Anda di halaman 1dari 10

Dampak Sosial Masyarakat Bagi Perkembangan Pendidikan Anak Rabu, 14 November 2012 Arif Rahman. 2012 online : http://ariflrahman.blogspot.com/2012/11/dampaksosial-masyarakat-bagi.

html (24 Ags 13 18:30)

PENGARUH MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Pendahuluan Manusia senantiasa hidup dalam suatu lingkungan , baik lingkungan fisik, psikis, atau spiritual yang didalamnya ia adakan hubungan timbal balik sejak dilahirkan. Dalam hubungan timbal balik itu, tentulah jadi saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungannya pada umumnya. Dalam menguraikan pengaruh masyarakat terhadap perkembangan sosial, akan ditekankan kepada pengaruh kelompok sosial yang pertama dihadapi manusia sejak ia dilahirkan, yaitu kelompok keluarganya, berdasarkan hasil eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan mengenai hal ini.

RUMUSAN MASALAH A. B. C. D. Peranan Keluarga Terhadap Perkembangan Peranan Sekolah Terhadap Perkembangan Peranan Lingkungan Kerja Peranan Media Massa

E. Faktor Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

PEMBAHASAN A. Peranan Keluarga Terhadap Perkembangan Anak

Keluarga merupakan kelompok social yang pertama dalam kehidupan manusia,terutama anak. tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia social dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Keluarga merupakan kelompok primer, yaitu kelompok yang mempunyai interaksi social yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara anggota satu dengan anggota yang lain cukup baik. Kelompok ini juga sering disebut face to

face group, anggota kelompok satu sering bertemu dengan anggota kelompok yang lain, sehingga para anggota kelompok saling mengenal dengan baik. Kelompok ini juga berpengaruh dalam perkembangan dan kehidupan individu.[3] Pengalaman-pengalamannya dalam interaksi social dalam keluarganya turut menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain dalam pergaulan social diluar keluarganya. Jadi, selain dari peranan umum kelompok keluarga sebagai ke rangka social yang pertama, tempat manusia berkembang sebagai mahluk social, terdapat pula peranan peranan tertentu didalam keadaan-keadaan keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan individu sebagai mahlik social. Perkembangan sosial manusia dimulai dari masa bayinya. Bayi merupakan makhluk sosial sejak awal hidupnya. Pada usia satu bulan bayi bereaksi terhadap suara dan wajah seseorang. Antara dua dan tiga bulan bayi mengembangkan senyum sosial, yaitu mereka mulai tersenyum hampir pada setiap orang. Ini merupakan perkembangan yang penting karena mengundang orang dewasa untuk berinteraksi dengan bayi. Dalam masa perkembangan selanjutnya beberapa hal yang terjadi dalam hidupnya antara lain: 1. Ada proses imitasi dalam kehidupan seorang anak Salah satu fungsi dari hal meniru ini ialah untuk memajukan interaksi sosial. Anak-anak lebih mungkin meniru suatu tindakan yang telah disetujui, misalnya makan dengan sendok, dibanding suatu tanggapan yang tidak diperhatikan misalnya memukul dua garpu secara serentak. 2. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain Anak usia dua tahun mulai mengarahkan perilaku orang lain.Tujuannya bukan untuk mendapatkan benda tertentu, tetapi untuk mempengaruhi orang dewasa. Anak tidak akan memberi perintah jika mereka tidak berharap orang tua mematuhi mereka. Di sini kita bisa melihat bahwa seorang anak mempunyai kesadaran tentang kemampuannya dalam mempengaruhi orang lain. 3. Memiliki empati

Yang dimaksudkan di sini ialah kemampuan untuk menghargai persepsi dan perasaan orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan sikap anak jika mereka melihat orang lain terluka atau tertekan.

