Bab I, II, III, IV, V, Almost Jadi
Bab I, II, III, IV, V, Almost Jadi
BAB I
PENDAHULUAN
memang akhir-akhir ini banyak terjadi bencana di Indonesia. Mulai dari gempa, gunung
meletus, sampai dengan tsunami, dan yang parah lagi, mereka terjadi berturut-turut.
Terus berjalan mulai dari gempa, lalu tsunami, belum lama berselang kemudian muncul
kegiatan gunung api, belum selesai masalah gunung api, gempa kembali mengguncang
bahkan sampai memunculkan tsunami untuk yang kedua kalinya. Gempa ini belum
selesai di satu tempat saja, tetapi kemudian berlanjutan di daerah-daerah lain, yang
Dari segala bencana yang terjadi itu mungkin yang cukup membuat kita semua
tercengang ialah bencana yang terjadi di Pulau Jawa. Pulau Jawa yang padat akan
penduduk dan dipercayai sebagian orang sebagai tempat yang aman ternyata membawa
kejutan juga bagi mereka. Hal itu dapat kita buktikan dari mulai terdengarnya kabar
bahwa aktivitas Gunung Merapi (gunung yang teraktif di Indonesia, bahkan hampir di
dunia) mulai meningkat. Ditandai dengan turunnya awan panas (wedhus gembel) dan
2
mulai mengeluarkan lava-nya. Belum selesai masalah Merapi, tiba-tiba saja gempa
besar terjadi di Yogyakarta. Banyak orang yang tak menyangka, Yogya yang tenang itu
telah diguncang gempa besar yang mencapai 6,2 skala richter (versi BMG-nya
Amerika), dan lebih parah lagi, telah memunculkan korban, bahkan korban tewas.
Masalah gempa telah selesai, selang 2 bulan kemudian, muncul kembali bencana dan
ini kembali terjadi di Pulau Jawa. Gempa mengguncang Pangandaran, tetapi tak cukup
hanya itu, tsunami juga sempat menyusul beberapa waktu setelah gempa. Seluruh
pesisir pantai selatan Jawa disapu oleh tsunami itu. Korban pun kembali bermunculan,
Dampak dari bencana itu tak hanya dialami oleh para korban saja, tetapi
perekonomian disana juga mengalami hal yang sama. Perekonomian di sana telah
hancur seiring dengan hancurnya usaha-usaha para warga yang berdomisili di daerah
pesisir pantai itu. Perekonomian di sana hancur terutama karena tsunami. Tsunami
membawa segala usaha yang dimiliki warga di sekitar daerah itu. Obyek wisata pesisir
Jawa juga telah hancur, orang menjadi harus berpikir dua kali bila masih ingin pergi ke
daerah pesisir. Mungkin ada beberapa hal yang telah dilakukan pemerintah untuk
mengatasi segala macam bencana itu, Pemerintah belajar dari pengalaman tsunami di
Aceh, mereka pun mulai memasang alat peringatan dini tsunami (buatan Jerman), di
beberapa daerah di Indonesia ini yang memiliki potensi diguncang gempa dan diguyur
tsunami. Tetapi tetap saja tidak berhasil. Bahkan beberapa dari alat-alat itu rusak
Bila pemerintah tidak berhasil maka mungkin langkah yang satu-satunya dapat
dilakukan ialah dari warga sendiri. Warga mengusahakan agar dalam pembangunan
3
pengalaman tsunami yang lalu. Pertimbangan ini juga dalam rangka untuk
meminimalkan kerugian yang akan dialami warga apabila tsunami benar-benar terjadi
lagi.
dalam karangan ilmiah ini yaitu “Daerah Rawan Bencana Tsunami Akibat Pergerakan
Lempeng Tektonik di Indonesia”. Judul ini dipilih karena dalam makalah ini akan
dibahas tentang daerah-daerah di Indonesia yang rawan akan terjadinya tsunami yang
diakibatkan oleh tumbukan lempeng bumi dan bagaimana cara meminimkan kerugian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menunjukkan daerah mana saja di Indonesia ini yang berada di zona
besar akibat tsunami ini baik kerugian berupa korban maupun kerugian
berupa materi.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pembaca dan masyarakat diharapkan dari penulisan karangan ilmiah ini
masyarakat luas dapat menjadi lebih tahu daerah di Indonesia yang rawan
2. Bagi penulis karya ilmiah ini digunakan sebagai dasar penulis untuk lebih
penelitian lebih lanjut agar hasil yang didapat bisa lebih detail.
