Anda di halaman 1dari 35

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 09/M-DAG/PER/3/2006

TENTANG

KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN


SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : : a. bahwa Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sebagai


salah satu legalitas usaha di bidang perdagangan perlu
diberikan kemudahan, keseragaman dan ketertiban dalam
pelaksanaan penerbitan SIUP;
b. bahwa pelaksanaan sebagian tugas Pemerintahan Daerah
yang lebih transparan dan seragam akan dapat
meningkatkan kelancaran pemberian pelayanan publik;
c. bahwa saat ini berkembang perusahaan nasional di
bidang perdagangan yang telah menjual sahamnya
kepada masyarakat melalui penawaran umum secara luas
dan terbuka sehingga sebagian saham perusahaannya
ada yang dimiliki oleh Warga Negara Asing;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu dikeluarkan
Peraturan Menteri Perdagangan;

Mengingat : 1. Bedrijfsreglementerings Ordonnantie 1934 (Staatsblad.


1938 Nomor 86);
2. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1955 tentang
Pengusutan, Penindakan dan Peradilan Tindak Pidana
Ekonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1955 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 801) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
1964 (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1964
Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2692);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1967 tentang Penanaman Modal Asing (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 1,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2818), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1970 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2943);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2853), sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1970
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor
47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2944);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3214);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3502);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3587);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3611);
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3720);
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 146,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3878);
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2000
tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 251, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4053);
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2000
tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Sabang menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 252,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4054);
13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1957 tentang Penyaluran Perusahaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1144),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 1957 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1957 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1467);
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 1977 tentang Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing di
Bidang Perdagangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1977 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3113), sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1998
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3734);
16. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M
Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia
Bersatu, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 171/M Tahun 2005;
17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2005;
18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 80 Tahun 2005;
19. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 01/M-DAG/PER/3/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Perdagangan, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 30/M-DAG/PER/12/2005;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG


KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN
USAHA PERDAGANGAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :


1. Perdagangan adalah kegiatan usaha transaksi barang atau jasa seperti jual
beli, sewa beli, sewa menyewa yang dilakukan secara berkelanjutan dengan
tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan atau
kompensasi.
2. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha
perdagangan yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan
berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia, untuk tujuan
memperoleh keuntungan dan atau laba.
3. Perseroan Terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan
penawaran umum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal.
4. Surat Permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan selanjutnya disebut SP-
SIUP adalah Formulir Permohonan izin yang diisi oleh Perusahaan, yang
memuat data-data perusahaan untuk memperoleh SIUP Kecil/Menengah/
Besar/ dan SIUP Perseroan Terbuka (Tbk).
5. Surat Izin Usaha Perdagangan selanjutnya disebut SIUP adalah Surat Izin
untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan.
6. Surat Izin Usaha Perdagangan Perseroan Terbuka selanjutnya disebut SIUP
Perseroan Terbuka (Tbk) adalah Surat Izin bagi Perseroan Terbuka yang
melakukan kegiatan usaha perdagangan, dan telah menjual sahamnya
kepada masyarakat, Badan Usaha dan/atau Perorangan asing melalui
penawaran secara umum dan terbuka berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
7. Perubahan Perusahaan adalah perubahan data perusahaan yang meliputi
perubahan Nama Perusahaan, Bentuk Perusahaan, Alamat Kantor
Perusahaan, Nama Pemilik/Penanggung Jawab, Modal dan Kekayaan
Bersih, Bidang Usaha, Jenis Barang/Jasa Dagangan Utama.
8. Cabang Perusahaan adalah Perusahaan yang merupakan unit atau bagian
dari Perusahaan induknya berkedudukan di tempat berlainan dan bertindak
atas nama sendiri yang bertugas melaksanakan sebagian tugas dari
Perusahaan induknya.
9. Perwakilan Perusahaan adalah Perusahaan yang bertindak mewakili kantor
pusat perusahaan yang menunjuk untuk melakukan suatu kegiatan dan atau
pengurusan sesuai dengan wewenang yang diberikan.
10. Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk adalah Kepala Dinas yang
bertanggung-jawab di bidang perdagangan di wilayah kerjanya atau Kepala
Kantor Pelayanan Perizinan setempat.
11. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi, sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia
Jakarta dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
12. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
13. Walikota adalah Kepala Daerah Kota sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
14. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung-jawabnya di bidang
Perdagangan.
BAB II
SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

Pasal 2

(1) Setiap Perusahaan wajib memiliki SIUP.


(2) SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. SIUP Kecil;
b. SIUP Menengah;
c. SIUP Besar;
d. SIUP Perseroan Terbuka (Tbk).

Pasal 3

(1) SIUP Kecil wajib dimiliki oleh perusahaan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta
rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
(2) SIUP Menengah wajib dimiliki oleh perusahaan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya di atas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
(3) SIUP Besar wajib dimiliki oleh perusahaan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya di atas Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
(4) SIUP Perseroan Terbuka (Tbk) wajib dimiliki oleh perusahaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) yang berstatus Perseroan Terbuka dan telah menjual
saham perusahaan paling banyak 49% dari seluruh jumlah saham
perusahaan kepada badan usaha dan/atau perorangan asing melalui
penawaran secara umum dan terbuka.

