Anda di halaman 1dari 14

Kelainan Sendi Temporomandibuler DEFINISI Sendi temporomandibuler adalah 2 tempat (masing-masing di setiap sisi wajah, tepat di depan telinga),

dimana tulang temporal dari tengkorak berhubungan dengan rahang bawah (mandibula). Ligamen (jaringan ikat yang berbentuk seperti tali/pita, sebagai pengubung tulang-tulang atau pengikat alat-alat di dalam tubuh), tendon (ujung otot yang liat, yang melekat pada tulang) dan otot-otot menyokong persendian ini dan bertanggungjawab dalam pergerakan rahang. Sendi temporomandibuler merupakan sendi yang paling kompleks, sendi ini membuka dan menutup seperti sebuah engsel dan bergeser ke depan, ke belakang dan dari sisi yang satu ke sisi yang lainnya. Selama proses mengunyah, sendi ini menopang sejumlah besar tekanan. Sendi ini memiliki sebuah kartilago (tulang rawan) khusus yang disebut cakram, yang mencegah gesekan antara tulang rahang bawah dan tulang tengkorak. Kelainan pada sendi temporomandibuler bisa mengenai sendi dan otot-otot yang berada di sekitarnya. Sebagian besar penyebab dari kelainan sendi temporomandibuler adalah gabungan dari ketegangan otot dan kelainan anatomis pada sendi, kadang disertai faktor psikis. Kelainan ini paling sering terjadi pada wanita berusia 20-50 tahun. Gejala-gejalanya bisa beruba sakit kepala, nyeri tumpul pada otot-otot pengunyah dan sendi keceklik atau terkunci. Kadang nyeri lebih dirasakan di dekat sendi daripada di dalamnya. Kelainan sendi temporomandibuler bisa merupakan penyebab sakit kepala yang hilangtimbul, yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan medis yang biasa. Kelainan sendi temporomandibuler selalu didiagnosis hanya berdasarkan kepada riwayat kesehatan penderita dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaanya berupa penekanan pada bagian samping wajah atau memasukkan jari tangan ke dalam telinga penderita dan dengan hati-hati menekan ke arah depan pada saat penderita membuka dan menutup rahangnya. Juga dilakukan perabaan pada otot-otot yang digunakan untuk mengunyah, untuk menentukan adanya nyeri atau nyeri tumpul dan untuk menentukan apakah rahang menggeser ketika penderita menggigit. Teknik rontgen khusus bisa membantu menegakkan diagnosis. Jika diduga terjadi kelainan letak dari cakram, dilakukan antrogram. Walaupun sangat jarang, bisa dilakukanMRI atau CT scan untuk mengetahui mengapa penderita tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang telah dilakukan. Pemeriksaan laboratorium jarang dilakuakan. Kadang digunakan elektromiografi untuk menganalisa aktivitas otot, untuk memantau pengobatan dan untuk menegakkan diagnosis. 8% penderita membaik dalam waktu 6 bulan tanpa pengobatan.

NYERI OTOT Nyeri otot di sekitar rahang terutama disebabkan oleh penggunaan otot yang berlebihan, yang seringkali bersumber dari stres psikis yang menyebabkan penderita mengatupkan atau mengertakan giginya (bruksisme). Pada umumnya orang dapat meletakkan ujung jari telunjuk, jari tengah dan jari manisnya secara vertikal pada ruang antara diantara bagian atas dan bawah gigi depan tanpa tekanan. Tetapi jika terdapat kelainan otot-otot di sekitar sendi temporomandibuler, ruang tersebut biasanya menjadi lebih kecil. Biasanya timbul rasa nyeri yang sangat ringan pada sendi. Tetapi penderita lebih sering merasakan nyeri pada kedua sisi wajah selama terjaga atau sepanjang hari, setelah saat-saat yang menegangkan. Nyeri ini merupakan akibat kejang otot yang disebabkan oleh pengatupan otot dan pengertakan gigi yang berulang-ulang. Orang-orang yang menyadari bahwa mereka melakukan gerakan mengatupkan atau mengertakan giginya dapat menghentikan kebiasaan ini. Biasanya pengobatan utama adalah pembidaian. Pembidaian mengurangi pengatupan dan pengertakan, sehingga otot-otot rahang dapat beristirahat dan sembuh kembali. Pembidaian juga dapat merncegah kerusakan gigi karena penekanan yang luar biasa ketika penderita mengatupkan atau mengertakan giginya. Terapi fisik yang dilakukan bisa berupa; 1. Pengobatan ultrasonik. Merupakan suatu metode dimana diberikan panas kepada daerah yang nyeri. Jika dihangatkan dengan ultrasonik, pembuluh darah akan melebar dan darah bisa lebih cepat mengangkut asam laktat yang terkumpul, yang menyebabkan timbulnya nyeri otot. 2. Electromyographic biofeedback. Teknik ini memantau aktivitas otot dengan sebuah meteran. Penderita berusahan untuk mengendurkan seluruh tubuh atau otot tertentu sambil melihat ke meteran. Dengan cara ini, penderita belajar untuk mengendalikan atau mengendurkan otot tertentu. 3. Obat semprot dan latihan peregangan. Menyemprotkan pendingin kulit pada pipi dan pelipis dapat meregangkan otot-otot rahang. 4. Pemijatan gesekan. Handuk yang kasar digesekkan diatas pipi dan pelipis untuk meningkatkan peredaran darah dan mempercepat pengangkutan asam laktat. 5. Perangsangan saraf elektrik transkutaneus. Digunakan sebuah alat yang merangsang serat-serat saraf yang tidak menyalurkan nyeri. Impuls (rangsangan hantaran saraf) yang terjadi diduga akan menghalangi impuls nyeri yang dirasakan oleh penderita.

