1. VALIDITY (V)
a. Apakah terkumpul sebuah sampel pasien yang jelas dan representatif pada suatu titik (biasanya dini) dalam perjalanan penyakit?
Ya, pasien yang ikut dalam penelitian ini berada pada titik yang sama yaitu semua bayi yang setidaknya mendapatkan 1 dosis terapi indometasin atau ibuprofen di Duke University Medical Center (DUMC) antara November 2005 dan November 2007, baik bayi bergejala dengan bukti ekokardiografi PDA diterapi dengan indometasin sebelum November 2006 dan sesudahnya dengan ibuprofen maupun bayi yang hanya diberi profilaksis indometasin untuk pencegahan IVH pada bayi dengan berat lahir <750 gram atau usia kehamilan <26 minggu.Bayi dengan peningkatan kebutuhan oksigen, tekanan darah rendah, asidosis metabolik, atau bukti disfungsi ginjal dianggap sebagai gejala dari PDA yang dimaksud.
Ya, pengamatan pada pasien cukup panjang karena dilakukan pengamatan kohort retrospektif selama 2 tahun yaitu November 2005 hingga November 2007.
Pengamatan juga lengkap karena meliputi pengamatan data klinis dan informasi demografi dikumpulkan dari pengkajian catatan medis dan farmasi pasien yang telah diidentifikasi. Data tersebut meliputi usia saat terapi, berat lahir, usia kehamilan, dan penggunaan indometasin profilaksis dicatat bersama dengan terjadinya operasi ligasi PDA, nekrosis enterocolitis (NEC), perforasi usus spontan (SIP), perdarahan intraventrikular (IVH), dan kematian serta kadar kreatinin serum, pra dan pasca-terapi.
Ya, kriteria hasil akhir bersifat objektif dengan standar yang telah ditetapkan dan mudah dinilai. Kriteria hasil akhir menyangkut keamanan dan efektivitas obat dalam penutupan PDA. Efektivitas obat meliputi jumlah keberhasilan penutupan PDA dengan obat, jumlah pasien yang tetap menjalanani operasi ligasi PDA meskipun diterapi farmakologi dan yang harus mendapatkan terapi kedua dari masing-masing kelompok. Keamanan meliputi jumlah pasien yang mengalami komplikasi dan kadar kreatinin serum pasca terapi dibandingkan dengan praterapi.
d. Apakah dilakukan penyesuaian atau adjustment untuk faktor prognosis yang penting? Apakah dilakukan validitas pada kelompok pasien test-set yang independen?
Iya, ada penyesuaian pada setiap peserta penelitian yang mempengaruhi faktor prognostik. Penyesuaian kelompok dibedakan berdasarkan jenis obat yang diberikan serta kapan dimulainya pemberian obat. Contohnya seperti karena perbedaan dalam jadwal dosis, kreatinin pascaterapi diperiksa 48 jam setelah diberikan indometasin dan 72 jam setelah diberikan ibuprofen.
Ibuprofen diberikan dalam 3 dosis yaitu 10 mg/kg, 5 mg/kg, dan 5 mg/kg pada interval 24 jam. Indometasin diberikan dalam 3 dosis pada interval 12 jam dan dosis bervariasi menurut umur (<48 jam hidup, 0,2 mg/kg, 0,1 mg/kg, dan 0,1 mg/kg, 2-7 hari kehidupan 0,2 mg/kg; dan >7 hari kehidupan, 0,2 mg/kg, 0,25 mg/kg, dan 0,25 mg/kg).
2. IMPORTANCE (I)
Dari hasil pengamatan untuk terhadap efektivitas kedua obat dalam terapi, dapat dilihat dari 3 aspek: Jumlah suksesnya penutupan farmakologi PDA : 62% (40/65) bayi di kelompok indometasin dan 58% (33/57) bayi pada kelompok ibuprofen (p=0.71). Di antara bayi yang mendapat profilaksis indometasin untuk hemoragik intraventrikular, tingkat survival tanpa ligasi PDA sebesar 75% (33/44) pada kelompok indometasin dan 79% (26/33) pada kelompok ibuprofen (p=0.79). Jumlah bayi yang tetap menjalani operasi ligasi PDA meskipun telah diberikan terapi :29% (19/65) bayi pada kelompok indometasin dan 28% (16/57) bayi pada kelompok ibuprofen (p=0.99). Jumlah bayi yang mendapat terapi kedua (6 dosis) :26% (17/65) bayi yang mendapat terapi dengan indometasin dan 37% (21/57) bayi yang mendapat terapi ibuprofen (p=0,24).
Dari hasil pengamatan untuk terhadap keamanan kedua obat dalam terapi, dapat dilihat dari 2 aspek: Jumlah komplikasi yang terjadi :Tingkat gabungan komplikasi (kematian, medis nekrosis enterokolitis, bedah nekrosis enterokolitis atau spontaneous intestinal perforation) sebesar 40% (26/65) pada kelompok indometasin dan 32% (18/57) pada kelompok ibuprofen (p=0.35). Tingkat mortalitas sebesar 9% (6/65) pada kelompok indometasin dan 18% (10/57) kelompok ibuprofen (p=0.19). Setelah disesuaikan dengan berat badan lahir, kami tidak mencatat perbedaan signifikan dari hasil di antara kedua kelompok Kreatinin serum meningkat 0.20mg/dl selama pengobatan di kelompok indometasin dan 0.23mg/dl pada kelompok ibuprofen (p=0.62). Rata-rata kreatinin serum sebelum mulainya terapi adalah sebesar 1.09mg/dl pada
kedua kelompok (p=0.86). Rata-rata kreatinin serum pada akhir pengobatan adalah sebesar 1.29mg/dl pada kelompok indometasin dan 1.32mg/dl pada kelompok ibuprofen (p=0.74).
3. APPLICABLE (A)
Ya, pasien pada penelitian ini serupa dengan pasien kita. Pasien dalam sampel penelitian memiliki kesamaan dalam karakteristik usia, keluhan dan gejala klinis yang timbul.
b. Apakah bukti ini akan mempunyai pengaruh yang penting secara klinis terhadap kesimpulan kita tentang apa yang perlu ditawarkan atau
Ya,
membantu.
ternyata tak ada pengaruh berbeda hingga saat ini dalam terapi baik dalam keefektifan penutupan PDA hingga keamanannya dalam komplikasi yang terjadi. Pilihan terhadap kedua obat ini tergantung ketersediaan yang ada.