Anda di halaman 1dari 11

1 Pengertian dan Fungsi Pernafasan a.

Pengertian respirasi Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup disebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan melalui difusi. Pada dasarnya metabolisme yang normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbondioksida. Pada hewan vertebrata terlalu besar untuk dapat terjadinya interaksi secara langsung antara masingmasing sel tubuh dengan lingkungan luar tubuhnya. Untuk itu organ-organ tertentu yang bergabung dalam sistem pernapasan dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas-gas pernapasan bagi keperluan seluruh tubuhnya. Ada dua tahap pernapasan, tahap pertama oksigen masuk ke dalam dan pengeluaran karbondioksida ke luar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal, dan pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ-organ pernapasan ke jaringam tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem sirkulasi. Tahap kedua adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal. Difusi gas-gas pernapasan antara lingkungan dengan pembuluh darah yang terdapat di bawah pembuluh respiratoris dapat terjadi jika permukaan tempat terjadinya pertukaran gas harus cukup luas dan tipis, selalu basah dan permeabel terbadap gas-gas pernapasan, dan terdapat perbedaan konsentrasi gas-gas pernapasan antara medium dan di luar darah. b. Fungsi Respirasi Jika melihat dari sistemnya fungsi respirasi adalah menyediakan oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida. Sistem respirasi terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang menghubungkan jaringan paru-paru dengan lingkungan luar. Sistem respirasi di bagi menjadi dua, yaitu bagian kondusi yang terdiri atas rongga hidung, nesofaring, laring, trakhea, bronki, dan bronkeolus. Dan bagian respirasinya terdiri atas alveoli dan struktur yang berhubungan. Pertukaran gas antara udara dan darah hanya terjadi dalam alveoli (berbentuk seperti kantung khusus yang membentuk sebagian besar paru-paru). Adapun fungsi dari bagian kondusi adalah menyediakan saluran di mana udara dapat mengalir ke dan dari paru-paru, memelihara udara yang diinspirasi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, masing-masing sub divisi bagian kondusi memperlihatkan beberapa gambaran struktural yang sama satu sama lain. Agar suplai udara yang tidak terputus, terdapat gabungan-gabungan rawan, serabut-serabut elastin, dan otot polos yang memperlihatkan struktur penyokong yang keras dan kaku bagi organ-organ kondusi serta memerlukan fleksibilitas dan ekstenbilitas. Pada rawan terutama hialin dan adanya sedikit elastin yang ditemukan pada pinggir lamina propria (menunjukkan berbagai bentuk mulai dari lempeng-lempeng yang tidak teratur sampai yang berbentuk cincin lengkap). Rawan ini umumnya berperan sebagai penyokong dinding bagian kondusi, mencegah kolaps lumen sehingga udara dapat masuk ke paru-paru secara terus-menerus. Serabut-serabut elastin yang banyak dapat memberikan fleksibilitas struktur dan memungkinkan organ kembali ke bentuk semula setelah meregang. Serabut-serabut itu ditemukan dalam lamina propria, terutama yang terletak longitudinal. Konsentrasi serabut-serabut elastin berbanding terbalik denagn garis tengah bagian kondusi (bronkiolus yang terkecil mendapt proporsi serabut yang terbanyak). Berkas-berkas otot polos terdapat di trakhea hingga duktus alveolaris (bagian respirasi). Kontraksi otot polos mengurangi garis tengah bagian kondusi dan mampu mengatur aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi. Pemeliharaan udara merupakan fungsi utama pada bagian kondusi. Sebelum udara masuk paru-paru, udara yang diinspirasi dibersihkan, dibasahi, dan dihangatkan. Untuk melakukan fungsi ini mukosa bagian kondusi dibatasi oleh epitel respirasi khusus dan kelenjar serosa dan mukosa yang banyak, serta kaya akan jarinagn vaskuler dalm lamina proprianya. Sebagian besar bagian kondusi dibatasi oleh epitel bertingkat toraks bersilia yang mengandung banyak sel goblet. Pada cabang-cabang bronkus, sel-sel epitel ini mengalami perubahan menjadi epitel pipih selapis. Ketika bronkus membelah menjadi bronkiolus epitel berubah menjadi selapis kubus. Jumlah sel goblet mulai berkurang pada bronkus yang lebih kecil dan sam sekali tidak ada pada epitel bronkiolus terminalis. Sel-sel bersilia yang menyertai sel-sel goblet tetap ada pada bronkiolus halus namun sudah tidak mengandung sel-sel goblet lagi. Sel-sel bersilia tersebut berperanan mencegah mukus yang tertimbun dalam bagian respirasi. Mukus yang menangkap partikel dan mengabsorbsi gas yang larut dalm air didorong terus menerus oleh silia ke arah faring. Pergerakan lapisan mukosa ditimbulkan dan diatur oleh aliran sekresi serosa. Selain untuk membersihkan kotoran, lapisn mukosa juga berperan untuk mebasahi udara inspirasi. 2.2 Struktur Histologi dari Organ dan Saluran Pernafasan Sistem pernafasan tersusun atas organ pernafasan yang diawali dengan saluran pernafasan yang terdiri atas rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus serta alveolus, pembuluh darah paru-paru, pembuluh limfe paru-paru, dan pleura yang terhubung langsung dengan paru-paru. a) Rongga Hidung Udara masuk dan keluar melalui rongga hidung. Dengan udara luar dihubungkan oleh lubang hidung luar (nares eksternal), dengan faring dihubungkan oleh lubang hidung dalam (nares internal/khoane). Rongga hidung dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum basal, menjadi bagian kiri dan kanan sedangkan dari rongga mulut dibatasi oleh maksila dan tulang langit-langit mulut. Rongga hidung dilapisi dengan epitel silindris bersilia yang mengandung banyak sel goblet penghasil lendir. Rongga hidung dilengkapi dengan rambut hidung yang berfungsi sebagai penghalau bendabenda asing atau debu yang ikut masuk saat menghirup udara. Saat udara masuk ke hidung, bulu-bulu hidung berperan menyaring partikel-partikel debu yang kasar dan zat-zat lain. Mukus ini, dalam hubungannya dengan sekresi

