Anda di halaman 1dari 29

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum


Kebutuhan akan kendaraan dalam kehidupan sehari-hari sangatlah tinggi, terutama untuk kepentingan transportasi. Kendaraan bukan lagi menjadi barang mewah karena semakin banyak orang yang menggunakannya. Banyak jenis kendaraan yang beredar luas di Indonesia, dan yang paling banyak adalah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik untuk pergerakkannya dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam, namun motor listrik dan mesin jenis lain (misalnya kendaraan listrik hibrida dan hibrida plug-in) juga dapat digunakan. Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan di atas jalanan. Jenis-jenis kendaraan bermotor dapat bermacam-macam, mulai dari mobil, bus, sepeda motor, kendaraan off-road, truk ringan, sampai truk berat. (Wikipedia, 2013) Diantara jenis-jenis kendaraan bermotor, sepeda motor adalah jenis yang paling banyak diminati dan paling banyak penggunanya di Indonesia. Menurut data terakhir dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), selama 2012, jumlah sepeda motor yang ada di Indonesia mencapai 77,7 juta unit atau 82,4 % dari total kendaraan bermotor. (http://www.otomotif.kompas.com , 2013)

2.1.1 Jenis-jenis Sepeda Motor


a. Motor Cruiser Jenis motor ini biasanya memiliki posisi stang yang tinggi, posisi kaki yang relatif ke depan, dan posisi kursi yang rendah. Posisi mengemudi ini menciptakan
4

5 kenyamanan ergonomika pada pengemudi. Motor Cruiser memiliki daya belok yang terbatas karena desainnya.

Gambar 2.1 Motor Cruiser Sumber : http://hakimrodamas.wordpress.com/2011/09/02/7-motor-cruiserdengan-mesin-dewa-part1/, diakses 20-05-2013, 22.50 WIB b. Motor Dual Sport Motor yang memiliki posisi mesin yang tinggi, ban dengan permukaan khusus untuk melewati berbagai macam medan dan posisi stang yang dibuat supaya dapat dikendalikan dengan mudah saat melewati rintangan. Motor jenis ini memiliki pengaturan mesin yang fokus pada tenaga putaran bawah dan tenaga mesin difokuskan pada gigi-gigi yang lebih rendah seperti gigi 1 dan 2. Bobot motor pun dibuat seringan mungkin demi mengembangkan kemampuan menjelajahi berbagai medan.

Gambar 2.2 Motor Dual Sport Sumber : http://motorlama.com/kosa-kata-model-sepeda-motor.php/dual-sportstyle-kawasaki, diakses 20-05-2013, 22.55 WIB

c.

Motor Touring Jenis motor yang digunakan untuk kenyamanan pada perjalanan jauh.

Kebanyakan motor touring memiliki fitur-fitur mewah seperti GPS, TV, Radio, kursi penumpang yang besar, dan lemari yang banyak.

Gambar 2.3 Motor Touring Sumber : http://www.examiner.com/article/honda-adventure-bike-challengesbmw-s-gs, diakses 20-05-2013, 23.00 WIB d. Skuter Sepeda motor berukuran kecil yang memiliki konsumsi bensin yang baik dan kelincahan dalam menyalip di keramaian lalu lintas.

Gambar 2.4 Motor Skuter Sumber : http://mariodevan.wordpress.com/2012/10/16/warna-warna-lengkapbeat-fi/, diakses 20-05-2013, 23.10 WIB e. Motor Bebek

7 Atau disebutnya moped, adalah jenis motor yang dahulunya adalah sepeda bertenaga pedal manusia dan setengah listrik, kini menjadi sepeda motor bertenaga bensin. Memiliki sistem pengendalian lebih baik daripada skuter namun lebih ekonomis dari motor sport.

Gambar 2.5 Motor Bebek Sumber : http://tmcblog.com/2011/09/14/honda-supra-x-125/, diakses 20-052013, 23.15 WIB f. Motor Sports Jenis motor yang memiliki performa dan pengendalian yang lebih baik. Posisi mengemudi pun difokuskan untuk menjaga titik gravitasi supaya pengendalian lebih terkendali.

Gambar 2.6 Motor Sports Sumber : http://thecarsautos.blogspot.com/2011/12/cbr-600.html, diakses 20-052013, 23.28 WIB g. Motor Sport Touring

8 Gabungan anatara touring dan sport, motor sport touring adalah motor sport yang masih memiliki faktor-faktor kenyamanan.

Gambar 2.7 Motor Sport Touring Sumber : http://rc212vblog.wordpress.com/2011/07/23/sport-touring-battle/, diakses 20-05-2013, 23.38 WIB h. Sepeda Motor Listrik Merupakan sepeda motor yang sama sekali tidak menggunakan bensin. Sepeda motor ini menggunakan motor listrik sebagai sumber penggerak utamanya. Dan sumber penghasil energi berasal dari baterai atau aki yang terpasang pada rangka sepeda motor.

Gambar 2.8 Sepeda Motor Listrik Sumber : http://www.dapurpacu.com/honda-rc-e-super-sports-bike-listrik/, diakses 20-05-2013, 23.49 WIB

2.2 Pengertian Charger

9 Penggunaan energi listrik pada sepeda motor listrik sangat terbatas sesuai dengan jumlah arus yang ada pada baterai dan juga jumlah baterai maupun pemasangannya (seri atau paralel). Untuk itu diperlukan peralatan tambahan yang dapat digunakan untuk mengisi ulang energi yang habis terpakai untuk menggerakkan motor listrik. Alat pengisi energi listrik yang merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan untuk mengisi ulang energi listrik yang terdapat pada baterai. Pengisian dilakukan dengan sumber energi listrik yang dapat diperoleh dari PLN. Pengisian energi listrik dilakukan sesuai dengan kapasitas energi listrik yang ada pada baterai yang akan diisi. Penggunaan alat ini dapat ditempatkan langsung pada unit kendaraan listrik atau terpisah di luar unit kendaraan listrik. Pengisian dapat dilakukan dengan cara merubah arus listrik bolak-balik yang bersumber dari PLN ke arus listrik searah yang biasa disebut arus DC. Energi listrik arus bolak-balik diturunkan tegangannya kemudian disearahkan melalui rangkaian elektronika. Penurunan tegangan dapat dikendalikan sesuai dengan kebutuhan dari pengguna. Pengisian pada sepeda motor listrik ini menggunakan tegangan pengisian sebesar 48V. Hal ini dilakukan sesuai dengan jumlah baterai yang digunakan berjumlah 4 buah yang dipasang secara seri. Pada prinsipnya frekuensi dari sumber tegangan listrik dari PLN dinaikkan untuk selanjutnya masuk kedalam penurun tegangan dan kemudian disearahkan dan masuk kedalam baterai.

2.3 Jenis-Jenis Pengisian Energi Listrik Pada Baterai


Pengisian arus listrik pada baterai, dialirkan berlawanan dengan waktu pengeluaran isi yang berarti juga bahwa beban aktif dan elektrolit diubah supaya energi kimia baterai mencapai maksimum. Terdapat tiga metode pengisian baterai yaitu : 1. Pengisian Perawatan (Maintenance Charging)

10 Sistem pengisian ini digunakan untuk mengiimbangi kehilangan isi (self discharge), dilakukan dengan arus rendah sebesar 1/1000 dari kapasitas baterai. Sistem ini biasa dilakukan pada baterai tidak terpakai untuk mencegah proses penyulfatan. Sebagai contohnya apabila baterai memiliki kapasitas 45 Ah maka besarnya arus pengisian perawatan adalah 45 mA. 2. Pengisian Lambat (Slow Charging) Sistem pengisian ini adalah suatu pengisianyang lebih normal. Arus pengisian harus sebesar 1/10 dari kapasitas baterai. Jika baterai memiliki kapasitas 45 Ah maka besarnya arus pengisian lambat adalah 4,5 A. Waktu pengisian untuk sistem ini tergantung pada kapasitas baterai, keadaan baterrai pada permulaan pengisian, dan besarnya arus pengisian. Pengisian harus dilakukan sampai gas yang ada pada baterai mulai menguap dan berat jenis elektrolit tidak bertambah walaupun pengisian terus dilakukan sampai 2-3 jam kemudian. 3. Pengisian Cepat (Fast Charging) Pada pengisian dengan sistem ini dilakukan pada arus yang besar yaitu mencapai 60-100 A pada waktu yang singkat kira-kira 1 jam dimana baterai akan terisi sebesar tiga per empatnya. Fungsi pengisian cepat adalah memberikan baterai suatu pengisian yang memungkinkan dapat digunakan secepat mungkin. Pada sistem pengisian sepeda motor listrik digunakan sistem pengisian menggunakan pengisian cepat. Hal ini dilakukan sehingga sepeda motor dapat digunakan sesering mungkin karena pengisian baterai yang dilakukan dengan cara yang cepat.

