Anda di halaman 1dari 23

HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP)

SPONSORED BY :KELOMPOK

Kelompok 8
Fitri Indriani Harry Syahputra Ivan Ilianta Michael D.O R.A Kartika H. Luthfie Avian Fuad Bagus P. Nureka Yuliani

Latar Belakang HACCP


Kualitas Pangan rendah
Penyakit dan Kematian manusia

Sistem Pengawasan Makanan (uji produk akhir)

Sistem Keamanaan Pangan HACCP

Definisi
(Hazard Analysis Critical Control Point /HACCP) Merupakan suatu tindakan preventif untuk menjamin

keamanan pangan. Mengidentifikasi berbagai bahaya yang berhubungan dengan suatu keadaan pada saat pembuatan, pengolahan atau penyiapan makanan, menilai risiko-risiko yang terkait dan menentukan prosedur pengendalian akan berdaya guna. Sehingga, prosedur pengendalian lebih diarahkan pada kegiatan tertentu yang penting dalam menjamin keamanan makanan.

History of HACCP
1971 Pertama kali diperkenalkan pada Pengawas Keamanan Makanan di AS 1980 WHO/International Commision on Microbiological Spesificationfor Foods (ICMSF) melaporkan konsep WHO 1983 WHO Eropa menyarankan HACCP 1984 National Research Council (NRC)- AS menyarankan HACCP 1988 ICMSF membukukan HACCP 1991 CODEX memasukkan HACCP 1993 WHO dan FAO terlibat dalam penerbitan petunjuk teknis CODEX menerbitkan dokumen baru 1997 Pelaksanaan HACCP merupakan syarat mutlak di Masyarakat Ekonomi Eropa. Industri pengalengan ikan dan produk ikan yang dipasarkan di AS wajib diproduksi dengan prinsipprinsip HACCP.

Sistem Jaminan Keamanan Pangan

Pedoman cara produksi makanan


yang baik (Codes of Good Hygienic or

Good Manufacturing Practice)

Pengetesan produk-akhir

Langkah-Langkah dalam HACCP


1. 2.

Identifikasi bahaya, penilaian tingkat bahaya dan resiko Penentuan titik kendali kritis untuk mengendalikan bahaya yang teridentifikasi

3.

Spesifikasi batas kritis yang menunjukkan efektifitas

pengendalian
4. 5.

Pembentukan dan penerapan prosedur pemantauan Pelaksanaan tindakan koreksi/perbaikan bila batas kritis tidak

tercapai
6. 7.

Verifikasi sistem Penyusunan dan penggunaan dokumentasi dan sistem

Identifikasi Bahaya, Penilaian tingkat Bahaya dan Resiko


Mempelajari jenis -jenis mikroorganisme, bahan kimia dan benda asing yang harus didefinisikan dan membuat diagram alir analisis bahaya tersebut Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan adalah: a. Formulasi b. Proses c. Kemasan ; adalah bahan mentah dan bahan baku yang dapat mempengaruhi keamanan dan kestabilan produk. ; adalah parameter proses pengolahan yang dapat mempengaruhi bahaya. ; adalah perlindungan terhadap kontaminasi ulang dan pertumbuhan mikroorganisme

d. Penyimpanan/penanganan; adalah waktu dan kondisi suhu serta penanganan di dapur dan penyimpanan di etalase. e. Perlakuan konsumen f. Target grup; yaitu pemakai akhir makanan tersebut (bayi, orang dewasa, lanjut usia)

Aktivitas Penentuan Titik Pengendalian Kritis (CCP)


Mengenali titik -titik yang berpotensi untuk menimbulkan, menghilangkan atau mengurangi bahaya contoh :

Spesifikasi Batas Kritis


Batas kritis adalah nilai yang memisahkan antara nilai yang dapat diterima dengan nilai yang tidak dapat diterima pada setiap CCP. Misalnya:

Tidak adanya pencemar tertentu dalam bahan mentah/baku. Standar higienis dalam ruangan pemasakan /dapur Pemisahan fasilitas yang digunakan untuk produk mentah dan untuk produk jadi/masak.

Kriteria yang sering digunakan adalah suhu, waktu, kelembaban, pH, water activity (aw), keasaman, bahan pengawet, konsentrasi garam,

viskositas, adanya zat klorin, dan parameter indera (sensory) seperti


penampilan dan tekstur.