Karangan ilmiah ini membahas tentang daerah-daerah mana saja di Indonesia ini
yang rawan akan terkena tsunami. Terutama yang dikarenakan tumbukan lempeng bumi
daerah-daerah yang berada di sekitar patahan itu. Karangan ilmiah ini juga membahas
bagaimana cara mengantisipasi tsunami, agar jumlah korban jiwa dapat diminimalkan
dan jumlah kerugian yang dialami para korban dapat ditekan sekecil mungkin. Hal-hal
itu akan dibahas dan dilingkupkan di dalam wilayah Indonesia saja, dan lebih
5
lingkupnya lagi, atas dasar pengalaman tsunami Aceh dan Pantai Selatan Jawa beberapa
waktu lalu.
F. Sistematika Penyajian
Bab 1 : Pendahuluan
tsunami ini dipilih dan dibahas. Rumusan masalah yang berisi hal-hal
mengenai tsunami yang akan dibahas dalam karangan ilmiah ini, dan
berisi segala manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini. Ruang
Bab 3 : Pembahasan
pendahuluan.
6
Bab 4 : Penutup
BAB II
LANDASAN TEORI
Tsunami merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Jepang. Dalam bahasa
Jepang kata tsu berarti pelabuhan dan kata nami berarti gelombang. Sehingga apabila
sebagai gelombang pelabuhan karena apabila akan terjadi tsunami, orang-orang akan
bergerak dengan kecepatan tinggi. Kecepatan tsunami dapat mencapai sekitar 750-970
km/jam. Tsunami merupakan gelombang laut berperiode panjang yang terjadi karena
adanya energi yang merambat ke dalam laut. Energi itulah yang kemudian digunakan
Tsunami yang terjadi di pesisir pantai sangat berbeda dengan tsunami yang baru
saja muncul dari kedalaman laut yang berada di laut lepas. Tsunami yang muncul di laut
1
Gelombang pasang yang kerap terjadi di lautan merupakan gelombang pasang yang terjadi karena adanya
gaya tarik antara bumi dan bulan. Gelombang pasang ini berbeda dengan gelombang pasang yang terjadi saat
tsunami.
8
lepas hanya memiliki ketinggian gelombang kurang dari 1 meter dengan panjang
gelombang sekitar 1000 kilometer. Di lautan lepas, gelombang sebesar ini tidak terasa
bahkan oleh kapal laut sekalipun, walaupun sebenarnya gelombang itu melaju dengan
sangat cepat. Tsunami di lautan lepas ini tidak terasa karena gelombangnya tertutupi
oleh gelombang laut biasa. Gelombang tsunami bukan merupakan gelombang tunggal
yang hanya terjadi sekali, tetapi gelombang itu berurutan, sama seperti di saat sesuatu
jatuh ke dalam air. Gelombang yang terbentuk berlapis-lapis dengan jarak antara 500-
600 kilometer antar gelombang. Di saat yang sama, di pantai, terjadi gejala awal
Gelombang yang mulanya hanya berketinggian kurang dari 1 meter tersebut saat
berketinggian 15 sampai 30 meter ini memindahkan lebih dari 100.000 ton air untuk
setiap meter garis pantai. Tsunami yang luar biasa ini menerjang pantai dan
sejumlah besar air (laut) mengalami perpindahan. Berpindahnya sejumlah besar air itu
bisa disebabkan gempa bumi yang diakibatkan oleh tabrakan lempeng di dasar laut,
9
tanah longsor yang terjadi di dalam laut, aktivitas gunung api bawah laut yang
1. Gempa Bumi
Gempa bumi yang terjadi di bawah laut merupakan faktor yang paling
sering mengakibatkan tsunami. Gempa yang disebut dengan gempa tektonik ini
laut, dan kebetulan pergerakan lempeng bumi itu menabrak lempeng yang lain
di dasar laut. Seperti tsunami yang menerjang Aceh (2004), Flores (1992), dan
penyusupan lempeng yang satu ke bawah lempeng yang lain (daerah subduksi).
Sehingga muncul rekahan vertikal pada kerak bumi (di dasar laut). Gerakan
vertikal ini menyebabkan dasar laut naik dan turun secara tiba-tiba, sehingga
atasnya terganggu karena dataran dasar laut yang bergerak di bawahnya (entah
tsunami.
Tetapi tidak semua gempa dapat menyebabkan tsunami. Gempa itu harus
yaitu tipe sesaran naik. Sesaran yang naik akan menekan air yang ada
10
tsunami.
Longsor bawah laut yaitu peristiwa di mana tebing yang berada di dalam
laut atau dataran dasar laut yang mengalami peruntuhan dan longsor (ambles).
bila runtuhan yang longsor sebesar benua, maka bahayanya juga ada. Karena
semakin besar longsoran yang terjadi, jumlah air yang dipindahkan akan sangat
menimbulkan tsunami. Gunung itu dapat berupa gunung di dalam laut maupun
gunung yang berada di permukaan laut dan hanya berupa pulau kecil di lautan.
Syarat utama yang harus dipenuhi agar terjadi tsunami yaitu, aktivitas vulkanik
yang terjadi berskala besar. Dalam artian bahwa aktivitas vulkanik yang berupa
gunung meletus itu terjadi dengan letusan yang sangat besar. Sehingga
gelombang kejut dan juga material yang keluar dari dalam gunung (baik
material dari semburan gunung berupa batuan piroclastic ataupun material dari
tubuh gunung itu sendiri yang hancur karena ledakan yang sangat besar) dapat
Sunda. Gunung Krakatau yang berupa pulau kecil itu meletus dengan sangat
hebat, bahkan gunung itu sendiri lenyap akibat dari letusan. Dampaknya pun
sangat besar. Tsunami terjadi dan menyerang pulau Jawa bagian barat dan
4. Meteor
Meteor merupakan faktor yang sangat jarang dapat terjadi. Tetapi hal itu
tetap tidak bisa dihindari. Kejadian ini pernah terjadi pada saat masa prasejarah.
dinosaurus). Pada dasarnya meteor yang jatuh ke bumi terutama jatuh di lautan
akan menimbulkan gelombang kejut yang sangatlah besar. Gelombang kejut itu
12
sangatlah besar, bahkan air pun dapat terbawa olehnya. Ditambah lagi dengan
bekas dari tabrakan yang menyebabkan sebuah kubah besar di dasar laut yang
kemudian terisi air dan air kembali membalik ke daratan. Mungkin meteor
Pada dasarnya tsunami dapat terjadi akibat adanya rekahan dan rekahan itu
menimbulkan perubahan ketinggian permukaan air laut secara tiba-tiba. Rekahan itu
dapat dikarenakan lempeng bumi di dasar laut bergerak dan saling bertabrakan dengan
lempeng bumi yang lain atau karena runtuhan dataran dasar laut yang kemudian
meninggalkan cerukan besar di dasar laut (seperti meteor yang jatuh ke laut). Syaratnya
untuk dapat menimbulkan tsunami, rekahan itu harus panjang dan sangat lebar. Ketika
rekahan itu terbentuk, secara tiba-tiba sejumlah besar volume air tersedot mengisi
rekahan yang baru saja terbentuk itu. Tetapi karena air akan segera menuju ke
ketinggian semula, air di sekitarnya dalam volume besar akan mengisi penurunan
permukaan air tersebut. Proses pengisian secara tiba-tiba itulah yang kemudian
menciptakan gelombang besar yang dapat menuju pantai dan menjadi gelombang
tsunami.
Apabila rekahan yang terbentuk itu dekat dengan daratan, tsunami dapat mudah
sekali terbentuk dan dengan mudahnya juga dapat menerjang pantai. Kekuatan
gelomang itu sangatlah besar, bahkan rumah batubata pun bisa hancur karenanya.
13
Energi yang dihasilkan oleh tsunami dapat mencapai 10% dari energi gempa
energi yang setara dengan 100.000 kali kekuatan bom atom di Hiroshima, Jepang.
Bentuk pantai, bentuk dasar laut di wilayah pantai, sudut kedatangan gelombang, dan
bentuk depan gelombang tsunami yang datang ke pantai akan sangat berpengaruh
tingkat keruskan yang dihasilkan oleh tsunami itu akan berbeda antara pantai yang satu
dengan yang lainnya walaupun letak kedua pantai itu saling berdekatan. Sebagai
contoh, daerah teluk akan mengalami kerusakan lebih parah daripada daerah pesisir
biasa.
Gelombang tsunami yang sangat besar itu dapat menghadirkan kehancuran total
pada wilayah yang diserangnya. Terutama di daerah pesisir, seperti daerah pesisir Aceh
yang terkena tsunami pada Desember 2004, hampir semua rumah dan segala macam
bangunan yang berada di sekitar pantai (radius sekitar 500 meter dari garis pantai)
mengalami kerusakan yang sangatlah parah. Begitu juga halnya dengan bangunan di
daerah pantai di pesisir Jawa bagian selatan saat terjadi tsunami pada Juli 2006. Tak
hanya bangunan, warga yang hidup di sekitar pantai pun menjadi korban. Bagi mereka
yang tidak sempt menyelamatkan diri saat terjadi tsunami, akan merasakan kekuatan
tsunami yang sangat besar, dan kebanyakan dari mereka tak akan selamat dihantam
Dampak terakhir dari tsunami pun akan terasa walaupun tsunami telah berlalu.
Korban yang selamat akan kesulitan dalam menjalankan kehidupan selanjutnya. Sarana
14
kehidupan telah hancur lengkap dengan sumber daya yang mendukung kehidupan
(perikanan, pertanian) sehingga warga yang selamat pun sama saja dengan mati
perlahan-lahan.
15
BAB III
PEMBAHASAN
gempa tektonik. Hal ini dikarenakan letak Indonesia yang berada persis di tepi lempeng
bumi yaitu Lempeng Eurasia yang notabene masih sangat aktif bergerak. Gerakan
lempeng ini akan terus terjadi seiring dengan berjalannya siklus pergerakan lempeng
bumi 2 seperti yang terjadi pada jutaan tahun yang silam. 225 juta tahun silam, di bumi
ini hanya ada satu benua raksasa yaitu Pangaea. Karena adanya siklus pergerakan
lempeng, benua raksasa itu pada akhirnya terbelah seiring dengan berjalannya waktu,
dan itu masih terjadi hingga sekarang. Masing-masing daerah yang terbelah, bergerak
sebenarnya, lempeng bumi ini seperti mengambang di atas lautan batuan cair di dalam
bumi.
Pergerakan yang terus terjadi pada masa silam itu menimbulkan gempa berskala
besar maupun kecil, dan setiap gempa memiliki kemungkinan terjadi tsunami. Hanya
2
Lempeng bumi selalu saja bergerak dengan siklus yang rutin tiap tahunnya (contoh : lempeng Amerika Utara
yang menopang Greenland setiap tahunnya bergerak sejauh 4 cm)
16
saja saat itu belum ada manusia sehingga dampak dari tsunami yang terjadi tak akan
berpengaruh. Tsunami sendiri dapat terjadi apabila memenuhi syarat kekuatan gempa
Indonesia merupakan salah satu dari pecahan benua besar tersebut, tetapi
nahasnya, Indonesia merupakan daratan yang berada di tepi lempeng bumi. Lempeng
Eurasia yang merupakan tempat Indonesia berpijak merupakan lempeng yang aktif.
Keaktifan ini merupakan faktor utama yang menyebabkan Indonesia sering bergoncang.
Hal ini lebih diperparah lagi dengan keadaan bahwa Indonesia merupakan daerah yang
berada di sekitar Ring of Fire yang merupakan barisan gunung berapi aktif yang
melingkar dari Pasifik, Jepang, dan sampai di Indonesia. Ring of Fire yang melewati
Indonesia, melengkung melintasi pantai uatara Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara dan
berhenti di Sulawesi Utara. Oleh karena itu, daerah-daerah yang dilalui oleh Ring of
Fire ini memang memiliki sejarah lengkap pengalaman digoncang gempa dengan
frekuensi yang cukup sering. Ring of Fire yang notabene masih sangat aktif ini
menyebabkan gempa karena adanya aktivitas vulkanik. Sekilas mungkin tidak masalah
apabila aktivitas vulkanik ini menyebabkan gempa dan episentrum gempa itu berpusat
di dasar tanah. Tetapi gempa itu akan berbahaya apabila gempa akibat aktivitas
memunculkan tsunami ialah gempa bumi yang dikarenakan pergerakan lempeng bumi
(gempa tektonik). Tsunami dapat terjadi karena lempeng bumi yang bergerak dan
17
menimbulkan gempa, bertabrakan dengan lempeng bumi yang lain. Apabila hal itu
terjadi, lempeng yang ringan atau lempeng benua akan terangkat naik sedangkan
lempeng yang berat atau lempeng samudra akan menelusup ke bawah, sehingga
terbentuk patahan.
secara tiba-tiba. Bila hal ini terjadi di daratan, dampaknya mungkin dapat menciptakan
dataran tinggi baru. Dataran tinggi ini berasal dari lempeng yang berada di bawahnya,
terdesak naik oleh lempeng lain.3 Apabila itu terjadi di lautan lepas tepatnya di dasar
laut, hasilnya akan berbeda. Air laut yang berada di atasnya akan dipaksa mengisi
patahan yang terbentuk, karena air laut tersedot secara tiba-tiba untuk mengisi cerukan,
bila cerukan itu telah dipenuhi, akan muncul gelombang balik sebagai pengganti
gelombang yang mengisi patahan (sifat air untuk yang berusaha mencapai ketinggian
semula apabila terjadi peruibahan ketinggian). Gelombang balik itulah yang dinamakan
dengan tsunami.
Desember 2004 dan di pesisir pantai selatan Jawa pada 17 Juli 2006. Pada kasus Aceh,
patahan terbentuk hanya beberapa kilometer sebelah barat laut pantai utara Aceh. Aceh
pun hancur dimakan tsunami. Kasus berikutnya terjadi di pesisir pantai selatan Jawa.
dengan lempeng Eurasia, yang kemudian memunculkan gempa berkekuatan sekitar 6,8
3
Beberapa dataran tinggi yang ada sekarang, merupakan salah satu akibat dari tabrakan lempeng. Sebagai
contoh dataran tinggi Himalaya dengan gunung Everestnya. Puncak gunung ini menurut pengamat, tiap
tahunnya rutin bertambah tinggi 8 cm. Ini bukti bahwa lempeng yang membentuk gunung jni masih terus
bergerak dan pergerakan itu saling menjauh antar lempeng yang bertabrakan.
18
skala richter dan dilengkapi dengan munculnya gelombang tsunami yang kemudian
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak antara dua benua
besar yaitu Benua Asia di sisi utara dan Benua Australia di sisi tenggara. Indonesia juga
diapit oleh dua samudra besar yaitu Samudra Hindia di sisi selatan dan barat, dan
Samudra Pasifik di sisi Timur. Kondisi di atas merupakan kondisi geografis dari
Indonesia. Bila ditilik lebih dalam menuju ke kedalaman bumi di bawah Indonesia,
akan didapati kondisi geologis Indonesia. Di sana terdapat sebuah lempeng benua yang
Masyarakat khususnya warga Indonesia sebaiknya tahu bahwa negara kita ini
berpijak di atas beberapa lempeng yang terus bergerak aktif tiap tahunnya. Bila
dibayangkan, ini sama dengan keadaan di mana saat anak-anak sedang bermain duduk
di atas alas dan alas itu dipindah-pindah kesana-kemari. Begitulah keadaan Indonesia,
tidak hanya Indonesia, bahkan seluruh daratan di dunia ini. Semua daratan bergerak
Indonesia merupakan salah satu dari beberapa daratan malang yang terus
atas sebuah lempeng besar yaitu lempeng Eurasia. Lempeng Eurasia ini tidak hanya
memangku Indonesia saja, hampir seluruh Asia berada di atas lempeng ini. Indonesia
hanya menempati sebagian kecil saja dari lempeng Eurasia, itupun di daerah tepian
19
Lempeng ini hanya membawa Indonesia bagian barat, tengah dan berakhir di Sulawesi.