Pasal 4

(1) Kewajiban memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
dikecualikan terhadap :
a. Cabang Perusahaan atau Perwakilan Perusahaan;
b. Perusahaan Kecil perorangan yang:
1) tidak berbentuk Badan Hukum atau Persekutuan;
2) diurus, dijalankan atau dikelola sendiri oleh pemiliknya atau anggota
keluarga/kerabat terdekat;
c. Pedagang Keliling, Pedagang Asongan, Pedagang Pinggir Jalan atau
Pedagang Kaki Lima.
(2) Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dapat
diberikan SIUP apabila dikehendaki yang bersangkutan.

Pasal 5

(1) Perusahaan yang telah memiliki SIUP dilarang melakukan:


a. perdagangan barang dan/atau jasa yang tidak sesuai sebagaimana
tercantum di dalam SIUP;
b. kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat;
c. kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi.
(2) Dikecualikan terhadap perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c apabila telah memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan untuk
dapat melakukan kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 6

(1) SIUP diterbitkan berdasarkan tempat kedudukan perusahaan dan berlaku di


seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
(2) SIUP diberikan kepada Penanggung-jawab/Direktur Utama/Pemilik
Perusahaan yang berkewarganegaraan Indonesia atas nama Perusahaan.

Pasal 7

(1) SIUP berlaku selama Perusahaan menjalankan kegiatan usaha


perdagangan.
(2) Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melakukan
pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun di tempat diterbitkannya SIUP.

BAB III
KEWENANGAN

Pasal 8

(1) Menteri memiliki kewenangan pengaturan SIUP.


(2) Menteri melimpahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada Gubernur
/Bupati/Walikota.
(3) Bupati/Walikota melimpahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada Kepala
Dinas yang bertanggung-jawab di bidang perdagangan atau Kepala Kantor
Pelayanan Perizinan setempat.
(4) Khusus Propinsi DKI Jakarta, kewenangan penerbitan SIUP berada pada
Gubernur yang melimpahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada Kepala
Dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan atau Kepala Kantor
Pelayanan Perizinan setempat.
(5) Kantor Pelayanan Perizinan wajib berkoordinasi dengan Dinas yang
bertanggungjawab di bidang perdagangan setempat dalam penerbitan SIUP.

Pasal 9

Khusus untuk Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, Gubernur,


Bupati/Walikota melimpahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada Kepala
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
setempat.

BAB IV
TATA CARA DAN PERSYARATAN PENERBITAN SIUP

Pasal 10

(1) SP-SIUP diajukan kepada Gubernur, Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas


yang bertanggung-jawab di bidang Perdagangan atau Kepala Kantor
Pelayanan Perizinan selaku Pejabat Penerbit SIUP di wilayah kerjanya
dengan mengisi Formulir SP-SIUP Model A, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan ini.
(2) SP-SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus ditandatangani diatas
meterai cukup oleh Pemilik/Direktur Utama/Penanggung Jawab Perusahaan.
(3) Pihak ketiga yang mengurus untuk mendapatkan SIUP, wajib melampirkan
surat kuasa yang bermeterai cukup dan ditandatangani oleh Pemilik/Direktur
Utama/Penanggung-jawab Perusahaan.

Pasal 11

(1) SP-SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 wajib dilengkapi dengan


dokumen-dokumen sebagai berikut :
a. Perusahaan yang berbadan Hukum Perseroan Terbatas;
1) Copy Akta Notaris Pendirian dan Perubahan Perusahaan dan Surat
Keputusan Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas dari
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia;
2) Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik/Direktur
Utama/Penanggung jawab Perusahaan;
3) Neraca Perusahaan;dan
4) Photo Penanggung jawab/Direktur Utama/Pemilik Perusahaan ukuran
4x6cm (2 lembar).
b. Perusahaan Perseroan Terbuka (Tbk):
1) Copy SIUP sebelum menjadi Perseroan Terbuka;
2) Copy Akta Notaris Pendirian dan Perubahan Perusahaan dan Surat
Persetujuan Status Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka
dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia;
3) Surat Keterangan dari Badan Pengawas Pasar Modal bahwa
Perusahaan yang bersangkutan telah melakukan penawaran umum
secara luas dan terbuka.
4) Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab/Direktur
Utama/Pemilik Perusahaan;
5) Copy Surat Tanda Penerimaan Laporan Keuangan Tahunan
Perusahaan (STP-LKTP) tahun buku terakhir;
6) Photo Penanggung jawab/Direktur Utama/Pemilik Perusahaan ukuran
4 x 6 cm (2 lembar); dan
c. Perusahaan berbadan Hukum Koperasi :
1) Copy Akta Pendirian Koperasi yang telah mendapatkan pengesahan
dari instansi yang berwenang;
2) Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pengurus/Pimpinan/Penanggung
jawab Koperasi;
3) Neraca Koperasi; dan
4) Photo Penanggung jawab/Direktur Utama/Pemilik Perusahaan ukuran
4 x 6 cm (2 lembar).
d. Perusahaan yang berbentuk CV dan Firma :
1) Copy Surat Akta Pendirian Perusahaan/Akta Notaris yang telah
didaftarkan pada Pengadilan Negeri;
2) Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggungjawab/Pemilik
Perusahaan;
3) Neraca Perusahaan;dan
4) Photo Penanggung jawab/Direktur Utama/Pemilik Perusahaan ukuran
4 x 6 cm (2 lembar).
e. Perusahaan Perorangan :
1) Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggungjawab/Pemilik
Perusahaan;
2) Photo Penanggung jawab/Pemilik Perusahaan ukuran 4x6 cm
(2 lembar).
(2) Dalam hal penyampaian copy dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pemohon wajib menunjukkan dokumen asli dan akan dikembalikan
kepada perusahaan yang bersangkutan setelah dilakukan pemeriksaan
mengenai keabsahannya.
(3) Setelah melakukan pemeriksaan mengenai keabsahan atas dokumen
perusahaan, Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk :
a. melakukan pemeriksaan/survey lokasi perusahaan.
b. membuat Berita Acara hasil pemeriksaan Lokasi perusahaan.

Pasal 12

Perusahaan yang dikecualikan untuk memiliki SIUP sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b dan huruf c, dapat mengajukan SP-SIUP kepada
Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan copy KTP
Penanggungjawab/Pemilik Perusahaan.

Pasal 13

(1) Paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya SP- SIUP Model-
A secara lengkap dan benar, Pejabat Penerbit SIUP menerbitkan SIUP
dengan menggunakan Formulir Model B sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Peraturan ini, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. warna putih untuk SIUP Kecil;
b. warna biru untuk SIUP Menengah;
c. warna kuning untuk SIUP Besar;
d. warna hijau untuk SIUP Perseroan Terbuka (Tbk)
(2) Apabila SP-SIUP Model A dinilai belum lengkap dan benar, Pejabat Penerbit
SIUP/Pejabat yang ditunjuk membuat surat penolakan pemberian SIUP
kepada pemohon SIUP paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak
diterimanya SP-SIUP Model A, dengan menggunakan Formulir Model C
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan ini.
(3) Pemohon SIUP yang ditolak permohonannya dapat mengajukan kembali
permohonan SIUP sesuai persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan ini.

Pasal 14

(1) Perusahaan yang telah memiliki SIUP selambat-lambatnya dalam jangka


waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterbitkan SIUP wajib
mendaftarkan perusahaannya dalam Daftar Perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan.
(2) Khusus untuk perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas, pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan dalam waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pengesahan atau persetujuan diberikan.
BAB V
PEMBUKAAN KANTOR CABANG / PERWAKILAN PERUSAHAAN

Pasal 15

(1) Pemilik SIUP atau pengurus Perusahaan yang telah memiliki SIUP yang
akan membuka Kantor Cabang/Perwakilan Perusahaan, wajib melapor
secara tertulis kepada Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk di tempat
kedudukan Kantor Cabang/Perwakilan Perusahaan.
(2) Laporan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilengkapi
dengan dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Copy SIUP Kantor Pusat Perusahaan yang telah dilegalisir oleh Pejabat
Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk;
b. Copy Akta Notaris pembukaan Kantor Cabang/Perwakilan
Perusahaan;dan
c. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan surat penunjukkan sebagai
Penanggung Jawab Kantor Cabang/Perwakilan Perusahaan.
(3) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya laporan
dan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) secara lengkap
dan benar, Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk
mencatat/mendaftarkan dalam Buku Register Pembukaan Kantor
Cabang/Perwakilan Perusahaan dan membubuhkan tanda tangan, cap
stempel pada copy SIUP Perusahaan Pusat sebagai bukti bahwa SIUP
dimaksud berlaku juga bagi Kantor Cabang/Perwakilan Perusahaan.

BAB VI
PERUBAHAN PERUSAHAAN

Pasal 16

(1) Setiap perubahan data Perusahaan termasuk perubahan modal, kekayaan


bersih, jumlah dan atau kepemilikan saham, Perusahaan wajib mengajukan
Surat Permohonan perubahan SIUP secara tertulis kepada Pejabat Penerbit
SIUP/Pejabat yang ditunjuk, paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak
terjadi perubahan.
(2) Terhadap perubahan data Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Perusahaan wajib mengajukan permohonan perubahan SIUP Kecil/
Menengah/Besar/Perusahaan Terbuka (Tbk) dengan mengisi Formulir SP-
SIUP Model A.
(3) Terhadap perubahan data Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk mengeluarkan Surat
Persetujuan Perubahan SIUP dengan menggunakan Formulir Model D
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan ini.

Pasal 17

(1) Dalam hal SIUP hilang, rusak atau tidak terbaca, Perusahaan yang
bersangkutan harus mengajukan permohonan penggantian SIUP kepada
Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk di wilayah kerjanya untuk
memperoleh SIUP Pengganti.
(2) Permohonan penggantian SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan dengan dilengkapi:
a. Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian setempat; atau
b. SIUP asli yang rusak atau tidak terbaca.
(3) Paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya surat
permohonan penggantian SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk, menerbitkan SIUP pengganti,
dengan membubuhkan kata pengganti di sebelah kiri atas halaman pertama
Formulir SIUP Model B.

BAB VII
BIAYA

Pasal 18

(1) Setiap Perusahaan yang mengajukan permohonan SIUP dikenakan Biaya


Admistrasi untuk :
a. SIUP Kecil paling banyak Rp. 100.000,-(seratus ribu rupiah).
b. SIUP Menengah paling banyak Rp. 150.000,-(seratus lima puluh ribu
rupiah).
c. SIUP Besar paling banyak Rp. 300.000,-(tiga ratus ribu rupiah).
d. SIUP Perseroan Terbuka (Tbk) paling banyak Rp. 300.000,- (tiga ratus
ribu rupiah).
(2) Besaran pengenaan biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a,
huruf b, huruf c dan huruf d merupakan pedoman bagi Pemerintah Daerah
Propinsi, Kabupaten/Kota dalam menentukan besaran biaya.
(3) Permohonan SIUP untuk Pedagang Keliling, Pedagang Asongan, Pedagang
Pinggir Jalan atau Pedagang Kaki Lima dibebaskan dari Biaya Administrasi .
BAB VIII
PELAPORAN

Pasal 19

(1) Pemilik SIUP atau pengurus Perusahaan yang telah memiliki SIUP wajib
menyampaikan Laporan Kegiatan Perusahaan kepada Pejabat Penerbit
SIUP/Pejabat yang ditunjuk
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh :
a. Pemilik SIUP Kecil dengan modal dan kekayaan bersih seluruhnya di
atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp. 200.000 000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, setiap 1 (satu) tahun sekali selambat-lambatnya
pertanggal 31 Januari tahun berikutnya.
b. Pemilik SIUP Menengah dan SIUP Besar sebanyak 2 (dua) kali dalam
setahun.
c. Pemilik SIUP Perseroan Terbuka (Tbk) sebanyak 2 (dua) kali dalam
setahun.
(3) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan
huruf c dilakukan dengan jadwal sebagai berikut:
a. Laporan Pertama selambat-lambatnya setiap tanggal 31 Juli tahun
berjalan;
b. Laporan Kedua selambat-lambatnya setiap tanggal 31 Januari tahun
berikutnya.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c
disampaikan dengan menggunakan Formulir Model E, sebagaimana
tercantum dalam Lampiran V Peraturan ini.
(5) Pemilik SIUP Kecil yang modal dan kekayaan bersih seluruhnya di bawah
Rp. 50.000.000; (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, dikecualikan dari kewajiban menyampaikan laporan kegiatan
perusahaan.

Pasal 20

Pemilik SIUP atau pengurus perusahaan yang telah memiliki SIUP wajib
memberikan laporan dan data/informasi mengenai pelaksanaan kegiatan usaha,
sewaktu-waktu apabila diminta oleh Menteri atau Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat
yang ditunjuk.
Pasal 21

(1) Pemilik SIUP atau pengurus perusahaan yang telah memiliki SIUP yang tidak
melakukan kegiatan usaha selama 6 (enam) bulan berturut-turut atau
menutup perusahaannya wajib menyampaikan laporan secara tertulis
kepada Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk disertai alasan
penutupan dan mengembalikan SIUP asli.
(2) Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk yang menerima laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengeluarkan Keputusan Penutupan
Perusahaan dengan menggunakan Formulir Model F sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VI Peraturan ini.

Pasal 22

(1) Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk menyampaikan laporan


perkembangan data penerbitan, pencabutan, penutupan perusahaan dan
informasi kegiatan usaha perdagangan kepada Direktur Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri melalui Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran
Perusahaan dengan tembusan kepada Gubernur, Bupati/Walikota, dan
Kepala Dinas yang bertanggungjawab di bidang Perdagangan tingkat
Propinsi.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan 2 (dua) kali
dalam 1 (satu) tahun dengan jadwal sebagai berikut:
a. Laporan pertama periode Januari - Juni tahun berjalan, selambat-
lambatnya setiap tanggal 31 Juli tahun berjalan.
b. Laporan kedua periode Juli - Desember tahun berjalan, selambat-
lambatnya setiap tanggal 31 Januari tahun berikutnya.

BAB IX
SANKSI

Pasal 23

(1) Pemilik SIUP atau pengurus perusahaan yang telah memiliki SIUP yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a,
Pasal 7 ayat (2), Pasal 15 ayat (1), Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 19
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Pasal 20 dan Pasal 21 ayat (1) dikenakan
sanksi administratif berupa Peringatan Tertulis oleh Pejabat Penerbit
SIUP/Pejabat yang ditunjuk.
(2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling
banyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 2 (dua) minggu
terhitung sejak tanggal pengiriman oleh Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang
ditunjuk dengan mengeluarkan Surat Peringatan Tertulis Model G,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII Peraturan ini.

Pasal 24

(1) Pemilik SIUP atau pengurus perusahaan yang telah memiliki SIUP yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2)
dikenakan sanksi administratif berupa pemberhentian sementara SIUP paling
lama 1 (satu) bulan.
(2) Pemberhentian sementara SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk dengan
mengeluarkan Keputusan Pemberhentian Sementara SIUP Model H,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII Peraturan ini.

