Anda di halaman 1dari 49

PERCAYA DIRI, penting..!

Percaya diri itu seni. Jika Anda merasa belum percaya diri, maka Anda bisa menjadi percaya diri. Jika Anda sudah merasa percaya diri, maka Anda bisa menjadi lebih percaya diri. Percaya diri itu dinamis, ia bisa naik dan turun, berubah dan berkembang. Apa yang perlu Anda lakukan, adalah menjaganya agar tetap berada di tingkat yang optimal dan sehat. UNTUK APAPUN, ANDA HARUS BERBICARA Dalam aktivitas apapun yang Anda lakukan, Anda akan melakukan tiga hal berikut ini: 1. Memimpin; 2. Menjual; 3. Mempresentasikan. Dalam faktanya, Anda bahkan mungkin melakukan ketiganya sekaligus. Jika Anda sedang memimpin, maka Anda pasti sedang menjual sesuatu agar diikuti oleh orang-orang yang Anda pimpin. Dan dalam melakukannya, Anda akan menyajikan atau mempresentasikan berbagai hal yang relevan. Jika Anda sedang menjual sesuatu, Anda sedang mengupayakan posisi memimpin, agar prospek Anda mau mengambil keputusan sesuai dengan yang Anda inginkan sebagai pihak yang menjual. Dan sekali lagi, Anda pasti mempresentasikan berbagai hal yang relevan. Jika Anda sedang berpresentasi, maka Anda bisa dipastikan sedang menjual sesuatu. Dan karena Anda sedang berusaha menjual sesuatu, maka Anda pasti berupaya untuk memimpin audience, agar mendengarkan Anda, agar menyimak presentasi Anda, agar memahami maksud dan tujuan Anda, dan agar teryakinkan sesuai tujuan presentasi Anda. Dalam melakukan semua aktivitas di atas, media paling umum yang akan Anda gunakan adalah komunikasi verbal alias berbicara. Muara dari semua aktivitas itu, atau hasil akhir dari semua aktivitas itu, akan sangat ditentukan oleh kualitas bicara Anda. Sebelum sampai ke persoalan teknis seperti struktur bicara, intonasi, gaya bahasa atau bahkan pilihan kata dan kalimat, aspek mendasar dari kualitas bicara Anda adalah tingkat percaya diri Anda saat melakukannya. Singkatnya, Anda harus menaburkan aura percaya diri saat berbicara. Karena dari situlah segala hasil akhir akan ditentukan. Jadi, titik awal Anda untuk semua aktivitas itu, adalah meraih rasa percaya diri yang lebih baik. Berikut ini adalah kompilasi berbagai alasan untuk percaya diri, yang dikumpulkan dari para pakar manajemen, kepemimpinan, komunikasi dan motivasi. PERCAYA DIRI BERARTI TAHAN BANTING Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih tahan terhadap berbagai tekanan, karena punya tempat berpijak dan cara berpikir yang kokoh dan kuat.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi variasi dari situasi pribadi, sosial dan bisnis yang makin ketat dan makin keras belakangan ini. Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih tahan untuk berhadapan dengan orang lain yang makin hari makin kritis. Ingatlah bahwa tekanan yang makin kuat tidak hanya dialami oleh diri Anda sendiri, melainkan juga oleh setiap orang lain yang hidup bersama Anda di dunia ini. Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi orang lain yang makin hari makin keras dan bukan tidak mungkin makin menyebalkan. Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi berbagai apresiasi yang realistik dan objektif. Pada akhirnya, jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih memiliki kontrol terhadap berbagai situasi dan keadaan yang penting untuk apapun kepentingan Anda. PERCAYA DIRI BERARTI MAMPU MENGONTROL Percaya diri Anda dibangun dengan berlatih untuk mengontrol berbagai hal. Dengan tingkat percaya diri yang makin baik, akan Anda akan lebih mampu mengontrol berbagai hal. Dengan percaya diri yang lebih tinggi, Anda akan mampu mengontrol berbagai aspek dari kehidupan Anda. Dengan mampu mengontrol berbagai aspek diri pribadi Anda, Anda akan lebih jernih dalam melihat dan mengatur tujuan dan sasaran pribadi Anda. Dengan kejelasan dalam tujuan dan sasaran Anda, maka Anda akan lebih mampu dalam mengarahkan perilaku Anda menuju kepada keberhasilan Anda. PERCAYA DIRI BERARTI TAHU KAPASITAS DIRI Dengan percaya diri, Anda akan memahami seluk beluk dan tingkat kapasitas yang Anda miliki. Dengan mengetahui kapasitas diri, Anda akan mampu melakukan analisis SWOT untuk diri pribadi Anda. Dengan memahami aspek SWOT diri Anda sendiri, maka Anda akan tahu persis dari mana harus memulai dan kemana akan berakhir. PERCAYA DIRI BERARTI SUCCESS ORIENTED Dengan percaya diri, Anda menggeser fokus diri dari jebakan ketakutan akan kegagalan dan kerugian, ke cara pandang yang optimis tentang berbagai kesempatan dan keberhasilan. Anda akan menjadi orang yang success oriented. Dengan percaya diri, Anda tidak akan merasa cukup hanya dengan 'positive thinking', tapi lebih dari itu, Anda akan menuntut 'positive knowing'. Dengan 'positive knowing', Anda akan menjadi orang yang ahli di bidangnya. Anda akan menjadi orang yang expert, ahli dan pakar. Itulah jalan menuju kesuksesan Anda. PERCAYA DIRI BERARTI PERBAIKAN KUALITAS NETWORKING

Dengan percaya diri, Anda akan meningkatkan kualitas personality Anda. Dengan kenaikan personality Anda, maka Anda juga akan menaikkan kualitas 'relationship' Anda. Seorang pemimpin atau pengusaha atau pejabat yang memulai dari bawah, kemudian terus naik sampai ke tingkatan tertentu di bidangnya, tidak hanya berhubungan dengan orangorang di bawahnya. Lebih dari itu, ia juga akan meningkatkan kualitas networkingnya ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih luas. Ia akan terlibat dengan orang-orang yang juga lebih tinggi kualitasnya, lebih tinggi keahliannya, dan lebih baik tingkat percaya dirinya. Dengan itu, percaya dirinya akan makin meningkat. Dan dengan itu semua, peluang keberhasilannya juga akan meningkat. Dengan percaya diri, Anda akan bertemu dengan orang yang lebih menyenangkan, orang yang lebih baik kualitasnya, orang yang lebih terdidik, orang yang lebih memberi kesempatan dan peluang, orang yang lebih menarik, dan orang yang lebih nikmat bagi Anda untuk berhubungan dengan mereka. PERCAYA DIRI BERARTI KONTROL TEMPERAMEN YANG LEBIH BAIK Di dalam ilmu sosial, ada istilah 'hukum korespondensi', yang mengatakan bahwa 'dunia luar' di luar diri Anda, adalah sebuah cermin sempurna dari 'dunia dalam' di dalam diri Anda. Percaya diri Anda harus dimulai dari dalam. Dan jika Anda berhasil memperbaiki kualitas 'dunia dalam' Anda, maka 'dunia luar' akan mengikutinya. Jika Anda sukses dengan berhasil meraih percaya diri, maka kesuksesan juga akan terjadi pada 'dunia luar' Anda. Jika Anda berhasil meraih percaya diri, maka Anda berpeluang besar untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan diri pribadi, kehidupan sosial, kehidupan pendidikan, dunia karir dan dunia bisnis Anda. Keberhasilan meraih percaya diri, berarti keberhasilan meraih kontrol terhadap temperamen pribadi. Itu berarti, Anda juga punya peluang besar untuk mengontrol temperamen 'dunia luar' Anda. Ingat ini: - Indahnya bulan ada di hati Anda; - Pemandangan langit dan lautan luas beserta bintang gemintang, ada di mata Anda. Batasannya pun, tergantung kualitas penglihatan Anda; - Panasnya terik matahari dan api, ada di kulit Anda; - Bau busuk dunia ini, adanya di hidung Anda; - Pedasnya cabai dan panasnya merica, ada di lidah Anda; - Dunia dan seisinya, ada di dalam diri Anda. Jika Anda punya kontrol terhadap temperan diri, maka Anda pantas mengontrol temperamen dunia dan seisinya. Ramah atau tidaknya dunia ini pada Anda, Anda sendiri yang menentukannya. Dan untuk mencapainya, mulailah dengan mempercayai diri Anda sendiri. Tuhan telah menciptakan Anda dengan sempurna, dan Ia menginginkan Anda mempercayai hal itu. PERCAYA DIRI BERARTI MAMPU MENGHAMBAT UPAYA SABOTASE DIRI

Percayalah bahwa setiap hambatan, hampir bisa dipastikan datang dari dalam diri sendiri. Setiap hambatan akan men-sabotase dengan mencegah diri Anda dari mengambil tindakan. Tindakan adalah segala aktivitas yang membuat hidup Anda menjadi lebih baik. Resep keberhasilan adalah tindakan, dan untuk bisa bertindak, Anda perlu percaya diri. PERCAYA DIRI BERARTI HIDUP SISTEMATIS Sistematis berarti efisien dan efektif. Dengan percaya diri, Anda akan bertindak. Dan bertindak atas dasar percaya diri, akan membuat Anda mampu mengambil keputusan dan menentukan pilihan. Dengan kemampuan itu, tindakan Anda akan tepat, akurat, efisien dan efektif. PERCAYA DIRI BERARTI PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR Hidup Anda adalah sekolah Anda. Cara belajar Anda mengikuti dua pola, yaitu shaping alias pembentukan dan modelling alias teladan. Percaya diri akan membuat Anda menjadi orang yang lebih mampu dalam melakukan self development, pengembangan dan perbaikan, dan lebih mampu dalam mengambil suri tauladan serta melakukan berbagai inovasi sebagai kelanjutannya. PERCAYA DIRI BERARTI YAKIN AKAN FUNGSI DIRI Dengan percaya diri, Anda akan lebih yakin bahwa keseluruhan diri Anda akan berfungsi dengan baik. Dengan percaya diri Anda akan mampu mendorong diri Anda untuk total, maksimal dan optimal. Dengan semua itu, Anda akan mencapai kemandirian dan kemerdekaan. PERCAYA DIRI BERARTI FOKUS PADA DUNIA LUAR Tidak percaya diri disebabkan oleh kesibukan dalam mengkhawatirkan diri sendiri. Dengan percaya diri, Anda akan disibukkan oleh dunia luar. Dengan percaya diri Anda akan menjadi orang yang lebih melayani, lebih bermanfaat, dan lebih memberi nilai kepada dunia luar. Dengan percaya diri Anda akan berorientasi keluar. Dengan percaya diri, Anda akan lebih berhasil dalam memimpin dan menjual. PERCAYA DIRI BERARTI HIDUP YANG LEBIH NYAMAN DAN MENYENANGKAN Dengan percaya diri Anda akan lebih menikmati diri sendiri, lebih menikmati dunia luar. Hidup Anda akan penuh dengan kegembiraan, dengan hanya sedikit kekhawatiran. Dunia Anda akan lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan percaya diri, Anda bisa membuat 'hidup lebih hidup'. PERCAYA DIRI BERARTI PESAN POSITIF Dengan percaya diri, Anda akan mengkomunikasikannya kepada dunia di luar Anda. Dengan percaya diri, Anda akan membuat orang lain menjadi percaya diri. Dengan percaya diri, Anda akan lebih meyakinkan. Percaya diri adalah pesan. Pesan yang amat penting untuk dikomunikasikan kepada orang yang terlibat dengan Anda. Dengan percaya diri, sekali lagi Anda akan berhasil dalam memimpin dan menjual.

PERCAYA DIRI BERARTI PELUANG UNTUK MENUMBUHKAN KHARISMA Dengan percaya diri, Anda berpeluang besar untuk menumbuhkan tingkat maksimal dari percaya diri, yaitu kharisma. Dengan percaya diri, Anda akan menciptakan jalan untuk menjadi orang yang selalu didengar kata dan perintahnya. DARI MANA DATANGNYA PERCAYA DIRI? Percaya diri datang dari kemampuan berkomunikasi secara verbal, dengan berbicara. Dengan berbicara, Anda akan berbicara pada diri sendiri dan berbicara pada orang lain. Berbicara kepada diri sendiri akan menjalankan proses manajemen diri. Andalah orang yang paling tahu harus mengatakan apa pada diri sendiri. "Saya bisa" atau "Saya tidak bisa". "Saya akan berhasil" atau "Saya akan gagal". "Saya harus melakukan ini" atau "Saya memang menginginkan ini". "Saya yang menentukan" atau "Bukan Saya yang menentukan". "Saya yang memilih" atau "Orang lain yang memilih". "Terserah Saya" atau "Terserah orang lain". Berbicara kepada orang lain akan menjalankan proses manajemen diri orang lain. "Anda harus begini atau harus begitu". "Saya meminta Anda melakukan ini atau itu". "Saya ingin hasilnya begini atau begitu". "Saya yang menentukan, bukan Anda yang menentukan". "Saya yang memerintah Anda yang mengikuti". "Saya yang menjual dan Anda yang membeli". "Jika Anda ingin berhasil, ikuti saran Saya".

Menumbuhkan Percaya Diri Pada Anak


Sifat percaya diri tidak hanya harus dimiliki oleh orang dewasa, tetapi anak-anak juga memerlukannya dalam perkembangannya menjadi dewasa. Sifat percaya diri sulit dikatakan secara nyata. Tetapi kemungkinan besar orang yang percaya diri akan bisa menerima dirinya sendiri, siap menerima tantangan dalam arti mau mencoba sesuatu yang baru walaupun ia sadar bahwa kemungkinan salah pasti ada. Orang yang percaya diri tidak takut menyatakan pendapatnya di depan orang banyak. Rasa percaya diri membantu kita untuk menghadapi situasi di dalam pergaulan dan untuk menangani berbagai tugas dengan lebih mudah. Untuk anak-anak, rasa percaya diri membuat mereka mampu mengatasi tekanan dan penolakan dari teman-teman sebayanya. Anak yang percaya diri mempunyai perangkat yang lebih lengkap untuk menghadapi situasi sulit dan berani minta bantuan jika mereka memerlukannya. Mereka jarang diusik. Justru mereka sering mempunyai daya tarik yang membuat orang lain ingin bersahabat dengannya. Mereka tidak takut untuk berprestasi baik di sekolah atau untuk menujukkan bahwa mereka memang kreatif. Percaya diri bukan merupakan bawaan dari lahir, juga tidak jatuh dari langit. Anakanak mudah sekali merasa rendah diri, merasa tidak mampu, tidak penting, karena ada banyak hal yang harus dipelajari, dan orang yang lebih tua tampak begitu pandai. Anak-anak memerlukan dorongan dan dukungan secara terus-menerus. Jika orang tua atau guru dapat berperan dengan baik, anak-anak akan memiliki rasa percaya diri. Jika Anda ingin membangun rasa

percaya diri dalam diri anak Anda, tak ada istilah terlambat untuk memulai. Anda justru akan memberikan hadiah terbaik untuk anak Anda dan diri Anda sendiri.

