Anda di halaman 1dari 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha STATUS PASIEN

No. MR

: 00140277

Tanggal masuk RS : 29 September 2010, pkl 00.20 WIB

I.

IDENTITAS PASIEN

Nama Umur Agama Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Suku bangsa Nama suami Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat Status

: Ny.W : 28tahun : Islam : Perempuan : SMU : Ibu rumah tangga : Jawa : Tn. S : 34 Th : SMU : Karyawan : KP. Mampang RT.4/03 Pancoran Mas, Depok : Menikah

II. ANAMNESA Diambil secara autoanamnesa pada tgl 29 September 2010 pukul 00.25 WIB Keluhan utama : Pasien mengeluh terasa sering mules-mules sejak pagi SMRS Keluhan tambahan : Ada rencana SC dengan dr. Ari Sp.OG

Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187)

Page 1 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang keruangan kebidanan dan penyakit kandungan RSU Bhakti Yudha Depok. Pasien mengaku ini adalah kehamilan yang ketiga. Pasien

mengaku Hari Pertama Haid Terakhir pada Januari 2010 tapi lupa tanggalnya dengan perkiraan partus Oktober 2010. Pasien mengaku bulan Febuari sudah tidak mendapatkan haid lagi. Pasien mengeluh terasa sering mules-mules sejak pagi hari SMRS. Pasien mengatakan mulesnya terasa sampai bagian dada sebelah bawahnya terasa nyeri ketika bernafas. Pasien juga mengatakan bahwa dia tengah mengandung bayi kembar setelah beberapa kali memeriksakan kehamilannya selama ini. Pasien mengaku rutin memeriksakan kehamilannya di dokter 1x pada trimester I, 2x pada trimester II, 2x pada trimester III . Riwayat kehamilan dahulu : Anak 1 laki-laki lahir pervaginam dengan berat lahir 2800 gram Anak 2 perempuan lahir pervaginam dengan berat lahir 3200 gram Anak 3 kehamilan ini. Riwayat Penyakit Dahulu : Penyakit jantung , DM, Hipertensi ,Astnma, dan alergi disangkal semua oleh pasien. Riwayat Obstetrik : G 3 P 2 A 0 Riwayat Haid :

Haid Pertama HPHT

: Umur 14 tahun : Januari 2010

Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187)

Page 2 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha Lama menstruasi Siklus Tafsiran Partus : 3 hari : teratur : Oktober 2010

III. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status generalis : Keadaan umum Kesadaran Tensi Nadi RR Suhu Kepala Mata Leher Mammae Cor : baik : compos mentis : 120/90 mmHg : 84x/menit : 24x/menit : 36C : normocephali : pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, CA-/-, SI -/: KGB tidak teraba membesar : retraksi mammae -/: BJ I-II reguler, murn Mumur (-), gallop (-) Pulmo : suara napas vesikuler Ronkhi -/-, wheezing -/Ekstremitas : Akral hangat , Udem

b.Status obstetrik : Inspeksi : Perut tampak membuncit, sesuai dengan kehamilan preterm, strie gravidarum (+), linea nigra (+).

Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187)

Page 3 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha Palpasi : o TFU: 39 cm o Leopold I: Sebelah kanan atas teraba bagian keras dan memanjang (punggung). Sebelah kiri atas teraba bagian keras dan memanjang (punggung) o Leopold II: Sebelah kanan atas teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting(bokong). Sebelah kanan bawah teraba bagian bulat, keras, melenting (Kepala). Sebelah kiri atas teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala). Sebelah kiri bawah teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong). o Leopold III: Sebelah kanan bawah teraba bagian keras dan memanjang (punggung). Sebelah kiri bawah teraba bagian keras dan memanjang (punggung) o Leopold IV: bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul HIS - Frekuensi - Kekuatan Auskultasi Doppler Pemeriksaan Dalam : Inspeksi:vulva dan uretra tidak terdapat tanda infeksi, mukosa licin Vaginal toucher: Portio: tipis dan lunak, pembukaan: 4 cm, ketuban: negative Inspekulo: Tidak di periksa, : 3-4x 10 30 : kuat, relaksasi + : DJJ1 (+) 132 x/menit. DJJ2 (+) 140x/menit.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK Urin lengkap Makroskopik Warna Reaksi dengan PH : 5,5 (5 7,5) : : kuning keruh Asam (kuning/jernih) (Asam sampai netral)

Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187)

Page 4 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha Berat jenis : Protein Glukosa Bilirubin : : : 1,030 Negative Negative Negative Normal Negative Positive Negative mg/dl 2mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl sel/L (<1,030) ( (-) NEG (<10)) (-) NEG (<15) (-) NEG (<0,2) Normal (<1) (-) NEG (<5) (-) NEG (<5) (-) NEG

Urobilinogen: Keton Blood Nitrit Mikroskopik Eritrosit Leukosit Ephitel Kristal Silinder Bakteri Candida : : : : : : : : : :

2-5 4-6 (+) Negative Negative Negative Negative

LPB LPB LPB

(0-1) (1-4) (+)post/(-)NEG (-) NEG (-) NEG (-) NEG (-) NEG

Hematologi Darah rutin Hematologi / DL Hb Leukosit Ht Trombosit Darah Golongan darah Kimia darah : B Rh (+) Positive : : : : 13,6 11,4 40 262 gr/dl ribu/mm3 % ribu/mm3 (12-16) (5-10) (38-47) (150-450)

Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187)

Page 5 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha GDS : 106 mg/dl (<180)

USG Penilaian: Hamil aterm, Gemeli lintang-lintang hidup

V. RESUME Ny. W datang keruangan kebidanan dan penyakit kandungan RSU Bhakti Yudha Depok. Pasien mengeluh terasa sering mules-mules sejak pagi hari SMRS. Pasien mengatakan mulesnya terasa sampai bagian dada sebelah bawahnya terasa nyeri ketika bernafas. Pasien juga mengatakan bahwa dia tengah mengandung bayi kembar setelah beberapa kali memeriksakan kehamilannya selama ini. HPHT Januari 2010, dengan tafsiran partus Oktober 2010. Leopold I: Sebelah kanan atas teraba bagian keras dan memanjang (punggung). Sebelah kiri atas teraba bagian keras dan memanjang (punggung) Leopold II: Sebelah kanan atas teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting(bokong). Sebelah kanan bawah teraba bagian bulat, keras, melenting (Kepala). Sebelah kiri atas teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala). Sebelah kiri bawah teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold III: Sebelah kanan bawah teraba bagian keras dan memanjang (punggung). Sebelah kiri bawah teraba bagian keras dan memanjang (punggung), Leopold IV: bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul. His 3-4x 10 kuat relakasasi +. DJJ1 (+) 132 x/menit, DJJ2 (+) 140 x/menit. Inspeksi:vulva dan uretra tidak terdapat tanda infeksi, mukosa licin, Vaginal toucher: Portio: tipis dan lunak, pembukaan: 4 cm, ketuban: negative. Eritrosit: ribu/mm3, Ht: 40%, Golongan darah aterm, Gemeli lintang-lintang hidup VI. DIAGNOSIS KERJA 2-5 LPB, Hb: 13,6 gr/dl, Leukosit: 11,4 : B Rh (+) Positive, Penilaian USG : Hamil

Ibu

: G3P2A0 Hamil 39 minggu, Gemeli

Janin : Gemeli,lintang-lintang hidup Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187) Page 6 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha

VII. Rencana Kerja

a. Rencana diagnosa : o Observasi DJJ dan CTG untuk melihat kondisi janin. o Observasi tanda vital ibu untuk mengawasi derajat kegawatan daruratan ibu. b. Rencana Therapi : o Tirah baring o Perencanaan kehamilan : pro sc

c. Rencana Edukasi :

o Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya bahwa kehamilan pasien harus diakhiri dengan cara operasi karena letak janin kembarnya yang sama2 melintang o Memberitahukan informasi tentang tindakan medis yang akan didapatkan pasien dan apa saja resikonya bila tindakan tersebut tidak di lakukan sekarang dan apa juga resiko yang didapat bila tindakan tersebut dilakukan.

