Anda di halaman 1dari 7

ACNE VULGARIS Salah satu penyakit kulit yang selalu ngetren bagi remaja dan dewasa muda adalah

jerawat. Penyakit ini tidak fatal namun dapat merisaukan karena dapat mengurangi kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah si penderita yang dapat mengganggu kelancaran jalur komunikasi, baik dengan sesama teman, sesama karyawan, pacar ataupun suami. Akne vulgaris merupakan suatu peradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papule, kista dan pustule pada daerah-daerah predileksi (muka, bahu, bagian lengan, dada, punggung). Meskipun kebanyakan jerawat atau akne vulgaris timbul pada masa remaja atau dewasa muda, tetapi nyatanya jerawat dapat timbul kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja. Jerawat dapat hadir pada bayi (neonatal acne), anak, dewasa, dan orang tua. Jerawat juga dapat muncul di perut, di betis, bahkan di scrotum. 1.2 Definisi Akne vulgaris adalah penyakit kulit akibat peradangan menahun dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya erupsi komedo, papul, pustule, nodul, dan kista pada tempat predileksi seperti muka, leher, lengan atas, dada, dan punggung. 1.3 Sinonim Jerawat 1.4 Epidemiologi Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Kligman menyatakan bahwa tidak ada seorangpun (artinya 100%), yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini. Penyakit ini memang jarang terdapat pada waktu lahir, namun ada kasus yang terjadi pada masa bayi. Betapa pun baru pada masa remaja, akne vulgaris ini menjadi salah satu problem. Umumnya insidensi terjadi pada umur sekitar 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul sehingga jarang terlihat lesi yang meradang. Pada seorang gadis, akne vulgaris dapat terjadi pada masa premenarke. Setelah masa remaja kelainan ini berlangsung berkurang. Namun kadang-kadang, terutama pada wanita, akne vulgaris menetap sampai decade umur 30-an atau bahka lebih. Meskipun pada pria umumnya akne vulgaris lebih cepat berkurang, namun pada penelitian us di banding dengan ras kaukasia ( eropa, amerika) dan lebih sering terjadi noduli-kistik pada kulit putih dari pada neger. Akne vulgaris mungkin familial, namun karena tingginya prevalensi penyakit hal ini sukar dibuktikan. Dari sebuah penelitian diketahui bahwa mereka yang bergenotip XYY mendapat akne vulgaris yang lebih berat. 1.5 Etiologi Banyak faktor yang menyebabkan akne vulgaris. Diantaranya adalah faktor keturunan, beberapa dari anggota keluarga mungkin mempunyai beberapa bekas acne. Gangguan utama dari akne adalah pada
1

formasi sumbatan keratin dari folikel rambut. Dua faktor utama penyebab sumbatan adalah stimulasi androgen dari kelenjar sebasea dan koloni Propionibacterium acnes pada folikel, yang mana memetabolisme kelenjar untuk menghasilkan asam lemak bebas. Akne biasanya terjadi pada saat masa puber karena adanya sekresi androgen. Penyebab akne pada beberapa orang dipengaruhi oleh: stress, penyakit atau kecapekan, sinar matahari, paparan sinar matahari sering menyebabkan akne tapi mungkin tidak terjadi pada beberapa orang, perubahan hormone, diantaranya sering timbul akne pada saat siklus menstruasi, kehamilan biasanya menyebabkan akne, beberapa pil KB bisa menyebabkan akne atau menghambat akne tergantung dari konsentrasi esterogen, kosmetik dimana pemakaian kosmetik yang tebal mengiritasi lapisan beberapa sel pada saluran kelenjar minyak sehingga membentuk sumbatan kosmetik yang tipis atau yang hypoallergenic tidak menimbulkan efek ini. 1.6 Patogenesis Ada empat hal penting berhubungan dengan terjadinya akne vulgaris yaitu: 1.Kenaikan ekskresi dari sebum, dipengaruhi oleh androgen ( 5 a dihydrotestosteron) 2.Keratinisasi folikel pillsebasea bersama sebum menyebabkan distensifolikel. 3.Propionibacterium acnes yang mengeluarkan lipase yang merubah sebum menjadi asam lemak. 4.Pecahnya folikel akibat distensi menyebabkan radang karena asam lemak bebas bersifat kemotaktik sehingga menarik sel radang. Sumbatan saluran kelenjar minyak dapat terjadi karena: 1.Perubahan jumlah dan konsistensi lemak kelenjar akibat pengaruh berbagai faktor penyebab, yaitu: genetic, rasial, hormonal, cuaca, jasad renik, makanan, stress psikis dan lain-lainnya terjadi pada akne vulgaris 2.Tertutupnya saluran keluar kelenjar sebasea oleh massa eksternal, baik dari kosmetika (akne kosmetika), bahan kimia di tempat bekerja (akne akibat kerja), dirumah tangga (house-wife acne), deterjen (acne detergicans) atau bahkan tekanan helm atau ikatan rambut (frictional acne). Akne akibat zat eksternal disebut sebagai akne venenata. 3.Saluran keluar kelenjar sebasea menyempit akibat radiasi ultraviolet, sinar matahari, atau sinar radio aktif terjadi pada akne fisik.