Mengatasi stres seringkali membawa perubahan yang drastis. Obat-obatan yang diberikan bisa berupa obat yang melenturkan otot, untuk menghilangkan sesak dan nyeri. Tetapi pemberian obat tidak bersifat menyembuhkan, dan tidak dianjurkan pada orang lanjut usia dan hanya diberikan dalam waktu yang singkat (biasanya 1 bulan atau kurang). Obat pereda nyeri (misalnya anti peradangan non-steroid, contohnya aspirin) juga bisa mengurangi nyeri. Obat tidur kadang diberikan untuk membantu penderita yang mengalami kesulitan tidur karena nyeri yang timbul.

GANGGUAN INTERNAL Pada gangguan internal (internal dearangement), cakram di dalam sendi terletak lebih depan dari posisi normalnya. Pada gangguan internal tanpa reduksi, cakram tidak pernah bisa masuk kembali ke dalam posisi normalnya, dan pergerakan rahang menjadi terbatas. Pada gangguan internal yang disertai reduksi (lebih sering terjadi), cakram terletak lebih depan dari posisi normalnya hanya jika mulut dalam keadaan tertutup. Jika mulut terbuka dan rahang bergeser ke depan, cakram akan masuk kembali ke dalam posisi normalnya, dan terdengar bunyi 'klik'. Jika mulut tertutup, cakram akan terdorong ke depan lagi, dan akan terdengar lagi bunyi 'klik'. Satu-satunya gejala dari gangguan internal adalah bunyi 'klik' dalam sendi yang timbul jika mulut terbuka lebar atau rahang bergeser dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Sebanyak 20% penderita tidak menimbulkan gejala lainnya, selain bunyi tersebut. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan pada saat penderita secara perlahan membuka dan menutup mulutnya. Jika penderita merasakan nyeri atau sulit menggerakkan rahangnya, maka diperlukan pengobatan. Jika segera setelah timbulnya gejala penderita mencari pengobatan, dokter gigi masih mampu mendorong cakram kembali ke posisi normalnya. Tetapi jika keadaan ini telah berlangsung kurang dari 3 bulan, digunakan bisai untuk menjaga agar rahang bawah tetap mengarah ke depan.

Pembidaian akan mempertahankan cakram dalam posisinya, sehingga ligamen penyangganya semakin erat. Setelah 2-4 bulan, bidai akan disesuaikan agar dapat mengenbalikan rahang kembali ke posisi normalnya, dengan harapan bahwa cakram akan tetap tinggal di tempatnya. Penderita diminta untuk menghindari membuka mulutnya terlalu lebar. Penderita harus menahan bila menguap, memotong-motong makanan menjadi potongan kecil-kecil, dan makan makanan yang mudah dikunyah. Bila keadaan ini tidak dapat diatasi dengan cara-cara non-bedah, bisa dilakukan pembedahan untuk membali membentuk cakram dan menempelkannya kembali ke tempatnya. Tetapi pembedahan jarang dilakukan. Penderita seringkali juga merasakan nyeri otot; setelah nyeri otot diobati, gejala lainnya biasanya akan menghilang juga. Lebih mudah mengatasi nyeri otot daripada mengobati gangguan internal.

ANKILOSIS Ankilosis adalah hilangnya pergerakan sendi, sebagai akibat dari peleburan tulang di dalam sendi atau pengapuran ligamen di sekitar sendi. Pengapuran ligamen di sekitar sendi tidak menimbulkan nyeri, tetapi mulut hanya dapat membuka selebar 2,5 cm atau kurang. Peleburan dari tulang-tulang di dalam sendi menyebabkan nyeri dan gerakan sendi menjadi amat sangat terbatas. Kadang-kadang latihan peregangan dapat menolong penderita yang mengalami pengapuran, tetapi biasanya pengapuran atau peleburan tulang memerlukan tindakan pembedahan untuk mengembalikan pergerakan rahang.

HIPERMOBILITAS Hipermobilitas (melonggarnya rahang) terjadi jika ligamen yang menahan sendi menjadi teregang. Pada hipermobilitas, rahang bergeser seluruhnya ke depat, keluar dari tempatnya (dislokasi), menyebabkan nyeri dan tidak dapat menutup mulut. Hal ini bisa terjadi secara berulang-ulang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, jangan membuka mulut terlalu lebar, sehingga ligamen tidak terlalu teregang.

Karena itu hendaknya menahan menguap dan menghindari roti lapis yang tebal dan makanan lainnya yang memerlukan mulut terbuka lebar. Jika sering terjadi dislokasi, mungkin diperlukan pembedahan untuk mengembalikan posisi normal atau untuk memperpendek ligamen dan mempererat sendi.

KELAINAN PEMBENTUKAN Cacat bawaan pada sendi temporomandibuler jarang terjadi. Kadang ujung tulang rahang tidak terbentuk atau lebih kecil daripada normal; atau tumbuh lecih cepat atau lebih lama daripada normal. Kelainan tersebut bisa menyebabkan kelainan bentuk wajah dan maloklusi (salah letak gigi atas dan gigi bawah). Keadaan ini hanya bisa diatasi dengan pembedahan.

Bau Mulut (Halitosis) DEFINISI Bau Mulut (Halitosis) adalah bau nafas yang tidak enak, tidak menyenangkan dan menusuk hidung. PENYEBAB Jika bau nafas yang sebelumnya normal berubah menjadi halitosis, maka penyebabnya adalah: - Makanan (misalnya bawang mentah, bawang putih, kol) - Vitamin (terutama dalam dosis tinggi) - Kebersihan gigi yang jelek - Gigi karies - Merokok - Alkohol - Infeksi tenggorokan - Sinusitis - Infeksi paru-paru - Sindroma Sj?gren - Penyakit gusi (gingivitis, gingivostomatitis) - Abses gigi - Impaksi gigi - Benda asing di hidung (pada anak-anak) - Obat-obatan (paraldehid, triamteren dan obat bius yang dihirup, suntikan insulin). Penyakit-penyakit yang bisa menyebabkan bau mulut: - Gingivitis ulseratif nekrotisasi akut - Mukositis ulseratif nekrotisasi akut - Gagal ginjal akut - Penyumbatan usus - Bronkiektasis - Gagal ginjal kronis - Diabetes melitus - Kanker kerongkongan - Karsinoma lambung - Fistula gastrojejunokolik - Ensefalopati hepatikum - Ketoasidosis diabetikum - Abses paru - Ozena - Penyakit periodontal - Faringitis - Divertikulum Zenker.

GEJALA Bau nafas tercium tidak enak, tidak menyenangkan atau menusuk hidung. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik yang menyeluruh pada mulut dan hidung. Biakan tenggorokan dilakukan jika terdapat luka di tenggorokan atau di mulut. Pemeriksaan lainnya yang mungkin harus dilakukan adalah: - Endoskopi - Rontgen perut - Rontgen dada. PENGOBATAN Daun parsley segar atau permen mint bisa menghilangkan bau mulut yang bersifat sementara.

Pengobatan yang khusus tergantung kepada penyakit yang menyebabkan terjadinya bau mulut. PENCEGAHAN Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bau mulut: - Menjaga kebersihan gigi - Obat kumur tidak efektif dalam mengatasi penyebab bau mulut dan penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol konsentrasi tinggi bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker mulut - Berhenti merokok.

Gangguan Kelenjar Ludah DEFINISI Terdapat tiga pasang besar kelenjar ludah di dalam mulut. Sepasang kelenjar ludah yang paling besar, disebut kelenjar parotid, terletak persis di belakang sudut pada mulut, di bawah dan di depan mata. Dua pasang yang lebih kecil, kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular, terletak di dalam lantai mulut. Sebagai tambahan kelenjar besar ini, banyak kelenjar ludah kecil yang terbagi-bagi sepanjang mulut. Semua kelenjar tersebut menghasilkan ludah, yang membantu mencerna makanan sebagai bagian proses pencernaan. Letak Kelenjar Ludah Besar Berbeda dibandingkan kanker, dua jenis besar gangguan yang mempengaruhi kelenjar ludah : satu yang mengakibatkan kerusakan kelenjar ludah, dimana tidak cukup ludah dihasilkan, dan satu lagi mengakibatkan pembengkakan kelenjar ludah. Ketika aliran ludah tidak mencukupi atau hampir tidak ada, mulut terasa kering. Keadaan ini disebut mulut kering (xerostomia).

PENYEBAB Kerusakan kelenjar ludah : penyakit dan gangguan tertentu, sama seperti obat-obatan tertentu, bisa menyebabkan kelenjar ludah menjadi rusak dan dengan demikian mengurangi produksi ludah. Penyakit-penyakit termasuk penyakit Parkinson, infeksi virus penurunan kekebalan tubuh manusia (HIV), sindrom sjogren, depresi, dan nyeri kronis. Obat-obatan yang menurunkan produksi ludah termasuk antidepresan tertentu, antihistamin, antipsikotis, sedativ, metildopa, dan diuretik. Kelenjar ludah seringkali rusak setelah seseorang menjalani kemoterapi atau radiasi kepala dan leher untuk pengobatan kanker. Mulut kering biasanya disebabkan radiasi sementara, khususnya jika radiasi tersebut berdosis tinggi, yang biasanya disebabkan kemoterapi sementara. Meskipun begitu, tidak semua kasus pada mulut kering disebabkan oleh kerusakan kelenjar ludah. Terlalu sedikit minum dan pernafasan melalui mulut bisa mengeringkan mulut. Gelisah atau stress bisa juga mengakibatkan mulut kering. Mulut bisa juga kering mengikuti usia seseorang, meskipun hal ini kemungkinan lebih beasr disebabkan penggunaan obat yang menyebabkan mulut kering dibandingkan proses penuaan itu sendiri. Karena ludah memberikan perlindungan alami melawan kerusakan gigi, jumlah ludah yang tidak mencukupi menyebabkan pelubangan lebih-khususnya pada akar gigi. Mulut kering, jika berat, bisa juga menyebabkan kesulitan berbicara dan menelan.

