Anda di halaman 1dari 22

Perioperative Fasting in Adults and Children: Guidelines from the European Society of Anesthesiology

Dipresentasikan oleh : Jatuwarih Pintautami 2007.031.0024

Background
Puasa menjelang sebuah tindakan operasi adalah suatu hal yang rutin dilakukan untuk mengurangi efek samping dari suatu tindakan anestesi yang dilakukan selama pembedahan.

Puasa bertujuan mengurangi resiko terjadinya aspirasi cairan lambung ke paru-paru pada penderita yang sedang menjalani pembedahan.

Aspirasi sering terjadi pada pasien yang anestesianya tidak adekuat, hamil, gemuk, airway sulit, operasi emergency, perut penuh dan pasien dengan gangguan motilitas usus.

Aspirasi cairan lambung hingga 20-25 cc dapat mengakibatkan kerusakan paru yang serius yang dapat kita hindari dengan cara mengurangi volume cairan lambung melalui puasa.

Anatomi dan Fisiologi Lambung

Cairan Tubuh selama Puasa Preoperatif


Defisit cairan dan elektrolit pra bedah dapat timbul

akibat dipuasakannya penderita terutama penderita bedah elektif (sektar 6-12 jam)
Kehilangan

pada

cairan abnormal yang seringkali menyertai penyakit bedahnya (perdarahan, muntah, diare, diuresis berlebihan, translokasi cairan pada penderita dengan trauma), kemungkinan meningkatnya insensible water loss akibat hiperventilasi, demam dan berkeringat banyak. 5
merupakan hal yang umum terjadi pada pasien bedah karena kombinasi dari faktor-faktor preoperatif, perioperatif dan postoperatif.5

Gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit

Kondisi yang dapat memperlambat pengosongan lambung


1. Faktor metabolik seperti penyakit DM yang tidak terkontrol, gagal ginjal. 2. Gastroesofageal refluks dapat memperlambat pengosongan lambung dari makanan padat. 3. Peningkatan tekanan intra-abdomen (hamil, obesitas) 4. Dalam pengaruh opioid 5. Trauma

Bahan-bahan yang dapat mengontrol keasaman dan volume cairan lambung


Antasida

Antasida adalah senyawa-senyawa basa lemah yang akan bereaksi jika bertemu dengan asam, dalam hal ini adalah asam lambung. Saat senyawa basa ini bertemu dengan asam maka akan terjadi reaksi yang berujung kepada berkurangnya sifat kimia dua zat yang saling bertemu tersebut, maksudnya senyawa basa akan terkena dampak dari reaksi asam lambung hingga terjadi peningkatan ph.
H2 blokers/ penghambat pompa proton

Mekanisme kerjanya memblokir histamin pada reseptor H2 sel pariental sehingga sel pariental tidak terangsang mengeluarkan asam lambung. Inhibisi ini bersifat reversibel.9

Metocloperamide (lebih efektif IV daripada oral)

Metoclopramide HCl mempunyai aktivitas parasimpatomimetik dan mempunyai sifat antagonis reseptor dopamin dengan efek langsung pada kemoreseptor "trigger zone".
Pompa Proton Inhibitor

Inhibitor pompa proton merupakan prodrug, yang memerlukan aktivasi di lingkungan asam. Mekanisme kerjanya adalah memblokir kerja enzim K+/H+ ATP-ase yang akan memecah K+/H+ ATP. Pemecahan K+/H+ ATP akan menghasilkan energi yang digunakan untuk mengeluarkan asam dan kanalikuli sel pariental kedalam lumen lambung. Antikolinergik Bekerja dengan menurunkan motilitas lambung dan peristalttik usus. Selain itu juga menurunkan sekresi asam lambung dan air ludah.

A. PUASA
1. Cairan
Dewasa dan anak diperbolehkan untuk meminum cairan

bening (air putih, teh manis, jus tanpa ampas dan kopi hitam tanpa susu) hingga 2 jam sebelum operasi yang sudah terjadwal, termasuk section caesarean.
Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa meminum

minuman bening dinilai aman hingga 2 jam sebelum operasi karena waktu pengosongan lambung yang cepat.
Memperlama puasa pada pasien pra bedah dapat

menyebabkan stress selama tindakan bedah, terutama pada orang tua dan anak-anak.

2. Makanan Padat
Makanan padat tidak boleh diberikan sejak 6 jam

sebelum tindakan bedah berlangsung, baik pada dewasa maupun anak-anak.


Susu secara umum, bila diminum dalam jumlah yang

banyak akan mengental di dalam lambung, dan bersifat sama dengan makanan padat (mengurangi kecepatan pengosongan lambung), tetapi konsumsi dalam jumlah kecil tidak bermakna dan bersifat sama seperti minuman bening.
Penambahan susu dalam teh maupun kopi masih

dikelompokkan ke dalam minuman bening dengan catatan jumlah susu yang ditambahkan tidak lebih dari seperlima total volume teh/kopi sebelum diberi susu.

B. Obat-Obatan
Tidak terdapat bukti yang cukup dari penelitian-

penelitian sebelumnya, tentang keuntungan klinis pemberian antacid, metoclopramid, ataupun H2reseptor antagonis sebelum tindakan bedah non obstetric.

1. Obat Prokinetik dan Histamine H2-antagonis


Terdapat sangat sedikit studi yang mendukung

pemberian profilaksis prokinetik untuk mengurangi resiko aspirasi lambung selama tindakan operatif. Walau sudah ada beberapa studi yang menunjukkan hasil yang sama, akan tetapi dinilai kurang cukup untuk memberikan bukti karena tidak sedikit dari penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang bertentangan.
2. Pompa Proton Inhibitor (PPI) Tidak jelas berapa lama efek perlindungan yang potensial terhadap kejadian aspirasi selama tidakan operasi,. Akan tetapi resiko terjadinya aspirasi ini sangat kecil, dan tidak bermakna secara klinis.

C. Konsumsi Karbohidrat Preoperatif: Hubungannya dengan Pengosongan Lambung dan Keuntungannya


Meminum minuman yang kaya akan kandungan karbohidrat

diperbolehkan hingga 2 jam sebelum induksi anestesi, termasuk pasien diabetes.


Adanya glukosa yang masuk ke dalam tubuh akan merangsang

produksi insulin. Hal ini menyebabkan berkurangnya resistensi insulin post operatif. Ini penting untuk diketahui karena resistensi insulin post operatif dan hiperglikemia berkaitan erat dengan perbaikan outcome setelah operasi selesai.
Selain menurunkan kejadian resistensi insulin post operatif,

konsumsi minuman yang kaya akan kandungan karbohirat sebelum tindakan bedah akan meperbaiki emosi pasien secara subyektif serta mengurangi rasa haus dan lapar.

D. Puasa Preoperatif pada Bayi dan Anak


- Cairan

Seorang anak yang akan menjalani tindakan bedah diperbolehkan meminum minuman bening hingga 2 jam sebelum induksi anestesi diberikan.
Air Susu Ibu (ASI) aman untuk diberikan hingga 4 jam sebelum operasi dan susu formula hingga 6 jam sebelum operasi. Sedangkan minuman bening sama aturannya seperti pada pasien anak maupun dewasa. - Air Susu Ibu(ASI) dan Susu Formula Beberapa studi mengatakan bahwa ASI dikosongkan dari lambung lebih cepat daripada susu formula yang keduanya memiliki waktu paru lebih dari 2 jam. Berdasarkan data tersebut, maka lamanya bayi berpuasa sebelum menjalani tindakan bedah yaitu 4 jam bila minum ASI dan 4-6 jam bila minum susu formula, karena susu sapi maupun susu bubuk bersifat sama serperti makanan padat.

E. Puasa pada pasien Obstetri yang Akan Menjalani Pembedahan


Pasien yang sedang dalam persalinan diperbolehkan meminum caian bening sebagaimana aturan yang telah diberlakukan. Makanan padat harus dihindari selama persalinan aktif. Obat H2-reseptor antagonis (contoh Ranitidin 150 mg) atau PPI (contoh omeprazole 40 mg) harus diberikan satu malam sebelum dilakukan tindakan bedah dan diulang 60-90menit sebelum induksi anestesi dilakukan.

Pada bedah Caesar yang bersifat emergensi, pemberian H2 reseptor antagonis (contoh ranitidine 50 mg) diberikan melalui intravena selama operasi berlangsung dengan anestesi regional. Sedangkan pada bedah Caesar dengan anestesi umum, obat yang diberikan berupa H2 antagonis reseptor dan antacid oral sebelum induksi anestesi dimulai. Pasien yang telah menjalani bedah Caesar dapat minum antara 30 menit sampai 2 jam setelah operasi selesai. Sedangkan makanan padat ditunda hingga 12 jam setelah operasi ntuk menghindari kejadian mual dan muntah.

KESIMPULAN
Puasa bertujuan mengurangi resiko terjadinya aspirasi

cairan lambung ke paru-paru pada penderita yang sedang menjalani pembedahan.


Pemberian obat-obatan seperti antasida, H2 antagonis,

pomba proton inhibitor dapat membantu dalam melindungi lambung dari terlalu asamnya ph lambung, serta peberian prokinetik medication dapat mempercepat pengosongan lambung.
Acuan prosedur yang dijabarkan di atas adalah menurut

guideline yang dikeluarkan oleh European Anaesthesiology Society pada tahun 2011 sebagai panduan tatalaksana puasa pre operatif pada tindakan bedah yang terjadwal.

DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah. Persiapan

Prabedah. Edisi 3. Jakarta. EGC. Hal 298-313


Setyorini,D. 2009. Pengetahuan dan Sikap Perawat di Rumah Sakit

Ortopedi prof. Dr. R. Soeharso Surakarta terhadap Terapi Obat Peroral dalam Periode Puasa Prabedah. KTI untuk menempuh derajat S1. Fakultas Farmasi UMS. Surakarta.
Kurniawanto,M. 2010. Opini Perawat di Rumah Sakit dr. Moewardi

Surakarta terhadap Pemberian Obat dalam Peri-operative Fasting Period : sebuah survey. KTI untuk menempuh derajat S1. Fakultas Farmasi UMS. Surakarta.
Smith, I, et al. 2011. Guidelines Perioperative Fasting in Adults and

Children: Guidelines from the European Society of Anaesthesiology. Europaen Journal of Anethesiology. 557-569
Brady M, Kinn S, Ness V, et al. Preoperative fasting for preventing

perioperative complication in children [review]. Cochrane Database Systemic Rev 2009:CD005285.


Sereide E, Erikson LI, Hirlekar G, et al. Preoperative fasting guidelines: an

Hartanto, W. 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif.

Bagian farmakologi klinik dan terapeutik fakultas kedokteran universitas padjadjaran. Jawa Barat. Anonim. 2010. Puasa Preoperatif. Diakses tanggal 29 Agustus 2012 dari http://owthey.blogspot.com/2010/03/puasapreoperatif.html , sumber: oxford handbook of Anesthesia. Anonim. 2012. Sistem Pencernaan. Diakses tanggal 29 Agustus 2012 dari http://nswahyunc.blogspot.com/2012_03_25_archive.html. Anonim. 2012. Perubahan Fisiologis Tubuh di Kala Puasa. Diakses tanggal 31 Agustus 2012 dari http://m.klikdokter.com/detail/read/4/1078/perubahan-fisiologistubuh-di-kala-berpuasa Muyassaroh, A. 2009. Evaluasi Penggunaan ObatTtukak Peptik pada Pasien Tukak Peptik (peptic ulcer disease) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta tahun 2008. KTI untuk menempuh derajat S1. Fakultas Farmasi UMS. Surakarta. Latief, S.A., Suryadi, K.A., Dachlan, R. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. Jakarta: FK UI

Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai