Anda di halaman 1dari 8

5

2.2

Definisi Air Susu Ibu Definisi ASI berdasarkan World Health Organization (WHO) adalah

pemberian air susu ibu saja dan memungkinkan untuk bayi menerima vitamin, mineral atau obat kecuali air, makanan cair dan padat lainnya sebagai pengganti ASI.1 Depkes (2003) mendefinisikan ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.5 ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pedoman internasional menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.8

2.2.1 Komposisi dan Kandungan Gizi ASI ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non gizi. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Komposisi ASI terdiri dari air 88,1%, lemak 3,8%, protein 0,9%, laktosa 7,0%, lain-lain 0,2%.15 Kandungan air dalam ASI yang diminum bayi selama pemberian ASI eksklusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Kebutuhan cairan bayi berkaitan dengan asupan kalori, suhu lingkungan, kegiatan fisik, dan kecepatan pertumbuhan.16 Sumber energi utama dipasok oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi, terutama jika sumber lain sangat terbatas. ASI memasok sekitar 40-50% energi sebagai lemak. Lemak dibutuhkan bukan saja untuk mencukupi kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan penyerapan asam lemak esensial, vitamin yang terlarut dalam lemak, kalsium, serta mineral lain, dan juga untuk menyeimbangkan diet agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai sumber energi.15 Kebutuhan karbohidrat tergantung pada besarnya kebutuhan kalori. Sebanyak 60-70% energi dipasok oleh karbohidrat. Jenis karbohidrat yang

diberikan adalah laktosa karena bermanfaat untuk saluran pencernaan bayi. Selain karbohidrat dan lemak, ASI juga mengandung protein. Besaran pasokan protein pada ASI dihitung berdasarkan kebutuhan untuk tumbuh kembang. Mutu protein bergantung pada kemudahannya untuk dicerna dan diserap serta komsposisi asam amino di dalamnya.15,20 ASI mengandung taurin, decosahexanoic(DHA) dan arachidonic(AA).

Taurin adalah sejenis asam amino kedua terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. DHA dan AA adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.25

2.2.2 Aspek Imunologi ASI Sistem imunologi neonatus belum terbentuk sempurna, pemberian ASI memegang peranan penting untuk mencegah infeksi. Immunoglobulin utama dalam ASI adalah IgA sebagai respon dari limfosit usus hingga mencerminkan antigen enterik dan respiratorik ibu. Air susu ibu mengandung faktor non imunologik yang berperan sebagai faktor protektif serta menunjang pertumbuhan dan pematangan sistem imun dan metabolik. ASI mengandung berbagai komponen anti inflamasi, hormon (insulin, tiroksin, dan faktor pertumbuhan saraf) yang tak terdapat dalam susu formula.23 ASI mengandung berbagai zat yang berfungsi sebagai pertahanan spesifik maupun non spesifik. Pertahanan spesifik diperankan oleh sel limfosit dan produknya, sedangkan pertahanan non spesifik diperankan oleh sel seperti makrofag dan neutrofil serta produknya dan faktor protektif larut.9 Pertahanan spesifik ASI terdiri dari sel limfosit T dan limfosit B. Sel limfost T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat pada ASI. Sel limfosit T ASI tidak bermigrasi melalui dinding mukosa usus. Sel limfosit B memproduksi IgA1 yang disekresi berupa sIgA1. Konsentrasi sIgA ASI yang tinggi dipertahankan sampai tahun kedua laktasi. Sekretori IgA (sIgA) berfungsi

melindungi IgA dari enzim penghancur protein (tripsin, pepsin) di saluran cerna bayi dan keasaman lambung sehingga tidak mengalami degradasi. Imunoglobulin di dalam ASI tidak diserap oleh bayi tetapi berperan memperkuat sistim imun lokal saluran cerna.9,16 Pertahanan non spesifik ASI diperankan oleh sel seperti makrofag dan neutrofil serta produknya dan faktor protektif larut. Makrofag yang terdapat pada kolostrum manusia dan ASI dapat mensintesis komplemen, lisozim, dan laktoferin. Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit (pemusnah bakteri) aktif sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada saluran cerna. Sel makrofag memproduksi enzim lisozim, zat komplemen (komponen cairan tubuh yang berperan dalam perusakan bakteri), laktoferin, sitokin, serta enzim lainnya. Makrofag pada ASI dapat mencegah infeksi saluran cerna melalui enzim yang diproduksinya.9,29 Komplemen adalah protein yang berfungsi sebagai penanda sehingga bakteri yang ditempel oleh komplemen dapat dengan mudah dikenal oleh sel pemusnah. Komplemen C3 dapat diaktifkan oleh bakteri melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri. C3 aktif juga mempunyai sifat opsonisasi sehingga memudahkan fagosit mengeliminasi mikroorganisme pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif.20 Sitokin meningkatkan jumlah antibodi IgA kelenjar ASI. Sitokin yang berperan dalam sistim imun di dalam ASI adalah IL-l (interleukin-1) yang berfungsi mengaktifkan sel limfosit T. Sel makrofag juga menghasilkan TNF- dan interleukin 6 (IL-6) yang mengaktifkan sel limfosit B dan TNF- akan merangsang alih isotip ke IgA sehingga antibodi IgA meningkat. Lisozim menghancurkan dinding sel bakteri yang terdapat pada selaput lendir saluran cerna. Kadar lisozim dalam ASI adalah 0,1 mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua menyusui, bahkan sampai penyapihan. Dibanding dengan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume yang sama.20 Laktoferin yang diproduksi makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Efek ini

