Anda di halaman 1dari 15

Kerangka Acuan Kerja

Praktek

Topik:
Sistem Informasi
Profile Data Kehutanan Kabupaten/Kota
Departemen Kehutanan

Oleh:
Antonius Hendra 0606101194
Ferdian Jovan 0606101351
Randy Oktavianus 0606101881

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS INDONESIA
2009

1|Page
Pelaksana

Dalam melakukan kerja praktek pada Departemen Kehutanan, kami


tergabung dalam satu tim yang terdiri dari:

1. Nama : Antonius Hendra

NPM : 0606101194

Fakultas : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia

E-mail : antonius.hendra@ui.ac.id

2. Nama : Ferdian Jovan

NPM : 0606101935

Fakultas : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia

E-mail : ferdian.jovan@ui.ac.id

3. Nama : Randy Oktavianus

NPM : 0606101881

Fakultas : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia

E-mail : randy.oktavianus@ui.ac.id

Tempat Kerja
Praktek

Nama : Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal


Departemen Kehutanan
Alamat : Gedung Manggala Wanabakti
Jalan Gatot Soebroto
Senayan Jakarta
Indonesia
Penyelia : Ir. Nurdwiyati
Jabatan Penyelia : Kepala Sub Bagian Penyajian Data
E-mail : nunungku@gmail.com
2|Page
Waktu Pelaksanaan : 18 Juni 2009 – 31 Agustus 2009 (11 minggu)

3|Page
Topik
Judul topik kerja praktik kami adalah PROFILE DATA KEHUTANAN
KABUPATEN/KOTA Departemen Kehutanan Tahun 2009

Profil Departemen Kehutanan


Departemen Kehutanan merupakan suatu Organisasi pemerintahan
yang bergerak pada bidang pelestarian, pengelolaan hutan di seluruh
wilayah Indonesia. Departemen ini dipimpin oleh seorang Mentri yang
berkantor pusat di gedung Manggala Wanabakti jalan Gatot Soebroto
Jakarta.

Pendirian Departemen kehutanan berawal pada pembentukan Jawatan


Kehutanan. Jawatan Kehutanan terbentuk pada tahun 1945 ketika
Indonesia baru saja berdiri. Tampak bahwa sumber daya hutan
merupakan sumber daya yang penting bagi negara, sehingga diawal
berdirinya Indonesia sudah dibentuk suatu lembaga yang melakukan
pengelolaan terhadap hutan di Indonesia. Kemudian dibentuklah Dinas
Kehutanan pada setiap provinsi pada tahun 1957. Dinas Kehutanan
merupakan suatu proses desentralisasi pengelolaan hutan dimana
setiap provinsi memiliki otoritas untuk mengatur hutan di wilayahnya.
Pada tahun 1974 Jawatan Kehutanan di ubah menjadi Direktorat
Jendral Kehutanan yang berada di bawah Departemen Pertanian.
Kemudian Pada Tahun 1983 dibentuk Departemen Kehutan yang berdiri
secara mandiri dan dipimpin oleh seorang Mentri Kehutanan. Mentri
Kehutanan yang ditunjuk untuk memimpin Departemen Kehutanan
pertama kali adalah Soedjarwo.

Departemen Kehutana memiliki andil yang cukup besar terhadap


pembangunan negara. Hutan merupakan penghasil devisa negara
yang cukup besar, selain itu hutan merupakan sumber daya alam yang
4|Page
menyangkut kepentingan rakyat banyak di mana hutan merupakan
suatu ekosistem yang mempengaruhi iklim di bumi dan mahkluk hidup
yang berada di dalamnya.

Departemen Kehutanan dalam melakukan tugasnya akan melakukan


koordinasi dengan instansi instansi kehutanan yang dibawahi oleh
pemerintah daerah. Dalam melakukan koordiasi tersebut dibutuhlan
suatu sistem yang mampu memberikan informasi mengenai profil data
kehutanan yang dimiliki pemerintah daerah. Sistem yang kami buat
kami harapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebur.

Struktur Organisasi
Pengerjaan proyek sistem informasi Profile Data Kehutanan
Kabupaten/Kota bekerja di Biro Perencanaan yang merupakan bagian
dari Sekretariat Jendral Departemen Kehutanan. Biro perencanaan
merupakan suatu biro baru yang merupakan pecahan dari Biro
Perencanaan dan Keuangan. Berikut adalah struktur organisasi
Departemen Kehutanan yang menaungi pengerjaan proyek ini.

5|Page
6|Page
7|Page
8|Page
Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah suatu negara yang memiliki hutan yang cukup luas.
Hutan Indonesia terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke.
Dengan besarnya daerah hutan yang harus diawasi maka diperlukan
desentralisasi dalam melakukan pengelolaan. Desentralisasi ini
berakibat pada munculnya tugas untuk pemerintah daerah untuk
melakukan pengawasan pada daerahnya.

Dengan adanya desentralisasi maka diperlukan koordinasi dengan


pemerintah pusat. Pemerintah daerah harus memberikan profile
sumber daya hutan yang dimilikinya kepada pemerintah pusat. Selain
itu informasi tersebut juga harus diketahui oleh masyarakat banyak
sehingga mereka mengetahui sumber daya hutan yang dimilikinya dan
pengelolaan hutan tersebut.

Tujuan Pengembangan

Tujuan dari pengembangan Sistem Informasi Profile data kehutanan


Kabupaten/Kota adalah:
1. Mempermudah koordinasi antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam melakukan pengawasan dan
pengelolaan sumber daya hutan
2. Mempermudah masyarakat dalam memperoleh
informasi mengenai sumber daya hutan yang dimiliki
daerah kabupatennya.

9|Page
Ruang Lingkup Kerja

Sistem Informasi Profile data Kehutanan Kabupaten / Kota adalah suatu


sistem informasi yang akan menangani informasi mengenai profile
kehutanan yang dimiliki oleh setiap kabupaten di Indonesia.

Ruang lingkup sistem ini adalah sebagai berikut :


Input yang terlibat adalah:
• Data mengenai kabupaten atau kota yang meliputi :
 Kode dari Kabupaten/kota tersebut
 Nama Kabupaten/Kota tersebut
 Luas Wilayah Kabupaten/Kota tersebut
 Propinsi letak Kabupaten/Kota tersebut
 Nama instansi Kehutanan yang terletak pada
Kabupaten/Kota tersebut
 Alamat dan no telepon instansi Kehutanan yang terletak
pada Kabupaten/Kota tersebut
 Jumlah kecamatan yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Jumlah desa/kelurahan yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Jumlah desa/kelurahan yang terletak di dalam atau
disekitar hutan
 Jumlah penduduk kabupaten/Kota tersebut

 Data Mengenai profile kehutanan Kabupaten/Kota yang


meliputi
 Luas Hutan yang terletak pada Kabupaten/Kota tersebut

10 | P a g e
 Luas Hutan Produksi yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Luas Hutan Lindung yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Luas Hutan Konservasi yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Luas cagar alam yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Luas Suaka Margasatwa yang terletak pada
Kabupaten/Kota tersebut

 Luas Taman Nasional yang terletak pada Kabupaten/Kota


tersebut
 Luas Hutan Rakyat yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Luas Hutan Adat yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Luas Hutan Kota yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Luas Hutan Mangrove yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Luas Hutan pantai yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Luas lahan kritis yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut
 Luas lahan kritis di dalam kawasan yang terletak pada
Kabupaten/Kota tersebut
 Luas lahan kritis di luar kawasan yang terletak pada
Kabupaten/Kota tersebut