Pasal 25

(1) Pemilik SIUP atau pengurus perusahaan yang telah memiliki SIUP yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 24
ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa Pencabutan SIUP.
(2) Pencabutan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk dengan mengeluarkan
Keputusan Pencabutan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Model I,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX Peraturan ini.

Pasal 26

Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 5 ayat (1)
huruf b dan huruf c, dan Pasal 14 dikenakan sanksi sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

BAB X
KETENTUAN LAIN

Pasal 27

(1) Perusahaan yang telah dicabut SIUP-nya, dapat mengajukan keberatan


kepada Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal pencabutan.
(2) Pejabat Penerbit SIUP/Pejabat yang ditunjuk, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya
permohonan keberatan, dapat menerima atau menolak keberatan secara
tertulis disertai alasan-alasan.
(3) Dalam hal permohonan keberatan diterima, SIUP yang telah dicabut,
diterbitkan kembali.

Pasal 28

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan yang


mempunyai sifat kekhususan atau profesi seperti Jasa Survey, Penjualan
Langsung (Direct Selling), Pasar Modern, Penjualan Minuman Beralkohol,
Penjualan Bahan Berbahaya wajib memiliki Izin usaha khusus yang diatur dalam
Peraturan Perundang-undangan lain.

Pasal 29

(1) Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri melakukan pembinaan dan


pengawasan terhadap pelaksanaan penerbitan SIUP.
(2) Dinas yang bertanggungjawab di bidang Perdagangan tingkat Propinsi
melakukan tugas pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
penerbitan SIUP di wilayah kerjanya.

Pasal 30

Ketentuan pelaksanaan dan hal-hal teknis yang belum diatur dalam Peraturan
Menteri ini, ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri, Departemen Perdagangan.

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 31

(1) Perusahaan yang mengajukan permohonan untuk memiliki SIUP yang


sedang dalam proses penyelesaian sebelum ditetapkan Peraturan ini, wajib
mengajukan kembali permohonan baru kepada Pejabat Penerbit
SIUP/Pejabat yang ditunjuk sesuai ketentuan dalam Peraturan ini.
(2) Perseroan Terbuka yang memiliki saham asing paling banyak 49% dari
jumlah seluruh saham perusahaan sebelum berlaku Peraturan ini, diberi
waktu paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak ditetapkan Peraturan ini
untuk memiliki SIUP Perseroan Terbuka (Tbk).
Pasal 32

Perseroan Terbuka apabila sebelumnya telah memiliki SIUP sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dinyatakan batal
dan tidak berlaku lagi sejak diterbitkannya SIUP Perseroan Terbuka (Tbk).

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Menteri Perindustrian dan


Perdagangan Nomor 289/MPP/Kep/10/2001 tentang Ketentuan Standar
Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku lagi.

Pasal 34

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan ini


dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Maret 2006

MENTERI PERDAGANGAN RI

ttd

MARI ELKA PANGESTU

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Hukum
Departemen Perdagangan

Djunari I Waskito
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 09/M-DAG/PER/3/2006
TANGGAL : 29 Maret 2006

DAFTAR LAMPIRAN

1. LAMPIRAN I : Formulir Model A, Surat Permohonan Surat Izin Usaha


Perdagangan (SP-SIUP).

2. LAMPIRAN II : Formulir Model B, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)


Kecil/Menengah/Besar/ Perseroan Terbuka (Tbk).

3. LAMPIRAN III : Formulir Model C, Surat Penolakan SP-SIUP.

4. LAMPIRAN IV : Formulir Model D, Surat Persetujuan Perubahan SIUP.

5. LAMPIRAN V : Formulir Model E, Laporan Periodik Kegiatan Usaha


Perdagangan.

6. LAMPIRAN VI : Model F, Keputusan Penutupan Perusahaan.

7. LAMPIRAN VII : Model G, Surat Peringatan Tertulis.

8. LAMPIRAN VIII : Model H, Keputusan Pemberhentian Sementara Surat Izin


Usaha Perdagangan (SIUP).

9. LAMPIRAN IX : Model I, Keputusan Pencabutan Surat Izin Usaha Perdagangan


(SIUP).

MENTERI PERDAGANGAN R.I.

ttd

MARI ELKA PANGESTU


Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum
Departemen Perdagangan

Djunari I Waskito
Model A
Diisi oleh Pemohon

Diisi oleh Pejabat

Perset : Kepada
ujuan : Yth. Gubernur DKI/Bupati/Walikota cq.
Nomor : Dinas…………..Kabupaten/Kota………………………………………
Tangg …………………………………………………………
al
……………………………………………
di -
……………………..

SURAT PERMOHONAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN


(KECIL/MENENGAH/BESAR/PERSEROAN TERBUKA*)
Diisi/diketik dengan huruf cetak

Nomor :……………………………….. Tanggal


:………………………..

