Anda di halaman 1dari 2

RIDHA

Ridha bermakna menerima semua realita takdir dan ketentuan Allah dengan
senang hati, ikhlas, lapang dada, bahagia, tanpa merasa kecewa atau marah.
Walaupun ketentuan Allah tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita dan
kadang membawa kita pada kesedihan. Saya mengatakan demikian, karena
kadang realita kehidupan memang ada yang membawa kita pada kekecewaan
dan kesedihan. Tapi kalau kita bisa ridha menerima semuanya dan
mengembalikan semua kejadian pada Penguasa Segala Kejadian (Allah), maka
kita akan terbebas dari rasa kekecewaan dan kesedihan hingga kita pun bisa
berlapang dada menerima kenyataan hidup, ridha menerima ketentuan-Nya.
Karena sesungguhnya, tidak ada ketentuan-Nya yang buruk, semua pasti ada
hikmahnya, hanya saja memang kadang butuh waktu bagi kita untuk memahami,
hikmah apa yang terkandung dalam setiap ketentuan-Nya.

Dalam hadits atha’, Ibnu Abbas berkata: Ketika Rasulullah SAW menemui
sahabat – sahabat Anshar, Beliau bersabda: ”apakah kamu orang – orang
mukmin?” , lalu mereka diam, maka berkatalah Umar : “ Ya, Rasulullah”. Beliau
SAW bersabda lagi: “ apakah tanda keimananmu?”, mereka berkata: “ kami
bersyukur menghadapi kelapangan, bersabar menghadapi bencana, dan ridha
dengan qada’ ketentuan Allah”, kemudian Nabi SAW bersabda lagi:”Orang-
orang mukmin yang benar, demi Tuhan Ka’ba”.

Dalam hadits diatas diterangkan dengan jelas bahwa ridha merupakan tanda dari
keimanan seseorang, ridha adalah suatu maqam mulia karena didalamnya
terhimpun tawakal dan sabar.

Namun kadang ada orang yang salah persepsi dalam memahami ridha dengan
suatu pengertian pasrah tanpa usaha. Padahal menyerah pasrah dalam suatu
keadaan, yang berupa pasrah secara total tanpa usaha sama sekali, tanpa
ikhtiar sedkitpun untuk mencari jalan keluar, adalah pemahaman yang salah dari
ridha. Karena ridha bukan berarti menerima begitu saja segala hal yang
menimpa kita tanpa ada usaha sedikit pun untuk mengubahnya.

Ridha tidak sama dengan pasrah. Ketika sesuatu yang tidak diinginkan datang
menimpa kita, kita memang dituntut untuk ridha menerimanya. Dalam pengertian
kita meyakini bahwa apa yang telah menimpa kita itu adalah takdir yang telah
Allah tetapkan untuk kita, namun kita tetap dituntut untuk berusaha. Allah
berfirman, ''…..Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…..''
(QS Ar Ra'd ayat 11).

Jadi, ridha menuntut adanya usaha aktif, dan itu sangat berbeda dengan sikap
pasrah yang menerima kenyataan begitu saja tanpa ada usaha untuk
mengubahnya. Walaupun di dalam ridha terdapat makna yang hampir sama
dengan pasrah yaitu menerima dengan lapang dada suatu perkara, namun di

1
dalam ridha dituntut adanya usaha untuk mengubah kondisi yang ada, misalnya
saat kita sakit, kita wajib berusaha dan berikhtiar untuk sembuh dengan cara
berobat.

Berikut beberapa keutamaan ridha dalam Al Quran.

Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan
Rasul-Nya kepada mereka dan berkata “cukuplah Allah bagi kami, Allah akan
memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya,
sesungguhnya kami adalah orang-orang uyang berharap kepada Allah” (tentunya
yang demikian itu lebih baik bagi mereka) (QS. At Taubah ayat 59)

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah
ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS.Al bayyinah ayat
8)

Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepda Allah dan Allah
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya
selama-lamanya. Mereka kekal didalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
(QS. At Taubah ayat 100)

“….Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap


(limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS. Al
Mujaadilah ayat 22)

Ridha Allah kepada hamba-Nya adalah berupa tambahan kenikmatan, pahala,


dan ditinggikan derajat kemuliaannya. Sedangkan ridha seorang hamba kepada
Allah mempunyai arti menerima dengan sepenuh hati aturan dan ketetapan
Allah. Menerima aturan Allah ialah dengan melaksanakan segala perintah-Nya
dan menjauhi semua larangan-Nya. Adapun menerima ketetapannya adalah
dengan cara bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan bersabar ketika ditimpa
musibah.

Mudah-mudahan setelah kita mengetahui perbedan pengertian antara ridha dan


pasrah, kita tidak akan lagi salah persepsi dalam memahaminya dan setelah kita
mengetahui keutamaan ridha yang tertulis dalam Al Quran, semoga kita bisa
menjadi hamba-Nya yang ridha dalam menerima segala ketantuan takdirnya,
amiin.

Dewi Yana
http://jalandakwahbersama.wordpress.com
http://dewiyana.cybermq.com

Anda mungkin juga menyukai