Dept. PK FK UNSRI
Saliva
Sumber: kelenjar salivatorius: kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris kelenjar sublingual
Fungsi saliva untuk menjaga kelembaban membran mukosa mulut untuk membasahi makanan dan membantu mendorong makanan ke esophagus untuk melarutkan makanan untuk mengubah zat tepung menjadi maltosa Dept. PK FK UNSRI
1. terutama oleh sinyal saraf parasimpatis dari nukleus salivatorius superior dan inferior pada batang otak 2. Perangsangan saraf simpatis juga dapat meningkatkan salivasi (jumlah lebih sedikit)
Dept. PK FK UNSRI 4
1. Secara fisik Tidak berwarna, tidak berasa & tidak berbau pH 6 7.9, umumnya 7.15 Jumlah 1000 1500 ml/24 jam BJ 1.002 -1.008, biasanya 1.007
Dept. PK FK UNSRI 5
2. Kimia
Sebanyak 0,7%, yang terdiri dari: a. bahan organik (0,5%) terdiri dari: protein 200 400 mg% (sedikit albumin & globulin) nonprotein nitrogen 13 mg% urea dan ammonia 6 -16 mg% asam urat 1,5 mg% kolesterol 2,5 9 mg% amilase, katalase, maltase sedikit epitel sel squamos korpuskel, terutama leukosit mononuclear bakteri saprofit
Dept. PK FK UNSRI 6
b. bahan inorganik ( 0,2%), terdiri dari: garam inorganik: klorida, bikarbonat, fosfat, potasium, sodium, magnesium.
Indikasi pemeriksaan Saliva: Ptyalism atau xerostomia stomatitis perkiraan secara cepat konsentrasi urea dalam darah
Dept. PK FK UNSRI 7
cuci mulut, bersihkan gigi dan kumur dengan sodium bikarbonat atau antiseptik ringan lainnya. Kumur ulang dengan air. Sentuhkan lidah dengan kaca kecil yang telah diberi asam asetik 5%. Ambil saliva dari bawah lidah dengan pipet.
Dept. PK FK UNSRI 8
Pemeriksaan Saliva
a. b. c. d. Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan makroskopik mikroskopik kimia serologik
Dept. PK FK UNSRI
10
A. Pemeriksaan Makroskopik
1. jumlah: - 1 - 1,5 L/24 jam - dipengaruhi: intake cairan, jumlah dan jenis makanan, tahap pengunyahan cuaca
Dept. PK FK UNSRI 11
Pemeriksaan makroskopik
- menurun pada: - - parotitis - demam - diabetes - nefritis - obat (belladonna & opium) meningkat pada: - infeksi mulut - iritasi berat oleh asam, basa, racun, komponen merkuri - obat seperti pilokarpin
Dept. PK FK UNSRI 12
b. pemeriksaan mikroskopik
1. sel : - normal: epitel sel skuamos, kolumner korpuskel saliva - abnormal: darah, jamur, ragi
Dept. PK FK UNSRI
13
pemeriksaan mikroskopik
2. bakteri: - normal: bakteri saprofit (mikrokokus, pneumokokus, streptokokus) - abnormal: Fusobacterium fusiforme, Vibrio proteus, Treponema microdentium, Lactobacillus acidophilus (caries)
Dept. PK FK UNSRI 14
c. pemeriksaan kimia
1. reaksi : - normal: sedikit basa - abnormal: reaksi asam (saliva orang dewasa dengan 2. Urea perkiraan urea darah 3. Amilase: pada gangguan pencernaan 4. hormon: - tes kehamilan - penentu jenis kelamin fetus Pemeriksaan serologi tes golongan darah
Dept. PK FK UNSRI
karies dental)
karbohidrat
15
Lambung
Fungsi: penyimpanan makanan pencampuran makanan dengan sekresi cairan lambung membentuk kimus pengosongan makanan dari lambung ke usus halus
Dept. PK FK UNSRI 16
Getah lambung substansi kompleks yang disekresikan sel mukosa lambung. Sel mukosa lambung 2 kelenjar, yaitu: 1. kelenjar peptik/fundus 2. kelenjar pilorik
Dept. PK FK UNSRI
17
Kelenjar peptik
Terdiri dari tiga tipe sel: 1. sel leher mukus Mukus,sedikit pepsinogen 2. sel peptik pepsinogen 3. sel parietal asam hidroklorida (HCl), faktor intrinsik
Dept. PK FK UNSRI 18
Kelenjar Pilorik
sekresikan mukus dan hormon gastrin