2.4 Bagian-Bagian Charger

11 Bagian-bagian alat pengisi energi listrik dibedakan menjadi beberapa bagian utama yang menjadi satu alat yang dapat digunakan untuk mengisi energi listrik. Bagian-bagian tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Bagian Energi Input Bagian ini merupakan sumber energi utama untuk pengisian energi listrik pada baterai. Energi yang digunakan adalah energi listrik arus bolak-balik yang berasal dari PLN. Arus listrik diubah menjadi arus litrik searah. 2. Bagian Penaik Frekuensi Bagian ini berfungsi untuk menaikkan frekuensi arus listrik dari PLN. Bagian ini merypakan bagian tambahan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dari pemakai. 3. Bagian penurun Tegangan Pada bagian ini tegangan listrik dari PLN diturunkan sesuai dengan kebutuhan. Sehingga energi listrik yang telah diturunkan dapat digunakan untuk mengisi baterai. 4. Bagian Penyearah Bagian penyearah berfungsi untuk menyearahkan arus listrik yang keluar dari bagian penurun tegangan. Arus listrik yang tadinya bolak-balik diubah menjadi arus searah. Hal ini sesuai dengan sumber energi listrik yang ada pada baterai. 5. Bagian Kontrol Bagian ini berfungsi untuk mengatur arus pengisian pada saat pengisian energi listrik berlangsung. Selain itu juga sebagai pengaman ketika baterai telah terisi penuh maka alat dapat mati dengan sendirinya.

2.5 Teori Dasar Elektronika

12 Menjelaskan dan mengetahui karakteristik dari setiap komponen elektronika baik yang termasuk komponen pasif maupun komponen aktif. Mengetahui cara menentukan atau menghitung besarnya nilai dari suatu jenis komponen elektronika. 1. Komponen Aktif Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam

pengoperasiannya membutuhkan sumber arus atau sumber tegangan sendirii, seperti transistor, tranducer, integrated circuit dan sensor. 2. Komponen Pasif Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam

pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus sendiri, seperti kapasitor, resistor, dioda, transformator dan relay.

2.6 Transformator
Transformator adalah suatu mesin listrik yang digunakan untuk mengubah nilai tegangan bolak-balik. Ukurannya bervariasi, mulai dari unit miniatur yang digunakan dalam elektronika sampai ke transformator daya yang digunakan dalam pembangkit listrik. Suatu transformator hanya akan bekerja ketika tersambung dengan tegangan bolak-balik. Normalnya alat ini tidak akan bekerja dengan suplai dc seperti halnya suatu baterai. Suatu transformator terdiri dari dua koil, yang disebut koil atau gulungan primer dan sekunder, yang diisolasi satu sama lain dan digulung pada inti baja atau besi yang sama. Tegangan bolak-balik yang diberikan pada gulungan primer menghasilkan arus bolak-balik, yang menimbulkan fluks magnet yang bolak-balik di sepanjang inti. Fluks magnet ini menginduksi suatu ggl di gulungan sekunder, sebagaimana dijelaskan menurut hukum Faraday, yang mengatakan bahwa ketika suatu konduktor dipotong dengan medan magnet, suatu ggl diinduksikan di dalam

13 konduktor. Karena kedua gulungan terkait dengan fluks magnet yang sama, ggl induksi per putaran akan sama untuk kedua gulungan. Oleh karena itu, ggl pada kedua gulungan sebanding dengan jumlah putarannya. Dengan persamaan sebagai berikut.

=
Kebanyakan transformator daya, praktis memiliki efisiensi yang sangat tinggi, dan untuk sebuah transformator ideal dengan efisiensi 100% pada daya primer sama dengan daya sekunder. Daya primer = Daya sekunder Dan karena Daya = Tegangan x Arus Maka Vp x Np = Vs x Ns Dengan menggabungkan persamaan (1) dan (2) maka didapatkan persamaan sebagai berikut :

2.6.1Fungsi Transformator
Transformator berfungsi sebagai input impedansi antara sumber dan beban. Selain itu juga untuk menghambat arus searah (DC) serta meneruskan arus bolak balik (AC) dan untuk menurunkan atau menaikkan tegangan AC. Pada sistem alat pengisi energi listrik pada baterai transformator digunakan untuk menurunkan tegangan AC dari sumber PLN.

14

2.6.2 Prinsip Kerja Transformator


Prinsip kerja suatu transformator adalah induksi bersama ( mutual induction) antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana, transformator terdiri dari dua buah kumparan yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu alur induksi. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday.

2.6.3 Jenis-Jenis Transformator


Transformator dapat dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya adalah sebagai berikut : a. Transformator Step-Up Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh. b. Transformator Step-Down Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga jenis ini berfungsi sangat sebagai mudah penurun ditemui, tegangan. terutama Transformator

dalam adaptor AC-DC. c. Autotransformator

15 Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali). d. Autotransformator Variabel Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah. e. Transformator Isolasi Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor. f. Transformator Pulsa Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer

16 mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah. g. Transformator Tiga Phase Transformator tiga fase sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta ( ).

2.6.4 Kerugian Pada Transformator


Kerugian-kerugian yang terjadi pada transformator diantaranya adalah sebagai berikut : a. Kerugian akibat arus pusar Arus pusar adalah arus yang mengalir pada material inti karena tegangan yang diinduksi oleh fluks. Arah pergerakan arus pusar adalah 90 terhadap arah fluks. Dengan adanya resistansi dari material inti maka arus pusar dapat menimbulkan panas sehingga mempengaruhi sifat fisik material inti tersebut bahkan hingga membuat transformer terbakar. Untuk mengurangi efek arus pusar maka material inti harus dibuat tipis dan dilaminasi sehingga dapat disusun hingga sesuai tebal yang diperlukan. b. Kerugian Hysterisis Rugi hysterisis terjadi karena respon yang lambat dari material inti. Hal ini terjadi karena masih adanya medan magnetik residu yang bekerja pada material, jadi saat arus eksitasi bernilai 0, fluks tidak serta merta berubah menjadi 0 namun perlahan-lahan menuju 0. Sebelum fluks mencapai nilai

17 0 arus sudah mulai mengalir kembali atau dengan kata lain arus sudah bernilai tidak sama dengan 0 sehingga akan membangkitkan fluks kembali. Rugi hysterisis ini memperbesar arus eksitasi karena medan magnetik residu mempunyai arah yang berlawanan dengan medan magnet yang dihasilkan oleh arus eksitasi. Untuk mengurangi rugi ini, material inti dibuat dari besi lunak yang umum digunakan adalah besi silikon. c. Kerugian Tembaga Rugi tembaga adalah rugi yang dihasilkan oleh konduktor/tembaga yang digunakan sebagai bahan pembuat kumparan. Rugi ini diakibatkan oleh adanya resistansi bahan.

2.7 Dioda
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus listrik tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan dioda adalah Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si).

2.7.1 Fungsi Dioda


Dioda berfungsi mengalirkan arus pada satu arah saja dan menahan arus dari arah yang berlawanan. Bisa dikatakan dioda juga berfungsi sebagai pencegah arus balik (feed back).

2.7.2 Prinsip Kerja Dioda


Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semi konduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

18

Gambar 2.9 Simbol dan struktur dioda Sumber : cicalq.wordpress.com

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole di sisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N. Jika menggunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

Gambar 2.10 Dioda dengan bias maju Sumber : cicalq.wordpress.com

19 Sebaliknya jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.

Gambar 2.11 Dioda dengan bias negatif Sumber : cicalq.wordpress.com

Maka yang terjadi adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah tertutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besa dan menghalangi terjadinya arus. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (depletion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikion tegangan konduksi adalah diatas 0,7 volt. Kira-kira 0,2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium.

20

Gambar 2.12 Grafik arus dioda Sumber : cicalq.wordpress.com

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.

2.7.3 Forward Bias dan Reverse Bias


a. Tegangan Knee Tegangan dimana mengalir dengan cepat setelah melewati potensial barrier.

b. Arus Bocor Arus yang mengalir pada saat bias reverse, padahal seharusnya tidak ada arus yang mengalir.

2.7.4 Jenis Dioda


a. Dioda Schotsky Berfungsi untuk menyearahkan frekuensi diatas 300 MHz.

21 b. Dioda Varactor Untuk mengubah frekuensi resonansi. c. Dioda Step Recovery Untuk menghasilkan pulsa yang sangat cepat.

2.8 Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas sebuah bahan tipe P dan diapit oleh dua bahan tipe N (transistor NPN) atau terdiri atas sebuah bahan tipe N dan diapit oleh dua bahan tipe P (transistor PNP). Sehingga transistor mempunyai tiga terminal yang berasal dari masing-masing bahan tersebut. Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran basis sangatlah tipis dibanding emitor dan kolektor. Perbandingan lebar basis ini dengan lebar emitor dan kolektor kurang lebih adalah 1 : 150, sehingga ukuran basis yang sangat sempit ini kemudian akan mempengaruhi kerja transistor. Simbol transistor bipolar ditunjukkan pada gambar 2.5. Pada kaki emitor terdapat tanda panah yang kemudian bisa diketahui bahwa itu merupakan arah arus konvensional. Pada transistor NPN tanda panahnya menuju keluar sedangkan pada transistor PNP tanda panahnya menuju kedalam.

Gambar 2.13 Simbol transistor Sumber : http://ryanserodja.blogspot.com/2010/06/transistor-jenis-npn-dan-jenispnp.html

22

Ketiga terminal transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B) dan Kolektor (C). Emitor merupakan bahan semikonduktor yang diberi tingkat doping sangat tinggi. Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang. Sedangkan basis adalah bahan dengan doping yang sangat rendah. Perlu diingat bahwa semakin rendah tingkat doping suatu bahan, maka semakin kecil konduktivitasnya. Hal ini karena jumlah pembawa mayoritasnya (elektron untuk bahan N, dan hole upunyaintuk bahan P) adalah sedikit. Transistor terdiri dari dua jenis yaitu transistor bipolar dan unipolar. Transistor bipolar adalah transistor yang ada pada daerah N mempunyai banyak sekali elektron pita dan pada daerah P mempunyai banyak sekali hole. Jenis dari transistor bipolar adalah transistor PNP dan NPN, sedangkan pada transistor unipolar misalnya FET, MOSFET, JPET dan lain-lain. Fungsi dari transistor adalah sebagai penguat arus, saklar elektronika, osilator, pencampur ( mixer) dan penyearah. JPET (Junction Field Effect Transistor) adalah salah satu model transistor junction dan mempunyai resistansi input yang cukup tinggi. JFET memerlukan pembawa mayoritas untuk dapat bekerja (muatan hole atau elektron). JFET mempunyai kaki terminal, sama halnya dengan transistor bipolar yaitu Drain (D), Source (S) dan Gate (G). MOSFET (Metal Oxide Semi Conductor) adalah gate yang mempunyai gate terbuat dari bahan logam dan antara kanal dan gate dilapisi oleh suatu bahan silikon dioksida. MOSFET mempunyai jenis kanal N dan kanal P. Dalam penggunaan transistor untuk suatu proyek harus dipakai transistor yang tepat. Letak sambungan kaki suatu transistor sudah ditetapkan.

2.8.1 Fungsi Transistor


Transistor dapat dipakai untuk berbagai keperluan misalnya : a. Mengubah arus bolak balik menjadi arus searah, pekerjaan ini disebut penyearah.

23 b. Menguatkan arus rata atau tegangan rata maupun arus bolak balik atau tegangan bolak balik. c. Menjangkitkan getaran listrik, dinamai oscilator. Rangka oscilator banyak ditemui pada rangkaian elektronika. d. Mencampur arus (tegangan) bolak balik dengan frekuensi yang berlainan (permodulasian). e. Saklar elektronika , tujuannya agar saklar tidak cepat putus.

2.8.3 Prinsip Kerja Transistor


Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar dinamakan karena kanal konduksi utamanya

menggunakan dua polaritas pembawa muatan yaitu elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut. FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Ketebalan daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.