VIII. PROGNOSIS Ibu : dubia ad bonam

Bayi1 &2 : dubia ad bonam

IX. CATATAN PERKEMBANGAN

Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187)

Page 7 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha Tgl 29 September 2010 Pk. 04.15 Wib

S : pasien mengeluh nyeri di iga sebelah bawahnya. O : Status generalis : Keadaan umum : baik Kesadaran Tensi Nadi RR Suhu Kepala Mata -/Leher Cor : KGB tidak teraba membesar : BJ I-II reguler, murni Mumur (-), gallop (-) Pulmo : suara napas vesikuler Ronkhi -/-, wheezing -/Status obstestrik : TFU : 39 cm Kontraksi =3x 10 DJJ1 =139x/menit DJJ2 = 151x/menit A : G3P2A0 Hamil 39 minggu dengan Gemeli, lintang-lintang P : Rencanakan SC : compos mentis : 90/60 mmHg : 104x/menit : 24x/menit : 36,1C : normocephali : pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, CA-/-, SI

Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187)

Page 8 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha

GEMELI
Definisi Kembar adalah dua atau lebih individu yang membagi uterus yang sama dan biasanya, tapi tidak selalu, dilahirkan dalam hari yang sama. Ibu dengan kandungan yang membawa bayi kembar biasanya akan mengalami persalinan berganda dan biasanya masa mengandung yang lebih singkat (34 sampai 36 minggu) daripada kehamilan bayi tunggal. Karena kelahiran prematur biasanya memiliki konsekuensi kesehatan kepada bayi, kelahiran kembar seringkali ditangani secara khusus yang agak berbeda daripada kelahiran biasa. Kehamilan multipel (multiple pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Ada pula yang kita kenal dengan kembar siam / kembar dempet (pagus) yang adalah kehamilan multipel (umumnya dua janin) di mana ada bagian tubuh satu janin yang masih menempel / bersatu dengan bagian tubuh janin lainnya. Disebabkan pemisahan embrio / segmentasi yang terhambat dan tidak sempurna.

Gambar 1. Berbagai jenis kembar siam

Epidemiologi Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187) Page 9 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha Berbagai faktor mempengaruhi frekuensi kehamilan kembar, seperti bangsa, hereditas, umur, dan paritas hidup. Bangsa Negro di Amerika Serikat mempunyai frekuensi kehamilan kembar yang lebih tinggi daripada bangsa kulit putih. Juga frekuensi kehamilan kembar berbeda pada tiap negara; angka yang tertinggi ditemukan di Finlandia yang terendah di Jepang. Umur tampaknya mempunyai pengaruh terhadap frekuensi kehamilan kembar, makin tinggi umur makin tinggi frekuensinya. Setelah umur 40 tahun frekuensi kehamilan kembar menurun lagi. Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Keluarga tertentu mempunyai kecenderungan untuk melahirkan bayi kembar. Walaupun pemindahan sifat herediter kadang-kadang berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal itu di sini terjadi secara maternal, dan pada umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik. Etiologi Bangsa, hereditas, umur, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klolmid dan hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dengan ditemukannya 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan di sini sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik. Bila Faktor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dalam berbagai bentuk. Jenis kehamilan kembar 1. Kehamilan kembar dizigotik/multizigotik Terjadi dari dua telur (di) atau lebih (multi) yang dibuahi, kemudian masing-masing tumbuh menjadi janin lengkap. Insidens (kehamilan dari dua telur) sekitar 60% dari seluruh kehamilan kembar. Disebut juga kembar fraternal, kembar binovular/multivular, kembar heterolog. Pada kembar dizigotik, jenis kelaminnya dapat sama atau berbeda, namun karakteristik fisik umumnya berbeda. Plasenta dan selaput janin : masing-masing anak memiliki korion dan amnionnya sendiri, namun plasenta mungkin terpisah masingmasing atau tumbuh menjadi satu (2 amnion, 2 korion, 2 atau 1 plasenta) 2. Kehamilan kembar monozigotik Terjadi dari satu telur. Disebut juga kembar identik, kembar uniovular, kembar homolog. Insidens sekitar 30 % dari seluruh kehamilan kembar. Kedua anak jenis kelamin sama, ukuran antropologiknya sama, rupanya mirip, dapat sama persis atau bayangan cermin, sidik jari dan telapak tangan sama. Mungkin slah satu kidal karena area dominan korteks serebrinya berlawanan dari saudaranya. Plasenta dan selaput janin : tergantung pada usia saat terjadinya segmentasi.

Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187)

Page 10 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha

Gambar 2.

