Anda di halaman 1dari 7

Interpretasi hasil lab

Hemoglobin

Dewasa pria : 13.2 - 17.3 g/dl Perempuan : 11.7 - 15.5 g/dl Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/dl Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/dl Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/dl Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/dl Masalah Klinis Penurunan kadar : anemia (defisiensi besi, aplastik, hemolitik, dsb), perdarahan hebat, leukemia, kanker (usus besar, usus halus, rektum, hati, tulang, dsb), thalasemia, penyakit ginjal, penyakit Hodgkin, kehamilan, sarkoidosis, kelebihan cairan intra-vena. Pengaruh obat : antibiotik (kloramfenikol [chloromycetin], penisilin, tetrasiklin), aspirin, antineoplastik, vitamin A dosis besar, sulfonamid, trimetadion (Tridione) Peningkatan kadar : dehidrasi/hemokonsentrasi, polisitemia, daerah dataran tinggi, chronic heart failure (CHF), luka bakar yang parah. Pengaruh obat : gentamisin, metildopa (Aldomet)

MCV (Mean Corpuscular Volume) dan MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration)

MCV: Dewasa : 80 - 100 fL (baca femtoliter) Bayi baru lahir : 98 - 122 fL Anak usia 1-3 tahun : 73 - 101 fL Anak usia 4-5 tahun : 72 - 88 fL Anak usia 6-10 tahun : 69 - 93 fL MCHC: Dewasa : 32 - 36 % Bayi baru lahir : 31 - 35 % Anak usia 1.5 - 3 tahun : 26 - 34 % Anak usia 5 - 10 tahun : 32 - 36 %

Masalah klinis Penurunan nilai : anemia mikrositik, anemia defisiensi besi (ADB), malignansi, artritis reumatoid, hemoglobinopati (talasemia, anemia sel sabit, hemoglobin C), keracunan timbal, radiasi. Peningkatan nilai : anemia makrositik, aplastik, hemolitik, pernisiosa; penyakit hati kronis; hipotiroidisme (miksedema); pengaruh obat (defisiensi vit B12, antikonvulsan, antimetabolik)

Glukosa Darah Puasa

Normal: < 110 mmHg atau < 6.1 mmol/L Penurunan: Hipoglikemia dapat terjadi pada penderita diabetes yang mendapatkan terapi insulin atau obat lain yang terlalu tinggi. Bisa juga terjadi pada orang yang mengalami kelainan kelenjar adrenal, gangguan penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa dihati, dan pada orang yang berpuasa lama. Peningkatan: Hiperglikemia dapat terjadi pada saat mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat, insulin yang rendah, stress atau emosi, kurang olahraga, dan pemakaian obat-obat tertentu seperti steroid.

Ureum

Dewasa : 7 38 mg/dl Anak-anak : 5 20 mg/dl Bayi : 5 15 mg/dl Lanjut usia : kadar sedikit lebih tinggi daripada dewasa.

Masalah Klinis 1. Peningkatan Kadar Peningkatan kadar urea disebut uremia. Penyebab uremia dibagi menjadi tiga, yaitu penyebab prarenal, renal, dan pascarenal. Uremia prarenal terjadi karena gagalnya mekanisme yang bekerja sebelum filtrasi oleh glomerulus. Mekanisme tersebut meliputi : 1) penurunan aliran darah ke ginjal seperti pada syok, kehilangan darah, dan dehidrasi; 2) peningkatan katabolisme protein seperti pada perdarahan gastrointestinal disertai pencernaan hemoglobin dan penyerapannya sebagai protein dalam makanan, perdarahan ke dalam jaringan lunak atau rongga tubuh, hemolisis, leukemia (pelepasan protein leukosit), cedera fisik berat, luka bakar, demam,. Uremia renal terjadi akibat gagal ginjal (penyebab tersering) yang menyebabkan gangguan ekskresi urea. Uremia pascarenal terjadi akibat obstruksi saluran kemih di bagian bawah ureter, kandung kemih, atau urethra yang menghambat ekskresi urin. Obstruksi ureter bisa oleh batu, tumor, peradangan, atau kesalahan pembedahan. Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi peningkatan urea, seperti : obat nefrotoksik; diuretic (hidroklorotiazid, asam etakrinat, furosemid, triamteren); antibiotic (basitrasin, sefaloridin (dosis besar), gentamisin, kanamisin, kloramfenikol, metisilin, neomisin, vankomisin); obat antihipertensi (metildopa, guanetidin); sulfonamide; propanolol, morfin; litium karbonat; salisilat.

2. Penurunan Kadar Penurunan kadar urea sering dijumpai pada penyakit hati yang berat. Pada nekrosis hepatik akut, sering urea rendah asam-asam amino tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut. Pada sirosis hepatis, terjadi pengurangan sintesis dan sebagian karena retensi air oleh sekresi hormone antidiuretik yang tidak semestinya. Pada karsinoma payudara yang sedang dalam pengobatan dengan androgen yang intensif, kadar urea rendah karena kecepatan anabolisme protein yang tinggi. Penurunan kadar urea juga dijumpai pada malnutrisi protein jangka panjang.

Kreatinin

DEWASA : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl. (Wanita sedikit lebih rendah karena massa otot yang lebih rendah daripada pria). ANAK : Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi : 0,7-1,4 mg/dl. Anak (2-6 tahun) : 0,3-0,6 mg/dl. Anak yang lebih tua : 0,4-1,2 mg/dl. Kadar agak meningkat seiring dengan bertambahnya usia, akibat pertambahan massa otot. LANSIA : Kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan penurunan produksi kreatinin.

Masalah Klinis Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Kreatinin serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi glomerulus. Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan kadar kreatinin adalah : gagal ginjal akut dan kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik, pielonefritis, eklampsia, preeklampsia, hipertensi esensial, dehidrasi, penurunan aliran darah ke ginjal (syok berkepanjangan, gagal jantung kongestif), rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker (usus, kandung kemih, testis, uterus, prostat), leukemia, penyakit Hodgkin, dan diet tinggi protein. Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin adalah : Amfoterisin B, sefalosporin (sefazolin, sefalotin), aminoglikosid (gentamisin), kanamisin, metisilin, simetidin, asam askorbat, obat kemoterapi sisplatin, trimetoprim, barbiturat, litium karbonat, mitramisin, metildopa, triamteren. Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada : distrofi otot (tahap akhir), dan myasthenia gravis.

Asam Urat

DEWASA Laki-laki : 3.5-7.0 mg/dl. Dewasa Perempuan : 2.5-6.0 mg/dl. ANAK : 2.5-5.5 mg/dl LANSIA : 3.5-8.5 mg/dl

Masalah Klinis Kadar asam urat meningkat dijumpai pada : gout, leukemia (limfositik, mielositik, monositik), kanker metastatik, mieloma multipel, eklampsia berat, alkoholisme, hiperlipoproteinemia, diabetes mellitus (berat), gagal ginjal, glomerulonefritis, gagal jantung kongestif, anemia hemolitik, limfoma, polisitemia, stress, keracunan timbale, pajanan sinar-X (berlebih), latihan fisik berlebihan, diet penurunan berat badan-tinggi protein. Obat-obatan yang berpengaruh pada peningkatan kadar asam urat adalah : diuretik (tiazid, furosemid, asetazolamid), levodopa, metildopa, asam askorbat, 6-merkaptopurin, fenotiazin, salisilat (penggunaan dalam jangka waktu lama), teofilin. Penurunan kadar asam urat dapat dijumpai pada : penyakit Wilson, asidosis tubulus ginjal proksimal, anemia defisiensi asam folat, luka bakar, kehamilan. Pengaruh obat : alopurinol, azatioprin, koumadin, probenesid, sulfinpirazon.

Kolesterol Total

Nilai normal / yang diinginkan : kurang dari 200 mg/dl Cukup tinggi : 200 239 mg/dl Tinggi : 240 mg/dl Kolesterol total tubuh bisa meningkat bila sering menyantap makanan yang banyak mengandung lemak, kolesterol dan tinggi karbohidrat.

Kolesterol LDL

LDL normal : kurang dari 100 mg/dl LDL di atas normal : 100 129 mg/dl LDL cukup tinggi (sebelum beresiko) : 130 159 mg/dl LDL tinggi (beresiko tinggi) : 160 189 mg/dl LDL sangat tinggi : lebih dari 190 mg/dl Jika kadar LDL tinggi, maka penimbunan yang terjadi akan mempersempit pembuluh darah (aterosklerosis) dan menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Semakin rendah nilai LDL akan semakin baik, karena akan semakin memperkecil resiko serangan jantung dan stroke. Dan sebaliknya, semakin tinggi nilai LDL maka akan semakin buruk dan berbahaya.

Kolesterol HDL

Kadar normal HDL dalam tubuh manusia adalah sekitar 40 50 mg/dl (milligram per desiliter) untuk pria dan 50 60 mg/dl untuk wanita. Untuk setiap kenaikan HDL sebesar 1 mg/dl dapat menurunkan resiko timbulnya serangan jantung sebesar 2 4 %, dimana resiko tersebut juga dipengaruhi oleh riwayat keluarga, tekanan darah dan pola hidup. Semakin tinggi kadar kolesterol HDL akan semakin baik karena akan semakin memperkecil risiko timbulnya penyakit jantung coroner.

