Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS HEALTH EDUCATION

Oleh : Pandu Pahlawan Pandu Pahlawan, S.Ked. Pembimbing : dr. Mardianto, Sp.KJ

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO RUMAH SAKIT DAERAH MADANI FEBRUARI 2013

LAPORAN KASUS Identitas Pasien Nama Umur Alamat Agama Suku Pekerjaan Status perkawinan Pendidikan terakhir

: : : : : : : :

Tn. Anceng Genceng 62 tahun Jl. Nangka No. 9 Palu Islam Bugis Tidak bekerja Menikah Tidak tamat SD

Alasan memilih kasus Pasien dalam kasus ini merupakan pasien lanjut usia yang mengalami post stroke 2 tahun yang lalu. Dari alloanamnesis ditemukan waham, dimana pasien biasa mengatakan kepada istrinya bahwa pasien akan disantet oleh tetangganya ketika tetangganya tersebut melihat kearah pasien. Dalam hal penegakan diagnosis, pasien ini dapat didiagnosis sebagai demensia vaskular dan gangguan waham organik. Deskripsi kasus Pasien baru, laki-laki usia 62 tahun, konsul ke poli jiwa RSD Madani tanggal 11 Februari 2013 dibawa oleh keluarganya. Pasien dibawa ke rumah sakit karena sering berbicara sendiri dan berbicara yang tidak jelas/tidak karuan jika berbicara dengan orang lain. Selain itu, pasien juga sering marah-marah saat keinginannya tidak dipenuhi, khususnya apabila tidak diberi rokok. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan dan kurang tidur. Keluhan ini sudah diderita pasien 2 minggu dan semakin memburuk 3 hari terakhir ini. Pasien biasa mengatakan kepada istrinya bahwa pasien akan disantet oleh tetangganya ketika tetangganya tersebut melihat kearah pasien. Selain itu pasien sering merasa kesepian karena sehari-hari pasien hanya dirumah saja bersama cucunya tanpa melakukan aktivitas/bekerja. Pasien juga biasa merasa kasihan terhadap dirinya sendiri karena pasien tidak sekolah dan tidak tidak tau mengaji. Orang tua pasien meninggal sejak pasien masih kecil dan juga semua saudarasaudara pasien sudah meninggal, jika mengingat hal ini pasien merasa sedih dan berkecil hati. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak tahun 1998 dan riwayat stroke 2 tahun yang lalu. Pasien merupakan perokok aktif sejak remaja, dimana dalam sehari pasien biasa menghabiskan 3 bungkus rokok. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Pasien tidak mempunyai masalah dalam keluarga maupun tetangga.

Riwayat Psikiatri Pasien tidak pernah mengalami hal seperti saat ini sebelumnya. Pasien baru pertama kali konsul ke poli jiwa RSD Madani. Riwayat Penyakit Lain Hipertensi : ada DM : tidak ada Epilepsi : tidak ada Trauma fisik : tidak ada Penyakit jantung : tidak ada Stroke : ada Herediter : tidak ada Status Premorbid Sebelum sakit pasien merupakan orang yang suka bergaul, rain beribadah dan merupakan orang yang penyabar. Sebelumnya pasien bekerja sebagai penjual kuekue di depan sekolah dan berhenti berjualan tahun 2002. Sejak saat itu pasien hanya dirumah saja bersama istri dan cucunya. Pemeriksaan Psikiatri Keadaan umum Kesadaran Penampakan pasien Cara berpakaian Sikap Verbal Perhatian Keadaan spesifik Afek Mood Gangguan persepsi Gangguan isi pikir Psikomotor

: baik : sesuai umur : rapi, biasa : kurang kooperatif : bicara kurang jelas, seadanya, intonasi biasa : mudah teralih

: serasi : baik : halusinasi tidak ada, ilusi tidak ada : waham tidak ada, obsesi tidak ada, kompulsi tidak ada : tenang

Keadaan dan fungsi intelek Daya ingat : kurang baik Orientasi Waktu : disorientasi Tempat : disorientasi Orang : cukup baik

Diskusi Masalah pasien : Pasien sering berbicara sendiri dan berbicara yang tidak jelas/tidak karuan jika berbicara dengan orang lain. Pasien sering marah-marah saat keinginannya tidak dipenuhi, khususnya apabila tidak diberi rokok. Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan kurang tidur. Ditemukan waham, dimana pasien biasa mengatakan kepada istrinya bahwa pasien akan disantet oleh tetangganya ketika tetangganya tersebut melihat kearah pasien. Pasien memiliki riwayat stroke 2 tahun yang lalu. Dalam kasus ini dapat ditegakkan 2 diagnosis yaitu demensia vaskular dan gangguan waham organik. Hal ini disebabkan dari anamnesis ditemukan gejalagejala yang mengarah terhadap kedua diagnosis tersebut. Pedoman diagnostik demensia vaskular Terdapatnya gejala demensia : Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang sampai menggangu kegiatan harian seseorang seperti mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil. Tidak ada gangguan keasadaran. Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan. Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya ingat, gangguan daya pikir, gejala neurologis fokal). Daya tilik diri dan daya nilai secara relatif tetap baik. Suatu onset yang mendadak atau deteorisasi yang bertahap, disertai adanya gejala neurologis fokal meningkatkan kemungkinan diagnosis demensia vaskular. Pada beberapa kasus, penetapannya hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT scan atau pemeriksaan neuropatologis. Pada kasus ini, pasien dapat didiagnosis demensia vaskular karena memenuhi beberapa gejala demensia vaskular yaitu berupa penurunan daya ingat dan terganggunya nafsu makan serta kurang beristitahat/kurang tidur. Selain itu, pasien merupakan orang lanjut usia dan didapatkan riwayat stroke 2 tahun yang lalu.

Pedoman diagnostik gangguan waham organik Kriteria umum (F06) : Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, atau penyakit fisik sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental yang tercantum. Adanya hubungan waktu (dalam beberapa mingguatau bulan) antara perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya sindrom mental. Kesembuhan dari gangguan mental setelahperbaikan atau dihilangkannya penyebab yang mendasarinya. Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom mental ini (seperti pengaruh yang kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh stres sebagai pencetus). Disertai : waham yang menetap atau berulang (waham kejar, tubuh yang berubah, cemburu, penyakit, atau kematian dirinya atau orang lain) Halusinasi, gangguan proses pikir, atau fenomena katatonik tersendiri, mungkin ada. Kesadaran dan daya ingat tidak terganggu. Pada kasus ini, pasien dapat didiagnosis gangguan waham organik karena memenuhi beberapa pedoman diagnostik gangguan waham organik yaitu adanya riwayat stroke 2 tahun yang lalu dan ditemukannya waham serta kesadaran yang tidak terganggu. Diagosis multiaksial Axis I : Demensia vaskular (F01) Gangguan waham organik (F06.2) Axis II : Tertunda Axis III : Hipertensi, post stroke Axis IV : Masalah psikososial lain Axis V : GAF Scale 50 41 Terapi Risperidon 1 mg : 2 x 1 (1-0-1) Risperidon merupakan antipsikotik atipikal, dimana obat ini akan memblokade reseptor dopamin dan serotonin di otak. Obat ini efektif untuk untuk mengatasi gejala positif dan negatif. Alprazolam 0,5 mg : 2 x 1 (0-1-1) Alprazolam merupakan antianxietas yang memiliki efek samping sedasi, dimana efek samping ini diharapkan dapat membantu pasien untuk bisa tidur/beristirahat yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai