap 30 hari dari pengiriman setelah pelanggan menempatkan pesanan pembelian. Artinya, kita harus memperbaiki tanggal pembelian dan produksi bahan B dan C yang kita dapat dengan mudah menghitung dengan grafik lead time. [4]
Gross persyaratan: "Jumlah permintaan independen dan dependen untuk komponen sebelum jaring di tangan persediaan dan penerimaan dijadwalkan."