Membangun Rasa Percaya Diri


Walaupun sering memprotes jika merasa dibatasi, anak-anak akan menerima jika mempunyai aturan pasti dalam bertindak. Jika orangtua terus mengubah rutinitas anak Anda atau tidak konsisten dalam hal disiplin, anak akan bingung dan bimbang. Misalnya, hari ini aturannya begini, tapi besok lain lagi. Lusa, anak akan bertanya-tanya, "Sekarang saya harus bagaimana. Yang seperti kemarin atau seperti kemarin dulu?" Tunjukkan bahwa Anda percaya anak Anda punya kemampuan, dengan memberinya tugas-tugas yang bisa dilakukannya dan menimbulkan rasa ikut memiliki. Sebagai contoh, anak-anak biasanya senang menjawab telepon. Ajari dia cara menjawab telepon yang sopan dan benar. Lalu, beri dia kesempatan untuk melakukannya. Coba juga meminta bantuan anak untuk mengambilkan barang-barang yang akan dibeli di rak pasar swalayan, tentunya barang yang tak mudah pecah, misalnya susu, sabun mandi, dan sebagainya. Tahan diri untuk cepat-cepat turun tangan membantu anak melakukan sesuatu. Membantu boleh-boleh saja, tapi tidak berarti mengambil alih atau langsung ikut campur tangan tanpa dimintanya. Doronglah dia untuk tidak terlalu gampang mengatakan, "Saya tidak bisa," "Saya tak pernah akan bisa," atau "Saya memang bodoh." Satu hal yang penting orangtua harus menjaga jangan sampai mencap anak "pemalas", "dasar pemalu", "anak bodoh", dan sebagainya. Memang sebagian anak mungkin tak akan terlalu menghiraukan katakata seperti itu. Tapi sebagian lain akan membangun identitas dirinya dari komentar-komentar yang negatif ini, meskipun Anda mengucapkannya secara spontan dan sungguh tidak bermaksud merendahkan dirinya. Tanamkan sikap bahwa berbuat salah bukanlah dosa yang tak terampuni, bahwa nilai seseorang tidak selalu bisa dihitung berdasarkan kesempurnaan hasil kerjanya. Yang penting bukan betul atau salah, tapi bagaimana cara dia melakukannya. Jadikan ini sebagai pedoman untuk diri Anda juga. Hormati dan hargai anak Anda. Jangan mempermalukan dia di depan teman-teman sebayanya, atau di depan orang dewasa lainnya, atau di depan umum. Jika anak Anda berbuat salah, panggil dia ke tempat sepi, atau bicarakan hal itu di rumah. Jika Anda berbicara, gunakan nada suara seperti yang Anda harapkan akan digunakannya saat ia berbicara. Dengarkan anak Anda dan dorong dia untuk berpikir mandiri. Belajar mempertahankan diri sendiri memerlukan kekuatan besar. Tempat terbaik untuk berlatih menjadi orang yang percaya diri adalah di rumah. Hargai ide-ide yang dinyatakannya. Katakan berulang-ulang kepada anak Anda bahwa Anda percaya dia bisa. Dan bersikaplah positif di depan orang-orang lain tentang apa yang bisa dilakukan anak Anda. Dengan cara begitu, anak akan yakin bahwa Anda benar-benar mempercayai kemampuannya. Ciptakan peluang untuk pengalaman-pengalaman dan tantangan baru. Perluas minat dan keterampilan anak Anda. Bersedialah menerima usaha yang telah dilakukannya, entah apa pun hasilnya. Jangan hanya melihat hasil akhirnya saja. Daripada mengatakan kepada anak apa yang tak boleh dilakukan, lebih baik katakan apa yang boleh dilakukannya. Misalnya, daripada mengatakan "Kamu tak boleh masuk ke rumah orang tanpa permisi," lebih baik katakan, "Kamu boleh masuk ke rumah orang kalau sudah permisi dan dipersilakan masuk." Sebelum mengomentari perilaku anak yang negatif, pikirlah dulu dua tiga kali, sambil mengingat untuk selalu menekankan hal-hal yang positif.

Meningkatkan percaya diri


Dari data penelitian, ditemukan banyak faktor yang menjadikan kendala seseorang enggan untuk menjadi penyeru kebaikan. Antara lain, kurang percaya diri, kemudian disusul tidak adanya skill. Kalau kita runut, keduanya mempunyai korelasi yang sangat erat. Sebenarnya akar masalah orang yang tidak percaya diri terletak pada skill (keterampilan). Dan, skill utama bagi seorang penyeru kebaikan terletak pada kemampuan penguasaan materi, pemahaman terhadap nilai-nilai yang disampaikan, serta penguasaan skill penyampaian. Untuk menumbuhkan ketiga hal tersebut perlu sebuah usaha pembiasaan. Dan untuk menjadikan hal itu sebagai sebuah kebiasaan dalam diri seseorang secara permanen, maka perlu ditanamkan beberapa faktor: Pertama, paham. Tanpa pemahaman yang utuh, orang tidak akan dapat bekerja dengan ikhlas, lemah produktiftas, dan tidak akan tahan lama. Kedua, memiliki skill. Orang yang tidak memilki skill biasanya akan bekerja dengan cemas dan minder. Ketiga, kemauan. Dengan kemauan, kita dapat beramal secara konsisten dalam rentang waktu yang lebih lama. Ada beberapa kiat praktis untuk meningkatkan rasa percaya diri. Utamanya meliputi aspek kemauan, pemahaman serta keterampilan. Untuk memenuhi aspek kemauan, Anda perlu melakukan berbagai usaha. Antara lain: 1. Bekerjalah dengan Ikhlas. Yakinkan bahwa seluruh amalan baik akan mendapatkan pahala walau tidak enak untuk dikerjakan. 2. Kerjakan setiap aktifitas dengan penuh tanggung jawab, memiliki landasan nilai (vaIue) dan prinsip-prinsip yang kuat. 3. Milikilah kebiasaan menerima. Ini akan meningkatkan rasa memiliki. 4. Tingkatkan rasa tanggung jawab pribadi. Dengan itu, rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan problem umat akan tumbuh. 5. Miliki kebiasaan mempertahankan hak. Dengan cara mendorong sikap percaya diri untuk membela hak-hak kita yang hilang. 6. Milikilah kebiasaan hidup dengan tujuan. Tanpa tujuan yang kuat tak akan ada target dan kurang termotivasi untuk melakukan aktifitas yang baik sekalipun. 7. Memiliki integritas diri. Kekuatan utama bagi penyeru kebaikan terletak pada kekuatan integritas, yaitu kesatuan antara ucapan, statement tertulis dan tindakan kita. Sedangkan untuk aspek pemahaman dan keterampilan, barangkali beberapa langkah berikut bisa Anda usahakan: 1. Milikilah catatan/referensi materi dan agenda yang rapi. 2. Siapkan materi yang akan disampaikan. Naik panggung tanpa persiapan, maka turun panggung penuh dengan kehinaan. 3. Bacalah buku-buku referensi, ini sangat membantu meningkatkan pemahaman.

4. Milikilah hafalan yang baik. Orang berbicara mengandalkan apa yang diingat. 5. Ambillah selalu kesempatan untuk tampil dimuka umum kapan saja. Sebagai latihan melancarkan kemampuan bicara dan kontrol diri. 6. Ikutilah beberapa pelatihan, semisal pelatihan Training for Trainer, atau sejenis pelatihan untuk pelatih dan fasilitator yang membekali skill mengajar. Dengan kecakapan dalam bidang pemahaman dan keterampilan, ditambah kemauan yang keras, insya Allah usaha perbaikan, mengajak manusia ke jalan yang diridhai Allah akan punya hasil dan rentang usia yang panjang.

MEMOTIVASI DIRI MELALUI RASA PERCAYA DIRI


Aset paling berharga bagi banyak orang adalah juga aset yang paling belakangan dihargai. Aset itu, bila ditangani dengan semestinya, akan mampu memberikan hasil secara dramatis. Aset yang tidak dapat dikenakan harga setinggi apapun. Itulah otak manusia, pikiran dan proses berfikir. Otak merupakan kawasan penyimpanan yang kapasitasnya luar biasa, menjadi pentinglah untuk berhati-hati di dalam mengisinya. Sebagian orang mempunyai otak yang penuh dengan pemikiran dan pengalaman negatif. Mereka akan secara terus-menerus menanamkan masukan saya tidak mampu dengan setumpuk alasan mengapa mereka tidak mampu. Sehingga ketika dihadapkan pada sebuah kesempatan atau tantangan baru, otak mereka, ketika ditanya, mengirimkan jawaban: Tidak, kamu tidak mampu, atau tanggapan lain semacam itu. Lima langkah yang diperlukan untuk membangun kepercayaan diri dan yang pada gilirannya membangun rasa percaya diri bagi motivasi diri dari dalam. HINDARI MENCARI-CARI ALASAN Begitu banyak orang mengurungkan niat mereka dengan mengajukan alasan yang tidak masuk akal dan samasekali salah. Seperti: - Saya tidak bisa - Saya tidak mampu sebab... - Pendidikan saya belum memadai - Saya sudah terlalu tua - Saya masih terlalu muda, dll Siapapun dapat mencari alasan bagi hampir segalanya, maka dalam membangun kepercayaan diri, jangan sekali-kali membuat alasan. Hal itu mungkin sangat menyenangkan dan menentramkan hati, tetapi alasan-alasan hanya akan menghamabat seseoarang dari pencapaian sasaran. Ingatlah bahwa otak Anda adalah kawasan penyimpanan -- apa yang Anda masukkan pada gilirannya akan keluar lagi, jadi gantilah penyisipan hal-hal negatif dengan hal-hal positif. GUNAKAN DAYA IMAJINASI Otak dengan kapasitasnya yang tidak terbatas dapat membantu Anda dengan tanpa batasan mencapai ambisi hidup jika Anda memberinya kesempatan. Biarkan dia menggambarkan diri Anda sebagai pribadi yang Anda inginkan. Dengan jelas menggambarkan apapun wujud yang Anda inginkan. Semakin Anda memikirkan itu semua semakin besar kepastian akan suatu hasil yang positif.

Jika Anda terus menerus membiarkan pikiran Anda dipenuhi dengan bermacam-macam pemikiran mengenai penyakit dan kesehatan yang buruk, Anda hampir pasti akan mengalami penyakit yang Anda pikirkan. JIka Anda terus menerus memikirkan hasil negatif tentang pergaulan atau karier bisnis, pemikiran itu pada gilirannya akan mengakar dalam diri Anda. Maka dalam proses membangun kepercayaan diri dengan menmggunakan proses kesan daya imajinasi otak, pentinglah untuk menjadi yakin bahwa apa yang sedang Anda pikirkan dan lihat dengan jelas adalah hal yang positif. Hal yang positif itu harus memungkinkan kesan positif pada diri Anda dan peningkatannya, serta pemikiran positif itu harus mengarah ke sasaran Anda, cita-cita dan kebahagiaan dalam hidup. JANGAN TAKUT GAGAL Kegagalan telah mengahalangi begitu banyak orang sehingga mereka mundur sebelum mencoba, berbuat atau meraih keberhasilan sebab mereka tidak mampu menerima terminologi dimana ada kemungkinan untuk gagal. Sebagian orang benar-benar tidak pernah mencoba sesuatupun sebab rasa takut gagal ini telah menguasai otak mereka selama bertahun-tahun. Setiap hari mereka memikirkan kegagalan ini sehingga mereka tidak pernah sungguh-sungguh melakukan sesuatu dan pada akhirnya mereka tidak percaya diri dan penuh keraguan. PENAMPILAN MEMBENTUK KEPERCAYAAN DIRI Penampilan luar memang bukan segalanya. Kadang-kadang perlu untuk membelanjakan uang demi penampilan luar yang menarik, karena dengan penampilan luar yang menarik memberi kesempatan yang ada dalam diri Anda untuk merasa baik. Tetapi haruslah tetap bersikap realistis. Sebagian orang bersikap berlebihan dalam penampilan mereka dan pada akhirnya semua itu hanya demi kepuasan ego mereka. SUSUNLAH CATATAN MENGENAI SUKSES YANG DIPEROLEH Setiap orang pernah mencapai sukses dalam hidupnya. Cara mengumpulkan catatan sukses masa lalu sangat sederhana. Pikirkan balik sukses Anda yang paling awal yang mungkin terjadi pada masa sekolah ketika memenangkan lomba balap kelereng atau balap karung. Mungkin juga berawal dari ucapan selamat ketika memenangkan lomba mengambar atau melukis. Ini bisa dulakukan secara lisan pada suatu audio kaset atau buku catatan. Anda bisa melihat kembali catatan dan memperbaharui aset paling berharga Anda dengan kenangan akan sukses tersebut. Motivasi hanya dapat mengabadikan diri berdasarkan harapan. Untuk memotivasi diri, seseorang harus memiliki harapan tentang sebuah masa depan. Oleh karena itu dalam memotivasi diri seseorang bertanggung jawab untuk menciptakan sendiri harapannya.

Membangun Rasa Percaya Diri


Percaya diri adalah bagian dari alam bawah sadar dan tidak terpengaruh oleh argumentasi yang rasional. Ia hanya terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat emosional dan perasaan. Maka untuk membangun percaya diri diperlukan alat yang sama, yaitu emosi, perasaan, dan imajinasi.

Emosi, perasaan dan imajinasi yang positif akan meningkatkan rasa percaya diri. Sebaliknya emosi, perasaan dan imajinasi yang negatif akan menurunkan rasa percaya diri. Bagaimana caranya supaya diri kita selalu dikelilingi oleh energi positif yang maksimum? Simak kiatkiat berikut ini : 1. Menghilangkan pengaruh negatif. Sejak lahir dan sepanjang hidup kita mengalami rangsangan positif dan negatif dari lingkungan silih berganti. Orang yang sepanjang hidupnya menerima rangsangan negatif relatif akan memiliki kadar percaya diri yang rendah. Rangsangan negatif dapat berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, kantor atau lingkungan pekerjaan, sekolah dan sebagainya. Apabila kita terperangkap dalam suatu kondisi hubungan antar manusia yang sangat buruk, segera cari solusi. Cara pertama adalah dengan berdamai atau berkompromi dengan lingkungan. Terima kondisi dengan ikhlas. Tapi kalau tidak membawa hasil positif, lebih baik keluar saja dari lingkungan tersebut apapun resikonya. 2. Pengakuan dan Penghargaan Pengakuan dan penghargaan orang lain terhadap keberadaan, perbuatan atau prestasi kita, akan sangat meningkatkan rasa percaya diri. Masalahnya tidak banyak orang lain yang melakukan hal itu. Hanya orang-orang positif yang mau melakukan hal itu. Solusinya adalah bergabunglah dengan kelompok orang-orang yang positif. Cara lain, kita bisa memulai dengan melakukan pengakuan dan penghargaan pada diri kita sendiri. Sekecil apapun perbuatan positif yang kita lakukan, akui dalam diri kita, atau beri hadiah kecilkecilan. 3. Pujian Sama seperti halnya pengakuan, pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. Siapa yang tidak senang kalau ada yang memuji penampilan, kepintaran atau keahlian kita. Pujian pun jarang diberikan pada lingkungan orang yang mayoritas berpikiran negatif. 4. Memanjakan diri Memanjakan diri itu penting dan perlu. Karena dengan begitu, kita akan merasa sebagai manusia yang berharga dan bisa menghargai orang lain. 5. Beranggapan baik terhadap diri sendiri Ini cara yang paling mudah untuk meningkatkan percaya diri kita, karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. 6. Dapatkan input positif melalui panca indra Input positif dapat diperoleh lewat kisah-kisah heroik, kisah sukses, kisah yang motivatif dan emosional dari tokoh atau pebisnis yang sukses. Kisah-kisah tersebut dapat memotivasi kita untuk berpikir dan bertindak positif. Kita bisa mendapatkan input tersebut dari buku, kaset, dan tv. 7. Biasakan bersikap positif Mulailah bersikap positif dari diri sendiri dengan melakukannya pada kehidupan sehari-hari. Pastikan memori kita hanya menyimpan peristiwa positif. Pandang orang lain secara imbang dengan diri kita. Selalu berbuat jujur. Dan tunjukan bahwa kita memang punya rasa percaya diri.

Kiat Sukses Membangun Kepercayaan Diri


Banyak ahli menilai, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri.

Dalam dimensi yang sangat luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang menilai bahwa kesuksesan adalah milik orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan memilih spesialisasi yang paling terkenal. Penilaian ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi kita juga harus melihat fenomena yang lebih luas, bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan spesialisasi yang terkenal hanyalah bagian dari penunjang kesuksesan. Di luar kemampuan itu, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam memprediksi kesuksesan seseorang; itulah yang kita sebut, antusiasme, hasrat, ketekunan, kerja keras, serta kebulatan tekad seumur hidup yang dimilikinya. Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan mudah diraih. Di sisi lain, meraih kesuksesan jelas bukanlah perkara gampang. Ketika kita berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Ada kalanya seseorang begitu tegar, tetapi tidak sedikit juga yang patah semangat bahkan menyerah karena merasa tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada di depannya. Pada saat semacam inilah, rasa percaya diri sangat penting ditumbuhkan. Banyak ahli menilai bahwa percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri. Berikut ini adalah beberapa kiat guna membangun percaya diri. Pertama, berani menerima tanggung jawab. Gerald Kushel, Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking, pernah mengadakan penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua manajer yang memiliki kinerja tinggi. Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja. Kedua, kembangkan nilai positif. Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, "Saya tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!"

Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali, dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita. Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari, sehingga tidak berhasil kita gali. Keempat, berani mengambil risiko. Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima tantangan, kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan sebanyak mungkin. Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai harganya. Namun jangan lupa, ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan. Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla. Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh harus diawali dengan tangga pertama? Kelima, tolaklah saran negatif. Bisa jadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif. Hal inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita. Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita. Keenam, ikuti saran positif. Rasa percaya diri merupakan sifat "menular". Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka kita memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut. Karena itu, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah semangatnya akan menular kepada diri kita. Ketujuh, jadikan keresahan sebagai kawan. Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa cemas atau gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan, dan kembangkan pancaindera. Daripada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif. Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah. Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya diri. Kita harus benar-benar menyadari bahwa Allah menciptakan kita benar-benar dengan perhitungan dan pertimbangan Yang Mahacermat. Seperti di firmankan Allah SWT dalam Quran surat at-Tiin ayat 4, "La qad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim" (Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Wallahu a`lam.n deny riana/mqp

Tips Kalau Anda Mau Percaya Diri


Jakarta, Kompas Oleh: SAMUEL MULIA, Penulis Mode dan Gaya Hidup Kalau banyak dari kita membeli barang-barang mahal nan mewah, sebut saja tas mahal, mobil mahal, sepatu mahal, bahkan punya rumah mahal di daerah kelas atas, maka dari sejuta alasan yang akan diberikan, jika Anda menanyakan mengapa mereka membelinya, pasti saya yakin ada saja yang mengatakan bahwa semua itu akan menambah kepercayaan diri. Saya adalah salah satu korban pemikiran semacam itu. Tanpa mengurangi rasa hormat dan syukur --karena saya sebetulnya sangat menghormati dan bersyukur-- kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi dan makhluk di dalamnya, saya terlahir dengan fisik sederhana dan biasa-biasa saja. Kecil, kurus, dan... hidup, itu kata teman saya. Ganteng? Itu tak herlaku untuk saya. Waduh... dibandingkan dengan pria-pria lainnya, saya tidak masuk hitungan. Kalau dimisalkan sebuah lomba, mau masuk semifinal saja mungkin saya harus perlu katebelece. Bahkan, kalaupun ada 100 atau bahkan 500 pria terganteng, saya pun juga tak akan masuk ke dalamnya. Nomor 499 saja pun masih jauh rasanya. Karena saya jauh dari sosok seperti Marcellino Lefrand atau Ari Wibowo, bahkan Tora Sudiro, maka dalam perjalanan hidup ini saya pernah mempunyai periode tak percaya diri. Dulu saya tak pernah memikirkan ini bakal terjadi. Dan waktu itu terjadi dan saya menyadarinya, hati ini sempat tidak menerima. Kok pendeklah, kok jeleklah, kok ini, kok itu, dan seterusnya, dan seterusnya. Kalau fisik saya tak seberapa, keadaan finansial dan karier saya boleh dikatakan lumayan. Dengan keadaan itu, saya mulai mengenal enaknya bisa beli barang-barang mahal, mulai dari tas, kemudian sepatu, kemudian baju. Jadwal perjalanan saya melintasi benua juga menambah kepercayaan diri saya. Bayangkan saja, pria yang tadinya biasa-biasa saja, fisik yang sama sekali tidak menarik, tiba-tiba bisa terbang ke sana kemari, beli jas Armani, dan sepatu John Lobb. Seperti narkoba Semua itu membuat saya kemudian merasa barang-barang mahal ini adalah sarana agar saya bisa terus merasakan hadirnya percaya diri. Harus diakui keadaan itu sangat nikmat dilakoni. Saat itu saya herterima kasih di dunia ini ada barang bermerek. Barang yang ternyata membantu saya menepis, paling tidak, kesedihan saya sebagai manusia yang fisiknya dilahirkan biasa-biasa saja, bahkan tak ada geregetnya, untuk dapat sejenak merasa senang bisa membuat orang menoleh kepada saya yang tidak saya dapatkan dari keadaan lahir. Akhirnya saya sering melarikan diri bersembunyi, dan memeluk barang-barang mahal itu sebagai senjata untuk memesona orang lain, untuk menerima hormat orang lain dan untuk dapat diakui. Semua itu seperti narkoba. Saya seperti tak lagi bisa memercayai kemampuan saya sebagai manusia, tetapi malah menggantungkannya pada harang-barang itu. Saya tidak malah mencoba memesona orang dengan kepribadian saya, tetapi justru dengan menyodorkan

barang-barang itu ke hadapan mereka. Saya menjadi senang dibicarakan orang karena barang-barang itu ketimbang saya yang punya otak sedikit encer. Dengan waktu yang bergulir dan kematangan jiwa, kini saya berpikir bagaimana mungkin saya bisa percaya diri dengan bantuan benda-benda mati itu? Bagaimana mungkin saya mencari kepercayaan diri di balik logo-logo barang mahal itu? Bagaimana mungkin kepercayaan diri saya cuma seharga barang mahal itu? Itu bukan kepercayaan diri yang saya dapatkan, itu cuma ego yang terpuaskan yang membuat saya malah cenderung menjadi sombong. Dan saat saya merasa punya kepercayaan diri dengan benda mati mahal itu, saat itu justru saya sedang benar-benar dalam keadaan tidak percaya diri. Itu sebuah rasa percaya diri yang semu. Saya tak akan berhenti membeli barang-barang mahal karena sejujurnya saya tak mampu berhenti terpukau. Tetapi, kini saya tahu, saya membeli hanya untuk kesenangan ego semata, bukan membeli karena saya mencari tempat perlindungan. Sepengetahuan saya juga, butik bernama Prada, Dior, dan nama-nama lainnya hanya menjual tas, baju, dan sepatu. Di etalase mereka pun tak pernah tertulis: Di sini menjual kepercayaan diri buatan Perancis. Tips Kalau Anda Mau Percaya Diri 1. Sadarilah sejak awal bahwa kata percaya diri itu berarti Anda yang percaya kepada diri Anda. Percaya diri tak berarti percaya pada sebuah benda, sebuah logo, atau sebuah merek, tetapi Anda titik. Jadi, kalau percaya diri yang mau ditingkatkan, yang harus naik kelas itu Anda, yang ditingkatkan itu Anda, bukan benda-benda mati, mahal nan mewah itu. Itu namanya bukan percaya diri, tetapi percaya benda mati. 2. Mau menambah percaya diri tak bisa hanya bermodalkan keadaan lahiriah semata. Apalagi kalau lahiriahnya seperti saya. Kepala Anda juga mesti diisi dengan berbagai macam pengetahuan dan informasi. Kalaupun Anda bisa nyerocos dalam tujuh bahasadi luar bahasa daerahtetapi apa yang Anda bicarakan hanya berkisar berlian dan membedah isi majalah People, sebaiknya Anda tak usah bangga dahulu. 3. Bergaul. Bersosialisasilah seluas-luasnya, bukan sebanyak-banyaknya. Luas itu artinya Anda bergaul di berbagai macam kalangan, tanpa punya prasangka dan batasan apa pun. Semua kalangan memiliki keunikannya sendiri. Anda akan menjadi manusia yang lebih terbuka dengan mencoba menyelami aneka rupa kalangan ini. Tak perlu banyak-banyak yang Anda kenal, nanti malah jadi arisan. 4. Jangan biasakan bersembunyi di balik orang lain untuk menjadi percaya diri. Kalau Anda memang hanya kenal adiknya Titi DJ, bilang saja, Oh gue kenal tuh sama Samuel. Tak perlu mengatakan, Oh gue kenal sama adiknya Titi DJ. Yang Anda kenal Samuel, adiknya Titi DJ. Anda tak kenal Titi DJ, bukan? Jadi jangan membuat orang berasumsi Anda kenal dengan Titi DJ seolah-olah pergaulan Anda begitu hebatnya. Atau suatu hari teman Anda mengajak pergi dan kebetulan dia mengenal Dian Sastro dan mengajaknya pergi bersama. Ketika ditanya apa yang Anda lakukan kemarin, Anda bilang saja pergi ke Ancol. Tak perlu mengatakan, Kemarin gue sama Dian Sastro ke Ancol. Yang kenal Dian dan mengajaknya pergi itu teman Anda dan bukan Anda. Oke? 5. Biasakan menjadi pribadi yang sederhana, rendah hati, dan tak perlu petantang-

petenteng. Percaya diri itu bukan artinya Anda membeberkan kehebatan pribadi Anda. Ingat akan pepatah yang mengatakan, padi yang makin berisi itu makin merunduk.*

Pentingnya Rasa Percaya Diri


Ada satu kisah yang menceritakan tentang seorang gadis buta. Suatu hari ia bertemu seorang pesulap yang kemudian mengajaknya bermain sulap. Ajaib sekali bahwa sang gadis bisa menebak seluruh kartu yang diberikan sang pesulap. Kok bisa? Ternyata rahasianya ada pada kecerdikan sang pesulap. Dengan menggunakan beberapa tipuan, ia berhasil mengeluarkan potensi sang gadis untuk bermain sulap bersamanya. Tanpa ragu sang pesulap mengajak sang gadis bermain di hadapan keluarganya, di hadapan orang banyak. Kepercayaan diri sang pesulap yang begitu tinggi menular pada sang gadis buta. Sejak saat itu sang gadis merasa telah menjadi seorang bintang di rumahnya. Ini terjadi hanya karena ada orang yang memberinya kesempatan untuk bersinar sejenak dan merasa istimewa di depan keluarganya. Ia yang selama ini merasa menjadi beban dalam keluarganya kini merasa sejajar dengan mereka karena peristiwa itu. Cerita tersebut menggambarkan bagaimana pentingnya rasa percaya diri (PD). Tapi, sebenarnya kita perlu tahu dulu kenapa ada orang, ada teman kita yang sepertinya sangat tidak percaya kepada dirinya sendiri? Coba analisis juga, kira-kira hal apa sih yang membuat kita jadi enggak minder? Apa sih yang menghambat diri untuk maju dan mengeluarkan seluruh potensi diri kita? Kenapa harus ada rasa ragu tiap kali ada keinginan untuk melakukan sesuatu? Pengaruh lingkungan Ternyata sikap tidak percaya diri ini muncul akibat kebiasaan-kebiasaan kita mengembangkan sikap dan pendapat negatif tentang diri kita. Mungkin juga sikap tidak percaya diri ini muncul sebagai akibat dari pengaruh lingkungan kita. Pengaruh yang seperti apa? Antara lain sikap lingkungan yang membuat kita takut untuk mencoba. Takut untuk berbuat salah. Semua harus seperti yang sudah ditentukan. Karena ada rasa takut dimarahi ini, kita jadi malas untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan. Mau tunjuk tangan waktu guru melemparkan pertanyaan di dalam kelas... takut! Kadang malah mau jalan di hadapan orang banyak saja, malu setengah mati! Apalagi mau mengajak orang kenalan, mau say no to others, mau ikutan kursus, bergaul... takut! Wah... kalau serba takut, serba ragu, serba malas begini, apa jadinya kita nanti? Sebelum terlalu jauh, tentu kita tahu berapa kali Thomas Alva Edison melakukan kesalahan sebelum akhirnya berhasil menemukan formula hebat untuk membuat lampu pijar. Dia kan tidak langsung berhasil ketika pertama kali mencoba, ya enggak? So, whats the point? Mungkin perlu ratusan kali gagal sebelum mencapai satu keberhasilan. Kesalahan bukan akhir hidup kita. Kesalahan sebenarnya hanya merupakan langkah menuju keberhasilan. Setiap kesalahan membawa kita semakin dekat dengan keberhasilan. Kalau kita meyakini hal ini, pastinya percaya diri kita juga enggak gampang terpengaruh oleh pandangan atau sikap negatif dari lingkungan kita. Sebenarnya ada banyak cara untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri kita. Apa saja? Yang paling penting adalah banyak berhubungan sama orang-orang yang kita nilai punya percaya diri yang oke banget. Percaya diri ini bisa menular, lho! Kok bisa begitu? Ya, ternyata banyak-banyak bergaul dengan orang-orang yang pede bisa kita jadikan contoh buat kehidupan kita sehari-hari. Coba saja, kalau sehari-

hari kita gaul sama mereka yang percaya dirinya tinggi, kita jadi tahu bagaimana ia bicara, bagaimana ia mengambil keputusan, dan perilaku-perilaku lain yang membuat ia tampak begitu meyakinkan. Kalau kita enggak gaul sama mereka, bagaimana kita tahu aturannya? Bagaimana kita bisa dapat contoh untuk bersikap? Jadi kerasa banget kan kalau sebenarnya kita perlu banget bergaul dengan orang-orang yang PD kalau kita merasa perlu meningkatkan rasa percaya diri kita. Sayangnya, banyak banget di antara kita yang enggak bisa bangkit, atau merasa sudah cukup puas dengan dirinya saat ini. Padahal, rasanya dia punya potensi yang jauh lebih besar andai saja ia berani berubah. Alasannya enggak beda jauh sama yang sebelumnya: ada faktor lingkungan yang berperan cukup besar di sana. Coba deh kita perhatikan, biasanya sikap ini muncul karena ia berada dalam satu lingkungan yang sepertinya enggak merasa PD. Meski begitu, cara yang paling utama untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri kita adalah kemauan untuk mengubah diri kita yang muncul tanpa ada paksaan. Fight to our live! Hanya kita yang bisa mengubah diri kita. Kalau kita mau meningkatkan percaya diri, coba bangkit dan keluarkan semua potensi diri kita. Yang penting, mau! Berikutnya cari lingkungan yang kondusif. Sama persis seperti cerita di atas bahwa yang kemudian bisa membantu kita meningkatkan rasa percaya diri adalah bantuan orang lain. Coba bayangkan, seandainya sang gadis enggak ketemu tukang sulap, mungkin dia akan selamanya merasa bahwa dirinya adalah beban buat keluarganya. Padahal, keluarganya kan enggak merasa begitu. Karena ada bantuan orang lain, ia jadi tahu bahwa ia juga punya kemampuan berharga buat keluarganya. Jadi, kalau kita memang ingin mendapatkan sesuatu, kenapa harus ditunda? Mulai aja dari sekarang.

Memupuk Rasa Percaya Diri


Oleh Jacinta F. Rini
Team e-psikologi

Jakarta, 16 Oktober 2002 Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa sehari-hari "tidak pede" dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan? Saya yakin hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, sejak masih anakanak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Ruang konseling di website inipun banyak diwarnai dengan pertanyaan seputar kasus-kasus yang berhubungan dengan krisis kepercayaan diri tersebut. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu, terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau pun situasi baru. Individu sering berkata pada diri sendiri, dulu saya tidak penakut seperti ini....kenapa sekarang jadi begini ? ada juga yang berkata: "kok saya tidak seperti dia,...yang selalu percaya diri...rasanya selalu saja ada yang kurang dari diri saya...saya malu menjadi diri saya! Menyikapi kondisi seperti tersebut diatas maka akan muncul pertanyaan dalam benak kita: mengapa rasa percaya diri begitu penting dalam kehidupan individu. Lalu apakah kurangnya rasa percaya diri dapat diperbaiki sehingga tidak menghambat perkembangan individu dalam menjalankan tugas sehari-hari maupun dalam hubungan interpersonal. Jika memang rasa kurnag percaya diri dapat diperbaiki, langkah-langkah apakah yang harus dilakukan? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan saya jawab dalam artikel ini.

Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias sakti. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

Karakteristik
Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang percaya diri Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah :

Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain berani menjadi diri sendiri Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, ornag lain dan situasi di luar dirinya Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang kurang percaya diri Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri, diantaranya adalah:

Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan dir) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri) Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu

Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangattergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain)

Perkembangan Rasa Percaya Diri


Pola Asuh Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri bukanlah diperoleh secara instant, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak usia dini, dalam kehidupan bersama orangtua. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, namun faktor pola asuh dan interaksi di usia dini, merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri.Sikap orangtua, akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. orangtua yang menunjukkan kasih, perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percara diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di mata orangtuanya. Dan, meskipun ia melakukan kesalahan, dari sikap orangtua anak melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena eksisitensinya. Di kemudian hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri seperti orangtuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya. Lain halnya dengan orangtua yang kurang memberikan perhatian pada anak, atau suka mengkritik, sering memarahi anak namun kalau anak berbuat baik tidak pernah dipuji, tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai oleh anak, atau pun seolah menunjukkan ketidakpercayaan mereka pada kemampuan dan kemandirian anak dengan sikap overprotective yang makin meningkatkan ketergantungan. Tindakan overprotective orangtua, menghambat perkembangan kepercayaan diri pada anak karena anak tidak belajar mengatasi problem dan tantangannya sendiri segala sesuatu disediakan dan dibantu orangtua. Anak akan merasa, bahwa dirinya buruk, lemah, tidak dicintai, tidak dibutuhkan, selalu gagal, tidak pernah menyenangkan dan membahagiakan orangtua. Anak akan merasa rendah diri di mata saudara kandungnya yang lain atau di hadapan teman-temannya. Menurut para psikolog, orangtua dan masyarakat seringkali meletakkan standar dan harapan yang kurang realistik terhadap seorang anak atau pun individu. Sikap suka membanding-bandingkan anak, mempergunjingkan kelemahan anak, atau pun membicarakan kelebihan anak lain di depan anak sendiri, tanpa sadar menjatuhkan harga diri anak-anak tersebut. Selain itu, tanpa sadar masyarakat sering menciptakan trend yang dijadikan standar patokan sebuah prestasi atau pun penerimaan sosial. Contoh kasus yang riil pernah terjadi di tanah air, ketika seorang anak bunuh diri gara-gara dirinya tidak diterima masuk di jurusan A1 (IPA), meski dia sudah bersekolah di tempat yang elit; rupanya sang orangtua mengharap anaknya diterima di A1 atau paling tidak A2, agar kelak bisa menjadi dokter. Atau, orangtua yang memaksakan anaknya ikut les ini dan itu, hanya karena anakanak lainnya pun demikian. Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang tidak bisa menerima kenyataan dirinya, karena di masa lalu (bahkan hingga kini), setiap orang mengharapkan dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Dengan kata lain, memenuhi harapan sosial. Akhirnya, anak tumbuh menjadi individu yang punya pola pikir : bahwa untuk bisa diterima, dihargai, dicintai, dan diakui, harus menyenangkan orang lain dan mengikuti keinginan mereka. Pada saat individu tersebut ditantang untuk menjadi diri sendiri mereka tidak punya keberanian untuk melakukannya. Rasa percaya dirinya begitu lemah, sementara ketakutannya terlalu besar. Pola Pikir Negatif Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai masalah, kejadian, bertemu orangorang baru, dsb. Reaksi individu terhadap seseorang atau pun sebuah peristiwa, amat dipengaruhi oleh cara berpikirnya. Individu dengan rasa percaya diri yang lemah, cenderung mempersepsi segala sesuatu dari sisi negatif. Ia tidak menyadari bahwa dari dalam dirinya lah semua negativisme itu berasal. Pola pikir individu yang kurang percaya diri, bercirikan antara lain:

Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri (saya harus bisa begini...saya harus bisa begitu). Ketika gagal, individu tersebut merasa seluruh hidup dan masa depannya hancur. Cara berpikir totalitas dan dualisme : kalau saya sampai gagal, berarti saya memang jelek Pesimistik yang futuristik : satu saja kegagalan kecil, individu tersebut sudah merasa tidak akan berhasil meraih cita-citanya di masa depan. Misalnya, mendapat nilai C pada salah satu mata kuliah, langsung berpikir dirinya tidak akan lulus sarjana. Tidak kritis dan selektif terhadap self-criticism : suka mengkritik diri sendiri dan percaya bahwa dirinya memang pantas dikritik. Labeling : mudah menyalahkan diri sendiri dan memberikan sebutan-sebutan negatif, seperti saya memang bodoh...saya ditakdirkan untuk jadi orang susah, dsb.... Sulit menerima pujian atau pun hal-hal positif dari orang lain : ketika orang memuji secara tulus, individu langsung merasa tidak enak dan menolak mentah-mentah pujiannya. Ketika diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menerima tugas atau peran yang penting, individu tersebut langsung menolak dengan alasan tidak pantas dan tidak layak untuk menerimanya. Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri : senang mengingat dan bahkan membesarbesarkan kesalahan yang dibuat, namun mengecilkan keberhasilan yang pernah diraih. Satu kesalahan kecil, membuat individu langsung merasa menjadi orang tidak berguna.

Memupuk Rasa Percaya Diri


Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis kepercayaan diri. 1. Evaluasi diri secara obyektif Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar kekayaan pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Obstacles and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistik. 2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang

kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri. 3. Positive thinking Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobodys perfect dan its okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar. 4. Gunakan self-affirmation Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya: 5. Berani mengambil resiko Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil resiko. Ingat: No Risk, No Gain. 6. Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Tuhan. Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki, kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, Saya pasti bisa !! Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh menentukan hidup saya ! Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan Sayalah yang memegang kendali hidup ini Saya bangga pada diri sendiri

kepahitan dan keputusasaan. Dengan beban seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan melihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang yang membuat cemburu hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda. 7. Menetapkan tujuan yang realistik Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan. Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal serpti yang disarankan di atas, niscaya anada akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu. Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk harus menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di besarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak sehat). Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orangtua, bahwa dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses, dsb namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya track record of success yang riil dan original (atas dasar usahanya sendiri). Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan dan otoriter memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa percaya diri pada individu seperti itu tidaklah didasarkan oleh real competence, tapi lebih pada faktor-faktor pendukung eksternal, seperti kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power keluarga, nama besar orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka sang individu tersebut bukan siapa-siapa. (jp)

Bersikap Percaya Diri


Sumber: Media Raharja, 16 Januari 2005 Ada ekspresi khas dalam wawancara pekerjaan dari kebanyakan lulusan Universitas, bila ditanyakan, "Bagaimana kamu melihat hidupmu tiga tahun mendatang?". Pengalaman saya jarang menemukan sarjana baru yang secara spontan menggambarkannya dengan baik apa yang ada dalam pikirannya. Kebanyakan malah memberikan reaksi dengan body-language yang standard: mata melirik ke atas (seolah-olah mencari cicak di langit-langit), kemudian memandangi lagi si pewawancara sambil tersenyum lebar, sembari kemudian berkata bingung, "Bagaimana ya?".

Ada banyak orang yang hidup bagaikan kepompong. Tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan masa depan hidupnya. Mereka tidak mempunyai konsep diri yang jelas, sehingga ia merasa sendirian, gelap dan menakutkan. Padahal semua kepompong mempunyai potensi (potential within) untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Kepompong terlalu cepat menghukum dirinya sendiri, ia tidak tahu bahwa dia harus mengalami transformasi untuk menjadi kupu-kupu yang cantik. Kita semua bukanlah kepompong. Kita semua tahu, suatu saat kita akan menjadi "kupu-kupu" yang cantik. Bukankah kita semua sudah dilengkapi dengan potensi diri masing-masing? Yang kita perlukan sekarang adalah secara aktif masuk dalam proses "transformasi diri" yang sebenarnya sangat terbuka dengan berbagai macam kemungkinan. Jangan cepat menganggap Anda sendirian, gelap dan takut dengan apa yang Anda hadapi sekarang ini. Itu semua adalah bagian dari proses transformasi yang sedang Anda jalani. Percayalah. (tt/dbs)

Keputusan Intuitif Penuh Percaya Diri


Bayangkanlah seseorang menghadiahi Anda, sebuah komputer yang sederhana tapi amat powerful. Super komputer itu punya kemampuan untuk menjawab setiap pertanyaan yang Anda ajukan, dan sekaligus mampu memberi solusi untuk setiap permasalahan yang Anda hadapi.Apa yang perlu Anda lakukan, hanyalah memprogram dengan benar setiap pertanyaan dan masalah Anda ke komputer itu. Kemudian, di saat yang tepat, komputer itu akan memberikan jawaban dan solusi yang akurat buat Anda. Enak ya?Wowwoww stop ! Berhentilah membayangkan. Karena faktanya, Anda sudah punya komputer semacam itu. Di-install tepat di antara kedua telinga Anda. Ya, komputer Anda lebih canggih dari komputer manapun buatan manusia. Apa yang membedakan antara orang yang berbahagia dan tidak berbahagia dengan segala hasil yang diperolehnya, adalah tingkat utilisasi alias pemanfaatan dari komputer yang ada di kepalanya. Seberapa jauhkah komputernya digunakan? Seberapa akurat, efektif, dan efisienkah mereka menggunakan komputernya? Kemampuan menggunakan komputer yang di-install Tuhanlah, yang bisa membuat kita lebih maju, lebih baik, dan lebih berhasil. Berita bagusnya, ternyata tidak terlalu sulit untuk menerapkan user manual dari komputer super canggih kita, seperti yang berikut ini. Jika kita berhasil, maka segala hasil akan menjadi lebih berhasil. INSINYUR GENIUS DAN SENIMAN NYENTRIK Untuk memulai re-programming komputer Anda, pahamilah terlebih dahulu bahwa komputer alias otak Anda memiliki dua wilayah. Biasanya, wilayah ini dikenal dengan bagian kiri dan bagian kanan otak. Pada intinya, diri Anda akan merasakan hal-hal yang baik dan positif, jika kedua wilayah ini mau bekerja sama dan saling mengimbangi. Menurut penelitian, kedua wilayah ini punya fungsi yang spesifik. Otak bagian kiri Anda, cenderung bertanggung jawab untuk berbagai fungsi yang sifatnya linear, berurutan, teratur, dan terorganisir. Hobinya mengurutkan, menghitung,

menganalisis, mengelompokkan, dan sebagainya. Ia berurusan dengan segala sesuatu yang verbal, matematis, dan ilmiah. Itulah insinyur dari diri Anda. Titelnya, dijamin PhD pada setiap Anda. Perilakunya sangat berhati-hati. Penampilannya chic dan elegan. Cara kerjanya, adalah memproses berbagai fakta selangkah demi selangkah. Di sisi kanan otak Anda, ada seorang seniman. Kelakuannya berbeda banget dari insinyur Anda yang nge-kost di sebelah kiri. Ia punya karakter yang lebih holistik, dan tindaktanduknya cenderung spontan. Namanya juga seniman. Caranya memandang segala sesuatu, adalah dengan melihat gambaran besarnya. Bukan detil seperti si insinyur. Apa yang dilihatnya, adalah segala sesuatu yang ada di belakang layar fakta, yaitu ide dan situasi. Sebagai seniman, ia sangat kreatif, suka musik, dan punya kemampuan artistik. Dialah yang sering mengajak Anda untuk menari, bernyanyi, atau tertawa. Dia juga, yang punya cara intuitif dalam berpikir, merasakan, menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan. Mari kita buktikan sesuatu. Lakukanlah ini sebelum Anda meneruskan membaca. Mari kita buktikan betapa powerfulnya pemahaman yang amat sederhana tentang kiri-kanan ini. Pikirkanlah sebuah subyek, yang bisa membuat Anda stress saat ini. Soal keuangan, soal situasi kerja, soal target, soal sekolah anak Anda, soal kebiasaan buruk, soal jodoh mungkin. Apa saja yang bisa membuat Anda stress sekarang juga. Sudah? Sekarang rasakan stressnya. Dan ketahuilah, bahwa yang stress adalah otak kiri Anda. Kini sedang terjadi ketidakseimbangan di otak Anda. Dan itu, bisa membuat komputer Anda hang. Mari kita lakukan balancing. Sekarang Anda aktifkan otak kanan Anda, dengan mencari apapun yang menyenangkan, meringankan, atau bisa menunjukkan betapa di sela segala persoalan Anda, masih ada cukup banyak hal-hal positif dan baik yang bisa Anda rasakan. Lihatlah betapa beruntungnya Anda. Lihatlah orang lain yang kurang beruntung. See the good things! Yang dulu, yang sekarang, dan yang mungkin akan datang. Temukanlah berbagai hikmah. Tidak ada? Masya Allah, pasti ada! Sudah? Bagus. Apa yang Anda rasakan detik ini adalah kondisi otak Anda yang sudah kembali balanced. Kemungkinan hang sudah mengecil. Bahkan, Anda mungkin sedang tersenyum sekarang. Sangat powerful bukan? Mulai sekarang, biasakanlah ini. Saat Anda stress atau manyun, katakanlah pada diri Anda: Olala. otak kiri Saya sedang ngadat. Sisi kiri otak Saya sedang pusing tujuh keliling. Lalu, lakukanlah balancing dengan mengaktifkan sisi kanan otak Anda.

Tapi otak kanan saya melihat, merasakan, mendengarkan banyak hal yang positif dan menyenangkan, misalnya Selamat, Anda telah berhasil menguasai Bab I user manual otak Anda. Sekarang kita lanjutkan. KEPUTUSAN INTUITIF Jika Anda sudah menghitung secara matematis, melakukan analisis, menerapkan berbagai teknik yang ilmiah, apakah itu sudah menjadi jaminan dari kesuksesan Anda? Berapa banyak yang meleset? Berapa banyak yang buyar dan tak sesuai rencana? Berapa banyak yang malah ngalor ngidul nggak karuan? Apa yang bisa Anda lakukan untuk memperbaikinya? Bagaimana mengembalikannya ke jalur? Bagaimana supaya tetap di rel? Itu, bisa dilakukan dengan fleksibilitas, keluwesan, manuver, kreatifitas, modifikasi, adaptasi, dan turn around. Ketahuilah, yang ahli tentang hal itu adalah otak kanan Anda. Sang seniman. Ketahuilah, itu adalah intuisi. Jadi, apa yang juga super penting bagi Anda, adalah kemampuan untuk mengambil keputusan yang intuitif. Keputusan yang bisa melihat segalanya dalam bentuk big picture. Generalis. Itulah sebabnya, ada pangkat tertinggi yang dinamai dengan jenderal. Keputusan intuitif, adalah keputusan yang lebih dari sekedar reportase detil dan fakta. Ia mengintegrasikan seluruh kemampuan, skill, dan knowledge Anda. Keputusan intuitif, selalu lebih superior seperti kewibawaan seorang jenderal perang. Apapun yang Anda punya, di tangannya akan diramu secara simultan menjadi sebuah menu yang bisa diandalkan. Bagaimana melatih keputusan Anda agar intuitif? Kita masuk ke Bab II. Ada empat kualitas mental yang perlu Anda latih, agar Anda bisa meningkatkan kemampuan intuitive decision making Anda. Pertama , percayalah penuh dan yakinlah pada intuisi Anda. Percayalah seperti anak-anak mempercayai sesuatu. Poloslah, kekanak-kanakanlah. Go with the flow. Istirahatkan sebentar otak kanan Anda. Sang insinyur itulah yang paling sering berkata pada diri Anda: Ah, masak sih? Apa iya? Kayaknya nggak gitu deh. Idihh, nggak ilmiah tuh. Kedua, berpikirlah positif. Caranya, bersikaplah kalem, rileks, dan senang hati dengan apapun hasil yang telah dicapai saat ini. Bersikaplah easygoing. Supaya apa? Supaya sang seniman di kepala Anda nggak stres. Anda bayangkan saja, jika seorang seniman dipaksapaksa, diatur begini-begitu. Seniman gondrong disuruh potong rambut misalnya. Seniman mana sih yang mau? Kecuali ia sendiri yang memutuskan. Ketiga, PD-lah dalam berharap. Makin positif Anda, makin PD Anda, akan makin tajam dan cepatlah intuisi dan solusi Anda meluap keluar. PD-lah bahwa segala sesuatu akan berjalan