dicapai dengan mengikat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri patogen (misalnya Staphylococcus dan E. Coli). 9 Peroksidase adalah enzim yang dapat menghancurkan kuman patogen. ASI tidak mengandung laktoperoksidase dan kalaupun ada kadarnya sangat sedikit. Laktoperoksidase menyebabkan reaksi peradangan di dinding usus bayi.30 Di dalam ASI mengandung protein yang dapat mengikat vitamin B12 sehingga dapat mengontrol pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran cerna secara kompetitif. Pengikatan vitamin B12 oleh protein tersebut mengakibatkan kurangnya sel vitamin B12 yang dibutuhkan bakteri pathogen untuk pertumbuhannya. Makin banyak vitamin B12 yang diikat oleh protein mengakibatkan makin sedikit vitamin B12 yang digunakan oleh bakteri patogen.20 ASI mengandung glikoprotein (gabungan karbohidrat dan protein), glikolipid (karbohidrat dan lemak), dan oligosakarida yang berfungsi menyerupai bakteri pada permukaan mukosa saluran cerna bayi, sehingga dapat menghambat perlekatan bakteri patogen. Pada mukosa saluran cerna, gabungan makronutrien ini juga berfungsi mengikat racun kuman (toksin). Antioksidan dalam ASI, seperti tokoferol- dan karotin- merupakan faktor anti peradangan.9 2.2.3 Manfaat Pemberian ASI Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain itu ASI juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.[28] ASI memiliki banyak manfaat dan keunggulan yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan (Ramaiah, 2006).[13] ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. Laktoferin yang terdapat dalam ASI berupa sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) yang merupakan antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) sebagai antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.9 ASI memiliki manfaat bagi ibu dan bayi yang sudah diketahui dengan baik. Menyusui yang berhasil merupakan pengalaman yang memuaskan bagi keduanya. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui menunjukkan bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI. Interaksi antara Ibu dan Bayi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi. Pengaruh kontak langsung yang terjadi antara ibu dan bayi akan menimbulkan ikatan kasih sayang ibu-bayi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan nyaman karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. Menyusui memberikan tambahan kesempatan untuk berkontak rasa yang erat antara ibu dan bayinya. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. 14,22,30

2.3 Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dengan Penderita Diare Bayi baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan tubuh dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut akan cepat turun setelah kelahiran bayi. Bayi baru lahir sampai usia beberapa bulan belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna, sehingga kemampuan daya tahan tubuh bayi menjadi lambat dan selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan daya tahan tersebut dapat diatasi apabila bayi diberi ASI (Roesli, 2005).13

10

Pemberian ASI sampai bayi mencapai usia 4-6 bulan, akan memberikan kekebalan kepada bayi terhadap berbagai macam penyakit karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang melindungi dari berbagai penyakit infeksi. Ada perbedaan yang signifikan antara bayi yang mendapat ASI eksklusif minimal 4 bulan dengan bayi yang hanya diberi susu formula.12 Bayi yang diberikan susu formula biasanya mudah sakit dan sering mengalami problema kesehatan seperti sakit diare dan lain-lain yang memerlukan pengobatan sedangkan bayi yang diberikan ASI biasanya jarang mendapat sakit dan kalaupun sakit biasanya ringan dan jarang memerlukan perawatan.11 Hasil penelitian Simatupang (2004) menunjukkan proporsi kejadian diare pada bayi lebih besar terjadi pada bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, yaitu 77,90%, sedangkan bayi yang diberikan ASI eksklusif hanya 22,10%. Penelitian yang dilakukan oleh Edmond (2005) menunjukkan bahwa 16% kematian bayi baru lahir seharusnya dapat diselamatkan dengan pemberian ASI.

11

2.4 Kerangka Teori ASI

2.5 Hipotesis Kandungan Gizi

Aspek Imunologi ASI

Laktoferin

IgA

Karbohidrat, lemak, protein, mineral

Spesifik

Non Spesifik

Merusak integritas membran bakteri

Mencegah perlekatan enteropatogen pada permukaan epitel usus

Efek proteksi berperan pada imunitas bayi

ASI eksklusif Imunitas Tinggi

Tidak ASI eksklusif Imunitas Rendah

Infeksi

Makanan yang dikonsumsi

Alergi

Malabsorpsi

Kejadian Diare

Kejadian Diare

12

2.5 Hipotesis Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan jumlah penderita diare pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai