TEORI PERILAKU
Definisi Perilaku
Dalam sebuah buku yang berjudul Perilaku Manusia, Drs. Leonard F. Polhaupessy,Psi menguraikan:
Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku.
Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, perilaku dapat dibedakan menjadi:
1. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (cover).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
Domain Perilaku
Faktor faktor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku.
:
1. Faktor internal
Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
Lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, 2. Faktor politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang dominan yang eksternal mewarnai perilaku seseorang.
Interest
Evaluation
Trial
Adoption
Perilaku Sehat
Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi:
Pengetahuan Kesehatan
Mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
Praktek Kesehatan
Semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.
Antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat.
Enabling factor
Antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, dan sumber daya manusia.
Reinforcing factor
Yaitu faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang dikarenakan adanya sikap suami/istri, orang tua, tokoh masyarakat, atau petugas kesehatan.
Tujuan utama dari cuci tangan secara higienis adalah untuk menghalangi transmisi patogen-patogen kuman dengan cepat dan secara efektif (Curtis, 2003). Kebersihan tangan yang tidak memenuhi syarat juga berkontribusi menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti Salmonella dan infeksi E.coli.
5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus di perhatikan, yaitu:
Sebelum makan Sebelum menyiapkan makanan Setelah buang air besar Setelah menceboki bayi/anak Setelah memegang unggas/hewan
Waktu lain yang juga penting dan harus dilakukan cuci tangan, yaitu:
Sebelum menyusui bayi Setelah batuk/bersin dan membersihkan hidung Setelah membersihkan sampah Setelah bermain di tanah atau lantai (terutama bagi anak-anak)
Manfaat mencuci tangan yang baik dan benar : Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan Mencegah penularan penyakit, seperti disentri, flu burung, flu babi, typhus, dll Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman
Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun seperlunya Bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan Bersihkan tangan pakai lap bersih.
Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :
Pemikiran dan perasaan
Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan lain-lain.
Sumber-sumber daya
Yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga kerja, ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif.
Kebudayaan
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan