Anda di halaman 1dari 5

BAB PENDAHULUAN

Herpes zooster adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zooster yang juga mengakibatkan cacar air (varissela).3,5,7 Virus ini menyerang kulit dan mukosa serta mempunyai tahapan penularan awal atau infeksi primer yaitu cacar air yang diikuti oleh suatu tahapan tidak aktif dimana virus berdiam di ganglion posterior atau kadang-kadang anterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis.2,3,10 Apabila virus ini menjadi aktif kembali maka menjadi penyakit herpes zooster. Kurang lebih 20% orang yang pernah mengalami penyakit cacar air lambat laun akan terkena herpes zooster terutama terjadi pada orng dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk orang dengan penyakit HIV dan orang diatas 50 tahun.3 Penyakit herpes zooster cukup sering dijumpai di Indonesia namun masih banyak masyarakat awam yang belum memahami apa sebenarnya penyakit herpes zooster tersebut.9 Masing-masing suku di Indonesia menyebut herpes zooster sebagai penyakit dengan nama beragam disertai kepercayaan turun temurun.9 Contohnya saja bagi warga suku jawa, penyakit ini dinamakan Dumpo dan pengobatannya dengan cara disembur.9 Berbeda dengan orang suku Bali yang menyebut herpes zooster dengan Tilas naga merupakan penyakit yang cukup ditakuti karena sebagian meyakini penyakit Tila naga disebabkan oleh hal-hal berbau mistik. Begitu juga dengan warga daerah Tapaluni yang menyebutkan penyakit ini Kayap dan menurut kepercayaan penyakit ini karena diludahi makhluk alus.9 Pemahaman yang kurang terhadap penyakit herpes zooster di kalangan masyarakat kita mengarah ke terapi atau penanganan yang tidak adekuat sehingga menigkatkan risiko kecacatan dan komplikasi yang luas. Laporan kasus yang akan membahas mengenai herpes zooster ini diharapkan dapat memeberi tambahan pengetahuan bagi para klinisi dalam mendeteksi dini dan menangani kasus herpes zooster sehingga dapat meminimalkan kecacatan dan komplikasi yang terjadi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Herpes Zooster adalah suatu penyakit yang membuat sangat nyeri (rasa sakit yang amat sakit) di satu bagian tubuh atau bersifat unilateral. 3,4,5 Herpes zooter merupakan radang kulit akut dan mempunyai sifat khas yaitu vesikel-vesikel yang tersusun multiple bergerombol (herpertiformis) sepanjang persyarafan sensorik kulit sesuai peta dermatom. 4,6,7 2.2 Etiologi Disebabkan oleh infeksi virus varissela-zooster salah satu dari empat virus herpes yang menimbulkan penyakit pada manusia,4 dan juga menyebabkan penyakit cacar air (varissela).3 Virus vaissela-zooster termasuk virus berukuran 140-200u dan berinti DNA6 yang menterang kulit mukosa, infeksi ini merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah infeksi primer.2 Terdapat beberapa faktor pencetus timbulnya penyakit ini, antara lain pembedahan, trauma, penyinaran, pemakaian obat imunosupresan serta penyakit keganasan.4 2.3 Epidimiologi Penyakit ini terdapat di seluruh dunia.4 Biasanya pada dewasa usia 50 tahun4, jarang pada anak-anak, dimana insiden pria maupun wanita hampir sama.6 Penyebarannya sama seperti varissela karena merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah penderita mendapat varissela.2,8 Beberapa kepustakaan menyebutkan transmisi virus varissela-zooster secara aerogen masuk melalui mukosa saluran nafas atas dan orofaring, berkembang biak serta disebarkan ke berbagai organ terutama kulit dan lapisan mukosa.1,2,8 Infeksi primer terjadi bila virus tersebut masuk pertama kali ke tubuh dan kemudian manifestasi klinisnya sebagai cacar air (varissela).1,8 Bila infeksi primer telah selesai namun virus tetap berdiam di ganglion susunan saraf tepi dan ganglion kranialis sewaktu-waktu dapat aktif kembali menjadi herpes zooster.1,2,8 Cara

penularan herpes zooster dapat juga secara kontak langsung dengan kulit penderita herpes zooster terutama pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.8 2.4 Gejala Klinis Masa inkubasi antara 7-12 hari, biasanya didahului gejala prodromal (gejal awal) baik yang sistemik berupa demam, pusing, malaise maupun gejala prodromal lokasi seperti nyeri otot-tulang, gatal, pegal, dsb.2,5,8 Dalam 1-2 hari dapat diikuti rasa gatal, terbakar atau nyeri.4,6 Selanjutnya timbul kemerahan setempat yang disertai edama pada daerah dermatom disusul timbulnya vesikel yang berkelompok diatas kulit eritema dan bersifat unilateral. Vesikel mula-mula berisi cairan jernih tetapi beberapa hari kemudian akan menjadi purulen dan bila pecah akan membentuk krusta.2,4,6 Mukosa juga dapat terkena dengan bentuk sariawan dan luka.8 Serta dapat juga dijumpai pembesaran kelenjar getah bening rgional.2,4,6 Bila kondisi fisik penderita sangat buruk misalnya penderita kanker, HIV dan AIDS, vesikel dapat mengandung darah disebut herpes zooster hemoragik.2,8 Herpes zooter oftalmikus terjadi karena virus menyerang cabang I nervus trigeminus yang menuju mata. Keadaan ini menimbulkan radang kornea sampai kebutaan. Disamping itu virus yang menyerang cabang II dan III nervus trigeminus menyebabkan kelainan kulit pada daerah persarafannya.2,6 Berbeda dengan virus yang menyerang saraf kranial nervus fasialis dan otikus dapat menimbulkan sindrom RamsayHunt dimana terdapat gejala paralisis otot muka (Belly palsy).2,4,6 2.5 Pemeriksaan Kulit Lokalisasi dari herpes zooster bisa terjadi disemua tempat, paling sering pada regio servikal dan torakal.6 Dari efloresensi dapat terlihat berupa lesi berbentuk vesikel yang multiple bergerombol (herpetiformis) di atas kulit eritema. Vesikel berisi cairan yang jernih kemudian menjadi keruh berwarna abu-abu dapat menjadi pustul dan krusta.2,4 Lesi yang khas bersifat unilateral pada dermatom yang sesuai dengan letak saraf yang terinfeksi virus.2,4,6

2.6 Diagnosis - Anamnesis : Keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit pada keluarga, dan riwayat sosial. - Gejala klinis : Berupa vesikel multiple bergerombol diatas kulit eritema mengikuti peta dermatom, unilateral, disertai rasa nyeri, bisa diawali dengan gejala prodromal. - Pemeriksaan penunjang : Tzanck test 2.7 Komplikasi - Neuralgia pasca herpetik (NPH) dapat timbul pada umur di atas umur 40 tahun, persentasenya 10-15%. Makin tua penderita makin tinggi presentasenya.2 - Vesikel yang berubah mejadi jaringan nekrotik serta meninggalkan bekas sikatrik muncul pada penderita dengan defisiensi imunitas, infeksi HIV, dan keganasan.3,6 - Paralisis motorik terdapat pada 1-5% kasus. Terjadi akibat perjalanan virus dari ganglion sensorik ke sistem yang berdekatan. Paralisis timbul dalam 2 minggu sejak muncul lesi pertama.2 Tapi umumnya akan sembuh spontan. - Infeksi dapat menyerang organ dalam misalnya paru-paru, hepar, dan otak.2,8 2.8 Diagnosis Banding Herpes Simpleks : Vesikel dengan dinding tegang, epidimiologi berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.2 Varissela : Gejala lebih ringan, lesi menyebar secara sentrifugal, selalu disertai demam.2,6 Impetigo Vesikobulosa : Lebih sering terjadi pada anak-anak, dengan gambaran vesikel dan bula yang cepat pecah dan mejadi krusta.6 ditemukan sel datia berinti banyak.6

2.9 Penatalaksaan 2.9.1 Farmakoterapi - Sistemik 1. Antiviral : Diberikan dalam 3 hari pertama sejak muncul lesi. Dosis Acyclovir 5 x 800 mg per hari biasanya diberikan 7 hari, famsiklovir 3 x 500 mg sehari, sedangkan dosis valasiklovir 3 x 1000 mg per hari.2 2. Kortikosteroid : Diberikan pada Sindrom-Hunt dan pada Herpes zooster untuk mencegah kebutaan. Dosis Prednison 3 x 20 mg setelah sembuh dosis diturunkan bertahap.2,6 3. Analgetik : Untuk mengatasi nyeri yang timbul akibat gejala prodromol. Bisa diberikan asam mefenamat atau gabapentin.2,4,6 4. Vitamin : Vitamin neurotropik, vitamin B1,B6,B12.6 - Topikal 1. Bedak yang mengandung asam salisilat 1% tujuan mencegah pecahnya vesikel.2,4,6,8 2. Salep Antibiotik misalnya Fuladic Acid bila telah terbentuk krusta.6,8 2.9.2 Tambahan - Istirahat dan cukup nutrisi.6 - Untuk mengatasi Neuralgi Pasca Herpatik (NPH) dapat dicoba akupuntur. Untuk obat-obatnya dapt digunakan amitriptilin 10-25 mg malam hari dan gabapentin.8 2.10 Prognosis Umumnya baik. Pada herpes zooster oftalmika bergantung pada tindakan perawatan sejak dini. Penyakit ini bisa bersifat self limited.2,6 untuk fase vesikel dengan

Anda mungkin juga menyukai