Anda di halaman 1dari 2

OKI ERIANDI 12511275 FTSP/Teknik Sipil

I. STUDI KASUS Pembajakan Kapal Indonesia oleh Perompak Somalia Kasus pembajakan di lepas pantai oleh perompak Somalia yang dialami kapal Sinar Kudus pada 16 Maret 2011 lalu, hingga saat ini masih belum jelas upaya pembebasan. Keluarga ABK, salah satunya dari Kabupaten Kediri merasa cemas dan berharap pemerintah segera turun tangan. Salah satu ABK kapal Sinar Kudus adalah Mas Bukhin (37), warga Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Hingga saat ini PT Samudera Indonesia sebagai pemilik kapal dianggap belum serius melakukan pembebasan, sehingga 31 ABK yang 20 diantaranya Warga Negara Indonesia (WNI) merasa sangat tertekan. "Kontak terakhir ke saya Sabtu kemarin, itupun tak lebih dari 5 menit. Intinya dia minta saya hubungi Kapolri agar membantu membebaskan, karena perusahaan sepertinya sudah lepas tangan," ungkap Febi Susilo, keponakan Mas Bukhin saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Kelurahan Burengan, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Kamis (31/3/2011). Febi yang tercatat sebagai Anggota Sat Brimob Polda Jatim menambahkan, meski kondisi ABK seluruhnya dipastikan aman, belum adanya upaya pembebasa dianggap sebagai bentuk lepas tanggung jawab yang tak semestinya ditunjukkan. "Makan, salat masih boleh. Bahkan telepon kalau tujuannya minta agar bisa segera dibebaskan juga diizinkan. Tapi kan tetap gak nyaman," sambungnya. Kapal Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia pada 16 Maret 2011 di perairan Laut Arab, saat melakukan perjalanan dari Pomala, Sulawesi Selatan ke Roterdam, Belanda. Kapal bermuatan biji nikel

OKI ERIANDI 12511275 FTSP/Teknik Sipil

tersebut berangkat pada tanggal 28 Februari 2011 dan seharusnya sampai 34 hari kemudian. "Pembajaknya minta tebusan dua setengah juga dollar Amerika. Kalau dirupiahkan sekitar dua puluh tiga miliar," tandas Febi. Menyikapi permintaan pamannya, Febi mengaku hanya bisa melaporkannya via kotak aduan online Mabes Polri, dan sejauh ini belum mendapatkan tanggapan. PT.Samudera Indonesia sejauh ini dianggap belum melakukan tindakan apapun, meski keberadaannya di Jakarta. II. KESIMPULAN 1. HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau negara. 2. Ada tidaknya rule of law di dalam suatu negara ditentukan oleh kenyataan, apakah rakyatnya benar-benar dapat menikmati keadilan, dalam arti : perlakuan yang adil dan baik dari sesama warga negaranya, maupun dari pemerintahannya, sehingga inti dari rule of law adalah adanya jaminan keadilan yang dirasakan oleh masyarakat/bangsa.

Anda mungkin juga menyukai