Faktor-faktor yang berpengaruh 1.Keturunan


2

2.Stres dan emosi 3.Musim 4.Diet: Pengaruh makanan masih menjadi perdebatan para ahli 5.Menstruasi 70 % waita mengalami eksaserbasi 2-7 hari sebelum menstruasi 6.Obat-obat: Kortikosteroid oral/topical, ACTH, androgen, yodida, bromide, INH, Vit.B12, diphenylhidantoin, Phenobarbital dapat menyebabkan eksaserbasi akne yang sudah ada atau menyebabkan erupsi yang mirip akne (akne eruptions) 7.Kosmetika Bahan-bahan yang bersifat komedogenik sering sebagai penyebab terutama terdapat pada krim dasar, pelembab, krim tabir surya. 1.7 Gejala klinis Tempat predileksi akne vulgaris adalah di muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lain, misalnya leher, lengan atas, dan glutea kadang-kadang terkena. Erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah satunya, komedo, papul yang tidak beradang dan pustule, nodus dan kista yang beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis. Komedo adalah gejala patogognomonik bagi akne berupa papul miliar yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam akibat mengandung unsure melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black comedo, open comedo). Sedang bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsure melanin disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup ( white comedo, close comedo).

Gambar 1.1 Komedo terbuka Sumber: Dermatology in General Medicine

Gambar 1.2 Komedo tertutup Gambar 1.3 Akne vulgaris papulopustuler Sumber: Dermatology in General Medicine Lesi utama komedo, jika beradang disertai papul, nodul, dan kista. Lesi nodulo-kistik beradang dapat terasa gatal dan nyeri tekan, bila pecah dapat mengeluarkan pus, lokasi terutama pada muka, dada dan punggung. Klasifikasi akne menurut Plewig dan Kligman 1.Akne komedonal Tingkat 1: kurang dari 10 komedo tiap sisi muka Tingkat 2: 10-25 komedo tiap sisi muka Tingkat 3: 25-50 komedo tiap sisi muka Tingkat 4: lebih 50 komedo tiap sisi muka

2.Akne papulopustuler Tingkat 1: kurang dari 10 lesi beradang tiap sisi muka Tingkat 2: 10-20 lesi beradang tiap sisi muka Tingkat 3: 20-30 lesi beradang tiap sisi muka Tingkat 4: lebih dari 30 lesi tiap sisi muka 3.Akne konglobata Selain dari yang disebutkan di atas masih terdapat acneiform eruption. 1.8 Diagnosis Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai masaa padat seperti lilin atau massa lebih lunk bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam. Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa sebukan sel radang kronis di sekitar folikel pilosebasea dengan massa sebum di dalam folikel. Pada kista, radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas. Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dan pathogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium mikrobiolgi yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan. Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids) dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas (free fatty acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk menurunkannya. Cara pemeriksaan, biasanya dapat ditemukannya komedo tertutup dan terbuka, papul, pustule, nodul, dan kista pada daerah-daerah predileksi yang mempunyai banyak kelenjar lemak. Dan biasanya tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium. 1.9 Diagnosis banding 1.Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh induksi obat, misalnya kortikosteroid,INH, barbiturate, bromide, yodida, difenil hidantoin, trimetadion, ACTH, dan lainnya. Klinis berupa erupsi papulo pustule mendadak tanpa adanya komedo di hamper seluruh bagian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi disemua usia. 2.Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umunya lesi monomorfi,tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi ditempat kontak zat kimia atau rangsang fisisnya.