dengan baik. Gabunglah ini dengan mempekerjakan sang insinyur. Kombinasikan dengan riset, analisis, dan fakta. Di satu sisi, Anda mengumpulkan, mengoleksi, dan mengorganisir berbagai data atau fakta yang positif dan baik dalam segala sesuatu, dan di sisi lain, Anda membangun sikap optimis dan positif. Maka, keseluruhan otak Anda akan bekerja dengan jenius. Keempat, dengarlah. Dengarlah intuisi Anda. Kesalahan terbesar yang membatalkan kesuksesan, adalah seringnya Anda mengabaikan intuisi yang sudah serak berteriak. Ujungujungnya: Duh coba kemarin aku ambil kesempatan itu ya? Sayang banget waktu itu aku nggak langsung sikat. Padahal, itu udah lewat di kepala gua MEMANFAATKAN KEPUTUSAN INTUITIF Di mana model keputusan ini bisa digunakan? Pertama, di area hubungan pribadi Anda dengan seseorang. Suami Anda, istri Anda, anak Anda, ayah dan ibu Anda, dan sebagainya. Intuisi Anda hampir selalu akurat tentang apa yang perlu Anda katakan atau lakukan kepada mereka. Anda pasti akan membuktikannya. Kedua, di dalam bisnis dan profesi Anda. Buktikanlah ini dalam memimpin, menjual, atau berpresentasi. Ketiga, di area pilihan. Saat Anda harus memilih, gunakan intuisi Anda. Gunakanlah intuisi Anda saat menjual, interview, bertahan atau meninggalkan pekerjaan, membuka bisnis baru, dan sebagainya. Keempat, di area masalah apapun yang kini sedang Anda hadapi. Beginilah cara mengimplementasikannya. Anda definisikan dengan jelas masalah Anda. Sebisa mungkin tertulis. 1. Apa sih yang ingin Anda capai, apa yang ingin Anda hindari, apa yang ingin Anda pertahankan? 2. Apakah itu hanya satu masalah saja, atau kumpulan dari masalah-masalah? Apa lagi masalah lainnya? Apa masalah itu real, atau hanya gejala dari masalah lain yang tersembunyi? 3. Risetlah, eksplorasilah. Adakah orang lain yang pernah punya masalah yang sama? Apa yang dilakukan orang itu? Bagaimana ia berhasil menyelesaikannya? Anda, tidak perlu reinvent the wheel. Bukan zamannya lagi, sebab sekarang semua sudah ada. Terapkanlah ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Sesuaikanlah, adaptasilah. Bertanyalah, berdiskusilah. Dan jangan lupa, tulislah. Menulis adalah bagian penting dari proses intuitif. Ulangi beberapa kali langkah nomor tiga di atas. Lakukan pengulangan ini dengan berbagai cara. Intuisi Anda akan mulai terbangun. Jika Anda merasa mentok, ulangi saja langkah satu sampai tiga sekalian. Intuisi Anda akan mulai terbangun.

Masih mentok juga? Beristirahatlah, dan lakukan satu kali lagi menjelang tidur. Setelah itu, katakan begini kepada alam bawah sadar Anda: Sekarang, giliran kamu yang kerja! Tidurlah dan temukanlah sesuatu besok pagi. Belum juga? Ya sudah, lakukan saja sampai berhari-hari. INTUITIVE DECISION YANG TEPAT Ada cirinya. 1. Datangnya secepat kilat, detil, dan lengkap. Anda pasti tahu ini: A-ha! Wow! Yes! Cling! (ada lampunya di atas kepala) 2. Sederhana. Anda bahkan tidak pernah membayangkan sebelumnya. Nggak pernah kepikiran. Anda terkaget-kaget, karena selama ini ia justru bersembunyi di bawah hidung Anda sendiri. Jadi. itu toh?! 3. Semua yang dipersyaratkan, ada dalam kapabilitas dan sumber daya Anda. Anda bisa melakukannya sekarang, dengan apa yang Anda punya, dari tempat Anda duduk saat ini. 4. Penuh joy dan energi. Membuat Anda tak sabar ingin meng-implementasi. Anda, bisa kagum pada diri Anda sendiri. Gilee cing! KESIMPULAN Keputusan intuitiflah yang akan membuat Anda berhasil. Btw, dua bab sudah terlalu panjang, dan sudah lebih dari cukup untuk Anda. Sekarang, Anda langsung jawab saja pertanyaan berikut. Keputusan apa yang mau Anda buat hari ini?

Percaya Diri Vs Penyerahan Diri


Oleh: Sunanto Seorang teman lama saya yang dulunya pemalu dan minder, tiba-tiba berubah menjadi seorang pribadi yang sangat percaya diri dan berani bicara di depan orang banyak. Rupanya pelatihan kepemimpinan yang diikutinya telah mengubahnya dari seseorang yang memiliki kepribadian minder menjadi pribadi yang berani memimpin dan berbicara di depan orang banyak. Dia memang berubah menjadi seorang yang percaya diri tetapi saya menemukan dia juga telah berubah menjadi seorang yang angkuh. Perubahan seperti ini bukanlah perubahan karakter yang dihasilkan oleh pekerjaan Roh Kudus. Perubahan sejati yang dihasilkan oleh karya Roh pasti akan membuat karakter kita semakin serupa Kristus. Cara manusia dan cara Tuhan dalam mentransformasi hidup seseorang sangatlah berbeda. Cara manusia mengubah kepribadian seseorang adalah dengan berusaha membangkitkan kepercayaan dirinya tetapi cara Tuhan justru dengan membuat kepercayaan kepada diri itu mati sehingga kita belajar bergantung kepadaNya. Dunia berkata Kamu pasti bisa, berpikir

positiflah tetapi Tuhan berkata Kamu tidak bisa mengandalkan kekuatanmu, menyerahl ah dan bergantunglah kepadaKu. Bukti nyata dari karya Roh Kudus yang sejati dalam diri seseorang adalah perubahan karakter yang semakin rendah hati dan mengandalkan Tuhan. Kebanyakan orang Kristen saat ini hanya ingin hidup enak, diberkati dalam hal materi dan kesehatan, sambil menunggu ajal untuk masuk ke surga. Saya percaya saat ini merupakan waktunya bagi gereja Tuhan untuk berubah menjadi gereja yang memuridkan umat-Nya agar mereka berubah menjadi serupa karakter Kristus. Saya percaya saat ini Roh Kudus sedang bekerja untuk membawa kita kembali kepada kebenaran yang sejati. Gerejalah harapan satu-satunya agar bangsa ini bisa dipulihkan dari segala keterpurukan nya. Doa saya semoga sebuah kebangunan rohani yang sejati akan datang melawat kita semua sehingga kita berubah menjadi orang-orang Kristen yang sepenuhnya menyerah dan bergantung kepada Tuhan ! Sumber : artikel.sabda.org

Masalah Percaya Diri


Assalamu'alaikum Saya punya masalah, selama ini saya selalu merasa tidak percaya diri, takut salah dalam berperilaku ataupun bergaul dengan orang lain, Ibadah saya kurang baik, artinya kewajiban sholat masih sssering d tinggalkan, Saya selalu menjag sikap, kata-kata, maupun perasaan orang lain dalam pergaulan saya, tapi kenapa saya merasa selalu d cerca di belakag saya, bagaimana menyikapinya orang -orang yang seperti itu Mohon penjelasan. Terima kasih. Wassalamu'alaikum. Wr. Wb Harry prekes_ngalam@yahoo.com at eramuslim.com

Jawaban
Waalaikum salam wr wb. Rasa tidak percaya diri merupakan penghambat seseorang untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dan sebaliknya, bila kita mempunyai sikap percaya diri yang tinggi maka kita bisa mengelola pergaulan kita untuk hidup yang lebih baik.

Perasaan takut salah dalam bersikap dan bergaul dengan orang lain adalah salah satu penyebab kurangnya rasa percaya diri Anda. Anda telah memposisikan diri Anda pada tempat yang keliru. Karena Anda telah memasukkan pikiran negatif (kegagalan, reaksi negatif orang lain) ke dalam otak Anda. Hambatan inilah yang harus Anda rubah untuk selalu berpikir positif bahwa apapun yang Anda yakini dan perbuat itu baik pastilah akan diterima dengan baik oleh orang lain. Berbuatlah, jangan terlalu banyak pertimbangan bila Anda yakin itu baik. Kurung ketakutan Anda, jangan biarkan ketakutan menghambat Anda untuk beraksi. Bergaullah dengan menjadi pribadi Anda sesungguhnya yang lebih mengutamakan aksi dibandingkan memikirkan ketakutan akan kegagalan, Karena sesungguhnya ketakutan akan kegagalan sesungguhnya lebih besar dari kegagalan yang sebenarnya. Kurangnya ibadah dapat mempengaruhi rasa percaya diri. Karena nilai spiritual adalah dorongan terbesar untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Karena Allahlah tempat kita bergantung kepadanya yang hanya Dialah yang dapat mengubah hati (kepribadian) manusia. Oleh karenanya Jangan longgarkan hubungan spiritual dengan Yang Maha Kuasa, tetapi justru harus diperkokoh terus mnerus dengan menjaga interaksi kita padaNya melalui ibadah-ibadah baik yang sudah wajib maupun yang sunnah harus selalu kita tingkatkan. Insya Allah, hasil dari kedekatan ini akan memancar melalui hati, pikiran dan lisan kita menjadi kebaikan-kebaikan untuk sesama yang pastilah akan mendapatkan tanggapan positif dari sekitar kita. Hinaan, cacian ataupun gunjingan tentang kita harus kita sikapi dengan positif. Jadikan itu sebagai cambuk untuk meningkatkan kualitas diri kita. Jadikan itu sebagai nasehat untuk kebaikan dan jadikan itu sebagai rambu untuk kita kembali kepada trek yang seharusnya. Sebab bila kita terpaku untuk menyanggah dan mengurusi setiap cercaan yang diarahkan ke kita, maka waktu kita hanya akan habis untuk membantahnya. Tapi kita harus fight untuk melawannya dengan menunjukan peningkatan kualitas diri kita sebenarnya.

Mau NARSIS ato PERCAYA DIRI ?


Tidak masuk syurga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari rasa kesombongan (HR. Muslim) Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Athabrani dan Anas) Sahabatku, Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Ya, bisa jadi, narsisme adalah salah satu bentuk kesombongan manusia. Narsis sendiri merupakan istilah yang datangnya dari seorang pangeran di suatu negara yang memang sangat mencintai dirinya sendiri. Di negara manakah itu? Spencer A Rathus dan Jeffrey S. Nevid menyebutkan dalam bukunya, Abnormal Psychology (2000) bahwa orang yang Narcissistic memandang dirinya dengan cara yang berlebihan.

Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian. Hmm.. mungkin juga berharap untuk dikagumi orang lain. Biasanya mereka senang menunjukkan kelebihannya dan takut kalau-kalau kekurangannya diketahui orang lain.. hmm.. termasuk kitakah?? Tapi, kalo yang seperti ini, biasanya terjadi para kaum adam deh. Mereka biasanya secara psikologis ingin menunjukan kelebihannya di depan lawan jenisnya, atau ingin dianggap keren dan akhirnya, ingin dikagumi deh.. Bener ga, wahai kaum adam? lari ah, sebelum ditimpukin.. :mrgreen: Hal tersebut dapat berupa kekaguman yang berlebihan terhadap wajah sendiri atau dapat pula terhadap bagian tubuh tertentu seperti menyukai bentuk mata, bentuk bibir, betis dsb. Nah,kalo yang ini biasa terjadi sama perempuan yang memang terobsesi untuk menjadi orang yang cantik. Akibatnya, kalo mereka lagi jalan, mereka ga tenang karena takut ada yang ngeliriknya. Tau ga, sebenarnya mereka ga Pe De karena ga yakin akan diri mereka sendiri. Makanya, perempuan tipe kayak gini, biasanya pengen banget dapet perhatian dari orang lain. Nah, kalo perempuan yang PeDe, mereka akan berjalan dengan santai, biasabiasa saja. Tentu saja, perempuan jenis ini lebih matang dibanding yang tadi karena mereka sudah bersahabat dengan dirinya sendiri dan merasa nyaman dengan dirinya dimana pun. Barang siapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan menghadap Allah dan Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad) Selagi orang berjalan dan merasa bangga dengan tutup kepala dan kedua baju rangkapnya, maka tiba-tiba dia dibenamkan ke dalam tanah lalu dia bergelimang di dalam tanah sampai hari kiamat. (HR. Muslim) Tanda tanda narsis antara lain : merasa dirinya sangat penting dan ingin dikenal oleh orang lain merasa diri unik dan istimewa, suka dipuji dan jika perlu memuji diri sendiri :mrgreen: , lalu kecanduan difoto atau di shooting. Mungkin juga poto-poto yang pernah ditampilkannya ke publik adalah hasil seleksi dari ribuan poto yang berhasil dia koleksi. Waduh, nyindir diri sendiri neh.. :mrgreen: Ciri selanjutnya adalah suka berlama lama di depan cermin. Seseorang yang narsistik sering tanpa sadar juga memiliki keinginan untuk memamerkannya ke-orang lain, tidak peduli apakah yang ingin didemonstrasikannya adalah bagian tubuh pribadi. Naudz ubillah.. Kebutuhan untuk diperhatikan dapat pula menjadikan seseorang rentan terhadap kekurangan fisik. Ada yang merasa sangat tidak nyaman gara gara jerawat bandel, ada merasa perlu dandan total, walaupun cuma mau ke pasar. Hehe.. segitunya ya.. Ada cerita juga nih, katanya yang biasa seperti ini adalah kaum wanita yang sangat sensitif sama yang namanya Ms Kaca ato Mr Cermin. Walah.. Coba deh perhatiin para wanita jika mereka sedang berjalan di area yang ada cermin atau kacanya! Ya 99 % dapat dipastikan, mereka akan melihat dirinya di kaca itu. Oto matis! Hehe, pengalaman pribadi juga sih :mrgreen: Apakah narsis sama dengan percaya diri ? Beda !

Seseorang yang narsis memposisikan dirinya sebagai objek, sementara seseorang yang percaya diri memposisikan dirinya sebagai subjek. Seorang yang percaya diri tidak terlalu risau dengan ataupun tanpa pujian orang lain karena kelebihan fisik yang dimiliki, dirasakan sebagai anugerah Tuhan yang selalu disyukuri. Seseorang yang percaya diri lebih fokus kepada kompetensi diri ketimbang penampilan fisik. Nah itu dia! Mau narsis ato Percaya Diri yang Rendah Hati?

Haree Genee, krisis PD?? Nggak banged!!


16-06-2007 07:13:38 WIB Oleh : Dani Ardiansyah Pernah dengar PD, bukan perang dunia loh, tapi Percaya Diri. Sepertinya, masalah krisis kepercayaan diri (krisis PD) menjadi salah satu masalah klasik yang selalu dialami oleh sebagian remaja kita. Padahal, sebetulnya, masalah itu kalo dibiarin berlama-lama bisa menjadi bumerang buat diri kita sendiri loh. Bisa jadi, potensi yang ada dalam diri kita justru terhambat karena hanya sebuah permasalahan yang sebenarnya nggak perlu jadi masalah. Nah, kita akan coba ulas sejauh mana pengaruh kepercayaan diri mempengaruhi keberhasilan seseorang, dan bagaimana cara mengatasi krisis PD yang berlebihan. Memiliki rasa percaya diri (PD) itu penting lho. Kalau punya PD tinggi, kita bisa mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita secara optimal. Nggak perlu lagi deh kita merasa minder atau malu-malu ketika harus tampil di pasar, ups di depan umum maksudnya. Pada kesempatan apapun. Dengan PD, kita juga bisa jadi tambah pinter, karena kita juga jadi berani angkat tangan untuk bertanya. Dan bisa jadi juga kita dikenal oleh banyak orang karena nggak minder dalam pergaulan. Nah, kira-kira apa ya, yang bisa menyebabkan kita suka minder atau kurang PD? Ternyata banyak juga alasannya. Ini dia sebab-sebabnya supaya kita bisa terhindar dari kekurangan rasa percaya diri : 1. Kita suka mikir yang enggak-enggak tentang diri kita sendiri. Aduh jangan mandang sebelah mata sama diri sendiri dong!. Kalau ngerasa malu dengan fisik kita, yakinkan di hati kalau semua itu adalah anugrah Tuhan yang pasti ada manfaatnya. Contoh : kalo punya jempol tangan yang pendek, agak gemuk dan ga enak diliat, pasti tetep ada manfaatnya, buat smsan misalnya. Kan nyambung tali silaturrahim itu penting, tul nggak?? 2. Takut salah bisa membuat kita nggak maju. Kalo kita selalu ngerasa takut salah dalam melakukan sesuatu, ya nggak akan pernah bisa berhasil. Makanya jangan pernah takut salah. Kalo takut salah, mendingan ke laut aja. Karena, kesalahan adalah langkah awal menuju keberhasilan. Tokoh-tokoh besar dunia yang penemuannya sekarang bermanfaat buat kita juga, dulunya selalu melakukan kesalahan, tapi mereka terus mencoba untuk memperbaiki kesalahannya. So, jangan pernah takut salah!! 3. Kalo kita bergaul sama pengecut, otomatis kita juga akan jadi pengecut, karena

pergaulan kita mempengaruhi kepribadian kita, karena kita berada di lingkungan yang mayoritas tidak punya rasa PD tinggi. Percaya deh, sedikit banyak, kita sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana kita berada. Kan kata Rasullullah juga, Dirimu adalah sebagaimana temanmu 4. Kita sering terpengaruh dengan pendapat orang lain, dan malangnya tidak semua pendapat itu benar. Pendapat atau masukan dari luar boleh saja kita tampung. Tugas kita adalah mengolahnya, sekaligus untuk evaluasi diri. Seandainya pendapat itu justru membuat kita menjadi mundur atau ragu-ragu, nah boleh deh ditolak.

Intinya, hilangkan jauh-jauh rasa minder dalam diri kita, nggak usah liat kekurangan yang ada, perbaiki kesalahan yang kita buat, dan perkaya diri kita dengan ilmu. Otomatis, sekurang-kurangnya kita dalam banyak halpun pasti akan tertutupi oleh kelebihan yang kita punya meskipun sedikit, yang penting PD dulu. Tapi ingat..!!! Jangan berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan itu nggak bagus. Jangan over PD! Positive thinking bout our self is must be!!

Selamat PD!

7 Langkah Membangun Percaya Diri Yang Tak Tergoyahkan KapanLagi.com - Tak dapat dipungkiri kita semua pasti pernah mengalami rasa tak percaya diri sesekali waktu. Adakalanya agak sulit untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri itu sewaktu kita sedang membutuhkan. Sebenarnya ada latihan sederhana yang dapat dipraktekkan untuk mendapatkan rasa percaya diri Anda agar kembali ke jalurnya secepat mungkin saat dibutuhkan. Berikut kami sampaikan tujuh langkah membangun rasa percaya diri yang tak tergoyahkan. 1. Perhatikan Postur Tubuh - Mungkin kedengarannya ini tak memiliki hubungan dengan rasa percaya diri yang kita bicarakan ini, tetapi sebenarnya bagaimana sikap duduk atau berdiri Anda, mengirimkan pesan tertentu pada orang-orang yang ada di sekekliling Anda. Jika pesan tersebut memancarkan rasa percaya diri, Anda akan mendapatkan tanggapan positif dari orang lain dan tentu saja ini akan memperbesar rasa percaya diri Anda sendiri. Jadi mulai perhatikan sikap duduk dan berdiri untuk menunjukan Anda memiliki rasa percaya diri. 2. Bergaulah Dengan Orang-Orang Yang Memiliki Rasa Percaya Diri Dan Berpikiran Positif - Lingkungan membawa pengaruh besar pada seseorang. Jika Anda terus menerus

berbaur dengan orang yang memiliki rasa rendah diri, pengeluh dan pesimis, seberapa besarpun percaya diri yang Anda miliki, perlahan tapi pasti akan pudar dan terseret mengikuti lingkungan Anda. Sebaliknya, jika Anda dikelilingi orang-orang yang penuh kebahagiaan dan percaya diri, makan akan tercipta pula atmosfir positif yang membawa keuntungan bagi diri Anda. 3. Ingat Kembali Saat Anda Merasa Percaya Diri - Percaya diri adalah sebuah perasaan, dan jika Anda pernah merasakannya sekali, tak mustahil untuk merasakannya lagi. Mengingat kembali pada saat dimana Anda merasa percaya diri dan terkontrol akan membuat Anda mengalami lagi perasaan itu dan membantu meletakan kerangka rasa percaya diri itu dalam pikiran. 4. Latihan - Kapanpun Anda ingin merasakan rasa percaya diri, kuncinya adalah latihan sesering mungkin. Bahkan Anda dapat membawanya dalam tidur. Dengan kemampuan yang terlatih, Anda tak akan kesulitan menampilkan rasa percaya diri kapanpun itu dibutuhkan. 5. Kenali Diri Sendiri - Pikirkan segala hal tentang apa yang Anda sukai berkenaan dengan diri sendiri dan segala yang Anda tahu dapat Anda lakukan dengan baik. Jika Anda kesulitan melakukan ini, ingat tentang pujian yang Anda peroleh dari orang-orang - Apa yang mereka katakan - Anda melakukannya dengan baik? Sebuah gagasan bagus untuk menuliskan semua ini, hingga Anda bisa melihatnya lagi untuk mengibarkan rasa percaya diri kapanpun Anda membutuhkan inspirasi. 6. Jangan Terlalu Keras Pada Diri Sendiri - Jangan terlalu mengkritik diri sendiri, jadilah sahabat terbaik bagi diri Anda. Namun, saat seorang teman sedang melalui masa sulit, Anda tak akan mau terlibat dalam masalahnya hingga menguras emosi Anda sendiri kan? Tentu saja Anda tak mau. Pebicaraan yang positif dapat berubah jadi senjata terbaik untuk menaikan rasa percaya diri, jadi pastikan Anda menanam kebiasaan ini, jangan biarkan permasalahan orang lain membuat Anda jadi terpuruk. 7. Jangan Takut Mengambil Resiko - Jika Anda seorang pengambil resiko, Anda pasti akan temukan kalau tindakan ini mampu membuahkan rasa percaya diri. Tak ada yang lebih bermanfaat dalam menumbuhkan rasa percaya diri layaknya mendorong diri sendiri keluar dari zona nyaman. Selain itu, tindakan ini juga berfungsi bagus untuk mengurangi rasa takut Anda akan ha-hal yang tak Anda ketahui, plus bisa dari pembangkit rasa percaya diri yang luar biasa. Lebih dari segalanya, selalu ingatlah bahwa Anda memiliki bakat dan kemampuan. Pastikan Anda selalu melakukan yang terbaik untuk semua itu dan inilah yang akan jadi batu loncatan terbaik untuk membangun rasa percaya diri yang tak tergoyahkan. (erl)

Krisis Percaya Diri Sedang Melanda Malaysia


Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Bulan Bintang, Yusron Ihza Mahendra, di Jakarta, Selasa, menyatakan krisis percaya diri sebagai bangsa

kini melanda Malaysia, yang mendorong munculnya kebiasaan mencaplok budaya orang lain, terutama dari Indonesia. "Kebiasaan mereka mencaplok budaya RI, apakah itu hasil kreasi pakaian (batik), musik (angklung), makanan, dan kemudian lagu-lagu, bahkan daratan (pulau), merupakan gejala kejiwaan yang mencerminkan krisis percaya diri sebagai bangsa," ujarnya kepada ANTARA. Ia mengatakan itu, menanggapi informasi tentang diklaimnya lagi `Burung Kakatua` sebagai lagu rakyat warisan budaya Malaysia, menyusul hal sama berlaku untuk `Rasa Sayange`. "Kebiasaan tidak beretika ini, sekaligus mencederai budaya Melayu yang seharusnya sopan santun dan berakhlak tinggi," kata Yusron Ihza Mahendra yang masih berdarah Melayu dari wilayah Provinsi Bangka Belitung (Babel) ini. Bangsa `Umang-umang` Bagi mantan jurnalis internasional ini, perilaku Malaysia itu semakin bisa disebut memalukan, terlebih karena mereka mencantumkan Islam sebagai agama negara. "Seharusnya faktor akhlak seperti ini perlu mereka perhatikan. Malaysia tak perlu menjadi seperti `umang-umang`, atau siput laut yang telanjang dan selalu mengambil sarang bekas siput lainnya untuk dirinya. Saya bahkan cemas, jika sampai masyarakat RI memberi gelar Malaysia sebagai `Bangsa Umang-umang`, suatu sebutan yang tak sedap," ujar Yusron Ihza Mahendra. Karena itulah, Pemerintah RI harus mengambil tindakan tegas terhadap pencaplokan budaya terus menerus oleh Malaysia. "Kepada Malaysia, saya sebagai anggota parlemen, meminta untuk menghentikan perangai buruk yang dapat melahirkan kebencian antara kedua bangsa," kata Yusron Ihza Mahendra. Ia juga mengingatkan Malaysia agar jangan menciptakan sebuah kelompok generasi Indonesia di masa nanti yang menganggap negara itu pencaplok budaya orang. "Jika kita mendefenisikan sejarah sebagai `ingatan kolektif sebuah masyarakat atau bangsa`, maka saya ingin bertanya, apakah Malaysia ingin generasi RI sekitar 20 tahun ke depan ini mengingat bahwa sejarah RI-Malaysia adalah sejarah pencaplokan budaya RI oleh Malaysia," tanyanya. Sekalipun bukan menuduh, menurut Yusron Ihza Mahendra, sangat aneh melihat kemiripan `Petronas Tower` yang amat dibanggakan Malaysia dan jadi `landmark` negeri jiran itu, tetapi amat sangat mirip dengan Candi Prambanan di Yogyakarta. "Ini belum lagi masalah `Terang Bulan` yang juga dicaplok Malaysia untuk lagu kebangsaan di masa lalu mereka. Makanya, solusinya adalah kembalikan `Kaka Tua`-ku, dan kembalikan `Rasa Sayange`-ku. Janganlah rasa sayang berubah jadi kebencian," kata Yusron Ihza Mahendra. (*)

Lima Langkah untuk Lebih Percaya Diri


Tak dipungkiri, pasti kita semua ingin jadi lebih percaya diri dan merasa nyaman tentang diri sendiri, sehingga dapat menjalankan kehidupan terbaik kita. Namun sayangnya, menumbuhkan rasa percaya diri tidaklah semudah mengucapkannya. Berikut kami berikan beberapa panduan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan harga diri: 1. Lakukan Sesuatu Yang Membutuhkan Keputusan Dan Tindakan Anda mungkin telah lama berkeinginan menyambung hubungan dengan teman semasa kuliah, atau mungkin telah lama ingin membersihkan rumah dan menyotir barang-barang yang tak berguna ke gudang. Apapun itu, Anda akan merasa lebih percaya diri dengan merancang tujuan (walau hanya tujuan kecil) dan bertindak untuk mencapainya. 2. Nikmati Hal Yang Anda Kerjakan Dengan Bagus Apa Anda memiliki hobby atau olah raga yang sangat Anda nikmati? Seperti berenang atau yoga, melukis atau menulis, hal yang menyita perhatian dan membuat Anda lupa waktu saat mengerjakannya. Lalu, ini membuat Anda merasa kompeten dan mampu melakukannya dengan baik. Melakukan hobby juga dapat jadi cara luar biasa untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda. Jika Anda tak memiliki hobby khusus atau hiburan yang dapat Anda nikmati, coba lakukan sesuatu yang selalu ingin Anda coba. Bayangkan Anda melakukan itu, dan lalu lakukan! Tak perlu hal yang besar, bisa juga hal sederhana seperti bergabung dengan club jalan sehat misalnya. Anda akan menemukan diri Anda lebih terpusat dan bahagia dengan melakukan sesuatu yang membuat Anda terlibat setidaknya selama seminggu sekali. 3. Ganti Fokus Terbukti selama ini orang-orang yang memiliki rasa rendah diri biasanya adalah orangorang yang terlalu banyak berfokus pada diri sendiri. Anda dapat lebih meningkatkan rasa percaya diri dengan mengerjakan sesuatu yang membuat Anda terfokus pada orang lain atau satu hal. Seperti saat Anda bertemu orang-orang baru, Anda akan menemukan rasa gugup Anda menghilang begitu lebih berfokus pada orang yang Anda temui, bukan diri sendiri. Pada akhirnya, Anda akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain dan merasa lebih cerah. 4. Bersikap Rileks Belajar tentang bagaimana bersikap rileks merupakan sebuah peningkatan hidup yang luar biasa. Orang-orang yang bersikap rileks lebih sedikit mengalami masalah dengan kenangan buruk mereka dan mengikuti alur kehidupan. Melakukan meditasi juga cara populer untuk menumbuhkan perasaan rileks, Anda bisa memilih ikut yoga atau tai chi. Apapun metode yang Anda gunakan, lakukan relaksasi dengan serius. Keuntunngan dari hal ini amat luar biasa untuk sekedar diabaikan begitu saja. Jika selama ini Anda tak pernah memikirkan relaksasi sebagai hal penting, maka pikirkanlah sekarang juga. 5. Buat Daftar Hal Yang Anda Kuasai Buat daftar dalam skala kecil. Anda dapat membuat apapun yang berhasil Anda kuasai

dalam sebuah daftar, seperti misalnya: lulus ujian mengemudi dan mendapat SIM, mencetak angka tertinggi saat main basket, mengatur tabungan dan masi banyak lagi. Mengetahui banyak hal yang Anda kuasai akan membuat Anda menyadari akan apa yang telah Anda capai. Lima hal yang kami sampaikan di atas merupakan prinsip dasar yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri, namun Anda juga perlu menambah hal-hal ini secara permanen dalam kehidupan Anda. Selalu tanamkan dalam pikiran, karena tak semua orang terlahir dengan bakat percaya diri, kebanyakan dari kita harus bekerja untuk membangunya. Jadi, bangun rasa percaya diri dan harga diri ini dari pikiran Anda sendiri dan lakukan setiap hari untuk membuat Anda merasa nyaman. (confidence.com/erl)

Percaya Diri Bahan Bakar Menuju Sukses


Orang tua mana yang tak bangga melihat buah hatinya memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Sebab, percaya diri alias pede merupakan salah satu modal kuat dalam meraih masa depan. Sayangnya, keinginan agar buah hati memiliki rasa percaya diri tinggi, sering tak dibarengi sikap orang tua. Malah orang tua secara tak sadar sering merusak harga diri anak yang ujung-ujungnya membuat anak minder alias tak percaya diri. GIMANA sih kamu, masa memakai baju saja tak rapi. Sini mama betulkan. Mungkin kalimat ini sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari antara ibu dan anak. Tapi tahukah dampak dari kalimat biasa tersebut? Psikolog perkembangan Alva Handayani, S.Psi. mengungkapkan, kalimat itu bisa mematahkan keyakinan anak bahwa dirinya mampu memakai pakaian dengan benar. Hatihati dengan kalimat negatif seperti itu. Kamu bandel, kamu nakal, atau kamu bodoh adalah kalimat-kalimat negatif yang bisa menanamkan kepercayaan pada anak bahwa ia memang seperti itu, ujar Alva. Seorang anak yang dibawa bertamu oleh orang tuanya misalnya, bisa merasa memang dirinya pemalu akibat kalimat yang keluar dari orang tua,Maaf ya, anak saya ini pemalu. Sayangnya, anak-anak ternyata lebih sering menerima kalimat-kalimat negatif dibandingkan kalimat positif. Tidak saja di bumi pertiwi ini, juga di berbagai belahan negara lainnya. Mengutip penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, Alva menyebutkan, setiap hari anak mendapat perkataan negatif sebanyak 750 kata. Sebaliknya mereka hanya memperoleh kata positif sebanyak 65 kata per hari! Bandingkan betapa porsi kata negatifnya lebih banyak dari kata positif. Menurut penelitian tersebut, kata negatif yang diperoleh anak datang tidak saja dari orang tuanya, tetapi dari lingkungan lainnya seperti nenek, teman, saudara, bahkan gurunya, u cap Alva, prihatin. Padahal, untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, salah satu pupuk mujarab adalah dengan memberi mereka kata-kata positif, salah satunya berupa pujian jika anak melakukan sesuatu yang baik. Akan tetapi, pujian tersebut juga tidak boleh berlebihan. Jika

porsi pujian diberikan di luar kewajaran, malah akan menjadi bumerang bagi anak, yaitu menjadikan anak overconfidence alias terlalu pede. Ketika anak sudah terlalu pede, ia akan sulit menerima feedback atau saran dari orang lain. Ia akan selalu merasa benar dan menyalahkan orang lain. Dengan sifat demikian, dalam hubungan sosial tentu saja ia akan dijauhi oleh lingkungannya. ** MENUMBUHKAN rasa percaya diri pada anak ibarat memperlakukan tunas tumbuhan. Tunas tersebut bisa saja tumbuh hanya dengan bantuan alam, namun alangkah lebih suburnya jika kita ikut menyirami dan memupuk tunas yang tersebut. Menurut Alva, banyak hal yang bisa dilakukan orang tua dalam membantu anak memperoleh rasa percaya diri. Misalnya, saat anak bertanya orang tua bisa menunjukkan rasa antusiasmenya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Lebih jauh bahkan mendorong anak untuk terus bertanya lagi, misalnya dengan Oke, kamu mau tanya apa lagi? Kebiasaan ini membuat anak kelak berani bertanya di kelas. Jika anak tidak dilatih berani bertanya di rumah, di sekolah ia bisa kebingungan dan takut terhadap komentar teman atau gurunya jika ia bertanya sesuatu, tutur Alva. Rasa percaya diri juga ditumbuhkan melalui hal-hal yang kelihatan sepele namun sangat bermanfaat, misalnya melibatkan anak dalam mengambil keputusan di rumah. Contohnya anak diminta untuk mengusulkan akan ke mana pada liburan kali ini. Kalaupun kelak usulan itu ternyata tidak masuk akal atau tidak bisa dipenuhi, anak tetap diberi penghargaan atas usulannya. Dan orang tua menjelaskan dan memberikan alasan yang masuk akal mengapa mereka tak bisa menerima usulan tersebut, katanya. Untuk membuat anak percaya diri, orang tua harus melakukan pola asuh yang menstimulus atau merangsanag rasa percaya diri anak. Orang tua juga bisa membantu anak mendapatkan rasa percaya diri dengan mencari sumber percaya diri tersebut, yaitu potensi diri. Potensi diri pada masing-masing anak bisa berbeda-beda. Ada yang bisa digali dari hasil akademisnya atau prestasi di sekolahnya. Namun, bukan berarti anak yang tidak berprestasi di sekolah tak memiliki sumber percaya diri tersebut. Potensi diri anak bisa digali dari jalur lainnya, misalnya kemampuan menyanyi, menari, atau juga sifat baik hati, ringan tangan, dan sebagainya. Hal yang hampir sama dikemukakan International Director John Robert Power untuk Indonesia, Indayati Oetomo. Menurutnya, seorang anak yang pede tidak selalu berarti pandai, namun ia berani tampil dan mampu bersosialisasi dengan baik. Anak itu juga biasanya atraktif, katanya di sela-sela acara pencarian anak-anak pede Bintang Pede Brseragam Putih Surf, Minggu (27/8). Berkaitan dengan pemumpukan rasa percaya diri ini, Alva merasa tidak sreg dengan sistem peringkat di kelas. Peringkat kelas yang dibuat merujuk emampuan akademik bisa membuat anak yang tidak masuk jajaran besar merasa rendah diri dan menganggap dirinya bodoh.

Kejadian lucu namun juga mengaharukan terjadi pada salah seorang klien kecil Alva. Anak lugu yang baru kelas 1 SD tersebut bingung ketika tak mendengar namanya disebutkan dalam perolehan 10 besar murid di kelasnya. Ia berkata pada orang tuanya, Ibu guru kayaknya ngggak kenal aku ya? Ketika sekelompok orang setuju dengan sistem peringkat nilai akademik dengan alasan untuk mengetahaui kemampuan akademik anaknya, menurut Alva bisa disiasati dengan cara menanyakan langsung kepada guru yang bersangkutan. Guru boleh mengurutkan anak berdasarkan jumlah nilainya, namun tidak diumumkan langsung pada anak-anak. Orang tua yang berkepentingan bisa menanyakannya diam-diam. ** MENANAMKAN sikap percaya diri hendaknya dilakukan sedini mungkin, terutama pada anak umur 5 hingga 12 tahun, saat didikan orang tua tertanam baik di otak anak. Karena sifatnya bukan instan, sebaiknya rasa pede dipupuk sejak kecil. Jika sejak kecil anak sudah memiliki rasa pede yang kuat, lebih mudah untuk mengembangkan diri dan potensi yang ada pada dirinya, ujar Indayati. Menurut Indayati, rasa pede adalah bahan bakar utama keberhasilan seseorang dalam hidup ini. Begitu bahan bakar itu didapat, tercapainya keberhasilan dalam segala kegiatan hanya masalah waktu, tergantung usaha yang dilakukan seseorang, katanya. Saat orang tua ingin anaknya pede, sebaiknya ia tidak overprotective, namun tut wuri handayani. Lepaskan anak untuk berkiprah dan orang tua mendorong dari belakang. Jangan terlalu banyak larangan, sehingga anak nanti ketakutan sendiri. Jangan menargetkan sesuatu untuk anak. Obsesi orang tua justru akan menekan anak. Berikan anak kenyamanan, bukan tekanan, kata Indayati. Intervensi yang terlalu banyak dari orang tua, kata Indayati, akan mematikan kreativitas anak. Makanya, ia menyarankan, orang tua melatih anak sedini mungkin untuk ikut berkompetisi, berani tampil, sehingga ia kelak menjadi pede. (Ella/PR/Uci)***

Memulihkan Rasa Percaya Diri


Mula-mula mari kita pikirkan hal paling buruk apakah yang bisa terjadi dalam hidup kita sebagai seorang manusia? Apakah hal yang paling buruk itu adalah ketika kita kehilangan kekasih kita? Ataukah hal yang paling buruk itu adalah ketika kita kehilangan pekerjaan kita? Ataukah ketika kita mengalami musibah? Bagi saya, sebenarnya hal yang paling buruk yang bisa terjadi dalam kehidupan seorang manusia bukannya yang datang dari luar dan kemudian masuk ke dalam diri manusia. Perkara yang paling bisa menghancurkan manusia bukan sesuatu yang datang dari luar dan kemudian menyergap hidupnya. Entah itu kehilangan pekerjaan, kehilangan kekasih, atau kehilangan pendapatan. Bukan itu, tetapi hal yang paling buruk yang bisa terjadi di dalam kehidupan seseorang adalah ketika orang tersebut kehilangan kepercayaan diri terhadap dirinya sendiri. Istilah lainnya, meminjam bahasa gaul remaja, tidak lagi pede.

Orang yang putus asa berarti ia tidak lagi bisa memercayai dirinya sendiri. Hal ini merupakan hal yang paling berbahaya karena keputusasaan datang dari dalam hati seseorang. Sesuatu yang datangnya dari luar, sejalan dengan waktu dapat disingkirkan, tetapi apa yang terjadi di dalam hidup manusia, hanya orang yang bersangkutan itulah yang bisa menyelesaikannya. Berapa banyak orang yang putus asa, yang kehilangan kepedean terhadap dirinya sendiri, dan kemudian merasakan letih lesu, lunglai sehingga merasa tak ada lagi yang dapat dilakukan selain mengakhiri hidupnya. Menurut saya, inilah masalah yang paling besar ketika kita tidak bisa lagi melihat bahwa di dalam hidup kita ada sesuatu yang masih bernilai. Kita akan membahas tentang pergumulan Gideon ketika ia berhadapan dengan Tuhan. Gideon dan bangsanya adalah orang-orang yang sudah putus asa. Mereka sudah kalah. Mereka sadar karena dosa mereka sendiri, mereka dihukum oleh Tuhan. Mereka juga sadar orang Median lebih besar dan lebih kuat. Orang Israel berada pada posisi yang terpojok. Namun, sebenarnya yang lebih berbahaya dari sekadar ancaman orang Median adalah kenyataan bahwa mereka kehilangan kepercayaan diri mereka sebagai sebuah bangsa. Ketika malaikat Tuhan datang, Gideon sedang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur. Mengirik gandum adalah pekerjaan yang dahulunya biasa dilakukan di udara terbuka. Orang Israel melakukannya di tempat pemerasan anggur yang tersembunyi. Hal ini berarti mereka memang ketakutan setengah mati. Mereka memang tidak punya pilihan yang lain. Mereka memang tidak bisa ke mana-mana lagi selain harus menerima kenyataan bahwa mereka harus menghadapi bangsa yang lebih kuat. Akan tetapi, mereka juga harus mengakui bahwa di dalam diri mereka sudah tidak ada lagi kekuatan, sudah tidak ada keberanian, dan sudah tidak ada lagi semangat untuk melawan. Orang yang jatuh pada keputusasaan yang paling dalam, ia pasti akan kehilangan semangat hidupnya. Akan tetapi, orang yang masih bisa menemukan satu atau dua keindahan di dalam hidupnya, ia akan menjadi orang yang bisa bertahan di dalam tekanan hidup yang seberat apa pun. Semangat bertahan itulah yang tidak dipunyai Gideon. Gideon hanya melihat hidup yang begitu berat, dirinya yang ternyata bukan apa-apa. Ia penuh dengan ketakutan, kecemasan, keputusasaan sampai saat Tuhan menjumpai dan menyapanya. Tuhan berkata, "Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." Gideon tidak menjawab sapaan Tuhan itu dan yang keluar malahan keluhan, "Ah Tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?" Lihat, Gideon tidak mempunyai semangat. Ia tidak memiliki tekad untuk hidup, yang keluar adalah keluhan, keluhan, dan keluhan. Ketika orang sudah kehilangan harapan, sudah tidak lagi dapat memercayai dirinya sendiri dan sudah kehilangan kekuatannya, maka satusatunya hal yang sering ia lakukan adalah mengeluh. Jika kita sudah mulai banyak mengeluh, bisa jadi itu indikasi bahwa kita sudah mulai letih lesu dan berbeban sehingga kita tidak bisa melakukan apa-apa selain mengeluh, mengeluh, dan mengeluh. Gideon dijumpai Tuhan dalam keputusaasaan yang hebat. Ia tidak bisa mengatakan apaapa selain keluhan, "Kalau memang Tuhan menyertai kami, mengapa keadaannya bisa begini? Saya ini bisa apa? Saya ini paling kecil di antara seluruh kaum keluargaku. Saya ini tidak bisa apa-apa." Namun, ada sesuatu yang unik di dalam ucapan Tuhan. Memang Gideon lemah, letih, dan dalam ketakutan, serta kehilangan kepercayaan bahkan kepada dirinya sendiri, tetapi Tuhan yang Mahatahu itu berkata, "Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani."

Perkataan Tuhan itu bisa memiliki dua arti. Jika dalam suasana perang ada orang yang melarikan diri karena ketakutan dan kemudian ia disapa sebagai pahlawan yang gagah berani, maka itu bisa dianggap sebagai suatu sindiran. Akan tetapi, saya rasa Tuhan tidak sedang menyindir Gideon. Tuhan di dalam kemahakuasaan-Nya dan di dalam kemahatahuan-Nya adalah Tuhan yang melihat bahwa di tengah keputusasaan Gideon terhadap hidupnya dan di tengah kegagalan Gideon, bahkan untuk memercayai dirinya sendiri, Tuhan masih memercayai dia. Tuhan melihat jauh ke depan bahwa kelak Gideon yang sekarang penuh dengan keputusasaan dan penuh dengan ketakutan serta kecemasan ini akan menjadi pahlawan yang gagah berani. Ketika Tuhan menyentuh dan menjamah hidup seseorang yang sedang dalam keputusasaan yang paling dalam, maka satu hal yang Ia kerjakan adalah memeriksa hidup orang itu. Tuhan akan mencari hal yang paling indah dan yang paling baik, yang masih bisa Ia temukan di dalam hidup orang itu. Selanjutnya, Tuhan akan bekerja lewat hal yang terindah itu sehingga orang ini menjadi orang yang cakap dan tangguh. Ketika kita kehilangan rasa percaya diri dan menyesali nasib dan kesalahan, kemudian kita mulai menjadi putus asa dan depresi, maka pada saat seperti inilah kita harus membiarkan Tuhan mengubah hidup kita. Kita harus membiarkan Ia menjamah hidup kita. Ia akan menunjukkan bagian-bagian dari hidup kita yang bisa dipakai-Nya untuk membangkitkan kita. Tuhan memahami bahwa ketika manusia putus asa dan kehilangan kepercayaan diri, maka ia tidak memiliki apa-apa lagi untuk dipercayainya. Tidak ada jalan lain, selain Tuhan menjamah orang itu dan membukakan matanya untuk melihat bahwa mungkin masih ada satu atau dua hal baik dan indah di mata Tuhan. Melalui satu dan dua hal itu, Tuhan akan membentuknya menjadi umat yang tangguh. Kadang kala dalam kondisi yang putus asa, depresi, ketakutan, kecemasan, dan kehilangan kepercayan diri, kita justru sering kali lari dari Tuhan. Kita khawatir jika kita datang kepada Tuhan, Ia tidak menerima kita. Kita berpikir sudah cukuplah caci maki orang kepada kita dan sudah cukuplah kesalahan ditimpakan kepada kita. Kita menyalahkan diri sendiri. Kita pikir, kalau kita datang kepada Tuhan, Ia akan melakukan hal yang sama seperti orang lain. Ia akan menunjukkan dosa-dosa dan kesalahan kita? Kita bertanya-tanya, tidakkah Ia akan menghakimi kita? Itulah yang membuat kita akhirnya tenggelam dalam keputusaasaan yang paling dalam karena kita merasa kita akan gagal. Kita merasa Tuhan juga melihat dan menjatuhkan penghukuman yang sama. Padahal tidak. Tuhan tidak pernah melakukan itu. Bagian Alkitab yang lain mengatakan bahwa hati yang hancur dan penuh penyesalan itu adalah hati yang justru akan dijamah Tuhan dan justru merupakan hati yang akan dipulihkan oleh Tuhan. Namun, entah dari mana datangnya ide dan keyakinan bahwa ketika kita gagal, kalah, atau salah, maka itu berarti juga Tuhan tidak mau menerima kita. Tidak! Tuhan adalah Ia yang melihat hal yang paling indah di tengah kehancuran yang sedalam apa pun. Tuhan punya mata yang sangat tajam sehingga ia bisa menemukan satu atau dua titik keindahan di dalam kehancuran hidup kita. Seorang rekan yang berasal dari sebuah latar belakang yang buruk dan terbuang dari keluarga menuturkan kepada saya bahwa Tuhan itu baginya sama seperti seorang pemulung. Dahulu ketika ia gagal, keluarga membuangnya. Dulu hidupnya hancur, ia dibuang oleh orang lain, dan dianggap tidak berharga dan harus dijauhi. Ia bahkan tidak bisa memercayai dirinya sendiri. Akan tetapi, Tuhan seperti seorang pemulung yang di tengah kehancuran hidupnya masih bisa melihat hal-hal yang indah di dalam hidupnya. Di tengah penolakan orang lain, Tuhan masih menerimanya. Di tengah rusaknya hidupnya

yang dikarenakan ulahnya sendiri, Tuhan masih bisa menemukan hal-hal baik yang masih bisa diperbaiki. Tuhan mengambilnya dan memulihkannya. Namun, alih-alih berkata seperti rekan saya tersebut, mengapakah kita cenderung memandang Tuhan sebagai seseorang yang berdiri dengan penghakiman dan siap untuk menjatuhkan hukuman? Mengapa kita tidak memandang Tuhan sebagai seseorang yang menanti diri kita dan yang masih tetap percaya kepada kita? Gideon adalah orang yang kehilangan kepercayaan kepada dirinya sendiri. Tuhan menjamahnya dan Tuhan memperlihatkan bahwa di dalam kuasa dan pekerjaan-Nya, Gideon bisa menjadi pahlawan yang gagah berani. Namun, perhatikan reaksi Gideon. Ia tidak bisa berterima kasih dan tidak bersyukur kepada Tuhan, tetapi terus-menerus bersembunyi di balik kelemahannya. Terus-menerus ia menyalahkan keadaannya. Dengan kata lain, ia tidak mau Tuhan membangkitkan kepercayaan dirinya. Tuhan mengubahkan ia, tetapi Gideon bersembunyi di balik situasinya yang tidak menyenangkan. Ia memilih bersembunyi di balik kondisinya yang memang paling kecil di antara kaumnya. Gideon memilih untuk tetap hidup di dalam kelemahan dan keterbatasannya. Padahal, Tuhan sudah menunjukkan bahwa ada sisi yang indah di dalam hidup seorang Gideon. Betapa sering di dalam hidup ini kita berlindung di balik kelemahan dan keterbatasan kita. Ketika Tuhan hendak membentuk hidup kita, kita berlindung di balik kelemahan dan keterbatasan kita. Ketika Tuhan ingin menjamah hidup kita, atau hidup orang lain dengan menegur untuk sesuatu maksud yang baik, kita sering berkata, "Ya, memang sudah seperti ini." Ketika orang bertanya mengapa kita menjalami kehidupan tanpa makna, maka dengan begitu saja kita bebas menyalahkan lingkungan kita dan berkata, "Mau apa lagi?" Jadi, lingkungan asal tempat kita hidup menjadi tempat berlindung yang paling aman dari jamahan Tuhan atas hidup kita. Dulu semasa kuliah, saya tinggal di kamar asrama bersama dengan dua orang teman selama enam bulan sehingga kami mengenali karakter masing-masing. Salah satu teman sekamar saya adalah seseorang sulit memercayai diri sendiri. Setiap menjelang menghadapi ujian, ia selalu berteriak-teriak dan memukul-mukul kepalanya dan mengatakan bahwa dirinya adalah orang bodoh dan pasti tidak dapat mengerjakan ujian. Namun, setiap hasil ujian diumumkan, teman ini selalu mendapat nilai yang paling tinggi di antara kami. Hal ini membuat kami kesal dan kami mendorong dia untuk memiliki rasa percaya diri. Kami katakan bahwa ia sebenarnya memiliki kemampuan, tetapi ia selalu menolak dan berdalih bahwa ia memang sudah dari kecil begitu dan lingkunganlah yang membentuk dirinya seperti itu. Ia tidak mau merubah perilakunya dan sebaliknya ia berlindung di balik perkataan "memang saya dari dulu sudah begini." Betapa mudahnya kita berlindung pada kelemahan dan ketidakberdayaan kita. Kita memberikan kesan seolah pintu tertutup bagi Allah untuk memproses diri kita. Kita memberikan terlalu banyak alasan yang inti sebenarnya adalah kita tidak mau Tuhan mengerjakan sesuatu yang indah di dalam hidup kita. Sama seperti Gideon yang berkata, "Lihat, kalau Engkau menyertai kami, tidak mungkin bangsa kami berada dalam kondisi seperti ini. Kalau Tuhan memang menyertai kami, tidak mungkin Tuhan melakukannya melalui diri saya. Saya ini kecil." Orang yang kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri akan berhenti di satu titik saja meskipun Tuhan sudah bekerja di dalam hidupnya dan menunjukkan bahwa Ia ingin memproses hidupnya. Ketika Tuhan ingin membangkitkan kita dari keputusasaan melalui proses yang terjadi di dalam hidup kita, kita sering memilih mundur saja. Kita memilih untuk dikuasai ketakutan

dan keputusasaan kita. Kita memilih untuk mengeluh mengenai betapa besarnya beban yang ada. Padahal, di dalam kemahatahuan dan kejelian-Nya, Tuhan melihat bahwa sebenarnya ada titik-titik tertentu yang indah di dalam hidup kita yang bisa Ia kerjakan sehingga melahirkan sesuatu yang luar biasa. Proses dari Tuhan akan melahirkan orang yang tangguh dan yang berkemenangan dan yang akan penuh dengan kekuatan. Akan tetapi, syaratnya adalah kita harus membiarkan tangan Tuhan itu masuk di dalam hidup kita dan kalau tangan Tuhan itu masuk ke dalam hidup kita, maka pertama-tama Ia akan membenahi diri kita. Kadang kala kita memohon agar Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita sesuai dengan jalan yang kita pandang benar. Akan tetapi, kalau kita amati, bukanlah demikian cara Tuhan menyelesaikan masalah Gideon. Tuhan menyelesaikan masalah Gideon bukan dengan membuat habis musuh-musuh Gideon, tetapi Tuhan menolong Gideon dengan cara memulihkan kepercayaan diri Gideon terlebih dahulu. Ia memulihkan dulu perasaan Gideon yang merasa bahwa ia ditinggalkan Tuhan. Tuhan memberikan jaminan terlebih dahulu kepada Gideon bahwa Ia besertanya. Cara Tuhan membebaskan kita dari pergumulan dan kehidupan yang menekan adalah dengan bekerja melalui diri kita sendiri yang berada dalam kondisi putus asa. Kita diperbaiki dulu baru kemudian kita bersama-sama dengan Tuhan akan maju menghadapi beban dan pergumulan yang ada. Jadi, jangan pernah lagi berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk membereskan semuanya. Namun, berdoalah supaya Tuhan menjamah hidup kita atau menguatkan diri kita serta memberi kita kepercayaan dan penyertaan-Nya sehingga kita muncul sebagai orang yang tangguh dan berkemenangan. Cara kerja Tuhan berbeda dengan apa yang kita harapkan. Ia tidak menyingkirkan semua masalah, lalu berkata, "Mari Gideon kita maju." Kalau memang semuanya, maka untuk apa maju lagi? Akan tetapi, Ia membereskan Gideon dan hatinya terlebih dahulu dan memulihkan dan kepercayaan dirinya. Setelah Gideon dipulihkan kepercayaan dirinya, maka ia bersama dengan Tuhan muncul sebagai orang yang berkemenangan. Jadi, ketika seseorang putus asa dan letih lesu, Tuhan tidak akan bekerja dengan cara mengubah sesuatu yang di luar dulu, tetapi pertama-tama Tuhan akan berurusan dulu dengan orang tersebut. Kemudian, Tuhan bersama-sama dengan orang ini akan menghadapi seluruh tantangan pergumulan dan kesulitan. Dengan demikian, seperti yang dialami Gideon, sesuatu yang berbeda akan terjadi di dalam hidup orang itu. Mengapa? Karena ia mulai percaya bahwa dirinya tidak dibuang Tuhan. Bahkan, ia mulai merasakan ada Tuhan di dalam hidupnya. Musuhnya tetap sama, bebannya tetap sama besar, kesulitannya tetap masih ada, tetapi yang berbeda adalah diri orang itu sendiri. Seperti Gideon, ia sudah dipulihkan kepercayaan dirinya. Ia sekarang sudah bersama dengan Tuhan sehingga apa pun yang terjadi di luar adalah hal yang akan diselesaikannya bersama dengan Tuhan. Tidak semua dari kita mau mengakui bahwa diri kita putus asa. Tidak semua dari kita mau mengakui bahwa diri kita berada di dalam pergumulan besar. Namun, apa yang sedang kita alami akan tersirat secara tidak langsung melalui apa yang kita ucapkan, misalnya keluhankeluhan dan ketidakpuasan-ketidakpuasan kita. Hal ini tampak juga ketika kita kehilangan kepercayaan terhadap orang lain atau kepada diri sendiri. Dalam keadaan seperti ini, pertama-tama biarkan Tuhan berurusan dengan kita. Berdoalah meminta, bukan supaya Tuhan membereskan semuanya, tetapi supaya Tuhan berurusan dengan kita. Waktu kita bertanya-tanya, "Apa masih bisa, sedangkan orang tidak memercayai saya? Bahkan, saya tidak memercayai diri saya sendiri." Saya yakin Tuhan

bisa. Tuhan ternyata masih percaya kepada kita. Karena itu, jika kita tidak bisa lagi memercayai apa pun: hidup kita gagal, kita dianggap orang yang tidak berguna, kita dianggap orang yang hanya menambahi beban masalah; maka di dalam kondisi seperti itu, mari kita percaya kepada Tuhan. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan akan menemukan hal-hal indah di dalam hidup kita yang akan menjadi pintu masuk bagi tanganNya untuk terus bekerja. Karena itu, saya mohon dengan sangat, janganlah kita melakukan upaya bunuh diri kala kita kehilangan kepercayaan kita. Tolong hargai hidup ini karena hidup adalah anugerah Tuhan. Ingatlah bahwa Ia masih bisa melihat hal-hal yang indah, yang mungkin tidak bisa dilihat oleh siapa pun. Percayalah kepada Tuhan karena Ia pun memercayai Anda.

Memupuk Rasa Percaya Diri yahoo group forum lingkar_pena Oleh Jacinta F. Rini dari Team e-psikologi Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa sehari-hari "tidak pede" dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan? Saya yakin hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Ruang konseling di website inipun banyak diwarnai dengan pertanyaan seputar kasus-kasus yang berhubungan dengan krisis kepercayaan diri tersebut. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu, terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau pun situasi baru. Individu sering berkata pada diri sendiri, dulu saya tidak penakut seperti ini....kenapa sekarang jadi begini ? ada juga yang berkata: "kok saya tidak seperti dia,...yang selalu percaya diri...rasanya selalu saja ada yang kurang dari diri saya...saya malu menjadi diri saya! Menyikapi kondisi seperti tersebut diatas maka akan muncul pertanyaan dalam benak kita: mengapa rasa percaya diri begitu penting dalam kehidupan individu. Lalu apakah kurangnya rasa percaya diri dapat diperbaiki sehingga tidak menghambat perkembangan individu dalam menjalankan tugas sehari-hari maupun dalam hubungan interpersonal. Jika memang rasa kurang percaya diri dapat diperbaiki, langkah-langkah apakah yang harus dilakukan? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan saya jawab dalam artikel ini. Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias sakti. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana

ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Karakteristik Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang percaya diri Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah :

Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain, Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain berani menjadi diri sendiri Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, ornag lain dan situasi di luar dirinya Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang kurang percaya diri Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri, diantaranya adalah: Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan dir) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri) Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangattergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang

lain) Perkembangan Rasa Percaya Diri Pola Asuh Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri bukanlah diperoleh secara instant, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak usia dini, dalam kehidupan bersama orangtua. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, namun faktor pola asuh dan interaksi di usia dini, merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri.Sikap orangtua, akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. orangtua yang menunjukkan kasih, perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percara diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di mata orangtuanya. Dan, meskipun ia melakukan kesalahan, dari sikap orangtua anak melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena eksisitensinya. Di kemudian hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri seperti orangtuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya. Lain halnya dengan orangtua yang kurang memberikan perhatian pada anak, atau suka mengkritik, sering memarahi anak namun kalau anak berbuat baik tidak pernah dipuji, tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai oleh anak, atau pun seolah menunjukkan ketidakpercayaan mereka pada kemampuan dan kemandirian anak dengan sikap overprotective yang makin meningkatkan ketergantungan. Tindakan overprotective orangtua, menghambat perkembangan kepercayaan diri pada anak karena anak tidak belajar mengatasi problem dan tantangannya sendiri segala sesuatu disediakan dan dibantu orangtua. Anak akan merasa, bahwa dirinya buruk, lemah, tidak dicintai, tidak dibutuhkan, selalu gagal, tidak pernah menyenangkan dan membahagiakan orangtua. Anak akan merasa rendah diri di mata saudara kandungnya yang lain atau di hadapan teman-temannya. Menurut para psikolog, orangtua dan masyarakat seringkali meletakkan standar dan harapan yang kurang realistik terhadap seorang anak atau pun individu. Sikap suka membanding-bandingkan anak, mempergunjingkan kelemahan anak, atau pun membicarakan kelebihan anak lain di depan anak sendiri, tanpa sadar menjatuhkan harga diri anak-anak tersebut. Selain itu, tanpa sadar masyarakat sering menciptakan trend yang dijadikan standar patokan sebuah prestasi atau pun penerimaan sosial. Contoh kasus yang riil pernah terjadi di tanah air, ketika seorang anak bunuh diri gara-gara dirinya tidak diterima masuk di jurusan A1 (IPA), meski dia sudah bersekolah di tempat yang elit; rupanya sang orangtua mengharap anaknya diterima di A1 atau paling tidak A2, agar

kelak bisa menjadi dokter. Atau, orangtua yang memaksakan anaknya ikut les ini dan itu, hanya karena anak-anak lainnya pun demikian. Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang tidak bisa menerima kenyataan dirinya, karena di masa lalu (bahkan hingga kini), setiap orang mengharapkan dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Dengan kata lain, memenuhi harapan sosial. Akhirnya, anak tumbuh menjadi individu yang punya pola pikir : bahwa untuk bisa diterima, dihargai, dicintai, dan diakui, harus menyenangkan orang lain dan mengikuti keinginan mereka. Pada saat individu tersebut ditantang untuk menjadi diri sendiri mereka tidak punya keberanian untuk melakukannya. Rasa percaya dirinya begitu lemah, sementara ketakutannya terlalu besar. Pola Pikir Negatif Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai masalah, kejadian, bertemu orang-orang baru, dsb. Reaksi individu terhadap seseorang atau pun sebuah peristiwa, amat dipengaruhi oleh cara berpikirnya. Individu dengan rasa percaya diri yang lemah, cenderung mempersepsi segala sesuatu dari sisi negatif. Ia tidak menyadari bahwa dari dalam dirinya lah semua negativisme itu berasal. Pola pikir individu yang kurang percaya diri, bercirikan antara lain: Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri (saya harus bisa begini...saya harus bisa begitu). Ketika gagal, individu tersebut merasa seluruh hidup dan masa depannya hancur. Cara berpikir totalitas dan dualisme : kalau saya sampai gagal, berarti saya memang jelek Pesimistik yang futuristik : satu saja kegagalan kecil, individu tersebut sudah merasa tidak akan berhasil meraih cita-citanya di masa depan. Misalnya, mendapat nilai C pada salah satu mata kuliah, langsung berpikir dirinya tidak akan lulus sarjana. Tidak kritis dan selektif terhadap self-criticism : suka mengkritik diri sendiri dan percaya bahwa dirinya memang pantas dikritik. Labeling : mudah menyalahkan diri sendiri dan memberikan sebutan-sebutan negatif, seperti saya memang bodoh...saya ditakdirkan untuk jadi orang susah, dsb.... Sulit menerima pujian atau pun hal-hal positif dari orang lain : ketika orang memuji secara tulus, individu langsung merasa tidak enak dan menolak mentah-mentah pujiannya. Ketika diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menerima tugas atau peran yang penting, individu tersebut langsung menolak dengan alasan tidak pantas dan tidak layak untuk menerimanya. Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri : senang mengingat dan bahkan membesar-besarkan kesalahan yang dibuat, namun mengecilkan keberhasilan yang pernah diraih. Satu kesalahan kecil, membuat individu

langsung merasa menjadi orang tidak berguna. Memupuk Rasa Percaya Diri Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis kepercayaan diri. 1. Evaluasi diri secara obyektif Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar kekayaan pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Obstacles and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistik. 2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri. 3. Positive thinking Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobodys perfect dan its okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang

dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar. 4. Gunakan self-affirmation Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya: Saya pasti bisa !! Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh menentukan hidup saya ! Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan Sayalah yang memegang kendali hidup ini Saya bangga pada diri sendiri 5. Berani mengambil resiko Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil resiko. Ingat: No Risk, No Gain. 6. Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Tuhan. Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki, kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan. Dengan

beban seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan melihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang yang membuat cemburu hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda. 7. Menetapkan tujuan yang realistik Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan. Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal serpti yang disarankan di atas, niscaya anada akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu. Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk harus menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di besarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak sehat). Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orangtua, bahwa dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses, dsb namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya track record of success yang riil dan original (atas dasar usahanya sendiri). Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan dan otoriter memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa percaya diri pada individu seperti itu tidaklah didasarkan oleh real competence, tapi lebih pada faktor-faktor pendukung eksternal, seperti kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power keluarga, nama besar orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka sang individu

tersebut bukan siapa-siapa. (jp)

Anda mungkin juga menyukai