serosa, juga berperan untuk membasahi udara yang masuk dan melindungi pembatas alveolar halus dari pengeringan. Selain itu udara juga dihangatkan oleh jaringan vaskuler superfisial. b) Laring Laring merupakan tabung ireguler yang menghubungkan faring dengan trakea. Dalam lamina propia terdapat sejumlah rawan laring, struktur yang paling rumit pada jalan pernapasan. Rawan-rawan yang lebih besar (tiroid, krikoid, dan sebagian besar aritenoid) adalah rawan hialin, dan pada orang tua sebagian dapat mengalami kalsifikasi. Rawan yang lebih kecil (epiglottis, cuneiformis, kornikulatum, dan ujung aritenoid) adalah rawan elastin. Ligamentum-ligamentum menghubungkan rawan-rawan tersebut satu sama lain, dan sebagian besar bersambung dengan otot-otot intrinsic larynx, di mana mereka sendiri tidak bersambungan karena mereka adalah otot lurik. Selain berperanan sebagai penyokong (mempertahankan agar jalan udara tetap terbuka) rawan-rawan ini berperanan sebagai katup untuk mencegah makanan atau cairan yang ditelan masuk trakea. Mereka juga berperanan dalam pembentukan irama fonasi. Epiglotis, yang menonjol dari pinggir laring, meluas ke faring dan karena itu mempunyai permukaan yang menghadap ke lidah dan laring. Seluruh permukaan yang menghadap ke lidah dan bagian permukaan apikal yang menghadap ke laring diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Ke arah basis epiglottis pada permukaan yang menghadap laring, epitel mengalami perubahan menjadi epitel bertingkat toraks bersilia. Kelenjar campur mukosa dan serosa terutama terdapat di bawah epitel toraks, bebas menyebar ke dalam, yang menimbulkan bercak pada rawan elastin yang berdekatan. Di bawah epiglottis, mukosa membentuk dua pasang lipatan yang meluas ke dalam lumen larynx. Pasangan yang di atas merupakan pita suara palsu (atau lipatan vestibular), dan mereka mempunyai epitel respirasi yang di bawahnya terletak sejumlah kelenjar seromukosa dalam lamina proprianya. Pasangan yang bawah merupakan lipatan yang merupakan pita suara asli. Di dalam pita suara, yang diliputi oleh epitel berlapis gepeng, terdapat berkas-berkas besar sejajar dari selaput elastin yang merupakan ligamentum vocale. Sejajar dengan ligamentum terdpat berkas-berkas otot lurik, m.vocalis, yang mengatur regangan pita dan ligamentum dan akibatnya, waktu udara didorong melalui pita-pita menimbulkan suatu suara dengan tonus yang tidak sama. c) Trakea Trakea merupakan tabung berdinding tipis yang terletak dari basis larynx (rawan krikoid)ke tempat di mana trakea bercabang menjadi 2 bronkus primer. Trakea dibatasi oleh mukosa respirasi. Di dalam lamina propria terdapat 16-20 rawan hialin berbentuk seperti huruf C yang berperanan mempertahankan lumen trake agar tetap terbuka. Ligamentum fibroelastindan berkas-berkas otot polos (m. trachealis) melekat pada perikondrium dan menghubungkan ujung-ujung bebas rawan yang berbentuk huruf C tersebut. Ligamentum mencegah peregangan lumen yang berlebihan, sementara itu otot memungkinkan rawan saling berdekatan. Kontraksi otot disertai dengan penyempitan lumen trakea dan digunakan untuk respon batuk. Setelah kontraksi, akibat penyempitan lumen trakea akan menambah kecepatan udara ekspirasi, yang membantu membersihkan jalan udara. d) Bronkus T rakea membelah menjadi 2 bronkus utama yang masuk ke dalam paru-paru pada tiap hilus. Selain itu, pada tiap-tiap hilus arteh dan vena se` pembuluh limfe masuk dan meninggalkan paru-paru. Struktur ini dikelilingi oleh jaringan penyambung padat dan membentuk akar paru-paru. Setelah masuk ke dalam paru-paru, bronkus primer menuju ke arah bawah dan luar untuk membentuk 3 bronkus pada paru-paru kanan 2 bronkus pada paru-paru kiri. Bronkus lobaris bercabang-cabang membentuk bronkus yang lebih kecil yang di sebut Bronkiolus. Masing-masing bronkiolus masuk ke lobus paru-paru yang membentuk 5-7 bronkiolus terminalis. Lobulus paru-paru berbentuk piramid dengan apeks yang mengarah ke arah permukaan paru-paru. Tiap lobulus dibatasi oleh septum jaringan penyambung tipis yang terlihat pada fetus. Bronkiolus tidak mempunyai kelenjar pada mukosanya tetapi hanya ditunjukkan oleh adanya sel-sel goblet yang tersebar dalam epitel permulaan(bagian luar). Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya bersilia dan kekomplekannya berkurang sehingga menjadi epitel kubis bersilia pada bronkiolus terminalis. Selain sel-sel bersilia, bronkiolus terminal juga mempunyai sel-sel clara yang permukaan apikalnya berbentuk seperti kubah yang menonjol ke arah lumen. Sel-sel clara pada manusia merupakan sel-sel sekretori. Bronkiolus respiratorius dibatasi oleh epitel kubis bersilia, tetapi pada tepi lubang alveolaris, epitel bronkiolus menuju epitel pembatas alveolus. Epitel bronkiolus terdiri atas epitel kubis bersilia tetapi pada bagian yang lebih distal, silia mungkin tidak ada. Bronkiolus respiratorius digunakan untukmenggambarkan fungsi pada segmen jalannya pernapasan. Duktus alveolaris dan alveoli dibatasi oleh sel-sel epitel selapis gepeng yang sangat tipis. Dalam lamina propria, di sekitar tepi alveoli merupakan jala sel otot polos yang saling berhubungan. Duktus alveolaris bermuara ke dalam atria, ruang yang menghubungkan antara multilokularis alveoli dengan dua atau lebih alveolaris pada setiap atrium. Serabutaerabut elastin memungkinkan alveoli mengembang pada waktu inspirasi dan secara pasif berkontraksi pada saat ekspirasi. Kolagen berperan sebagai penyokong yang mencegah peregangan yang berlebihan dan sebagai pencegah kerusakan-kerusakan kapiler halus dan septa alveoli yang tipis.