Aktivitas Penyusunan Sistem Pemantauan


Pengecekan pengujian CCP dan dan limit prosedur pengolahan yang dalam dan

penanganan pada CCP dapat dikendalikan atau


pengamatan kritisnya terjadwal menjamin terhadap efektivitas proses untuk mengendalikan keamanan produk

Macam

pengamatan,

evaluasi,

sensorik,

pengukuran sifat fisik, pengujian kimia, pengujian

Pelaksanaan Tindakan Perbaikan


Kegiatan yang dilakukan bila berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan telah terjadi penyimpangan dalam CCP pada batas kritis tertentu atau nilai target tertentu atau ketika hasil pemantauan menunjukkan kecenderungan kurangnya pengendalian

Aktivitas Sistem Verifikasi

Sistem verifikasi mencakup berbagai aktifitas

seperti inspeksi, penggunaan metode klasik


mikrobiologis dan kimiawi dalam menguji pencemaran pada produk akhir untuk memastikan hasil pemantauan dan menelaah keluhan konsumen

Verifikasi hanya dapat memberikan tambahan


informasi untuk meyakinkan kembali kepada produsen bahwa penerapan HACCP akan

Penyimpanan Data atau Dokumentasi


Penyimpanan data merupakan bagian

penting pada HACCP. Penyimpanan


data dapat meyakinkan bahwa informasi

yang

dikumpulkan

selama

instalasi,

modikasi, dan operasi sitem akan dapat

diperoleh oleh siapapaun yang terlibat


proses, juga dari pihak luar (auditor).

Penggolongan Karakteristik Bahaya (Hazard)


Hazard A : Kelompok yang dapat menyebabkan produk yang didesain dan ditujukan untuk kelompok berisiko (bayi, lanjut usia, orang sakit, ataupun orang dengan daya tahan tubuh rendah) menjadi tidak steril. Hazard B : Produk mengandung bahan yang sensitif terhadap Hazard mikrobiologi. Hazard C : Proses yang dilakukan tidak diikuti dengan langkah pengendalian yang

Lanjutan
Hazard D : Produk terkontaminasi ulang setelah pengolahan dan sebelum pengepakan. Hazard E : Terdapat bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi atau penanganan oleh konsumen sehingga menyebabkan produk berbahaya jika dikonsumsi. Hazard F : Tidak ada proses pemanasan akhir setelah proses pengepakan atau ketika dimasak di

Pengukuran Tingkat Risiko Berdasarkan Karakteristik Hazard

Berdasarkan National Advisory Committee on Microbiol ogy Criteria for Food (1989), karakteristik hazard bisa dikelompokkan menjadi:

Kategori VI : jika produk makanan mengandung hazard A atau ditambah dengan hazard yang lain. Kategori V : jika produk makanan mengandung lima

karakteristik hazard (B,C,D,E,F). Kategori IV : jika produk makanan mengandung empat karakteristik hazard (antara B - F).

Lanjutan
Kategori III: Jika produk makanan mengandung

tiga karakteristik hazard (antara B


- F).

Kategori II : Jika produk makanan mengandung


dua karakteristik hazard (antara B - F). Kategori I : jika produk makanan mengandung satu karakteristik hazard (antara

Manfaat HACCP
1. HACCP adalah suatu pendekatan yang sistematis yang dapat diterapkan pada semua aspek dari pengamanan makanan, termasuk bahaya secara

biologi, kimia, dan fisik pada setiap tahapan dari rantai makanan mulai dari
bahan baku sampai penggunaan produk akhir. 2. HACCP dapat memberikan dasar nuansa statistik untuk mendemonstrasikan kegiatan yang dapat atau mungkin dilakukan untuk mencegah terjadi bahaya sebelum mencapai konsumen. 3. Sistem HACCP memfokuskan kepada upaya timbulnya bahaya dalam proses pengolahan makanan. 4. Penerapan HACCP melengkapi sistem pemeriksaan oleh pemerintah sehingga pengawasan menjadi optimal.

5. Pendekatan HACCP memfokuskan pemeriksaan kepada tahap kegiatan yang kritis dari proses produksi y ang langsung berkaitan dengan konsumsi makanan

6. Sistem HACCP meminimalkan risiko kesehatan yang berkaitan dengan konsumsi makanan.

7. Dapat meningkatkan kepercayaan akan keamanan makanan olahan dan karena itu mempromosikan perdagangan dan stabilitas usaha makanan (Suklan, 1998).

Studi Kasus HACCP pada buah Jeruk Siam

Studi Kasus HACCP pada buah Jeruk Siam


Pada proses pengolahan sari buah jeruk ini telah ditetapkan sebagai CCP adalah sterilisasi botol dan tutup, pasteurisasi dan penyimpanan produk sari

buah. Sedangkan yang termasuk kategori CP yaitu


sortasi, pencucian, penyaringan, pencampuran, pembotolan, dan pendinginan. Dalam pelaksanaannya, proses verifikasi sangat penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui efektifitas penerapan HACCP. Penerapan HACCP yang sesuai diharapkan akan meningkatkan kualitas dan

Anda mungkin juga menyukai