I. Maksud permohonan 1. Memperoleh/Memperpanjang SIUP


(Lingkari angka yg diinginkan) 2. Perubahan Pemilikan Perusahaan
3. Perubahan Alamat Perusahaan
4. Perubahan Nama Perusahaan
5. Perubahan Bentuk Perusahaan
6. Perubahan Kelembagaan
7. Perubahan Modal & Kekayaan Bersih
8. Perubahan Barang/Jasa Dagangan
9. Perubahan Kegiatan Usaha

II. Identitas Perusahaan

1. Nama : …………………………………………

2. Bentuk : PT/Koperasi/CV/Firma/Perorangan*)

3. Alamat : …………………………………………

…………………………………………
…………………………………………

Telp/Fax No.…………………………………………

4. Status Tempat Usaha : Milik sendiri/sewa/kontrak/cara lain *)

5. Nomor Pokok Wajib Pajak : …………………………………………..

6. Surat Izin Tempat Usaha :……………………………………………

III. Identitas Penanggungjawab/Direktur Utama/Pemilik Perusahaan

1. Nama Lengkap : ……………………………………………


2. Tempat Tgl Lahir : ……………………………………………
3. Alamat rumah/tempat tinggal : …………………………………………….
4. Suami/Istri*)
a. Nama : …………………………………………….
b. Kewarganegaraan : …………………………………………….

IV. Legalitas Perusahaan

1. Perusahaan Berbentuk Perseroan Terbatas

1. Akta Pendirian
a. Nama Notaris : ……………………………………………
b. Nomor & tgl Akta : ……………………………………………
c. Nomor & tgl SK. Penge-
sahan Badan Hukum : ……………………………………………

2. Akta Perubahan
a. Nama Notaris : ……………………………………………
b. Nomor & tgl Akta : ……………………………………………
c. Nomor & tgl SK. Penge-
sahan Badan Hukum : ……………………………………………

2. Perusahaan Berbentuk Koperasi

Akta Pendirian
1. Nomor/tanggal Akta :……………………………………………..

2. Nomor/tanggal pengesahan : ……………………………………………

3. Perusahaan Perorangan, CV, Firma

Akta Pendirian
1. Nomor/tanggal Akta :……………………………………………..

2. Nomor/tanggal pengesahan/ : ……………………………………………


pencatatan

V. Modal dan Nilai kekayaan bersih : Rp…………..……………………


Perusahaan seluruhnya, tidak
termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha

Komposisi Kepemilikan Saham


(Khusus untuk Perusahaan
Perseroan Terbuka)
1. Badan Hukum dan atau Warga :Rp......................................( %)
Negara Asing
2. Nasional :Rp.......................................( %)

VI. Kegiatan Usaha :

1. Kelembagaan : …………………………………….

2. Bidang usaha (sesuai KBLI) : …………………………………….


(5 (lima) Digit)
……………………………………..

3. Jenis barang/jasa dagangan utama : ……………………………………..


……………………………………..
……………………………………..
3. Merek dan No. Pendaftaran HKI : ………………………………………

VII. Hubungan dengan Bank :

1. Bank Dalam Negeri :


1. a. Nama :………………………………
b. Alamat : ………………………………

2. a. Nama :………………………………
b. Alamat : ………………………………

2. Bank Luar Negeri :

1. a. Nama :………………………………
b. Alamat : ………………………………

2. a. Nama :………………………………
b. Alamat : ………………………………

Demikian Surat Permohonan SIUP ini kami buat dan isi dengan
sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata data/informasi dan keterangan
tersebut di atas tidak benar atau palsu, kami menyatakan bersedia untuk dicabut
SIUP yang telah diterbitkan dan dituntut sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

……………………………………….
Nama dan Tanda tangan
Penanggungjawab/Direktur
Utama/Pemilik Perusahaan

cap perusahaan dan materai


cukup

……………………………………….
Penggunaan Lembar SP-SIUP :

1. Lembar Pertama : Pejabat Penerbit SIUP


2. Lembar Kedua : Perusahaan yang bersangkutan
3. Lembar Ketiga : Dinas .....Tingkat Propinsi

Catatan :
*) Coret yang tidak perlu;
Kertas Warna
Putih/Biru/Kuning/Hija Model B
u
Diisi oleh Nomor Seri
Pejabat
KOP SURAT
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA …
REPUBLIK INDONESIA

SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN


(KECIL/MENENGAH/BESAR/PERSEROAN TERBUKA (TBK)*)
Nomor:
Nama : ……………………………………………..
Perusahaan
Alamat Kantor : ……………………………………………..
Perusahaan ……………………………………………..
No. Telp. …………… No. Fax …………..
Nama : …………………………………………….
Penanggung
Jawab
Alamat Rumah : …………………………………………….
Penanggung …………………………………………….
Jawab No. Telp/Fax. ……………………………….
Nomor Pokok : …………………………………………….
Wajib Pajak
Modal dan : ……………
kekayaan RR…………………………………………………………………………………………
bersih
Perusahaan
seluruhnya
tidak termasuk
tanah dan
bangunan

Komposisi
Kepemilikan
Saham **) ………………

1. Badan ………………
Hukum
dan atau
Warga
Negara
Asing.
2. Nasional

Kegiatan : ……………………………………………
Usaha

Kelembagaan : ……………………………………………

Bidang Usaha : ……………………………………………..

Jenis : …………………………………………….
Barang/Jasa
Dagangan
Utama
…………………………………………….

SIUP diterbitkan dengan ketentuan :


1. SIUP berlaku untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan di seluruh wilayah
Republik Indonesia selama perusahaan masih menjalankan kegiatan usaha
perdagangan.
2. Perusahaan wajib menyampaikan laporan kegiatan usaha perdagangan secara
periodik.
3. SIUP tidak berlaku untuk melakukan kegiatan usaha Perdagangan Berjangka
Komoditi, Jasa Survey, Penjualan Langsung (Direct Selling), Pasar Modern,
Penjualan Minuman Beralkohol dan Penjualan Bahan Berbahaya.
4. SIUP tidak berlaku untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan selain yang
tercantum di dalam SIUP ini.
5. Perusahaan wajib mendaftar ulang SIUP pada tanggal …………………….

Diterbitkan di
Pada tanggal ……….

Pas Photo PEJABAT


(4 x 6 cm) PENERBIT SIUP

………………………..……………

*) Coret yang tidak perlu


**) Khusus untuk Perusahaan Perseroan Terbuka (Tbk)

Tembusan :
1. Bupati/Walikota......(sebagai laporan);
2. Kepala Dinas (yang bertanggungjawab di bidang Perdagangan) Propinsi
Model C

KOP SURAT
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA...
REPUBLIK INDONESIA

Nomor : Tempat dan tanggal


Lampiran :
Perihal : Penolakan Permohonan Kepada Yth.
SIUP. ………………………………………..
………………………………………..
di
…………………………….

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas permohonan Saudara


dengan SP-SIUP Nomor……Tanggal…….atas nama
(Perusahaan)…….ternyata belum lengkap dan benar sehingga tidak
dapat diproses untuk penerbitan SIUP.
Kekurangan dimaksud adalah :
1. …………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………

Apabila Saudara tetap berkeinginan untuk memiliki SIUP maka Saudara


harus melengkapi kekurangan tersebut diatas dalam waktu
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak
dikeluarkan surat penolakan.

Demikian, untuk menjadi perhatian Saudara.

PEJABAT PENERBIT SIUP

Tembusan :
1. Bupati/Walikota..............(Sebagai laporan)
2. Kepala Dinas (yang bertanggungjawab dibidang Perdagangan) Propinsi
Model D

KOP SURAT
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA.....
REPUBLIK INDONESIA

Nomor : Tempat, tanggal


Lampiran :
Perihal : Persetujuan Perubahan Kepada Yth.
Data SIUP Kecil/Menengah/ ………………………………………..
Besar/Perseroan Terbuka ………………………………………..
di
…………………………….

Sehubungan dengan surat Saudara Nomor…….………….


tanggal ……… perihal laporan perubahan perusahaan atas nama
………………….., dengan ini kami memberikan persetujuan atas
perubahan tersebut sebagai berikut :
Data Lama :
……………………………………………………………………………….

Data Baru :
………………………………………………………………………………..

Persetujuan Perubahan ini merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dengan SIUP Kecil/Menengah/Besar/Perseroan Terbuka
(Tbk) Nomor…….tanggal………..

Demikian, untuk menjadi maklum.

PEJABAT PENERBIT SIUP

Tembusan :
1. Bupati/Walikota.......
2. Kepala Dinas (yang bertanggungjawab dibidang perdagangan) Propinsi ………
Model E

LAPORAN PERIODIK KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN


PERIODE Tahun ………..
1. Nama Perusahaan :
2. Alamat :
3. Nomor SIUP :

Nama Jenis barang / Volume Nilai Jumlah tenaga kerja Permasalahan Modal
NO. Merek Keterangan
jasa yang diperdagangkan Penjualan Penjualan (orang) Yang Dihadapi Asing/Nasional*)
(Rp) Lokal Asing

*) Khusus untuk Perseroan Terbuka (Tbk)


Model F

KOP SURAT
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA....
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN
PEJABAT PENERBIT SIUP
00000000000000000000
Nomor :

TENTANG
PENUTUPAN PERUSAHAAN

Menimbang : bahwa berhubung (nama Perusahaan) telah menghentikan


kegiatan usahanya, maka dipandang perlu menutup
perusahaan tersebut:

Mengingat : 1. Bedrijfsreglementerings Ordonantie 1934 (Staatsblad. 1938


Nomor 86);
2. Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3214);
3. Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1957 tentang
Penyaluran Perusahaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1957 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1144) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah No. 53 Tahun 1957 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1467);
4. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor ...../M-
DAG/PER/..../2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan;

Memperhatika : 1. ……………………………………………………………………
n .
2. ……………………………………………………………………
..
3. ……………………………………………………………………
..
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Menutup Perusahaan tersebut di bawah ini

1. Nama Perusahaan :
2. Alamat Perusahaan :
3. Nama Penanggungjawab :
4. Nomor SIUP :

KEDUA : Dengan ditutupnya perusahaan sebagaimana dimaksud pada


Diktum PERTAMA Keputusan ini, maka Perusahaan yang
bersangkutan dilarang untuk melakukan kegiatan usaha
perdagangan terhitung mulai tanggal ditetapkan Keputusan
ini.

KETIGA : SIUP harus dikembalikan kepada Instansi yang menerbitkan


SIUP.

