Anda di halaman 1dari 3

Emerging and Re-emerging Disease New emerging disease adalah penyakit yang baru muncul di populasi dan perluasan

host (misal dari hewan ke manusia) secara cepat yang berhubungan dengan peningkatan penyakit yang dapat terdeteksi. Yang disebut dengan reemerging disease adalah penyakit yang dulu ada dan kemudian hilang, dan sekarang kembali muncul. Penyakit penyakit new emerging disease dan reemerging disease yang terjadi di dunia adalah : 1) HIV AIDS Penyakit ini telah menjadi pandemik selama lebih dari 20 tahun dan benar-benar menjadi emerging disease. 2) Malaria Merupakan salah satu penyakit yang sebagian besar orang di negara maju tidak memikirkannya. Tetapi sekarang lebih dari 1 juta orang dengan malaria meninggal setiap tahunnya. 3) Tuberkulosis Merupakan pembunuh mayor yang menyebabkan kematian sekitar 2 juta orang tiap tahunnya. 4) Influenza Merupakan penyakit musiman / interpandemik. Pandemik terjadi karena paparan terhadap mikroba di saat tidak terdapat imunitas dasar di populasi. Beberapa strain yang dahulu sudah hilang, banyak yang mulai reemerging 5) SARS Beberapa tahun yang lalu terdapat new emerging microbe yang menyebabkan sindrom pernapasan akut yang parah (severe acute respiratory syndrome SARS). Untuk mencegah kemunculan kembali suatu penyakit tertentu diperlukan perencanaan tindakan preventif dan promotif. Meskipun kemajuan luar biasa dalam penelitian medis dan perawatan selama abad 20, penyakit menular tetap menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia karena tiga alasan: (1) Munculnya penyakit infeksi baru (emerging disease) (2) Munculnya kembali penyakit menular lama (re-emerging disease) (3) Intractable infectious disease Emerging disease termasuk wabah penyakit menular yang tidak diketahui sebelumnya atau penyakit menular baru yang insidennya meningkat signifikan dalam dua dekade terakhir. Re-emerging disease atau yang biasa disebut resurging disease adalah wabah penyakit menular yang muncul kembali setelah penurunan yang signifikan dalam insiden dimasa lampau. Ada beberapa faktor yang menyebabkan dua permasalahan ini selalu muncul hampir disetiap tahunnya, yaitu : Evolusi dari microbial agent seperti variasi genetik, rekombinasi, mutasi dan adaptasi Hubungan microbial agent dengan hewan perantara (zoonotic encounter) Perubahan iklim dan lingkungan

Perubahan prilaku manusia seperti penggunaan pestisida, penggunaan obat antimikrobial yang bisa menyebabkan resistensi dan penurunan penggunaan vaksin. Pekembangan industri dan ekonomi Perpindahan secara massal yang membawa serta wabah penyakit tertentu (travel diseases) Perang seperti ancaman penggunaan bioterorisme atau senjata biologis. Sudah banyak microbial agent( virus, bakteri, jamur) yang telah terindikasi menyebabkan wabah penyakit bagi manunsia dan juga memiliki karakteristik untuk mengubah pola penyakit tersebut sehingga menyebabkan wabah penyakit yang baru. Seperti yang dirilis dalam National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) yang membagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu : a. Grup I b. Grup II c. Grup III : Pathogen baru yang diakui dalam 2 dekade terakhir : Re-emerging pathogen : Pathogen yang berpontesial sebagai bioterorisme

Peningkatan dan penguatan di bidang pemantauan kesehatan masyarakat (public health surveillance) sangat penting dalam deteksi dini dan penatalaksaan emerging dan re-emerging disease ini. Pemantauan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan fungsi laboratorium klinis dan pathologis, pendekatan secara epidemiologi dan kesehatan masyarakat juga diperlukan dalam deteksi cepat terhadapat emerging dan re-emerging disease ini. WHO telah merekomendasikan kepada setiap negara dengan sebuah sistem peringatan dini (early warning system) untuk wabah penyakit menular dan sistem surveillance untuk emerging dan re-emerging disease khususnya untuk wabah penyakit pandemik. Sistem surveillance merujuk kepada pengumpulan, analisis dan intrepretasi dari hasil data secara sistemik yang akan digunakan sebagai rencana penatalaksaan (pandemic preparedness) dan evaluasi dalam praktek kesehatan masyakarat dalam rangka menurunkan angka morbiditas dan meningkatkan kualitas kesehatan(Center for Disease Control and Prevention/CDC). Contoh sistem surveillance ini seperti dalam kasus severe acute respiratory syndrome (SARS), di mana salah satu aktivitas di bawah ini direkomendasikan untuk harus dilaksanakan yaitu : Komprehensif atau surveillance berbasis hospital (sentinel) untuk setiap individual dengan gejala acute respiratory ilness ketika masuk dalam rumah sakit. Surveillance terhadap kematian yang tidak dapat dijelaskan karena acute respiratory ilness di dalam komunitas. Surveillance terhadap kematian yang tidak dapat dijelaskan karena acute respiratory ilness di lingkup rumah sakit. Memonitor distribusi penggunaan obat antiviral untuk influenza A , obat antrimicrobial dan obat lain yang biasa digunakan untuk menangani kasus acute respiratory ilness. Fungsi utama dari sistem surveillance ini adalah : (1) Menyediakan informasi seperti pemantauan secara efektif terhadap distribusi dan angka prevalensi, deteksi kejadian luar biasa, pemantauan terhadap intervensi, dan memprediksi bahaya baru.

(2) Melakukan tindakan dan intervensi.

Sehingga diharapkan munculnya kejadian luar biasa yang bersifat endemik, epidemik dan pandemik dapat dihindari dan mengurangi dampak merugikan akibat wabah penyakit tersebut.

Tindak lanjut dari hasil surveillance ini adalah pembuatan perencanaan atau yang lebih dikenal dengan pandemic preparedness. WHO merekomendasikan prinsip-prinsip penatalaksaan pandemic preparedness seperti yang tertera di bawah ini:

Perencanaan dan koordinasi antara sektor kesehatan, sektor nonkesehatan, dan komunitas Pemantauan dan penilaian terhadap situasi dan kondisi secara berkelanjutan Mengurangi penyebaran wabah penyakit baik dalam lingkup individu, komunitas dan internasional Kesinambungan penyediaan upaya kesehatan melalui sistem kesehatan yang dirancang khusus untuk kejadian pandemik. Komunikasi dengan adanya pertukaran informasi-informasi yang dinilai relevan.

Referensi:

WHO.http://www.who.int/csr/disease/influenza/pipguidance2009/en/index.html WHO.http://www.aclu.org/pdfs/privacy/pemic_report.pdf

NIAID.http://www.niaid.nih.gov/topics/Flu/understandingFlu/Pages/definitionsOvervie w.aspx

WHO.http://www.who.int/csr/disease/influenza/pandemic/en/

NIAID.http://www.niaid.nih.gov/topics/emerging/Pages/list.aspx

Anda mungkin juga menyukai