Mukus:
- - gabungan mukoprotein & mukopolisakarida - alkalis - proteksi dinding lambung dari asam
Dept. PK FK UNSRI
19
HCL
konsentrasi sekitar 150 mEq/l
Fungsi: - untuk mengaktivasi pepsin dari pepsinogen - untuk membantu perombakan disakarida - untuk mengkontrol pergerakan lambung - untuk mengkontrol sekresi cairan lambung Dept. dan empedu PK FK UNSRI 20
PEPSIN
- Disekresikan dalam bentuk pepsinogen, diaktifkan oleh asam lambung pada pH 1,6 2,4. - Membantu perombakan protein menjadi protease dan pepton. - Dieksresikan di urine uropepsinogen
Dept. PK FK UNSRI
21
3. untuk membuktikan keadaan hipersekresi pada Zollingers Ellison syndrome. 4. Untuk menentukan keberhasilan vagotomi dengan tes insulin
Pertimbangan untuk menentukan efikasi terapi dengan pembedahan, pengobatan dan radiologi pada ulkus peptik.
Dept. PK FK UNSRI 24
ANALISIS GETAH LAMBUNG: Intubasi gaster - Pasien puasa 12 jam, tidak boleh minum - levin tube ukuran 14F /16F, melalui hidung - Rehfuss tube, melalui mulut - Gunakan handuk/apron untuk melindungi pakaian - Pasien dalam posisi duduk/berbaring ke sisi kiri dengan kepala ditinggikan Dept. PK FK UNSRI 25 dengan sudut 45
Cara:
ujung tube dimasukkan berlahan2 ke belakang lidah, didorong secara hati2 ke posterior faring, jangan terkena uvula. setelah pasien menutup mulut, pasien disuruh menelan dan bernafas dalam2 dengan mulut dan tube didorong secara intermiten sampai ke antrum (jika pasien duduk) dan ke pertengahan kurvatura mayor (jika berbaring). Jarak dari mulutantrum = 55 cm Hasil sekresi gaster dikumpulkan dalam waktu tertentu, sesuai dengan jenis tes.
Dept. PK FK UNSRI 26
Kontraindikasi intubasi Gaster: - Varises esofagus, diverticula, stenosis esofagus, keganasan esofagus, - aneurisma aorta, - perdarahan gaster berat, - congestive heart failure, - kehamilan.
Dept. PK FK UNSRI 27
Pemeriksaan:
1. Fisik a. Warna: N:- pucat abu-abu, - Kuning sampai hijau: bila terkontaminasi empedu (jumlah sedikit) jika banyak kemungkinan ada obstruksi usus kecil, distal dari ampula vateri
Dept. PK FK UNSRI 28
selama
AbN: darah dalam jumlah banyak, warna coklat & granular,campur dengan getah lambung Coffee-ground appearance Penyebab: - lesi di gaster( ulkus, gastritis, karsinoma) - tertelan darah dari mulut, nasofaring/paru Konfirmasi dengan Hematest (orthotolidine) - bila diberi histamintidak berwarna dan jernih
Dept. PK FK UNSRI
29
b. Jumlah:
N: 50 ml (>100ml): - obstruksi pilorus karena ulkus, karsinoma/ tumor - dilatasi lambung akut/ kronis - obat (histamin, alanin) - psikis (emosi, stres) (<20 ml): - anemia pernisiosa - alkoholism kronis - psikis - obat (atropin sulfat, adrenalin)
Dept. PK FK UNSRI 30
c. Konsistensi N: cair, translusen d. Bau N: sedikit menyengat dan asam AbN: - bau tengik/anyar adanya as.Laktat& butirat stenosis ringan,fermentasi - bau busuk ulkus karsinomatos,stenosis berat - bau ammonia uremia
Dept. PK FK UNSRI 31
- bau alkohol intoksikasi alkohol - bau feses obstruksi usus, fistula gastrokolik
e. Mukus
N : - ada dalam jumlah sedikit dan alkalin AbN : jumlah mukus banyak inflamasi dinding lambung, iritasi kimiawi, beberapa kasus ulkus dan karsinoma, nausea
Dept. PK FK UNSRI 32
f. Partikel makanan setelah puasa 12 jam, biasanya tidak ditemukan partikel makanan Bila ada (AbN): gangguan pengosongan lambung, misalnya pada: atoni lambung, dilatasi lambung, ptosis lambung, stenosis pilorik, adhesi pilorik/duodenum, pilorospasm.
Dept. PK FK UNSRI 33
2. Mikroskopik:
a. mukus, dibawah mikroskop, tampak seperti flokulasi sferis kecil, menyerupai ular dengan fibril dan mempunyai badan sel. Mukus dari saluran empedu: gelombang semispiral, lebih padat dan berwarna kuning tua atau hijau bila diwarnai b. Pus normal: (-) Ditemukan pada abses lambung, ruptur abses yang masuk ke lambung, lambung dengan supurasi difus akut/kronik c. sisa makanan N : ditemukan dalam bentuk granula, dapat diperiksa dengan larutan lugol/iodin. Bisa ditemukan droplet lemak seperti globul dan kristal
Dept. PK FK UNSRI
34
d. Eritrosit N: ditemukan dalam kecil AbN: banyak: ulkus, kanker, erosi dari lambung e. Epitelium N: kecil deskuamasi mukosa permukaan sel skuamos dari mulut, hidung, faring, esofagus AbN: sel kolumnar gastritis f. Fragmen jaringan Dept. PK FK UNSRI 35 N: -
AbN: - kanker sejumlah kecil mukosa infiltrasi karsinoma, kadang hanya ditemukan area jaringan nekrotik yang mengandung leukosit dan bakteri g. Bakteri N: ada, mirip dengan flora di mulut dan saluran nafas AbN: Bacillus Boas-Oppler golongan lactobasilus basil nonmotil, besar,gram + tanda utama karsinoma
Dept. PK FK UNSRI
36
h. Ragi N: ada dalam jumlah sedikit AbN: jumlah banyak fermentasi&retensi ulkus yang menyebabkan obstruksi pilorus. i. Parasit N: jarang ditemukan
3. Kimia
a. Reaksi N: asam
Dept. PK FK UNSRI 37
AbN : netral/ alkalin karsinoma gaster gastritis kronis terkontaminasi saliva regurgitasi cairan empedu dan duodenum B. HCl bebas 1. euchlorhydria: normal HClbebas 2. achlorhydria: tidak ada HCl bebas 3. Hypochlorhydria: HCl bebas < N 4. hyperchlorhydria: HCl bebas > N
Dept. PK FK UNSRI
38
c. Darah (hemoglobin) sejumlah kecil bercak darah segar. besar: coffee ground ulkus peptik, karsinoma gaster, varices esofagus/lambung, tertelan darah
d. Pigmen empedu
N: sejumlah kecil pigmen empedu berwarna kuning, membentuk busa kuning AbN: besar: - obstruksi duodenum - penyakit empedu - ulkus duodenum - hiperchlorhydria
Dept. PK FK UNSRI 39
e. Asam Laktat
- produk kerja bakteri, normal tidak ada - kecil: makanan seperti susu, roti dan daging - terbentuk bila terjadi stagnasi isi lambung dengan penurunan atau tanpa HCl ( dilatasi lambung dan gastritis kronis) - besar: striktura pilorik, anasiditas permanen, spasme pilorik,dll
Dept. PK FK UNSRI 40
f. Enzim N: pepsin, jarang dilakukan : ulkus duodenum : ulkus gaster, Ca gaster, anemia pernisiosa, atropi gaster g. Asam lemak N: tidak ditemukan asam asetat dan asam butirat, bila ada stagnasi dan HCl (-) fermentasi
Dept. PK FK UNSRI 41
Dept. PK FK UNSRI
42
Pemeriksaan fungsi lambung; 1. Sekresi basal gaster menunjukkan respon lambung terhadap rangsangan endogen terus berlangsung selama puasa dan proses pencernaan Syarat: - Puasa 12 jam dan bebas dari bau makanan - Semua medikasi yang mempengaruhi sekresi asam lambung dihentikan 24 jam (antasida, antikolinergik, reserpin, 43 alkohol,dll) Dept. PK FK UNSRI
3. Bebas dari situasi yang memicu rx psikologis (takut, marah,depresi) - Cairan diambil pagi hari selama 1 jam. - Cara: 1. setelah puasa 12 jam malam hari (puasa minum 8 jam), pasien diintubasi 2. volume residu sekresi gaster diukur dan diperiksa secara kualitatif 3. aspirasi dilakukan 1 jam, sampel dipisah tiap 15 menit. sampel 15 I dan II dibuang sampel 4 kali 15 berikutnya diambil Dept. PK FK UNSRI 44
4. Untuk sampel tiap 15 ini diukur volume, pH dan titrasi keasaman an output asam dihitung. Hasil: - Volume N: 50 -100 ml - Output basal: pria =1,3 -4 mEq/ jam, wanita > rendah : -ulkus gaster, Ca gaster : ulkus duodenum dan ileum tinggi: zollingers Ellison sindrom
Dept. PK FK UNSRI 45
2. Tes Histamin - Konfirmasi diagnosis achlorhydria - Histamin: stimulan kuat ut sekresi lambung dosis 0.04 mg/KgBB - Efek samping >> diganti pentagastrin (tes pentagastrin) - Diberikan antihistamin I.M. sebelum pemberian histamin S.C. - Hasil: nilai maksimal output asam terjadi 15 setelah injeksi histamin dan bertahan 30. 60 setelah injeksi nilai sekresi turun pada basal
Dept. PK FK UNSRI 46
maksimal output asam= sekresi asam 1 jam pria= 4,9 38,9 mEq/ jam > 40 mEq/jam ulkus duodenum ratio basal: maksimal output >60% Zollingers Ellison sindrom anasiditas: - a. pernisiosa - Ca gaster - kadang pada a. hipokromik, RA, steatorrhea, a. aplastik, mixedema, a, megaloblastik - Data tes basal dan histamin prosedur pembedahan ulkus peptik
Dept. PK FK UNSRI
47
- fungsi sel parietal maksimal output asam indikasi perlu reseksi gaster
- basal dengan maks output asam N/sedikit indikasi vagotomi dengan prosedur drainase
Dept. PK FK UNSRI
48
3. Tes pentagastrin 4. Tes histalog - analog histamin, - Efek samping minimal/-, tidak perlu premedikasi antihistamin - dosis 1.5 mg/KgBB I.M. - prosedur sama,hanya diambil; 8 kali 15
Dept. PK FK UNSRI 49
5. Tes hipoglikemia insulin - insulin: poten stimuli asam lambung - hasil valid:- bila glukosa darah <50 mg%, biasanya 30 setelah injeksi - bila gaster (+) bisa mensekresikan HCl
Dept. PK FK UNSRI
50
- Complete vagotomi output asam 2 jam post injeksi < 2 jam basal - Incomplete vagotomi output asam 2 jam post injeksi > 2 jam basal (> 0,5 mEq) 6. Aspirasi Nokturnal 12 jam - menentukan sekresi basal gaster selama 12 jam - dapat melihat fluktuasi normal sekresi gaster - kerugian: - pasien perlu dirawat, membutuhkan pengawasan intensif, penelanan saliva dan sekret respiratorius tidak bisa dihindari, pasien tidak nyaman
Dept. PK FK UNSRI 51
7. Analisis sekret gaster tanpa tube - metode tidak langsung ut deteksi as.lambung - tidak perlu intubasi - menggunakan kation karbosilik exchange resin, dimana ion hidrogen diganti dengan kation
Dept. PK FK UNSRI
52
- setelah pencernaan, indikator kation dilepaskan dari resin dan dganti dengan ion hidrogen (bila terdapat as. Lambung) kemudian diabsorbsi usus kecil dan diekskresikan di urin - indikator kation di urin indikasi as lambung
Dept. PK FK UNSRI
53
Dept. PK FK UNSRI
54
Sekresi sebagai respon dari rangsangan vagus dan rangsangan hormonal Hormon sekretin dan pankreoenzim berpotensi memicu sekresi pankreas. Sekretin meningkatkan sekresi pankreas yang rendah kadar enzim dan tinggi kadar bikarbonat. Pankreoenzim meningkatkan sekresi enzim.