e) Alveolus Alveoli ( jamak:alveolus ) merupakan evaginasi kecil seperti kantung dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris , dan sakus alveolaris. Alveoli merupakan bagian terminal cabang-cabang bronkus dan bertanggungjawab akan struktur paru-paru yang menyerupai busa. Secara struktural alveoli menyerupai kantung kecil yang terbuka pada salah satu sisinya, mirip sarang tawon. Dalam struktur yang menyerupai mangkok ini, oksigen dan CO2 mengadakan pertukaran antara udara dan darah. Dinding alveoli dikhususkan untuk menyelenggarakan difusi antar lingkungan eksterna dan interna. Umumnya, tiap-tiap dinding dari 2 alveoli yang berdekatan bersatu dan dinamakan septum atau dinding interalveolaris. Septum Alveolaris terdiri atas dua lapisan epitel pipih tipis yang diantaranya terdapat kapiler-kapiler, jaringan penyambung merupakan intertisial. Di dalam interstisial septa alveolaris paling kaya akan jaringan kapiler dalam tubuh. m. Dalam septa interalveolaris, kapiler-kapiler pulmonalis yang beranastomosis disokong oleh jalian serabut kolagen dan elastin. Serabut-serabut ini, yang dirancang agar memungkinkan pengembangan dan kontraksi dinding alveoli, merupakan struktur primer penyokong alveoli. Dalam Interstitial septa juga ditemukan leukosit, makrofag, dan fibroblast. Oksigen udara Alveoli masuk ke dalam kapiler darah melalui membran yang membatasi udara dan alveoli, CO2 berdifusi dengan arah yang berlawanan. Pelepasan CO2 dari H2CO3 dikatalisis oleh enzim anhidrase karbonat yang terdapat dalam sel-sel darah merah. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila eritrosit mengandung enzim tersebut lebih banyak dibandingkan sel-sel lain di tubuh. Paru-paru kira-kira mengandung 300 juta alveoli, jadi sangat menambah permukaan pertukaran interna, yang telah dihitung kira-kira 70-80 m2.Untuk mengurang jarak penghalang udara- darah, ke dua lamina basalis umumnya bersatu menjadi satu lamina basalis yang tipis. Tebal keempat lapisan ini berkisar dari 0,2 sampai 5 Sel endotel kapiler sangat tipis sekali dan mempunyai inti yang lebih kecil, tampak le

Sistem pernafasan adalah sistem biologi semua organisma yang membabitkan pertukaran gas. Malah tumbuhan juga mempunyai sistem pernafasan, mengambil gas karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen ketika siang. Sistem pernafasan manusia mengandungi : Saluran pernafasan (nasal passage), di mana udara dilembabkan dan tempat deria bau berfungsi. Farinks, kawasan umum di belakang mulut di mana udara, makanan dan air lalu Larinks, atau peti suara Trakea, saluran udara yang bersambung kepada bronchi Tiub bronkus, yang membawa udara dari dan kepada paru-paru Bronkiol, cabang bronkus yang menyebarkan udara ke alveoli Alveolus, kantung akhir di mana berlaku pertukaran gas.

Alveolus dan bronkiol membentuk paru-paru. Udara bergerak keluar masuk dari paru-paru oleh pergerakan sangkar kerangka (rib cage) dan diafragma, yang mengembangkan paru-paru untuk menarik udara masuk dan mengempiskan paru-paru untuk menolak udara keluar. Model bagaimana paru-paru berfungsi boleh dibina dengan menggunakan jar loceng.

A. Alat Pernafasan 1. Alat pernafasan Manusia

Alat pernafasan makhluk hidup berbeda-beda atau bervariasi sesuai dengan tempat hidupnya (habitat). Alat pernafasan MH di darat berbeda dengan alat pernafasan MH yang hidup di air. Alat pernafasan utama pada manusia adalah paru-paru. Paru-paru terletak di dalam rongga dada di atas diafragma (= sekat antara rongga dada dan rongga perut) Dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk Paru-paru ada 2 : paru-paru kanan yang mempunyai 3 gelambir (atas, tengah, bawah) dan paru-paru kiri yang mempunyai 2 gelambir (atas dan bawah) Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis disebut PLEURA, dan diantara 2 selaput tipis pembungkus paru-paru ada cairan getah bening atau limfa berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika berkembang kempis Urutan udara masuk ke paru-paru : Udara di lingkungan Hidung Tenggorokan (laring trakea) Bronkus (cabang tenggorokan) bronkeolus Alveolus (Paru-paru) Di dalam hidung terdapat rambut dan lendir yang berfungsi untuk menyaring udara agar bebas dari kotoran. Di dalam hidung juga terjadi penyesuaian suhu dan kelembaban Pertukaran antara O2 dan CO2 terjadi di alveolus (gelembung paru-paru) Pernafasan ada 2 : pernafasan dada (= pernafasan antar tulang rusuk) dan pernafasan perut (= pernafasan menggunakan diafragma) Urutan udara dari paru-paru saat dihembuskan keluar : Udara sisa pernafasan dari paru-paru Bronkus Trakea Laring Hidung Lingkungan 2. Alat pernafasan Hewan Alat pernafasan hewan bermacam-macam, ada yang bernafas dengan paru-pa