KEEMPAT : Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud


Diktum KEDUA Keputusan ini dikenakan sanksi tindak pidana
ekonomi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di
pada tanggal

PEJABAT PENERBIT SIUP

Tembusan :
1. Bupati/Walikota......(sebagai laporan)
2. Kepala Dinas (yang bertanggungjawab di bidang perdagangan) Propinsi ..........
Model G

KOP SURAT
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA.....
REPUBLIK INDONESIA

Nomor : Tempat, tanggal


Lampiran :
Perihal : Peringatan ke….Tentang Kepada Yth.
Ketentuan Pelaksanaan ………………………………………..
SIUP ………………………………………..
Kecil/Menengah/Besar di
/Perseroan Terbuka (Tbk) …………………………….

Sesuai dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor


……….…………. tanggal ……… atas nama (perusahaan)
………………….., dan setelah diadakan pemeriksaan dan penelitian,
bahwa perusahaan Saudara ternyata tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
09/M-DAG/PER/3/2006, antara lain :
5. …………………………………………………………………………
6. …………………………………………………………………………
7. …………………………………………………………………………
8. …………………………………………………………………………

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami minta agar Saudara dalam
waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak dikeluarkan surat ini,
sudah memenuhi ketentuan SIUP yang berlaku dan
melaporkannya kepada kami pada kesempatan pertama.

Demikian, untuk menjadi perhatian Saudara.

PEJABAT PENERBIT SIUP

Tembusan :
1. Bupati/Walikota.......
2. Kepala Dinas (yang bertanggungjawab di bidang Perdagangan) Propinsi
Model H

KOP SURAT
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA.....
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN
PEJABAT PENERBIT SIUP

NOMOR : 00000000000000000000

TENTANG
PEMBERHENTIAN SEMENTARA SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

Menimbang : bahwa berdasarkan penelitian dan pemeriksaan terhadap


pelaksanaan kegiatan usaha perdagangan sebagaimana
tercantum dalam SIUP Nomor ……………… tanggal
……………… atas nama …………….., bergerak dalam
kegiatan usaha………..yang beralamat di ………………..,
ternyata tidak memenuhi persyaratan dan ketentuan yang
telah ditetapkan sehingga SIUP yang bersangkutan perlu
diberhentikan sementara;

Mengingat : 1. Bedrijfsreglementerings Ordonantie 1934 (Staatsblad.


1938 Nomor 86);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1955 tentang
Pengusutan, Penindakan dan Peradilan Tindak Pidana
Ekonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1955 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 801) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 1964 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1964 Nomor 101, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2692);
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib
Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3214);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1957 tentang
Penyaluran Perusahaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1957 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1144) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah No. 53 Tahun 1957 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 1467);
5. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor ..../M-DAG/PER/.../2006 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan;

Memperhatikan : 1. …………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………….

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Memberhentikan sementara SIUP Nomor …………………


tanggal ………………… atas nama . …………………… yang
bergerak dalam kegiatan usaha perdagangan.......yang
berlokasi di.....

KEDUA : Dengan diberhentikan sementara SIUP sebagaimana


dimaksud pada Diktum PERTAMA, Perusahaan yang
bersangkutan dilarang untuk melakukan kegiatan usaha
perdagangan……. terhitung sejak tanggal ditetapkannya
pemberhentian sementara SIUP ini.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di
pada tanggal

PEJABAT PENERBIT SIUP

Tembusan :
1. Bupati/Walikota.........
2. Kepala Dinas (yang bertanggung jawab di bidang perdagangan) Propinsi
Model I

KOP SURAT
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA....
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN
PEJABAT PENERBIT SIUP

NOMOR : 00000000000000000000

TENTANG
PENCABUTAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

Menimbang : bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dan penelitian


terhadap pelaksanaan kegiatan usaha perdagangan
sebagaimana tercantum dalam SIUP Nomor ………………
tanggal ……………… atas nama …………….. beralamat di
……………….., ternyata tidak memenuhi persyaratan dan
ketentuan yang telah ditetapkan sehingga SIUP yang
bersangkutan perlu dicabut.

Mengingat : 1. Bedrijfsreglementerings Ordonantie 1934 (Staatsblad.


1938 Nomor 86);
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 1955 tentang Pengusutan,
Penindakan dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955
Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 801) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 1964 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1964 Nomor 101, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2692);
3. Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3214);
4. Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1957 tentang
Penyaluran Perusahaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1957 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1144) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah No. 53 Tahun 1957 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 1467);
5. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor …./M-
DAG/PER/.../2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan;

Memperhatika : 4. …………………………………………………………………
n ….
5. …………………………………………………………………
…..
6. …………………………………………………………………
…..

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Mencabut SIUP Nomor ………………… tanggal


………………… atas nama ……………………., yang
bergerak dalam kegiatan usaha perdagangan………..yang
beralamat di ……………………………….

KEDUA : Dengan dicabutnya SIUP sebagaimana dimaksud pada


Diktum PERTAMA, maka Perusahaan yang bersangkutan
dilarang untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di
pada tanggal

PEJABAT PENERBIT SIUP

Tembusan :
1. Bupati/Walikota........
2. Kepala Dinas (yang bertanggungjawab dibidang perdagangan) Propinsi ……;

Anda mungkin juga menyukai