Anda di halaman 1dari 8

Ir. Djoko Luknanto M.Sc., Ph.D.

28/02/2003
Groundwater Modelling System 1
Water Resources System Water Resources System
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D.
Laboratorium Hidraulika Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil FT UGM Jurusan Teknik Sipil FT UGM
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 2 2
Siklus Hidrologi Siklus Hidrologi
aliran
air tanah
air permukaan
lapisan
kedap air
recharge
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 3 3
Penggunaan Air Penggunaan Air
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 4 4
Hydro Softwares Hydro Softwares
a
i
r

p
e
r
m
u
k
a
a
n
a
i
r

t
a
n
a
h
Manajemen DPS
SMS
GMS
WMS
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 5 5
Hydro Softwares Hydro Softwares
Surface Surface- -water Modeling System (SMS) water Modeling System (SMS)
Memodelkan hidrodinamika gerakan air Memodelkan hidrodinamika gerakan air
permukaan dan polusinya baik di sungai permukaan dan polusinya baik di sungai
maupun di laut maupun di laut
Groundwater Modeling System (GMS) Groundwater Modeling System (GMS)
Memodelkan gerakan air tanah dan polusinya Memodelkan gerakan air tanah dan polusinya
Watershed Modeling System (WMS) Watershed Modeling System (WMS)
Memodelkan manajemen Daerah Pengaliran Memodelkan manajemen Daerah Pengaliran
Sungai (DPS) untuk melakukan pengelolaan air Sungai (DPS) untuk melakukan pengelolaan air
tanah dan air permukaan tanah dan air permukaan
Groundwater Hydraulics Groundwater Hydraulics
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D.
Laboratorium Hidraulika Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil FT UGM Jurusan Teknik Sipil FT UGM
Ir. Djoko Luknanto M.Sc., Ph.D. 28/02/2003
Groundwater Modelling System 2
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 7 7
Texture Tanah dan Porositas Texture Tanah dan Porositas
a) a) Deposit sedimen seragam dg Deposit sedimen seragam dg
porositas tinggi porositas tinggi
b) b) Deposit sedimen tak Deposit sedimen tak
seragam dg porositas seragam dg porositas
rendah rendah
c) c) Deposit sedimen seragam Deposit sedimen seragam
dari batuan yang porus shg dari batuan yang porus shg
secara keseluruhan secara keseluruhan
porositasnya tinggi porositasnya tinggi
d) d) Deposit sedimen seragam Deposit sedimen seragam
yang porositasnya yang porositasnya
berkurang karena adanya berkurang karena adanya
endapan mineral endapan mineral
diantaranya diantaranya
e) e) Batuan porous karena Batuan porous karena
pengikisan pengikisan
f) f) Batuan porous karena Batuan porous karena
retakan retakan
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 8 8
Pembagian zona vertikal tanah Pembagian zona vertikal tanah
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 9 9
Distribusi Vertikal Air Tanah Distribusi Vertikal Air Tanah
muka air tanah
a
i
r