Percobaan bahwa Fotosintesis menghasilkan O2

LAPORAN HASIL FOTOSINTESIS 1. TUJUAN : Membuktikan bahwa pada saat fotosintesis dihasilkan oksigen 2. ALAT DAN BAHAN :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tanaman Hydrilla secukupnya Beaker Glass 500 ml 1 buah Corong Kaca 1 buah Kawat Panjang 10 cm, 4 Buah Tabung Reaksi 1 buah Ember Thermometer

3 CARA KERJA : I. Rangkai alat seperti pada gambar berikut! (GAMBAR ADA DI ATAS) Catatan : jangan sampai ada gelembung udara didalam corong kaca II. Percobaan 1 : Letakkan rangkaian pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung Percobaan 2 : Letakkan rangkaian pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari III. Letakkan thermometer kedalam beker glass! Ukur suhu setiap 10 menit, sebanyak 5 kali pengukuran ( minit ke 0, 10 menit, 20 menit, 30 menit dan 40 menit)! Masukkan dalam tabel pengamatan!

IV. Amati dan catat banyaknya gelembung yang terbentuk pada corong kaca setiap 10 menit sampai menit ke 40! Masukkan dalam tabel pengamatan V. Perhatikan perubahan permukaan air pada tangkai corong! Tabel Pengamatan : Pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung No. 1 2 3 4 5 Waktu Pengamatan 0 menit 10 menit 20 menit 30 menit 40 menit Suhu 30o 30,5o 31,2o 32,1o 33,1o Banyaknya Gelembung 0 715 771 601 919 Keterangan Volume Oksigen 0 cm 1 cm 2 cm 2,5 cm 3,8 cm

Pada tabel diatas di jelaskan bahwa pada percobaan Ingenhousz di tempat yang terkena cahaya matahari langsung pada menit ke 0 dalam suhu 30o belum muncul gelembung satupun, volume oksigen pun belum ada. Pada menit ke 10 dalam suhu 30,5o muncul gelembung sebanyak 715 gelembung, dengan volume oksigen 1 cm. Pada menit ke 20 dalam suhu 31,2o muncul gelembung sebanyak 771 gelembung, dengan volume oksigen 2 cm. Pada menit ke 30 dalam suhu 32,1o muncul gelembung sebanyak 601 gelembung, dengan volume oksigen 2,5 cm. Pada menit ke 40 dalam suhu 33,1o muncul gelembung sebanyak 919 gelembung, dengan volume oksigen 3,8 cm. Pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari No. 1 2 3 4 5 Waktu Pengamatan 0 menit 10 menit 20 menit 30 menit 40 menit Suhu 31,5o 31o 30,7o 30,6o 30,5o Banyaknya Gelembung 0 3 9 10 12 Keterangan Volume Oksigen 0 cm 0,05 cm 0,1 cm 0,15 cm 0,2 cm

Pada tabel diatas di jelaskan bahwa pada percobaan Ingenhousz di tempat yang tidak terkena cahaya matahari pada menit ke 0 dalam suhu 31,5o belum muncul gelembung satupun, volume oksigen pun belum ada. Pada menit ke 10 dalam suhu 31o muncul gelembung sebanyak 3 gelembung, dengan volume oksigen 0,05 cm. Pada menit ke 20 dalam suhu 30,7o muncul gelembung sebanyak 9 gelembung, dengan volume oksigen 0,1 cm. Pada menit ke 30 dalam suhu 30,6o muncul gelembung sebanyak 10 gelembung, dengan volume oksigen 0,15 cm. Pada menit ke 40 dalam suhu 30,5o muncul gelembung sebanyak 12 gelembung, dengan volume oksigen 0,2 cm. 4 Diskusi1. 1. Gas apakah yang terbentuk pada percobaan di atas ? gas yang terbentuk oleh percobaan di atas adalah oksigen

2. Bagaimanakah keadaan suhu awal dibanding suhu akhir percobaan ? keadaan suhu awal dibanding suhu akhir percobaan 3. Bagaimana frekuensi pembentukan gelembung dari awal sampai akhir percobaan ? 4. Apa yang anda ketahui tentang permukaan air di dalam tangki corong? Mengapa hal itu bisa terjadi? 5. Jika pada akhir percobaan dengan anda mengambil tabung reaksi pelan-pelan dan segera menutup ujungnya dengan ibu jari, kemudian di dalam tabung di masukkan bara api, apa yang akan terjadi? 6. Mengapa percobaan tersebut di lakukan di dalam air? 7. Apa yang ingin di ketahui dari percobaan di atas? 8. Dari percobaan tersebut, sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis! 9. Kesimpulan apa yang anda tarik dari percobaan di atas? Catatan: Percobaan di atas pertama kali di lakukan oleh ahli yang bernama Ingenhousz. Oleh karena itu percobaan ini di sebut percobaan Ingenhousz JAWABAN 1. Jawab : Gelembung yang dihasilkan pada percobaan itu merupakan gas oksigen/O2. Gas ini terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen yang akan muncul berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi sebagai berikut: 2H2O(l) 4H+(aq) + O2 (g) Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air. Berikut akan ditampilkan proses terbentuknya O2 dalam proses fotosintesis. 2. Keadaan suhu awal lebih rendah dari pada suhu akhir. Karena belum dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan angin. 3. Frekuensi pembentukan gelembung dari awal sampai akhir percobaan adalah meningkat, karena adanya pengaruh cahaya matahari terhadap proses fotosintesis. 4. Didapati juga air dalam tangkai tersebut semakin lama semakin turun karena adanya gelembung - gelembung oksigen yang dihasilkan oleh tanaman Hydrilla semasa berlaku proses fotosintesis. 5. Kejadian yang terjadi adalah bara api tersebut menyala dikarenakan tabung tersebut mengandung banyak gas oksigen. 6. Karena Hydrilla merupakan tanaman dengan media air. 7. Pada percobaan Ingenhousz menunjukkan bahwa pada fotosintesis menghasilkan gas oksigen (O2)

8. Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor faktor , sebagai berikut: Suhu Cahaya (lama pencahayaan, intensitas cahaya, panjang gelombang cahaya) Air CO2 Kandungan Klorofil 9. Kesimpulan : Berdasarkan percobaan di atas, dapat kami simpulkan bahwa: 1. Dalam proses fotosintesis diperlukan air dan cahaya matahari. 2. Pada proses potosintesis menghasilkan O2/oksigen.

Pertumbuhan Tum buhan PERTUMBUHAN adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur. PERKEMBANGAN adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat irreversibel. PERTUMBUHAN PADA TUMBUHAN Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringanmeristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu: 1. Pertumbuhan Primer Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting : a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun b. akar embrionik yaitu calon akar c. kotiledon yaitu cadangan makanan

Gbr. Embrio Tumbuhan

Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebutauksanometer. Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3 daerah a. Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik) b. Daerah pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan c. Daerah diferensiasi Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang.

2. Pertumbuhan Sekunder Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan. - Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer. - Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis. - Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun bentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsisebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit. - ke dalam membentuk feloderm : sel-sel hidup - ke luar membentuk felem : sel-sel mati

Gbr. Lingkaran tahun karena aktivitas xilem sekunder

Gbr. Irisan melintang batang waru

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dan Pertumbuhan Tumbuhan/Tanaman - Teori Biologi


Thu, 14/02/2008 - 12:12am godam64

Banyak faktor alasan atau penyebab yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tumbuhtumbuhan, tanaman, pohon, dll. Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi / dorman yaitu berhenti melakukan aktifitas hidup. Faktor pengaruh tersebut yakni : 1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan

Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti 2. Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat. 3. Faktor Cahaya Matahari Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan. 4. Faktor Hormon Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang. Mengenai hormon tanaman akan dijelaskan pada artikel lain yang dapat dicari melalui fitur pencarian di sebalan kiri situs organisasi.org ini.

Anda mungkin juga menyukai