B. Peranan Sekolah Terhadap Perkembangan Mengenai peranan sekolah terhadap perkeembangan individu. pertama, interaksi social yang berlaku disekolah biasanya tidak begitu mendalam dan

berkesinambungan seperti yang terjadi dikeluarga. Kedua, penelitian mengenai peranan sekolah dalam perkembangan social anak lebih sulit dilakukan secara terinci seperti yang dapat dilakukan pada keluarga-keluarga, justru karena kesulitan dalam menentukan apakah pengaruh itu hanya disebabkan keadaankeadaan disekolah saja atau pengaruh tersebut turut ditentuka pula oleh berbagai macam keadaan dikeluarga anak yang bersangkutan. Tampaknya sudah jelas bahwa terdapat pengaruh sekolah terhadap perkembangan social anak-anak. Disamping itu, peranan lingkungan sekolah cukup besar. Akibat pendidikan di sekolah sebagaimana dibuktikan dengan beberapa eksperimen, sebaiknya kita pahami bukan seolah-olah sekolah itu hanya merupakan lapangan tempat orang mempertajam intelektualitasnya. Peranan sekolah sebenarnya jauh lebih luas. Yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang wajar, perangsang dari potensi-potensi anak,

perkembangan dari kecakapan pada umumnya, belajar bekerja sama dengan kewannya, belajar memahami diri demi kepentingan orang lan, memperoleh pelajaran, yang semuanya mempunyai akibat pencerdasan otak-otak mereka.

C. Peranan Lingkungan Kerja Pengaruh positif dari lingkungan kerja dalam suatu perusahaan besar pernah dirumuskan sebagai berikut dengan adanya cara kerja yang tersusun, kebersihan dan ketelitian yang harus dipeliara dalam perusahaan besar, maka orangnya akan memperileh pelatihan didalamnya. Sebaliknya, sebagai pengaruh negative dari hidup dan cara kerja dapat dirumuskan bahwa interaksi social antarmanusia disana sudah tidak bersifat kekeluargaan lagi, tapi bercorak rasional dan individualis.

Mengenai pengaruh lingkungan kerja yang bersifat pertanian di desa, ada pendapat bahwa lingkungan kerja tersebut memudahkan terbentuknya kepribadian yang harmonis, realistis, tidak tergesa-gesa, dan bersifat kekeluargaan. Pendapatpendapat ini belum didukung oleh penelitian eksperimental yang secara prinsip dapat dilaksanakan.

D. Peranan Media Massa Yang menjadi perhatian para peneliti mengenai pengaruh media massa terhadap perkembangan seseorang adalah apa dan bagaimana pengaruh negatifdari frekuensi menonton bioskop, televise, dan membaca komik. Shuttleworth dan May, New York, 1933. Mereka meneliti membandingkan sikapsikap dan tingkah laku anak sekolah yang menonton dua kali atau lebih dalam semunggu dengan sikap-sikap dan tingkah laku anak sekolah yang menonton sekali sebulan. Mereka tidak memperoleh perbedaan yang signifikan antara sikap dan tingkah laku anak-anak tersebut. Tampak bahwa terpaan orang terkena komunikasi massa itu sendiri belum mempunyai akibat yang cukup tegas.

E. Faktor Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi. 1. Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam

menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga. 2. Kematangan Anak Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik. 3. Status Sosial Ekonomi Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. ia anak siapa. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa menjaga status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud menjaga status sosial keluarganya itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi terisolasi dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri. 4. Pendidikan Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan.

Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah).

Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. 5. Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

IV. KESIMPULAN Keluarga merupakan kelompok social yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia social dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Peranan sekolah sebenarnya jauh lebih luas. Yaitu pembentukan sikapsikap dan kebiasaan-kebiasaan yang wajar, perangsang dari potensi-potensi anak, perkembangan dari kecakapan pada umumnya, belajar bekerja sama dengan kewannya, belajar memahami diri demi kepentingan orang lan, memperoleh pelajaran, yang semuanya mempunyai akibat pencerdasan otak-otak mereka. Pengaruh positif dari lingkungan kerja dalam suatu perusahaan besar pernah dirumuskan sebagai berikut dengan adanya cara kerja yang tersusun, kebersihan dan ketelitian.

Pengaruh lingkungan kerja yang bersifat pertanian di desa, ada pendapat bahwa lingkungan kerja tersebut memudahkan terbentuknya kepribadian yang harmonis, realistis, tidak tergesa-gesa, dan bersifat kekeluargaan. Pendapat-pendapat ini belum didukung oleh penelitian eksperimental yang secara prinsip dapat dilaksanakan. Yang menjadi perhatian para peneliti mengenai pengaruh media massa terhadap perkembangan seseorang adalah apa dan bagaimana pengaruh negatifdari frekuensi menonton bioskop, televise, dan membaca komik. V. PENUTUP

Demikian makalah yang dapat kami paparkan tentang Pengaruh Masyarakat Terhadap Perkembangan Sosial. Semoga bermanfaat. Dan tentunya makalah ini tidak terlepas dari kesalahan, kekurangan, dan kekeliruan. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah selanjutnya.

http://sumbarsehat.blogspot.com/2012/10/faktor-faktor-yangmempengaruhi-status.html 24 Ags 13 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi ada dua yaitu penyebab langsung, dan tidak langsung. Penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi. Timbulnya KEP tidak hanya disebabkan karena kurangnya konsumsi makanan tetapi juga disebabkan oleh penyakit. Anak yang mendapat makanan cukup tetapi sering terserang diare atau demam dapat menderita KEP. Sebaliknya anak yang tidak cukup makanan, daya tahan tubuh akan melemah, mudah terserang infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya KEP.

(Soekirman, 1999/2000). Kekurangan Energi Protein walaupun masih ringan mempunyai pengaruh negatif terhadap daya tahan tubuh anak terhadap infeksi, dan keadaan infeksi gizi anak derajat (Depkes apapun RI, 1999, dapat memperburuk 2004)

Syamsianah,

. Penyebab tidak langsung yang mempengaruhi status gizi yaitu ketahanan pangan dalam keluarga, pola pengasuhan pada anak serta pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan. Ketahanan pangan di keluarga (household food security) adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun gizinya. Pola pengasuhan anak adalah kemampuan keluarga dan masyarakat untuk

menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar tumbuh kembang dengan sebaik-baiknya secara fisik, mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan meliputi sanitasi lingkungan, tersedianya air bersih dan tersedianya pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga (Soekirman,

1999/2000) Gizi sangat berperan dalam status gizi anak-anak. Anak-anak yang kekurangan makanan akan menjadi kurus (wasting) dan cebol (stunting), sedang anak yang kurus dan cebol dapat menjadi baik kembali setelah diberikan makanan yang cukup (Satoto, 1990). Hal tersebut diperjelas oleh Jahari (2002 ), pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan antropometri (berat badan, tinggi badan atau ukuran tubuh lainnya) dari waktu ke waktu, tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi seorang anak untuk berbagai proses biologis, termasuk untuk tumbuh. Kesimpulan yang bisa ditarik bahwa gizi sangat berperan dalam status gizi anak. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi manusia dan hewan

yang harganya relatif murah. Keseimbangan energi bisa dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi kurang dari energi yang dikeluarkan tubuh akibatnya akan menghambat pertumbuhan bayi dan anak-anak. Akibat berat dari kekurangan energi adalah marasmus. Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok masyarakat ekonomi rendah dengan pertumbuhan terhambat, lemak bawah kulit

berkurang, serta otot-otot berkurang dan melemah. Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan tubuh sehingga berat badan lebih atau kegemukan (Almatsier, 2003). Protein dibutuhkan untuk pembentukan hormon yang berfungsi mengontrol berbagai fungsi tubuh seperti pertumbuhan, perkembangan seks, dan proses metabolisme. Selain berfungsi sebagai sumber zat pembangun, protein juga merupakan sumber energi. Protein sebagai sumber energi tidak digunakan selama

karbohidrat dan lemak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi (Anwar 1992). Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat dengan sosial ekonomi rendah. Kekurangan perotein pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak balita (Almatsier. 2003).

Anda mungkin juga menyukai