v
a
d
o
s
e
a
i
r

t
a
n
a
h
lapis kedap air
z
o
n
a

a
e
r
a
s
i
z
o
n
a
J
e
n
u
h

a
i
r
zona air tanaman
zona vadose sedang
zona kapiler
muka tanah
partikel
tanah
air
udara
Air vadose yang tertahan pada Air vadose yang tertahan pada
bidang kontak partikel tanah di bidang kontak partikel tanah di
zona tak jenuh (zona aerasi) zona tak jenuh (zona aerasi)
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 10 10
Zona Aerasi Zona Aerasi
Zona air tanaman Zona air tanaman. Air di zona ini . Air di zona ini
berada dalam keadaan tidak berada dalam keadaan tidak
jenuh, kecuali pada saat air jenuh, kecuali pada saat air
berlebih di muka tanah. Tebal berlebih di muka tanah. Tebal
zona ini tergantung dari jenis zona ini tergantung dari jenis
tanah dan tanaman. tanah dan tanaman.
Zona vadose sedang Zona vadose sedang. Ketebalan . Ketebalan
zona ini berkisar antara 0 m s/d zona ini berkisar antara 0 m s/d
ratusan meter, tergantung dari ratusan meter, tergantung dari
muka air tanah setempat. muka air tanah setempat.
Zona kapiler Zona kapiler. Zona ini berkisar . Zona ini berkisar
antara muka air tanah s/d antara muka air tanah s/d
kenaikan kapiler air didalam pori kenaikan kapiler air didalam pori
tanah. tanah.
muka tanah
zona air
tanaman
zona vadose
sedang
zona kapiler
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 11 11
Zona Jenuh Air Zona Jenuh Air
Pada daerah ini semua pori terisi air Pada daerah ini semua pori terisi air
Retensi spesifik Retensi spesifik ( (S S
r r
) rasio antara vol. air yang ) rasio antara vol. air yang
akan tinggal (setelah jenuh karena gaya berat) akan tinggal (setelah jenuh karena gaya berat)
dibagi volume bulknya dibagi volume bulknya
S S
r r
= = w w
r r
/ /V V
Specific yield Specific yield ( (S S
y y
) rasio antara vol. air (setelah ) rasio antara vol. air (setelah
jenuh) yang dapat dikeluarkan karena adanya jenuh) yang dapat dikeluarkan karena adanya
gaya berat) dibagi volume bulknya gaya berat) dibagi volume bulknya
S S
y y
= = w w
y y
/ /V V
Di dalam tanah Di dalam tanah w w
r r
+ + w w
y y
= = , dengan , dengan adalah adalah
porositas tanah yang saling berhubungan. porositas tanah yang saling berhubungan.
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 12 12
Air Tanah & Sistem Akuifer Air Tanah & Sistem Akuifer
Pengambilan air tanah Pengambilan air tanah
tergantung tergantung
kapasitas akuifer kapasitas akuifer
recharge yang masuk ke recharge yang masuk ke
akuifer. akuifer.
Jika volume pengambilan Jika volume pengambilan
melebihi volume recharge, melebihi volume recharge,
maka akan terjadi maka akan terjadi
penurunan tanah. penurunan tanah.
Akuifer
tekan
lapisan
kedap air
Akuifer
nirtekan
Sumur
dalam
Sumur
dalam
Sumur
dangkal
Akuifer
tekan
Akuifer
nirtekan
lapisan
kedap air
Air tanah
perched
sungai
sungai
Ir. Djoko Luknanto M.Sc., Ph.D. 28/02/2003
Groundwater Modelling System 3
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 13 13
Penurunan Tanah Penurunan Tanah
contoh penurunan tanah di sekitar contoh penurunan tanah di sekitar
sumur pompa sumur pompa
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 14 14
Tata guna lahan Tata guna lahan
Perencanaan tata guna tanah yang memperhatikan aspek air tanah. Perencanaan tata guna tanah yang memperhatikan aspek air tanah.
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 15 15
Tempat pembuangan sampah Tempat pembuangan sampah
Pengelolaan tempat pembuangan Pengelolaan tempat pembuangan
sampah harus memperhatikan aspek sampah harus memperhatikan aspek
air tanah air tanah
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 16 16
Air tanah perched Air tanah perched
Akuifer
nirtekan
Muka air tanah
Lapis kedap air
Air tanah perched
Muka tanah
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 17 17
Mata air Mata air
a) a) Mata air depresi terjadi Mata air depresi terjadi
karena muka tanah karena muka tanah
memotong muka air memotong muka air
tanah. tanah.
b) b) Mata air kontak terjadi Mata air kontak terjadi
karena formasi lolos air karena formasi lolos air
berada diatas formasi berada diatas formasi
kedap air yang memotong kedap air yang memotong
muka tanah. muka tanah.
c) c) Mata air artesis terjadi Mata air artesis terjadi
karena adanya tekanan karena adanya tekanan
dari akuifer tekan melalui dari akuifer tekan melalui
outcrop atau bukaan di outcrop atau bukaan di
muka tanah. muka tanah.
d) d) Mata air retakan terjadi Mata air retakan terjadi
pada daerah yang banyak pada daerah yang banyak
mengalami retakan. mengalami retakan.
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 18 18
Hukum Darcy Hukum Darcy
Q
Q

p
1
z
1

p
2
z
2

+ =

z h
p p
2
2
1
1
L
bidang acuan
tabung berisi tanah tabung berisi tanah
L
h
K Ki v

= =
v
Q = A x v
A
dialiri air dialiri air
Ir. Djoko Luknanto M.Sc., Ph.D. 28/02/2003
Groundwater Modelling System 4
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 19 19
Arah Aliran Arah Aliran
] [ ] [
1 2
pos neg K
L
h h
K
L
h
K v = =

=
L
v
h
y
x
h
2
h
1
arah aliran kekanan
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 20 20
Arah Aliran Arah Aliran
] [ ] [
1 2
neg pos K
L
h h
K
L
h
K v = =

=
L
v
h
y
x
h
2
h
1
arah aliran kekiri
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 21 21
Alat ukur Konduktivitas Hidraulik Alat ukur Konduktivitas Hidraulik
(
a
)

C
o
n
s
t
a
n
t

H
e
a
d
(
b
)

F
a
l
l
i
n
g

H
e
a
d
dh
Ath
VL
K =
dt
dh
r Q
t
2
=
h
L
h
K r Q
c
2
=
2
1
2
2
ln
h
h
t r
L r
K
c
t
=
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 22 22
Konservasi Massa 3 Konservasi Massa 3- -D D
Volume kontrol 3 Volume kontrol 3- -D D
x
y
z
q
x
debit
masuk
x x
q q +
debit keluar
z z
q q +
q
z
debit masuk
debit keluar
q
y
debit masuk
y y
q q +
debit keluar
L
L
q
q
L

= : Notasi
Proses ini terjadi Proses ini terjadi
selama selama t t
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 23 23
Konservasi Massa 3 Konservasi Massa 3- -D D
Vol. air karena aliran yang keluar Vol. air karena aliran yang keluar- -masuk di volume kontrol masuk di volume kontrol
Karena debit arah Karena debit arah x x: :
Karena debit arah Karena debit arah y y: :
Karena debit arah Karena debit arah z z: :
( )
z x y
y
v
y
y
z x v
y
y
q
y y y

( )
y x z
z
v
z
z
y x v
z
z
q
z z z

Selama proses berlangsung ( Selama proses berlangsung ( t t), maka di dalam volume kontrol akan ), maka di dalam volume kontrol akan
terjadi perubahan tekanan air ( terjadi perubahan tekanan air ( h h) yang menyebabkan kemampuan ) yang menyebabkan kemampuan
tampungnya berubah sebanding dengan Koefisien Tampung ( tampungnya berubah sebanding dengan Koefisien Tampung (S S): ):
( )
z y x
x
v
x
x
z y v
x
x
q
x x x

Persamaan dasar aliran air tanah Persamaan dasar aliran air tanah
0 =

t
h
S
z
v
y
v
x
v
z
y
x
z y x V
t
h
SV =

dengan
debit keluar masuk
volume kontrol
perubahan volume
air di volume kontrol
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 24 24
Pendekatan Linier Pendekatan Linier
Pendekatan linier yang Pendekatan linier yang
digunakan untuk digunakan untuk
memprediksi memprediksi q q
x x
(yang (yang
bergerak sebesar bergerak sebesar x x) )
dengan dengan q q
x x
=( =( q q/ / x x) )x x
sebetulnya tidak tepat sebetulnya tidak tepat
Yang lebih tepat digunakan Yang lebih tepat digunakan
adalah pendekatan adalah pendekatan
menggunakan deret Taylor: menggunakan deret Taylor:
x
y
z
q
x
debit
masuk
x x
q q +
debit keluar
x x
( ) ( ) ( )
...
!
...
! 2 ! 1
2
2
2 1
+

+ +

=
n
x
x
q x
x
q x
x
q
q
n
n
n
x
Ir. Djoko Luknanto M.Sc., Ph.D. 28/02/2003
Groundwater Modelling System 5
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 25 25
Persamaan Dasar Persamaan Dasar
Konservasi massa Konservasi massa
Hukum Darcy Hukum Darcy
0 =

t
h
S
z
v
y
v
x
v
z
y
x
z
h
K v
y
h
K v
x
h
K v
z z y y x x

=
Persamaan Dasar Aliran Air Tanah Persamaan Dasar Aliran Air Tanah
t
h
S
z
z
h
K
y
y
h
K
x
x
h
K
z
y
x

|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|

28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 26 26


Sampai di sini Bozz!! Sampai di sini Bozz!!
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 27 27
Persamaan Dasar Persamaan Dasar
Dalam akuifer anisotropis Dalam akuifer anisotropis
K K dianggap konstan dianggap konstan
t
h
S
z
h
K
z y
h
K
y x
h
K
x
z y x

= |
.
|

\
|

+
|
|
.
|

\
|

+ |
.
|

\
|

t
h
S
z
h
K
y
h
K
x
h
K
z y x

2
2
2
2
2
2
Dalam akuifer isotropis Dalam akuifer isotropis
t
h
K
S
z
h
y
h
x
h

2
2
2
2
2
2
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 28 28
Persamaan Dasar Tunak Persamaan Dasar Tunak
Dalam akuifer anisotropis Dalam akuifer anisotropis
K K dianggap konstan dianggap konstan
0 = |
.
|

\
|

+
|
|
.
|

\
|

+ |
.
|

\
|

z
h
K
z y
h
K
y x
h
K
x
z y x
0
2
2
2
2
2
2
=

z
h
K
y
h
K
x
h
K
z y x
Dalam akuifer isotropis Dalam akuifer isotropis
0
2
2
2
2
2
2
=

z
h
y
h
x
h
Persamaan
Laplace
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 29 29
Aplikasi Persamaan Laplace Aplikasi Persamaan Laplace
Rembesan di Rembesan di
bendungan bendungan
Rembesan di Rembesan di
bawah sheetpile bawah sheetpile
0
2
2
2
2
=

y
h
x
h
Contoh aplikasi
pers. Laplace
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 30 30
Aplikasi Software GMS Aplikasi Software GMS
Memodelkan aliran air tanah pada Memodelkan aliran air tanah pada
suatu kawasan suatu kawasan
Ir. Djoko Luknanto M.Sc., Ph.D. 28/02/2003
Groundwater Modelling System 6
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 31 31
Aplikasi Software GMS Aplikasi Software GMS
Penggunaan metode elemen hingga Penggunaan metode elemen hingga
dalam GMS dalam GMS
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 32 32
Aplikasi Software GMS Aplikasi Software GMS
Pengaruh Pembuangan Akhir Pengaruh Pembuangan Akhir
Sampah terhadap air tanah Sampah terhadap air tanah
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 33 33
Aplikasi Software GMS Aplikasi Software GMS
Memodelkan Memodelkan
sebaran polusi sebaran polusi
dalam air dalam air
tanah 3 tanah 3- -D (3 D (3
dimensi) dimensi)
Animasi gerakan Animasi gerakan
polutan polutan
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 34 34
Penyelesaian Persamaan Penyelesaian Persamaan
Persamaan Kuadrat Persamaan Kuadrat
x
y
c bx ax y + + =
2
x=0, y=c
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 35 35
Penyelesaian Pers. Differensial Penyelesaian Pers. Differensial
Persamaan Diff Persamaan Diff O O
1 1
Persamaan Linier Persamaan Linier
x
y
b ax
dx
dy
+ = 2
?
Berupa apa kurvanya?
Apakah linier kurvanya?
x
y
b ax y + = 2
?
Berupa apa kurvanya?
Jelas linier kurvanya!
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 36 36
Penyelesaian Persamaan Penyelesaian Persamaan
Persamaan Diff O2 Persamaan Diff O2 Persamaan Linier Persamaan Linier
x
y
a
dx
y d
2
2
2
=
?
Berupa apa kurvanya?
Apakah linier kurvanya?
x
y
a y 2 =
?
Berupa apa kurvanya?
Jelas linier kurvanya!
Ir. Djoko Luknanto M.Sc., Ph.D. 28/02/2003
Groundwater Modelling System 7
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 37 37
Penyelesaian Pers. Diff O1 Penyelesaian Pers. Diff O1
Persamaan Diff O1 Persamaan Diff O1
Kurva: keluarga parabola
( )
( )
1
2
2
2
K bx ax y
dx b ax dy
b ax
dx
dy
+ + =
+ =
+ =

x
y
Jika K
1
= c, maka
kurva semula
diperoleh
m
e
n
y
e
b
a
b
k
a
n
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 38 38
Penyelesaian Pers. Diff O2 Penyelesaian Pers. Diff O2
Persamaan Diff O2 Persamaan Diff O2
Kurva: keluarga parabola
( )
2 1
2
1
1
2
2
2
2 2
2 2
K x K ax y dx K ax dy
K ax
dx
dy
adx
dx
dy
d
a
dx
dy
dx
d
a
dx
y d
+ + = + =
+ = |
.
|

\
|
= |
.
|

\
|
= |
.
|

\
|
=


x
y
Jika K
1
= b & K
2
= c,
maka kurva semula
diperoleh
m
e
n
y
e
b
a
b
k
a
n
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 39 39
Penyelesaian Penyelesaian
Persamaan Differensial Persamaan Differensial
Penyelesaian persamaan Diff O Penyelesaian persamaan Diff O
2 2
sbb: sbb:
tidak akan kembali kepada tidak akan kembali kepada
persamaan asli: persamaan asli:
jika tidak disertai kondisi sbb: jika tidak disertai kondisi sbb:
K
1
= b & K
2
= c
2 1
2
2
2
2 K x K ax y a
dx
y d
+ + = =
c bx ax y + + =
2
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 40 40
Penyelesaian Penyelesaian
Persamaan Differensial Persamaan Differensial
Persamaan asli: Persamaan asli:
Persamaan diff yang setara dengan Persamaan diff yang setara dengan
pers. asli mempunyai bentuk: pers. asli mempunyai bentuk:
| c y b
dx
dy
a
dx
y d
x
x
= =
(

(
=
=
=
0
0
2
2
dan
2
c bx ax y + + =
2
disebut kondisi batas
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 41 41
Kondisi Batas Kondisi Batas
Kondisi batas dalam bentuk akhir: Kondisi batas dalam bentuk akhir:
Diperoleh dari syarat di depan: Diperoleh dari syarat di depan:
K
1
= b & K
2
= c
Ingat:
| c y b
dx
dy
x
x
= =
(

(
=
=
0
0
dan
2 1
2
1
dan 2 K x K ax y K ax
dx
dy
+ + = + = |
.
|

\
|
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 42 42
Fenomena Alam Fenomena Alam
Fenomena alam kebanyakan dideskripsikan Fenomena alam kebanyakan dideskripsikan
melalui persamaan differensial: melalui persamaan differensial:
Bukan persamaan sederhana eksplisit yang Bukan persamaan sederhana eksplisit yang
setara: setara:
c bx ax y + + =
2
| c y b
dx
dy
a
dx
y d
x
x
= =
(

(
=
=
=
0
0
2
2
dan
2
Ir. Djoko Luknanto M.Sc., Ph.D. 28/02/2003
Groundwater Modelling System 8
28/02/2003 28/02/2003 Luknanto@tsipil.ugm.ac.id Luknanto@tsipil.ugm.ac.id 43 43
Penyelesaian Pers. Differensial Penyelesaian Pers. Differensial
Persamaan differensial mempunyai solusi Persamaan differensial mempunyai solusi
jika disertai dengan kondisi batas jika disertai dengan kondisi batas
Tanpa kondisi batas, solusinya tidak unik Tanpa kondisi batas, solusinya tidak unik
(banyak solusi) (banyak solusi)
Contoh: Contoh:
0
2
2
2
2
=

y
h
x
h
Kondisi Batas
Pers. Dasar

Anda mungkin juga menyukai