Daerah Indonesia timur (Maluku, Irian Jaya) berada di atas Lempeng Carolina. Daerah
Indonesia bagian utara tepatnya daerah Laut Sulawesi berada di atas lempeng yang
berbeda lagi, yaitu Lempeng Filipina. Jadi pada dasarnya, Indonesia dibagi oleh tiga
lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Carolina, dan Lempeng Filipina. Lempeng
Carolina sendiri terbagi atas tiga buah lempeng mikro atau lempeng kecil, yaitu
Lempeng Sangihe, Lempeng Maluku, dan Lempeng Halmahera. Ketiga lempeng ini
juga merupakan lempeng yang aktif. Karena keaktifannya, bahkan telah membuat
hilang Lempeng Maluku. Lempeng Maluku didesak oleh dua lempeng lainnya dan
akhirnya tenggelam di bawah kedua lempeng tersebut. Kejadian ini terjadi dalam kurun
waktu bertahun-tahun.
tantangan yang cukup berat yaitu menghadapi tsunami apabila telah terjadi sebuah
Indonesia yang berupa negara kepulauan juga memiliki sisi ruginya. Semakin banyak
20
pulau di sebuah wilayah maka lempeng yang berada di bawahnya semakin banyak dan
terserang tsunami apabila terjadi gempa yang disebabkan tumbukan lempeng. Hal ini
dikarenakan, Indonesia yang berupa negara kepulauan memiliki beberapa lempeng yang
masih aktif hingga sekarang, dan pulau-pulau yang ada kebanyakan berada di atas
Jaya). Apabila terjadi goncangan hebat yang berasal dari laut akibat dari tabrakan
lempeng yang satu dengan lempeng yang lainnya, maka daerah yang bersangkutan yang
tsunami.
Energi dan Sumber Daya Mineral, beberapa daerah yang rawan tsunami di Indonesia
yaitu :
1. Aceh 8. Bali
Dari sekian daerah yang rawan akan terjadinya tsunami, Pulau Kalimantan
merupakan satu-satunya pulau besar yang cukup aman akan terjangan tsunami. Daerah
lempeng bumi yang notabene masih aktif dan masih giat bergerak. Beberapa wilayah
mempunyai tingkat akan terjadinya tsunami yang cukup tinggi. Contohnya, daerah
pesisir barat Sumatera, pesisir Selatan Jawa, dan pesisir selatan Nusa Tenggara, rawan
akan terkena tsunami karena wilayah-wilayah tersebut terletak di tepi lempeng besar
menghasilkan zona subduksi yang kerap kemudian diakhiri dengan munculnya tsunami.
22
Hal itu memang benar terjadi dan dapat dibuktikan dari pengalaman tsunami Aceh dan
pesisir selatan Jawa. Ini akibat dari menghujamnya Lempeng Indo-Australia menuju ke
bawah Lempeng Eurasia dan menghasilkan zona subduksi. Peristiwa ini diakhiri
dengan munculnya tsunami yang cukup besar melanda kedua daerah tadi.
Sedangkan daerah-daerah lain lagi yang juga rawan akan terkena tsunami
apabila terjadi pergerakan dan tabrakan lempeng yaitu, utara NTT, sebagian kecil pantai
barat Kalimantan, seluruh pesisir Sulawesi, seluruh pesisir maluku, dan pantai barat
Irian Jaya. Daerah-daerah ini rawan akan tsunami apabila terjadi kegiatan antara
Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik serta beberapa lempeng mikro yang memangku
Maluku.
apabila terjadi interaksi antara lempeng di mana dia berada dengan lempeng lain,
sehingga menimbulkan zona subduksi di dalam laut yang kemudian memicu terjadinya
tsunami.
Hasil dari terjangan tsunami umumnya berupa kehancuran total pada sarana dan
prasarana umum baik di pantai maupun di daratan dengan jarak beberapa kilometer dari
garis pantai seperti gedung-gedung di sekitar pantai, lokasi wisata pantai, ladang-ladang
yang berada di sepanjang pantai, dan lain-lain. Hal seperti ini umum terjadi di lokasi
manapun yang terkena gelombang tsunami. Kerusakan tidak hanya terjadi pada sarana
dan prasarana umum, rumah-rumah dan permukiman penduduk pun juga hancur total.
Semua hancur karena kekuatan terjangan gelombang tsunami. Korban jiwa pun dapat
23
terjadi apabila tsunami yang terjadi cukup besar untuk menyeret sejumlah orang yang
gelombang balik (rundown). Karena gelombang balik itu berbalik kembali ke lautan
setelah menerjang daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Apabila ada orang
terkena gelombang tsunami, sudah pastilah kemungkinan untuk selamat sangat sedikit.