Dept. PK FK UNSRI 56
Empedu
Volume: 500 1000 ml/hari Berwarna kuning sampai coklat atau hijau Alkalin, pH 7 - 8,5 Mengandung bilirubin, kolesterol, fosfolipid, dan garam organik lainnya Enzim alkalin fosfatase (tidak berperan dalam proses pencernaan)
Dept. PK FK UNSRI 57
Pemeriksaan mikroskopik
harus diperiksa secepat mungkin Setelah disentrifuse, satu tetes sedimen diperiksa tanpa diwarnai Normal: sedikit leukosit, sel epitel Abnormal: leukosit PMN , sel epitel , dengan/tanpa sejumlah bakteri pada mukus inflamasi pada duodenum, saluran empedu atau pankreas
Dept. PK FK UNSRI 59
Pemeriksaan bakteriologik
normal: hampir steril
Pemeriksaan Kimia
Terutama pemeriksaan kerja amilase, lipase & tripsin pada sekresi pankreas Nilai enzim diatas umumnya pararel 1 enzim yang diperiksa. Amilase yang sering diperiksa karena paling stabil
Dept. PK FK UNSRI 60
Pemeriksaan tripsin dan lipase dilakukan pada infant yang dicurigai menderita sistik fibrosis/ diare/ steatorhea dengan penyebab yang tidak diketahui. Pemeriksaan amilase menggunakan metode Somogyl
Dept. PK FK UNSRI
61
TESTS OF EXCRETION FUNCTION Bilirubin metabolism: 80 % mature RBC 20 % immature RBC, other heme Hemoglobin heme + globin Heme Biliverdin + CO + Fe ++ Bilirubin CIRCULA -TION Bilirubin binds with albumin (indirect bilirubin)
RES
Bilirubin binds with y/z protein + glucuronic acid Monoglucuronic bilirubin 2 mol.Monoglucoronic bilirubin 1 mol diglucuronic bilirubin Biliar Canaliculi LIVER Mono & diglucuronic bilirubin biliar duct. 63 Dept. PK FK UNSRI
1. BILIRUBIN IN SERUM
Method : MALLOY - EVELYN Principle Bilirubin + diazo reagent 2. UROBILINOGEN / UROBILIN
azobilirubin (red)
65
DECREASE UROBILINOGEN * Bilirubin enter intestine * Renal function disturbance * Metab of urobilinogen disturbance INCREASE UROBILINOGEN * Liver function * Bilirubin overproduction 3. STERCOBILINOGEN / STERCOBILIN Dark stool stercobilinogen pale stool (acholis) stercobilinogen * Bile duct obstruction * Diarrhea * Antibiotics p.o.
Dept. PK FK UNSRI 66
4. ICTERUS INDEX : Determination of serum / plasma color as a quantitative bilirubin concentration 5. Bromsulphtalein (BSP) test - Uncolored substance in acid solution - Colored within alkaline solution
Dept. PK FK UNSRI
67
ICTERUS
ICTERUS / HYPERBILIRUBINAEMIA
Hepatic
Post hepatic
Hepatocellular
Dept. PK FK UNSRI
urobilinogen in stool
Direct Bilirubin
Partial
+ + +
71
bilirubin
blood circulation
Dept. PK FK UNSRI
72
Liver function test according to Carbohydrate Metabolism 1. Glucose Tolerance Test 2. Fructose " " 3. Galactose " " 4. Epinephrine " " Test berdasarkan detoksifikasi Detoxification : 1. Conyugation 2. Destruction 3. Combination
Dept. PK FK UNSRI
73
Obstructive jaundice = Total obstruction = Partial = Hepatocelluler jaundice = Space Occupying D = 5. NUCLEOTIDASE
* a. phosphatase acts only on nucleoside 5"-phosphate, to form adenosine and release inorganic phosphate * Tissues of the body, secreted by the liver Highest value : * Post hepatic jaundice (obstructive jaundice) * Intrahepatal cholestasis
Dept. PK FK UNSRI 76
O
O +
Dept. PK FK UNSRI
77
* Transfer (alpha) glutamyl from (alpha) peptide to others peptides or amino acid
* Kidney, liver, pancreas Elevated levels : * chronic alcoholism * patients taking drugs (e.g.phenytoin)
glutamyl
* Reference value =
O : 0,65 - 24,09 mU/mL
O +
ASPARTATE AMINOTRANSFERASE * Catalyze the inter conversions of AA and transfer amino groups * Cardiac muscular, liver, kidney, pancreas Reference Value : O : O : + Elevated levels in : * Hepatocellular d. (hepatitis) 10 - 200 x normal * Obstructive Hep * Cirrhosis * Olcoholic liver
Dept. PK FK UNSRI 79
-oxoacids by
ALANINE AMINOTRANSFERASE (ALT) Catalyze the interconversions of AA and d-oxoacids by transfer of amino groups.
ISOCITRATE DEHYDROGENASE Catalyzes the oxidative decarboxylation of isocitrate to (alpha) - oxoglutarate are found in various human tissue Increase in hepatic & non hepatic disease Hepatocellular Obstructive Cirrhosis : : :
81
(40X) (slight)
Myocardial infraction = N
Dept. PK FK UNSRI
CREATINE KINASE * catalyze the reversible phosphorylation of creatine adenosine triphosphate (ATP) * In : striated muscle, brain heart tissues by
* Isoenzymes : CK1 (CK BB) CK2 (CK MB) CK3 (CK MM) * Activity in some diseases : * Diseases of sceletal muscle * Diseases of heart * Diseases of liver
Dept. PK FK UNSRI
82
Lactate dehydrogenase
* Catalyzes the oxidation of L- Lactate to pyruvate
* 5 Isoenzymes : LDH 1, LDH2, LDH3, LDH4, LDH5
Dept. PK FK UNSRI
83
CHOLINESTERASES
hydrolyzes acetylcholine choline + acetic acid changes in liver diseases : Parenchymatous : Obstructive : N
Dept. PK FK UNSRI
84
in liver
* Albumin & Globulin Reference value : albumin : 3,5 - 4,5 g/dL globulin : 2 - 3 g/dL
Albumin - Normal / mildly dicrease in acute Hepatitis (virus/toxic) - Decrease severity & prognosis
85
Dept. PK FK UNSRI
GLOBULIN Elevated levels in liver diseases immune response in active chronic hepatitis & active macromodular cirrhosis & globulin Biliary cirrhossis Posthepatic Jaundice Alpha & Beta Glob Electrophoresis Alpha 1 globulin : mucoprotein glicoprotein acute disease with fetoris, cancer Alpha 2 & Beta Glob : lipoprotein
(alpha) glob
Prothrombin
is synthesized in liver Decrease :