24

2.9 Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Sebuah kapasitor terdiri dari dua bahan penghatar yang dipisahkan oleh sebuah bahan isolasi yang disebut dielektrikum. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi dan kapasitas. Kapasitas kapasitor merupakan sebuah ukuran dari banyaknya muatan listrik yang dapat disimpan oleh kapasitor tersebut dibagi (per) satuan beda potensialnya. Kapasitas terdapat dallam beraneka ragam yang sangat besar, dalam bentuk ukuran, tipe, pembuatan/bahan baku, nilai voltage kerja dan nilai kapasitansinya. Nilai kapasitor dinyatakan dalam satuan farad (F) atau pada umumnya satuuan tersebut mempunyai skala mikro Farad (uF) yang tertera pada badan kondensator, artinya huruf ini menunjukan nilai sekian per sejuta dari 1 Farad. Satu Farad adalah nilai kapasitas yang sedemikian besarnya, sehingga tidak akan pernah dijumpai dalam bidang elektronika khususnya, atau juga pada umumnya dilengkapi dengan potensial kerja kapasitor tersebut.

2.9.1 Fungsi Kapasitor


a. Untuk menyimpan muatan listrik. b. Untuk menahan arus searah dan melewatkan arus bolak-balik. c. Sebagai kopel (penghubung) pada rangkaian listrik. d. Sebagai penentu frekuensi.

2.9.2 Macam-Macam Kapasitor


a. Kapasitor elektrolit, mempunyai kapasitas sebesar 1uF atauu lebih dan mempunyai polaritas kutub (+) dan kutub (-).

25 b. Kapasitor non elektrolit, mempunyai kapasitas kurang dari 1 uF dan tidak mempunyai polaritas, umumnya terbuat dari bahan dielektrik keramik, mika atau poliyester. c. Kapasitas Variable (varco). d. Kapasitor Trimmer. Kebanyakan kapasitor tidak dipolaritaskan, yang artinya dapat dipasang bolakbalik, akan tetapi beberapa tipe dipolaritaskan, artinya tidak boleh dipasang bolakbalik. Kapasitor elektrolit selalu dipolaritaskan, kecuali jika ada tanda keterangan lainnya (beberapa elektrolitnon-polarisasi dibuat untuk penggunaan tertentu). Kapasitor yang dipolaritaskan selalu diberi tanda yang memperhatikan kutubnya. Cara yang umum ialah ttanda negatif (-) dan tanda positif (+) pada kawat tiap sambungan, atau ada juga yang diberi tanda warna merah pada terminal positif atau warna hitam pada terminal negatif.

2.9.3 Prinsip Kerja


Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan elektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, geelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung katup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung katup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.

26

Gambar 2.14 Prinsip dasar kapasitor Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/definisi-kapasitor/

2.9.4 Kapasitor Elektrolitik


Kapasitor elektrolitik digunakan di mana nilai kapasitor yang besar dengan ukuran fisik yang kecil dibutuhkan. Kapasitor ini dikonstruksi berdasarkan prinsip Gulungan Swiss seperti kapasitor dielektrik kertas yang digunakan dalam koreksi faktor daya pada rangkaian instalasi listrik. Kapasitas yang tinggi dari kapasitor elektrolitik untuk volume yang kecil diperoleh dari tipisnya dielektrik digabung dengan kekuatan dielektrik yang tinggi. Kapasitas elektrolitik memiliki keuntungan ukuran sebesar 100 kali dibandingkan tipe non elektrolitik. Kerugian utamanya adalah kapasitor ini terpolarisasi dan harus disambung dengan polaritas yang benar dalam suatu rangkaian. Kapasitasnya yang besar membuat kapasitor ini sangat ideal untuk kapasitor penghalus dalam rangkaian supali daya.

2.10 Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya untuk menghambat arus dan tegangan listrik. Berdasarkan jenisnya resistor dibagi menjadi 2 jenis yaitu : Resistor tetap Resistor variabel Resistor tetap adalah resistor yang memiliki hambatan tetap. Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1,16 watt, 1,8 watt, 0,25 watt, 0,5 watt dan sebagainya. Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya.

27

Gambar 2.15 Simbol dan bentuk fisik resistor tetap Sumber : http://modulbelajar.info/index.php/modul/index/184

Bentuk fisik dari resistor tetap ini terdiri dari 2 jenis yaitu ada yang memiliki 4 buah gelang dan ada yang 5 buah gelang seperti pada gambar diatas, tetapi untuk cara perhitungan sama saja. Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa gelang warna.