Pada kasus yang langka, kelenjar ludah menghasilkan terlalu banyak ludah. Peningkatan kelenjar ludah biasanya sangat cepat dan terjadi dalam reaksi makan makanan tertentu, seperti makanan asam. Kadangkala bahkan memikirkan mengenai makan makanan ini bisa meningkatkan produksi ludah. Pembengkakan kelenjar ludah : pembengkakan kelenjar ludah bisa terjadi pada pembuluh yang membawa ludah dari kelenjar ludah menuju mulut terhalang. Nyeri bisa terjadi, khususnya selama makan. Penyebab yang paling umum penyumbatan adalah batu. Batu kelenjar ludah paling umum pada orang dewasa; 25 % batu-batuan tersebut lebih dari satu. Batu bisa terbentuk dari garam yang terkandung di dalam ludah. Penyumbatan membuat ludah kembali ke dalam empedu, menyebabkan kelenjar ludah membengkak. Penyumbatan pembuluh dan kelenjar terisi dengan ludah yang mandek bisa terinfeksi dengan bakteri. Gejala-gejala khas pada pembuluh ludah yang tersumbat adalah pembengkakan yang memburuk hanya sebelum waktu makan atau terutama sekali ketika seseorang makan acar (rasa acar asam merangsang aliran ludah, tetapi jika pembuluh tersumbat, ludah tersebut tidak mempunyai tempat dan kelenjar tersebut bengkak) Penyakit gondok, infeksi bakteri tertentu, dan penyakit-penyakit lainnya (seperti AIDS, sindrom sjorgren, diabetes mellitus, dan sarcoidosis) kemungkinan disertai oleh pembengkakan pada kelenjar ludah besar. Pembengkakan bisa juga terjadi dari kanker atau tumor pada kelenjar ludah. Pembengkakan terjadi dari tumor biasanya lebih kuat dibandingkan dengan infeksi. Jika tumor tersebut adalah kanker, kelenjar tersebut bisa terasa seperti batu keras dan kemungkinan tetap kuat mengelilingi jaringan. Kebanyakan tumor tidak bersifat kanker bisa diangkat. Luka pada bibir bagian atas-misal, tidak sengaja tergigit-bisa membahayakan kelenjar ludah kecil yang ditemukan di sana dan menyumbat aliran ludah. Akibatnya, kelenjar yang terkena bisa bengkak dan membentuk kecil, gumpalan lembek (mucocele) yang tampak kebiruan. Gumpalan tersebut biasanya muncul dengan sendirinya dalam beberapa minggu. DIAGNOSA Tidak ada tes kuantitatif yang baik untuk mendiagnosa kerusakan kelenjar ludah. Meskipun begitu, kelenjar ludah tersebut bisa diperas (milked) dan pembuluh diamati untuk aliran ludah. Pembengkakan menyebabkan tersumbatnya pembuluh ludah didiagnosa karena berhubungan dengan nyeri di waktu makan. Untuk mendiagnosa penyebab lain pembengkakan, seorang dokter gigi atau dokter bisa melakukan biopsi untuk memperoleh contoh jaringan kelenjar ludah dan meneliti di bawah mikroskop. PENGOBATAN Jika pembuluh ludah tersumbat oleh batu, seorang dokter gigi bisa kadangkala mendorong batu tersebut keluar dengan menekan kedua sisi pembuluh. Jika hal itu gagal, alat seperti kawat yang halus bisa digunakan untuk mendorong keluar batu tersebut. Sebagai jalan terakhir, batu tersebur bisa diangkat secara operasi.

Mucocele yang tidak muncul dengan sendirinya bisa diangkat secara operasi jika mengganggu. Dengan cara yang sama, baik tumor kelenjar ludah yang bersifat kanker dan bukan kanker biasanya bisa diangkat secara operasi. Pengobatan pada kasus yang lainnya pada pembengkakan kelenjar ludah bervariasi berdasarkan kasusnya. Siapapun yang mengalami gangguan atau menggunakan obat yang mengeringkan mulut harus melakukan kesehatan mulut rutin dengan teliti (menggosok, flossing, dan dibilas dengan fluoride); menghindari gula; dan menjalani pemeriksaan gigi, pembersihan, dan pengobatan fluoride setiap 3 sampai 4 bulan sekali. Ketika pengobatan khusus tidak tersedia, pengganti ludah secara garis besar sangat membantu, salah satu obat yang dapat membantu beberapa orang adalah pilocarpine, tetapi obat tersebut seringkali tidak efektif jika kelenjar ludah telah mengalami kerusakan karena radiasi.

Infeksi Herpes Pada Mulut (Gingivostomatitis Herpetik Primer, Herpes Labialis) DEFINISI Infeksi Herpes Mulut Primer (Gingivostomatitis Herpetik Primer, Herpes Labialis) adalah suatu infeksi awal oleh virus herpes simpleks yang dengan segera bisa menyebabkan terbentuknya luka yang terasa nyeri di gusi dan bagian mulut lainnya. Herpes Sekunder (Herpes Labialis Berulang) adalah suatu reaktivasi (pengaktivan kembali) virus lokal yang menyebabkan terbentuknya cold sore (luka di dekat mulut akibat demam). PENYEBAB Virus herpes simpleks. GEJALA Secara khusus, seorang bayi mendapatkan virus herpes simpleks dari orang dewasa yang memiliki cold sore. Infeksi awal pada bayi ini (herpes primer) menyebabkan peradangan gusi biasa dan sakit mulut yang luar biasa. Bisa terjadi demam, pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan tidak enak badan; sehingga anak menjadi rewel. Sebagian besar kasus bersifat ringan dan menghilang dengan sendirinya. Orang tua seringkali menduganya sebagai akibat dari pertumbuhan gigi atau penyakit lainnya. Dalam 2-3 hari, timbul lepuhan yang sangat kecil (vesikel) di mulut. Vesikel ini mungkin tidak disadari karena mereka segera pecah dan meninggalkan luka terbuka di mulut. Rasa sakit dirasakan di seluruh mulut, terutama gusi. Seminggu kemudian anak akan membaik, tetapi virus herpes simpleks tetap berada dalam tubuhnya, dan infeksi sering berulang di kemudian hari (herpes sekunder). Infeksi awal menyebabkan sakit yang menyebar di mulut, tetapi infeksi ulangan biasanya menyebabkan timbulnya cold sore (fever blister, lepuhan yang timbul karena demam). Infeksi ulangan biasanya dipicu oleh: - sengatan matahari pada bibir - demam - cuaca dingin - alergi makanan - cedera di mulut - pengobatan gigi - kecemasan.

1-2 hari sebelum timbulnya lepuhan, penderita merasakan kesemutan atau rasa tidak nyaman (gejala prodroma) pada daerah dimana lepuhan akan muncul. Perasaan ini sulit untuk diungkapkan, tetapi mudah dikenali pada seseorang yang sebelumnya menderita herpes. Luka terbuka bisa timbul di bibir bagian luar dan kemudian terbentuk keropeng. Di dalam mulut, luka ini paling sering ditemukan di langit-langit (palatum). Luka di mulut berawal sebagai lepuhan-lepuhan kecil yang dengan segera akan bergabung dan membentuk luka merah yang menimbulkan nyeri. Pada sebagian besar penderita, infeksi ulangan dari herpes simpleks labialis mungkin hanya menimbulkan sedikit gangguan nyeri, tetapi hal ini bisa berakibat fatal pada: - penderita kelainan sistem kekebalan (misalnya AIDS) - penderita yang menjalani kemoterapi - penderita yang menjalani terapi penyinaran - penderita yang menjalani pencangkokan sumsum tulang. Pada orang-orang tersebut, luka terbuka di mulut yang berukuran besar bisa mengganggu makan dan penyebaran virus ke otak bisa berakibat fatal.

DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan hasil biakan dari luka. Pemeriksaan fisik juga bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening di leher atau selangkangan. Tes Tzanck atau biakan virus dari luka di kulit bisa menunjukkan adanya virus herpes. PENGOBATAN Tujuan pengobatan pada herpes primer adalah untuk mengurangi rasa sakit, sehingga penderita bisa tidur, makan dan minum secara normal. Rasa nyeri bisa menyebabkan anak tidak mau makan dan tidak mau minum; bila disertai demam, hal ini bisa dengan segera menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Karena itu anak yang sakit harus minum cairan sebanyak mungkin. Untuk mengurangi nyeri pada penderita dewasa atau anak yang lebih besar, bisa digunakan obat kumur anestetik (misalnya lidokain). Atau bisa juga digunakan obat kumur yang mengandung baking soda. Pengobatan pada herpes sekunder akan efektif bila dilakukan sebelum munculnya luka, yaitu segera setelah penderita mengalami gejala prodroma. Mengkonsumsi vitamin C selama masa prodroma bisa mempercepat hilangnya cold sore. Melindungi bibir dari sinar matahari secara kangsung dengan menggunakan topi lebar atau dengan mengoleskan balsam bibir yang mengandung tabir surya, bisa mengurangi kemungkinan timbulnya cold sore. Sebaiknya penderita juga menghindari kegiatan dan makanan yang bisa memicu terjadinya infeksi ulangan. Penderita yang sering mengalami infeksi ulangan bisa mengkonsumsi lisin. Salep asiklovir bisa mengurangi beratnya serangan dan menghilangkan cold sore lebih cepat. Balsam bibir seperti jelly petroleum dapat menghindari bibir pecah-pecah dan mengurangi resiko tersebarnya virus ke daerah di sekitarnya. Untuk mencegah terjadinya infeksi oleh bakteri, maka antibiotik diberikan kepada penderita dewasa yang memiliki luka hebat. Untuk kasus-kasus yang berat dan untuk penderita yang memiliki kelainan sistem kekebalan, bisa diberikan kapsul asiklovir. Kortikosteroid tidak digunakan untuk mengobati herpes simpleks karena bisa menyebabkan perluasan infeksi. PENCEGAHAN Tindakan berikut bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya herpes labialis: - Menghindari kontak langsung dengan cold sore atau luka herpes lainnya. - Memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara tidak langsung dengan cara mencuci

benda-benda yang telah digunakan oleh penderita dengan air panas (lebih baik direbus) - Tidak memakai benda bersama-sama dengan penderita herpes, terutama ketika lukanya sedang aktif - Menghindari faktor pencetus (misalnya sinar matahari).

Anda mungkin juga menyukai