1. Poor Vitamin K in diet 2. Vitamin K absorption is lack 3. Liver cannot synthesized proth.
Obstructive jaundice : prothrombin can be normalized by parenteral vit. K. Parenchymatous jaundice : prothr cannot be normalized by parenteral vit. K Prothrombin occurred in severe liver disease ( end stage ) very bad prognose Prothrombin Time ( PTTDept. ) :PK10 - 14 sec. FK UNSRI
87
SPECIFIC PROTEIN
A. Haptoglobin :
- glyco protein
- concentration is expressed as Hemoglobin or methemoglobin binding capacity Normal : 100 - 200 mg/dl Hb binding capacity Increase : post hepatic jaundice Decrease : hepato - cellular disease
Dept. PK FK UNSRI 88
B. Lipoprotein-X (Lp-X)
* in cholestatic jaundice & Lecithin Cholesterol acyl transferase deficiency * Sensitive determinant for cholestatic (if there is no LCAT deficiency) but cannot differentiate intra / extra hepatal cholestatic
Elevation < 500 mg / ml in Pancreatic carcioma Pancreas cancer Colon cancer Lung cancer
* alcoholic cirrhosis
* regenerative activy of hepatocyte
Dept. PK FK UNSRI 90
D. Ceruloplasmin
* Copper oxidase * Normal : 34 mg/dl * Decrease : - Wilson's disease - Protein Energy Malnutrition
- Nephrosis
* Increase : Chronic infection ( tbc, pneu ) Lupus erythematous Rheumatic arthritis / fever Myocardial infarction Physiological Dept. PK FK UNSRI stress
91
Acute Hepatitis Albumin & globulin : Normal * If alb < 3 gr/dL without increase wide damage * If globulin > 3,5 gr/dL without decrease * If globulin & albumine cirrhosin
convalescense
:N : alb glob Obstructive Jaundice : new : Normal old : albumin globulin Dept. PK FK UNSRI
92
ACUTE HEPATITIS
I. Preicterus stadium Symptom : fever, anorexia, malaise, abdominal discomfort Laboratories : Abnormal BSP Positive CCFT AST & ALT Urine urobilinogen : positive others : normal II. Icterus Stadium : Symptom : Icteric, liver tender, afebril Laboratories : Abnormal liver function tests
Dept. PK FK UNSRI 93
The symptoms disappear Lab. : liver function tests decrease to normal level
serum bilirubin still , negative urine urobilinogen Hematological lab. * Leucopeni, lymphopeni & neutropeni in preicteric stage * Aplastic anemi, rare * PTT protonged * ESR on preicteric stage
N on icteric stage
if icteric begin to disappear N on convalescence stage
Dept. PK FK UNSRI 94
Dept. PK FK UNSRI
95
CHRONIC HEPATITIS
Chronic inflamation > 6 month Classification : 1. Chronic persistent hepatitis 2. Chronic lobular hepatitis 3. Chronic active hepatitis 1. Chronic persistent hepatitis Etiology : Hepatitis B virus Hepatitis Non A Non B virus Alcoholism Unknown Lab. : Normal serum bilirubin or mildly elevated serum IgG
Dept. PK FK UNSRI 96
2. Chronic lobular hepatitis Etiology : acute viral Hepatitis like illness Hepatitis Non A Non B virus Lab. : increase of transaminases 3. Chronic active hepatitis Etiology : Hepatitis B virus
HEPATIC CIRRHOSIS Is a diffuse process with fibrosis and nodule formation. It has followed hepato-cellular necrosis. Although the causes are many, the end result is the same Etiology : - Hepatitis B, non A - non B virus - Alcoholism - Metabolic : hemochromatosis diabetes mellitus Wilson's disease - Prolonged intra & extrahepatal cholestatis - Abnormal immunity - Toxin & therapeutic agent Laboratory : Compensated transminases
98
Decompensated : Urine : urobilinogen sodium in ascites Blood : bilirubin albumin gamma globulin transaminases alkaline phosphatase cholesterol ester Normochrom normocyter anaemi, PTT prolonged Dept. PK FK UNSRI
99
(+) bilirubin
Definition :
lab. : - abnormal liver function tests - serum iron - transferrin 90 % saturated - hyperglycemia
Dept. PK FK UNSRI 101
HEPATOCELLULAR FAILURE
102
Dept. PK FK UNSRI
103