Tabel 2.1 Kode Warna Resistor

28

Sumber : http://ansahartcrew.blogspot.com/2013/03/pengertian-kode-warna-padaresistor.html Keterangan : - Gelang ke 1 dan 2 menunjukkan angka - Gelang ke 3 menunjukkan faktor pengali - Gelang ke 4 menunjukkan toleransi

2.10.1 Karakteristik Resistor


Merurut karakteristik utamanya resitor dibagi 2 yaitu : 1. Resistansinya 2. Rating dayanya

2.10.2 Pertimbangan Untuk Memilih Resistor


1. Ukuran fisiknya

29 2. Bentuknya 3. Cara pemasangan dan penyambungan pada rangkaian 4. Nilai resistansinya 5. Dissipasii dayanya 6. Kemampuan menangani beban lebih 7. Keandalan 8. Perubahan resistansi terhadap frekuensi dan terhadap tegangan yang jatuh 9. Ketahanan sebagai beban 10. Pengaruh kondisi dan lingkungannya

2.11 Dioda Zener


Dioda zener adalah dioda sambungan silikon tetapi dengan sifat yang berbeda dengan dioda semikonduktor yang sebelumnya ditinjau. Dioda ini adalah dioda spesial dengan tegangan balik rusak yang telah ditentukan, mekanismenya ditemukan oleh Carl Zener pada tahun 1934. Simbolnya dan bentuk umumnya diperlihatkan pada gambar 2.16.

Gambar 2.16 Simbol Dioda Zener Sumber : hikmahpengalaman.blogspot.com

30 Dalam mode bias majunya, yaitu ketika anodanya positif dan katodanya negatif, dioda zener akan menghantarkan pada tegangan sebesar 0,6V, seperti halnya dioda biasa, tetapi dioda ini biasanya dipakai dalam mode balik. Ketika disambungkan dengan anoda yang dijadikan negatif dan katoda yang dijadikan positif, arus baliknya nol sampai tegangan balik mencapai suatu nilai yang telah ditentukan. Dioda zener dibuat dalam sejumlah nilai diharapkan, sebagai contoh, 2,7V, 4,7V, 5,1V, 6,2V, 6,8V, 9,1V, 0V, 11V, 12V, dan seterusnya sampai ke 200V pada beberapa variasi nilai. Diodanya dapat menjadi rusak karena kepanasan bila arusnya tidak dibatasi dengan sejumlah hambatan, ketika resistornya dipasang, tegangan sepanjang dioda akan tetap konstan. Sifat dai dioda zener inilah yang membuatnya berguna untuk menstabilkan suplai daya.

2.12 Relay Elektromagnetik


Suatu relay elektromagnetik adalah suatu elektromagnet yang

mengoperasikan sejumlah kontak saklar, seperti ditunjukkan pada gambar 2.17. Ketika suatu arus melewati koil, inti besi lunak menjadi termagnetisasi, menarik angker besi dan menutup kontak saklar. Koil relay secara elektrik terisolasi dari kontak saklar, sehingga suatu relay dapat mensaklar rangkaian yang beroperasi pada tegangan yang berbeda dengan kerja koil. Arus kecil yang memberi tenaga pada koil juga dapat mensaklar arus yang lebih besar pada kontak saklar. Bagian saklar relay dapat memiliki banyak kutub yang mengendalikan beberapa rangkaian secara bersamaan.

31 Gambar 2.17 Relay Sumber : mechatrotutor.blogspot.com

Relay plug-in miniatur populer dalam rangkaian elektronik dan rangkaian alarm penyusup. Akan tetapi, semua saklar elektrik-mekanik terbatasi oleh kecepatan operasinya dengan waktu yang dibutuhkan secara fisik bagi suatu kontak saklarnya. Ketika dibutuhkan operasi dengan kecepatan yang sangat tingi, aksi dari saklar harus berlangsung tanpa pergerakan fisik. Hal ini hanya mungkin bila menggunakan sifat material semikonduktor dalam peralatan seperti transistor dan thyristor. Peralatan semacam ini memungkinkan untuk pensaklaran berkecepatan tinggi tanpa sentuhan.

2.13 Light Emitting Diode (LED)


Light Emitting Diode adalah sambungan p-n yang khusus dibuat dari suatu material semikonduktor yang dapat memancarkan cahaya ketika arus sebesar kirakira 10 mA mengalir melaluinya. Tidak ada cahaya yang dipancarkan ketika sambungannya berada dalam keadaan bias balik dan bila melampaui 5 V LED akan rusak. Simbol dari LED adalah sebagai berikut.

Gambar 2.18 LED Sumber : www.retrospieler.de

32

Anda mungkin juga menyukai