11 | P a g e
 Spesies floran unggulan yang terletak pada
Kabupaten/Kota tersebut
 Spesies fauna unggulan yang terletak pada
Kabupaten.Kota tersebut
 Hasil hutan berupa kayu yang terletak pada
Kabupaten/Kota tersebut
 Hasil hutan non kayu yang terletak pada Kabupaten/Kota
tersebut

 Data mengenai Pemanfaatan hutan yang meliputi


 Jumlah IUPHHK alam dan luas daerah IUPHHK alam yang
terletak pada Kabupaten/Kota tersebut
 Jumlah IUPHHK tanaman dan luas daerah IUPHHK tanaman
yang terletak pada Kabupaten/Kota tersebut
 Jumlah HTR dan luas daerah HTR yang terletak pada
Kabupaten/Kota tersebut
 Jumlah HKM dan luas daerah HKM yang terletak pada
Kabupaten/Kota tersebut
 Jumlah Hutan Desa dan luas daerah Hutan Desa yang
terletak pada Kabupaten/Kota tersebut

 Data mengenai anggaran kehutanan yang dimiliki meliputi

 Total anggaran kehutanan yang dimiliki Kabupaten/Kota


tersebut
 APBD kehutanan yang dimiliki Kabupaten/Kota tersebut
 DAK kehutanan yang dimiliki Kabupaten/Kota tersebut
 DBH kehutanan yang dimiliki Kabupaten/Kota tersebut

12 | P a g e
Kami bertugas melakukan analisis,perancangan dan implementasii dari
subsistem ini.
Pembagian Tugas
1. Antonius Hendra Perancangan Database
2. Randy Oktavianus Halim Perancangan interface dan design
3. Ferdian Jovan melakukan analisa kebutuhan sistem dan
programmser

Metodologi
Dalam mengembangkan sistem ini kami akan menggunakan
metodologi prototyping. Dimana kami akan membuat sistem informasi
ini secara evolutioner. Dengan menggunakan metodologi ini kami
harapkana agar sistem informasi ini berhasil dibuat sesuai dengan
kebutuhan.

13 | P a g e
Jadwal
Waktu pengerjaan kerja praktek ini diestimasi membutuhkan waktu
selama 11 minggu. Berikut ini adalah jadwal pengembangan sistem
yang akan dilaksanakan:

Waktu Deskripsi Rencana Kerja


Minggu ke-1 • Analysis (Survei, analisa
permasalahan)
Minggu ke-2 • Design (Pembuatan ERD, Interface)
Minggu ke-3 • Construction (Pembuatan Data Base)
Minggu ke-4 • Testing dan Deployment
• Presentasi prototype1
Minggu ke-5 • Analysis error dan tanggapan client
Minggu ke-6 • Melakukan design ulang berdasarkan
tanggapan client
Minggu ke-7 • Construction (Fix Bugs)

Minggu ke-8 • Testing dan Deployment


• Presentasi prototype 2
Minggu ke-9 • Analysis error dan tanggapan client

Minggu ke-10 • Melakukan design ulang berdasarkan


tanggapan client
Minggu ke-11 • Construction (Fix Bugs)
Minggu ke-12 • Testing dan Deployment
• Presentasi hasil akhir

Referensi

Ngadiono (2004). “35 Tahun Pengelolaan Hutan Indonesia Refleksi dan


Prospek” Yayasan Adi Sanggoro.

Pressman, Roger S. Software Engineering A Practitioner Approach Sixth


Edition. 2005. McGraw Hill.

14 | P a g e
Yang bertanda-tangan di bawah ini menyatakan telah membaca dan
memahami isi dari Kerangka Acuan Kerja Praktek.

Penyelia Kerja Praktek,

Ir. Nur Dwiyati


Pelaksana Kerja Praktek Pelaksana Kerja Praktek Pelaksana
Kerja Paktek,

Antonius Hendra W. Ferdian Jovan


Randy Oktavianus

Dosen Pembimbing,

Dr. Indra Budi, S.Kom, M.Kom

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai