Anda di halaman 1dari 7

Klasifikasi molar ketiga impaksi Klasifikasi Menurut Pell Dan Gregory Berdasarkan hubungan antara ramus mandibula dengan

n molar kedua Kelas I: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

Kelas II: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

Kelas III: Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus mandibula.

Berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahang

Posisi A: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal. Posisi B: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah garis oklusal tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal molar kedua. Posisi C: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah garis servikal molar.

Klasifikasi Menurut George Winter

Gigi impaksi digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar kedua. Posisi-posisi meliputi: Vertical Horizontal Inverted Mesioangular (miring ke mesial) Distoangular (miring ke distal) Bukoangular (miring ke buko) Linguoangular (miring ke lingual) Posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual position

Klasifikasi Menurut Archer

Archer memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di rahang atas. 3.1. Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi Pell dan Gregory. Bedanya, klasifikasi ini berlaku untuk gigi atas. Kelas A: Bagian terendah gigi molar ketiga setinggi bidang oklusal molar kedua. Kelas B: Bagian terendah gigi molar ketiga berada di atas garis oklusal molar kedua tapi masih di bawah garis servikal molar kedua. Kelas C: Bagian terendah gigi molar ketiga lebih tinggi dari garis servikal molar kedua.

3.2. Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi George Winter. Berdasarkan hubungan molar ketiga dengan sinus maksilaris. - Sinus Approximation (SA): Bila tidak dibatasi tulang, atau ada lapisan tulang yang tipis di antara gigi impaksi dengan sinus maksilaris. - Non Sinus Approximation (NSA): Bila terdapat ketebalan tulang yang lebih dari 2 mm antara gigi molar ketiga dengan sinus maksilaris.

Klasifikasi caninus impaksi

Klasifikasi dari kaninus impaksi dibagi menjadi 2 yaitu klasifikasi kaninus impaksi berdasarkan radiografi dan klasifikasi kaninus impaksi berdasarkan perpindahan kaninus impaksi. Berdasarkan radiografi 1. Archer mengklasifikasi dalam 5 klas yaitu : Klas I : Gigi berada di palatum dengan posisi horizontal, vertikal atau semi vertikal.

Klas II : Gigi berada di bukal dengan posisi horizontal, vertikal atau semi vertikal. Klas III: Gigi dengan posisi melintang berada diantara dua gigi dengan korona berada di palatinal dan akar di bukal atau sebaliknya korona di bukal dan akar di palatinal sehingga disebut juga posisi intermediate.

Klas IV: Gigi berada vertikal di prosesus alveolaris diantara gigi insisivus dua dan premolar. Klas V : Kaninus impaksi berada di dalam tulang rahang yang edentulos.

3. Stivaros dan Mandall

Mengklasifikasi posisi kaninus impaksi terhadap mid-line dan dataran oklusal, posisi akar kaninus impaksi secara horizontal, panjang kaninus impaksi secara vertikal dan posisi kaninus impaksi terhadap lebar akar insisivus.

A. Klasifikasi posisi kaninus impaksi terhadap mid-line dan dataran oklusal Grade 1 : Gigi kaninus impaksi berada pada sudut 0 - 15o Grade 2 : Gigi kaninus impaksi berada pada sudut 16 30o Grade 3 : Gigi kaninus impaksi berada pada sudut 31o

B. Klasifikasi posisi akar kaninus impaksi secara horizontal Grade 1 : Akar kaninus impaksi berada diatas regio dari kaninus. Grade 2 : Akar kaninus impaksi berada diatas regio dari premolar satu. Grade 3 : Akar kaninus impaksi berada diatas regio dari premolar dua. C. Klasifikasi panjang kaninus impaksi secara vertikal Grade 1 : Kaninus impaksi berada dibawah CEJ (Cemento Enamel Grade 2 : Kaninus impaksi berada diatas CEJ, insisivus. Grade 3 : Kaninus impaksi berada lebih dari panjang akar insisivus. Grade 4 : Kaninus impaksi berada diatas tetapi kurang dari Junction) dari insisivus. setengah panjang akar

setengah, tetapi belum sampai keseluruhan

keseluruhan panjang akar

insisivus.

D. Klasifikasi posisi kaninus impaksi terhadap lebar akar insisivus Grade 1 : Korona kaninus impaksi tidak menimpa/overlap akar insisivus.

Grade 2 : Korona kaninus impaksi menimpa/overlap kurang dari setengah lebar akar insisivus. Grade 3 : Korona kaninus impaksi menimpa/overlap lebih dari keseluruhan lebar akar insisivus. setengah, tetapi belum sampai

Grade 4 : Korona kaninus impaksi menimpa/overlap keseluruhan atau insisivus. Berdasarkan transmigrasi / perpindahan kaninus

lebih lebar akar

Transmigrasi / perpindahan kaninus adalah suatu keadaan kaninus berpindah melewati mid-line dari posisi normal yang dapat dilihat dari radiografi. Keadaan ini dilaporkan lebih banyak terjadi pada mandibula daripada maksila. Akan tetapi, hal ini merupakan suatu keadaan yang sangat jarang didapat.

Mupparapu mengklasifikasikan 5 tipe berdasarkan transmigrasi / perpindahan kaninus: Tipe 1 : Kaninus impaksi mesio-angular melewati mid-line, labial atau lingual ke gigi anterior dengan korona dari gigi kaninus melewati mid-line.

Tipe 2 : Kaninus impaksi hampir mendekati apeks dari gigi insisivus

Tipe 3 : Kaninus erupsi ke mesial atau distal ke gigi kaninus yang berlawanan. Tipe 4 : Kaninus impaksi hampir mendekati apeks dari gigi premolar atau molar dari sisi yang berlawanan

Tipe 5 : Kaninus impaksi melewati garis tengah secara vertikal

Anda mungkin juga menyukai