3.Rosasea (dulu: akne rosasea), merupakan penyakit peradangan kronik didaerah muka dengan gejala eritema, pustule, telanglestasi dan kadang-kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo kecuali bila kombinasi dengan akne. 4.Dermatitis perioral yang terjadi terutama pada wanita dengan gejala klinis polimorfi eritema, papul, pustule, di sekitar mulut yang terasa gatal. 1.10 Penatalaksanaan Tujuan pengobatan akne adalah untuk mencegah timbulnya sikatrik dan mengurangi frekuensi serta hebatnya eksaserbasi. 1.Akne komedonal Hanya terapi topical saja yang dapat mengadakan pengelupasan kulit a.Asam retinoat 0,05% dalam bentuk krim atau gel b.Benzoyl peroxide gel 2,5%-5% c.Acidum Salicylicum 0,5-2% dalam larutan hidroalkoholik d.Pengelupasan kimia (chemical peeling) dengan asam trikhloroasetat 10-30% atau asam glikolat 2050% dapat diulangi setelah 4 minggu sekali Untuk komedo terbuka dapat dilakukan ekstraksi komedo 2.Akne papulo-pustuler a.Ringan (tingkat I-II) Umunya dipakai kombinasi obat: -Pengelupas kulit: (benzoyl peroxide, tretinoin, acidum salicylum atau pengelupasan kima) dan antibiotic topikal: Clindamycine 1% atau Erythromycine 2% gel b.Berat (tingkat III-IV) Obat pengelupasan kulit dan antibiotic oral: -Tetracycline: 250 mg sehari 4 kali atau 500 mg sehari 2 kali Dosis diturunkan setelah ada perbaikan klinis, dosis pemeliharaan 25-500 mg/hari. -Doksisiklin 50-100 mg sehari 2 kali -Clindamycine: 150-300 mg sehari 2 kali (efek samping: colitis pseudomembrane) -Eritromisin stearat: dosis dan cara sama denga tetracycline 3.Akne konglobata/akne berat lainnya: Pengobatan seperti pada akne bentuk papul-pustuler berat dan bila diperlukan dapat diberikan tindakan tambahan antara lain:
6

-Injeksi kortikosterid dapat diberikan pada bentuk nodulokistik dengan triamcinolone asetonide konsentrasi 2,5 mg/ml dan tiap-tiap lesi diberikan 0,01-0,05 ml -Pengelupasan kimia -Esterogen dan cyproterone asetat oral (3-6 siklus menstruasi) -Ethynil estradiol 4.Dermabrasi dan khemabrasi untuk mengurangi parut akne. 1.11 Pencegahan 1.Menghidari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dan perubahan isisebum dengaan cara: a.Diet rendah lemak dan karbohidrat, meskipun pendapat ini masih diperdebatkan, tetapi bila anamnesis, menunjang dapat dianjurkan. b.Melakukan perawatan kulit atau pembersihan kulit kotoran dan jasad renik yang dapat memecah lipid sebum dengan cara yang baik dan benar. 2.Menghindari terjadinya faktor pemicu terjadinya acne, misalnya: a.Hidup teratur dan sehta, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi tubuh,hindari stress. b.Penggunaan kosmetika secukupnya c.Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalnya minuman keras, pedas,rokok, lingkungan yang tidak sehat dan sebagainya. d.Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang tidak lega artis, yangdapat memperberat erupsi yang telah terjadi. 3.Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab penyakit, pencegahan dan cara maupun lama pengobatannya, serta prognosisnya. Hal ini penting agar penderita tidak underestimate atau overestimate terhadap usaha penatalaksanaan yang dilakukan yang akan membuatnya putus asa atau kecewa. 1.12 Prognosis Umumnya prognosis penyakit baik. Akne vulgaris umumnya sembuh sebelum mencapai usia 30-40 an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu di rawat inap dirumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai