Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI DESA JETIS KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN

Pujiyono, Pujiyono (2009) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI DESA JETIS KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. PDF 79Kb

Preview

Abstract
The aims or lansia health service are increasing lansias independency in solving their health problem such as early disease detection, health seeking behavior, and caring theirselves. The data of lansia service activity in Puskesmas Karangrayung II only reaches 12,4%, whereas the target follow department of health is 70%. This research aimed to know some factors related to the

utilization of posyandu lansia. The kind of research is explanatory research with cross sectional approach. The research population is 237 lansia in Jetis. The research sample is 77 respondents who were selected by stratified random sampling. The quantitative data which was gathered by interviewing was analized univariately, bivariately, and multivariately. Collecting the qualitative data was from 6 next informant which were analized with triangulation. The result of research shows that the majority of 60-69 years old respondents are less women, lack of wages, knowledge, attitude, health officer service, family involved, and lack of lansia participation practice. The variables related to each other significantly in utilizing the posyandu lansia are income, knowledge, attitude, and family role. While the variable that does not related to the utilization of posyandu lansia is gender. The most dominant factor that related to the utilization of posyandu lansia is health official role. Public health service should give guidance so that the health officials in charge can give information about posyandu lansia, call at houses and increase the quality of service in posyandu lansia. Tujuan pelayanan kesehatan lansia adalah meningkatkan kemandirian lansia mengatasi masalah kesehatanya berupa deteksi dini penyakit, mencari pertolongan pengobataan dan merawat dirinya sendiri. Data pelayanan lansia di Puskesmas Karangrayung II mencapai 12,4%, padahal target menurut Depkes RI 70%. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah lansia yang ada di Desa Jetis sebanyak 237 orang. Sampel diambil stratified random sampling sebanyak 77 responden. Pengumpulan data kuatitatif dengan cara wawancara yang dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Pengumpulan data kualitatif dilakukan kepada 6 informan yang dianalisis dengan triangulasi. Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden berumur 60-69 tahun, berjenis kelamin perempuan sedangkan pendapatan, pengetahuan, sikap, praktik, peranan petugas kesehatan dan peranan keluarga termasuk kategori kurang. Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan pemanfaatan posyandu lansia yaitu umur, pendapatan, pengetahuan, sikap, peran petugas kesehatan dan peran keluarga. Sedangkan variabel yang tidak berhubngan dengan pemanfaatan posyandu lansia yaitu jenis kelamin. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan praktik pemanfaatan posyandu lansia adalah peranan petugas kesehatan. Disarankan kepada petugas puskesmas agar dapat meningkatkan penyuluhan tentang posyandu lansia, melakukan kunjungan rumah dan meningkatkan kualitas pelayanan di posyandu lansia. Kata Kunci : Pem

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Minat Lansia Terhadap Posyandu Lansia

Posyandu lansia merupakan program Puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat. Program posyandu lansia yang berjalan dengan baik akan memberi kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, dan pelayanan yang bersifat promotif dan preventif sehingga kualitas hidup masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal. Posyandu lansia tersebut banyak memberikan manfaat bagi para orang tua dan seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh para lansia. Namun fenomena di lapangan menunjukkan fakta yang berbeda, posyandu lansia hanya dimanfaaatkan oleh sekitar 16,7% dari total populasi lansia dan angka tersebut semakin lama semakin berkurang. Melihat uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan minat lansia terhadap Posyandu Lansia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan populasi seluruh lansia di Desa Pagak Kabupaten Malang. Jumlah sampel adalah 60 orang diambil secara quota sampling. Metode pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuesioner yang dilakukan pada bulan Juli 2008. Data dianalisa secara deskriptif dengan rumus presentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa factor-faktor yang melatarbelakangi penurunan minat lansia terhadap posyandu lansia antara lain 18,3% responden mempunyai pengetahuan yang kurang baik tentang manfaat posyandu lansia, 13,3% responden mempunyai jarak tempat tinggal yang sulit untuk menjangkau posyandu, 41,7% responden mempunyai dukungan keluarga yang kurang baik untuk datang ke posyandu, dan 8,3% responden mempunyai sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Banyak lansia yang kurang mendapat dukungan keluarga karena anggota keluarga yang tinggal lansia tersebut kurang lengkap, dimana hanya sekitar 51,7% lansia yang tinggal serumah dengan anggota keluarga lengkap, yaitu dengan suami/istri, anak dan atau cucunya. Kode File : K093 File skripsi ini meliputi : a. Halaman depan b. Bab I V (pendahuluan penutup) lengkap c. Daftar Pustaka d. Lampiran2

Hubungan pengetahuan dengan motivasi kunjungan masyarakat ke Posyandu Lansia

Peningkatan populasi lansia mendorong pemerintah untuk merumuskan berbagai kebijakan dan pelayanan kesehatan usia lanjut, ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia dalam mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan di posyandu lansia antara lain pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin, kadar gula dan protein dalam urin, pelayanan rujukan ke puskesmas dan penyuluhan kesehatan. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi lansia berkaitan dengan adanya perubahan fisik akibat proses penuaan (aging process) seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran. Namun fenomena di lapangan menunjukkan fakta yang berbeda. Hasil pengamatan tentang pemanfaatan posyandu lansia masih sangat rendah. Kondisi seperti ini juga terjadi di Kelurahan XX. Menurut data statistik jumlah lansia di wilayah kecamatan Argomulyo adalah 4000 orang, namun demikian jumlah lansia yang aktif dalam kegiatan posyandu lansia hanya 700 orang. Sedangkan di Posyandu lansia di Dukuh Tetep Wates memiliki anggota yang terdaftar dalam register posyandu

sebanyak 117 orang hingga akhir Desember 2008, namun pada pendataan bulan Maret 2009 jumlah peserta yang hadir hanya 67 orang (Data Puskesmas XX, 2007). Hal tersebut menunjukkan bahwa minat dan motivasi masyarakat untuk datang ke posyandu sangat rendah. Faktor yang menyebabkan masyarakat tidak mau berkunjung ke Posyandu bisa berasal dari dalam diri orang itu sendiri (faktor Predisposisi) dan dari luar orang itu sendiri (faktor Pemungkin dan faktor Penguat). Salah satu faktor Predisposisi adalah pengetahuan. Faktor pengetahuan masyarakat yang baik mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan status kesehatan seseorang, sedangkan pengetahuan masyarakat yang buruk dapat menyebabkan kegagalan dalam peningkatan status kesehatannya (Arif Budiwan, 2004). Melihat sedikitnya jumlah kunjungan lansia di posyandu tersebut, penulis mencoba menggali data terhadap 10 lansia yang tidak hadir di posyandu pada bulan Maret 2009. Dari hasil wawancara yang menggali pengetahuan masyarakat tentang keberadaan posyandu serta manfaat posyandu lansia, diketahui bahwa semua responden sudah mengetahui keberadaan posyandu, tetapi hanya 3 orang yang dapat menyebutkan dengan benar manfaat posyandu lansia, sedangkan sisanya (7 orang) tidak mengetahui tentang manfaat posyandu lansia. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengidentifikasi lebih lanjut tentang hubungan pengetahuan dengan motivasi kunjungan masyarakat ke Posyandu Lansia di Kelurahan XX. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, jumlah sampel sebesar 92 orang, instrumen berupa kuesioner, data diuji dengan rumus Spearman rank pada taraf kesalahan 5%.

Anda mungkin juga menyukai