Trigliserida

Kurang dari 150 : Normal 150-199 : Batas normal- tinggi 200-499 : Tinggi Sama atau lebih dari 500 : Sangat tinggi Kadar trigliserida tinggi biasanya disebabkan oleh kegemukan dan gaya hidup kurang berolah raga. Diabetes, gangguan ginjal dan obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan kadar trigliserida. Kadar trigliserida 150 mg/dL atau lebih adalah salah satu faktor risiko sindroma metabolik yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan lainnya.

Natrium

Dewasa: 135-145 mmol/L Anak: 135-145 mmol/L Bayi: 134-150 mmol/L Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam, gagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah tinggi yang fungsinya mengeluarkan air dalam tubuh). Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung krohis, dehidrasi, asupan Na dari makanan tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, obat golongan laksansia (obat pencahar).

Kalium

Dewasa: 3,5 - 5,0 mmol/L Anak: 3,6 - 5,8 mmol/L Bayi: 3,6 - 5,8 mmol/L Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan ginjal, penggunaan obat terutama golongan sefalosporin, histamine, epinefrin, dan Iain-Iain. Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika masukan kalium dari makanan rendah, pengeluaran lewat urin meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka pembedahan.

Kalsium

Dewasa: 9-11 mg% (di serum) Anak: 9 -11,5 mg% Bayi: 10 -12 mg% Bayi baru lahir: 7,4 -14 mg% Penurunan kalsium dapat terjadi pada kondisi malabsorpsi saluran cerna, kekurangan asupan kalsium dan vitamin D, gagal ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, radang pankreas, diare, pecandu alkohol, kehamilan. Selain itu penurunan kalsium juga dapat dipicu oleh penggunaan obat pencahar, obat maag, insulin, dan Iain-Iain. Peningkatan kalsium terjadi karena adanya keganasan (kanker) pada tulang, paru, payudara, kandung kemih, dan ginjal. Selain itu, kelebihan vitamin D, adanya batu ginjal, olah raga berlebihan, dan Iain-Iain, juga dapat memacu peningkatan kadar kalsium dalam tubuh.

Fosfor Inorganik

Rentang normal fosfor serum 2,5 - 4,5 mg/dl atau 1,7 2,6 MEQ/L. Jika terjadi peningkatan fosfor dalam serum mengidikasikan insufisiensi ginjal, gagal ginjal, hipotiroidisme, tumor tulang, akromegali.

Urinalisis (Protein)

Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Proteinuria yang persistent (tetap +1, dievaluasi 2-3x / 3 bulan) biasanya menunjukkan adanya kerusakan ginjal. Proteinuria rendah (kurang dari 500mg/24jam). Pengaruh obat : penisilin, gentamisin, sulfonamide, sefalosporin, media kontras, tolbutamid (Orinase), asetazolamid (Diamox), natrium bikarbonat.

Proteinuria sedang (500-4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan glomerulonefritis akut atau kronis, nefropati toksik (toksisitas obat aminoglikosida, toksisitas bahan kimia), myeloma multiple, penyakit jantung, penyakit infeksius akut, preeklampsia. Proteinuria tinggi (lebih dari 4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan sindrom nefrotik, glomerulonefritis akut atau kronis, nefritis lupus, penyakit amiloid. NILAI SIMBOL DESKRIPSI Negatif (-) Tidak ada kekeruhan sedikitpun ( 0-5 mg/dl) Positif + (1+) Kekeruhan ringan tanpa butir-butir; kadar protein rata-rata 0,01-0,05% (30 mg/dl) Positif ++ (2+) Kekeruhan mudah dilihat dan nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut; kadar protein kira-kira 0,05-0,2% (100 mg/dl) Positif+++ (3+) Jelas keruh dengan kepingan-kepingan; kadar protein kira-kira 0,02-0,5% (300 mg/dl) Positif ++++ (4+) Sangat keruh dengan kepingan kepingan besar atau bergumpal-gumpal atau memadat; kadar protein kira-kira lebih dari 0,5%. Jika terdapat lebih dari 3% protein akan membeku. (1000 mg/dl)

Urinalisis (Leukosit dan Eritrosit)

Nilai normal leukosit: 2-4 sel per lapang pandang besar (LPB) Leukosit yang berlebihan dalam urin (piuria) biasanya menandakan adanya infeksi saluran kemih atau kondisi inflamasi lainnya, misalnya penolakan transplantasi ginjal. Nilai normal eritrosit: 0-3 sel per lapang pandang besar Eritrosit dalam urin yang berlebihan (mikrohematuria) dapat ditemukan pada urin wanita menstruasi dan perlukaan pada saluran kemih; baik oleh batu, infeksi, faktor trauma, maupun karena kebocoran glomerulus.

Anda mungkin juga menyukai