Hal ini dikarenakan kekuatan manusia yang tidak seberapa bila dibandingkan dengan
Kejadian seperti ini terjadi di saat tsunami menerjang Aceh maupun pantai
selatan Jawa. Korban yang paling banyak yaitu pada saat tsunami di Aceh. Korban jiwa
mencapai 150.000 jiwa. Korban sebanyak itu belum termasuk dengan kerusakan total
terhadap sarana dan prasarana di sana. Tsunami yang terjadi di Aceh merupakan
tsunami yang terbesar sepanjang 40 tahun terakhir dengan jumlah korban terbanyak.
Agar dapat meminimalisasi korban yang akan dialami oleh para penduduk,
gambut. Tanaman sejenis ini memiliki struktur akar yang kuat sehingga
dibuat dari garis pantai, dengan ketinggian beberapa puluh meter. Tembok
sebelum tsunami terjadi. Indera yang dimiliki oleh hewan lebih peka dari
yang tidak wajar. Contoh : Kucing akan memilih bersembunyi beberapa saat
tsunami.
yaitu sekitar 5 km dari garis pantai. Jarak sepanjang ini dikatakan aman bagi
mengantisipasi terjangan tsunami. Apabila di suatu daerah belum terdapat sarana untuk
menghambat laju gelombang tsunami, ada beberapa hal yang dapat dilakukan penduduk
1. Apabila terjadi gejala awal tsunami yaitu surutnya air laut secara tiba-tiba
sebaiknya para penduduk segera pergi menuju ke daerah yang lebih tinggi
seperti bukit.
25
bangunan yang cukup kokoh seperti masjid, atau bangunan berlantai lebih
3. Tidak memanjat pohon seperti pohon kelapa atau pohon-pohon yang lain.
Pohon biasa tidak memiliki struktur akar yang kuat sehingga bila terkena
tertentu beberapa saat setelah terjadi gempa besar yang kemungkinan berasal
E. TEWS
Saat ini pemerintah juga telah menerapkan system peringatan dini untuk
membantu memperingatkan penduduk akan bahaya awal terjadinya tsunami, alat itu
Gambar 2 : TEWS
26
kemungkinan terkena tsunami. Sehingga saat sirine tanda bahaya berbunyi, warga
Hanya saja kelemahannya waktu dari pengantaran sinyal dari TEWS menuju ke
pos dan sampai di daerah-daerah masih membutuhkan waktu yang cukup lama.
Kebanyakan dari pengalaman yang terjadi di Jepang, tsunami terjadi terlebih dahulu
sebelum peringatan akan datangnya tsunami tiba, akibatnya banyak korban tercipta dari
bencana tersebut.
dengan daya respon yang tinggi sehingga sinyal bahaya bisa segera di terima
menyelamatkan diri sebelum tsunami menerjang. Saat ini Indonesia telah memiliki
beberapa sensor peringatan dini tsunami (TEWS) yang dibeli dari Jerman. Alat-alat itu
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
seluruh Pesisir Jawa dan Daerah Istimewa Yogyakarta bagian selatan, Bali,
merupakan daerah yang rawan akan terkena tsunami karena berada di sekitar
tepi lempeng bumi yang cenderung akan sering bergerak sehingga apabila
tunami.
beberpa tingkah laku hewan yang akan menjadi aneh apabila akan terjadi
juga hendaknya membuat rumah dengan konstruksi yang cukup kuat dan
daerah yang rawan akan tsunami untuk membantu penduduk agar dapat
B. Saran
kita ini berada di atas lempeng yang aktif bergerak dan kemungkinan
terjadinya tsunami sangat besar. Kejadian itu pun sudah rutin terjadi dalam
siklus tertentu. Jadi sudah sebaiknya bahwa tsunami itu dianggap sebagai
kejadian alam yang menuntut kita untuk lebih berhati-hati dan kita harus
masalah negara ini. Karya ini masih merupakan karya awal dan masih belum
begitu detail. Sehingga diharapkan akan ada penelitian lagi untuk mengupas
29
lebih dalam mengenai tsunami di negara kita ini sehingga didapat data yang
yang tinggal di sekitar daerah yang rawan akan terkena terjangan tsunami.
30
DAFTAR PUSTAKA
Hajianto, M. Analisis Teoritis Gempa Bumi; Belajar Dari Bencana Aceh. Pontianak Post, 9
Januari, 2005.
Winardi, A ., et al. Gempa Jogja, Indonesia & Dunia. Jakarta : PT Gramedia Majalah,
2006.