Gambar 3. Jenis kembar monozigotik berhubungan dengan waktu terjadinya factor penghambat (Corner): Hambatan dalam tingkat segmentasi (2-4 hari). (B) Hambatan dalam tingkat blastula (4-7 hari). (C) Hambatan setelah amnion dibentuk tetapi sebelum primitive streak Superfekundasi dan superfetasi Superfekundasi ialah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama pada dua koitus yang dilakukan dengan jarak waktu yang pendek. Sukar dibedakan dengan kehamilan kembar dizigotik. Superfetasi ialah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Belum dapat dibuktikan pada manusia. Pertumbuhan janin Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187) Page 11 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha Kehamilan kembar sesungguhnya tidak mengenakan bagi janin. Mereka harus berdesakan dalam rahim ibunya. Tak heran jika pertumbuhan fisiknya jadi terbatas. Akibatnya, berat badannya di bawah normal. Sehingga pertumbuhan berat badan janin kembar umumnya lebih ringan dibandingkan pada kehamilan tunggal. Biasanya berat badan bayi yang baru lahir pada kehamilan kembar, kurang dari 1500 gram. Berat badan masing-masing janin bisa jadi tidak sama. Perbedaan beratnya bisa berkisar antara 50-1000 gram. Hal ini terjadi disebabkan oleh karena pembagian sirkulasi darah dan makanan dari ibu tidak sama, sehingga yang satu tumbuh lebih besar disbanding yang lain. Letak dan presentasi janin Pada umumnya janin kembar tidak besar dan cairan amnion lebih banyak daripada biasa, sehingga sering terjadi perubahan presentasi dan posisi janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah setelah kelahiran bayi pertama, misalnya dari letak- lintang menjadi letak -sungsang. Berbagai kombinasi letak serta presentasi dapat terjadi. Yang paling sering ditemukan ialah kedua janin dalam letak -memanjang dengan presentasi kepala, kemudian menyusul presentasi kepala dan bokong, keduanya presentasi bokong, presentasi kepala dan bahu, presentasi bokong dan bahu, dan yang paling jarang keduanya presentasi bahu. Diagnosis Hidramnion seringkali ditemukan pada kehamilan ganda, sehingga adanya hidramnion menimbulkan kewaspadaan. Janin yang tidak seberapa besar, cairan amnion yang sering berlebihan, dan regangnya dinding perut menyebabkan palpasi sukar dilakukan. Tak jarang diagnosis baru dibuat setelah anak pertama lahir dan uterus masih leboih besar dari biasanya dan pada pemeriksaan memang masih ada satu janin lagi dalam rahim. Kira-kira hanya 50% diagnosis kehamilan kembar dibuat secara tepat jika berat badan satu janin kurang dari 2500 gram, dan 75% jika berat badan itu melebihi 2500 gram. Diagnosis kehamilan kembar sering tidak dibuat bukan karena sukar, tetapi karena pemeriksa tidak memikirkan kemungkinan tersebut. Untuk mempertinggi ketepatan diagnosis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan : a. Besarnya uterus melebihi lamanya amenorea b. Uterus bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan berulang c. Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas d. Banyak bagian kecil teraba e. Teraba 3 bagian besar janin f. Teraba 2 balotemen Sedangkan untuk diagnosis pastinya dapat ditentukan dengan : a. Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/dua punggung b. Terdengar dua denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit c. Sonogram dapat membuat diagnosis kehamilan kembar pada triwulan pertama d. Rontgen foto abdomen Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187) Page 12 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha Pada umumnya diagnosis kehamilan triplet, kuadruplet dan selebihnya hanya dapat ditentukan secara rontgenologik. Diagnosis diferensial 1. Hidramnion. Hidramnion dapat menyertai kehamilan kembar; kadang-kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion, dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kehamilan kembar atau tidak 2. Kehamilan dengan mioma uteri atau kistoma ovarii. Tidak terdengarnya 2 denyut jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar digerakkan, lokasinya yang tak berubah, dan pemeriksaan rontgen (USG) dapat membedakan kedua hal tersebut. Klinik Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dengan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar; kira-kira 25% bayi kembar, 50% bayi triplet, dan 75% bayi kuardruplet lahir 4 minggu sebelum kehamilannya cukup-bulan. Lama kehamilan rata-rata untuk kehamilan kembar 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada hamil kembar. Hidramnion membuat uterus regang, sehingga dapat menyebabkan partus prematurus, inersia uteri, atau perdarahan postpartum. Frekuensi pre-eklampsia dan eklampsia juga dilaporkan lebih sering pada hamil kembar akibat dari keregangan uterus yang menyebabkan iskemi uteri. Solusio plasenta dapat terjadi setelah bayi pertama lahir, yang merupakan salah satu factor penyebab kematian janin kedua. Tekanan uterus yang besar memberikan keluhan seperti sesak napas, sering kencing, edema, dan varises pada tungkai bawah dan vulva. Tabel 1. Komplikasi pada kehamilan kembar Ibu Anak Anemia Hidramnion Hipertensi Malpresentasi Partus prematurus Plasenta previa Atonia uteri Solusio plasenta Perdarahan postpartum Ketuban pecah dini Prolapsus funikuli Pertumbuhan janin terhambat Kelainan bawaan Morbiditas & mortalitas perinatal meningkat Pemeriksaan Penunjang Sesudah kehamilan kembar dicurigai melalui pemeriksaan fisik, maka pemeriksaan penunjang berupa ultrasonografi (USG) dilakukan untuk memastikan. Pemeriksaan serum alfa-fetoprotein juga meningkat (> 4 kali normal) pada kehamilan kembar. Peningkatan hormon hCG juga dapat menjadi penunjang untuk kehamilan kembar. Pemeriksaan rontgen abdomen (perut) dapat juga dilakukan untuk melihat kehamilan kembar. Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187) Page 13 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha Pada akhir triwulan pertama atau awal triwulan kedua, janin dapat diperiksa kemungkinannya menderita kecacatan ataupun penyakit keturunan. Penanganan dalam kehamilan Untuk kepentingan ibu dan janin, perlu diadakan pencegahan terhadap pre-eklampsia dan eklampsia, partus prematurus, dan anemia. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, perlu dibuat diagnosis dini kehamilan kembar. Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu; sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda pre-eklampsia dapat diketahui dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera. Istirahat-baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik. Setelah kehamilan mencapai 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dilarang karena dapat merupakan factor predisposisi partus prematurus. Anemia hipokrom tidak jarang terjadi pada hamil kembar karena kebutuhan besi dua bayi dan penambahan volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian sulfas ferrosus sebanyak 3x100 mg secara rutin perlu dilakukan. Kadang perlu juga ditambahkan asam folik. Pemakaian korset sering meringankan beban pembesaran perut. Makanan dianjurkan mengandung banyak protein dan makan dilaksanakan lebih sering dalam jumlah sedikit. Penanganan selama persalinan 1. Persiapan resusitasi dan perawatan intensif neonatus, karena bayi yang akan lahir biasanya memiliki berat badan lahir rendah dan kemungkinan juga premature 2. Persiapan transfusi ibu. Persiapkan golongan darah ibu dan sebagainya. 3. PENTING : penilaian letak / interposisi antara kedua anak intrauterin, untuk menentukan rencana persalinan dan prognosis.

Gambar 4. Kemungkinan letak / interposisi kedua janin intrauterin pada kehamilan kembar Hal-hal yang harus diperhatikan : Jika anak pertama letak memanjang, persalinan pervaginam biasa. Setelah anak pertama lahir, dilakukan penilaian ulang (pemeriksaaan abdomen maupun vaginal) untuk menilai letak dan keadaan anak kedua. Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187) Page 14 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha BATAS waktu kelahiran anak kedua antara 5 - 15 menit sesudah anak pertama. Jika terlalu cepat, trauma persalinan pada anak kedua lebih besar (setelah ikut stress pada waktu anak pertama lahir, harus mengalami lagi stress pada persalinannya sendiri). Jika terlalu lama, dapat terjadi hipoksia. Beberapa kepustakaan menganjurkan penundaan pemotongan tali pusat (delayed clamping) setelah lahir anak pertama, atau darah dari potongan tali pusat anak pertama diurut kembali ke arah plasenta, untuk memberi tambahan pada anak kedua yang masih berada di dalam. Namun manfaat hal-hal ini masih kontroversial. Jika janin kedua lintang, ukuran janin yang lebih kecil memungkinkan untuk versi atau ekstraksi sehingga tetap dapat lahir pervaginam.

Masalah yang mungkin terjadi pada saat persalinan bayi kembar 1. Mungkin anak pertama lintang atau sungsang dan anak kedua memanjang (terjadi posisi saling mengunci / interlocking) 2. Mmungkin terjadi prolaps tali pusat (risiko tinggi karena bayi kecil) 3. Mungkin ada plasenta previa 4. Pada kembar monoamniotik, dapat terjadi saling melilit / kusut pada tali pusat janin (dapat terlilit / terkait dengan ekstremitasnya sendiri atau saudaranya, atau dengan tali pusat saudaranya). Masalah-masalah tersebut di atas merupakan indikasi sectio cesarea. Terapi Kebutuhan ibu akan nutrisi bertambah pada kehamilan kembar sehingga suplemen tambahan seperti zat besi perlu diberikan untuk mencegah anemia. Makanan dianjurkan mengandung banyak protein dan porsi makan disarankan lebih sedikit namun dilakukan lebih sering. Untuk kepentingan ibu dan janin maka pemeriksaan kehamilan dilakukan lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu dilakukan setiap 2 minggu, dan pada kehamilan 36 minggu dilakukan setiap minggu agar tanda-tanda komplikasi dapat diketahui lebih dini dan lebih cepat ditangani. Selain itu, tatalaksana yang diperlukan adalah pencegahan ibu akan terjadinya komplikasi kehamilan seperti eklampsia dan pre-eklampsia, partus prematurus (melahirkan lebih dini), dan anemia. Hidramnion (cairan amnion berlebihan) menyebabkan rahim tegang sehingga dapat menyebabkan partus prematurus atau perdarahan pasca melahirkan. Peregangan rahim yang berlebihan menyebabkan iskemia pembuluh darah rahim sehingga menyebabkan pre-eklampsia atau eklampsia. Kelahiran prematur cukup umum terjadi pada kehamilan kembar diabandingkan kehamilan dengan 1 janin. Untuk mencegah terjadinya persalinan dini maka dianjurkan untuk mambatasi aktivitas fisik dan bermalam di rumah sakit untuk pengawasan lebih ketat lagi Kehamilan kembar dapat dilahirkan secara normal, operasi caesar hanya dilakukan bila diperlukan, seperti salah satu janin sungsang. Salah satu komplikasi tersering dari kehamilan kembar adalah partus prematurus (persalinan dini, sebelum saatnya), karena itu Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187) Page 15 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha seorang wanita yang mengandung 2 janin atau lebih di rahimya harus mengenali tandatanda kelahiran dini, yaitu : Keram perut bagian bawah yang dapat disertai diare Kontraksi dari rahim yang terus-menerus dan tidak hilang-hilang, sebanyak 4 kali atau lebih dalam 20 menit atau 8 kali atau lebih dalam 1 jam Penekanan pada punggung bawah Peningkatan flek vagina

Apabila didapatkan tanda-tanda di atas maka segera pergi ke dokter atau ke rumah sakit bila terjadi perdarahan dari vagina atau pecah dan keluarnya cairan amnion. Yang harus dilakukan untuk kehamilan kembar : Mengkonsumsi nutrisi yang cukup, kalori, asam folat, zat besi, dan kalsium Hindari alkohol, merokok, kafein berlebihan, obat-obatan, bahan-bahan kimia, roentgen x-ray, produk kosmetik, dan bahan makanan yang terkontaminasi Kurangi aktivitas fisik. Beberapa dokter menganjurkan untuk menghentikan aktivitas fisik setelah 24 minggu kehamilan Istirahat cukup terutama setelah minggu ke-24 kehamilan Kontrol teratur ke dokter

Menyusui Bayi Kembar Tubuh seorang wanita dapat memproduksi Air Susu Ibu (ASI) sebanyak yang dibutuhkan oleh bayi, dimana apabila janin yang dikandung adalah kembar, maka produksi ASI akan berlipat ganda. Prognosis Bahaya bagi ibu pada kehamilan kembar lebih besar daripada kehamilan tunggal karena lebih seringnya terjadinya anemia, pre-eklampsia dan eklampsia, operasi obstetric, dan perdarahan postpartum. Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak kehamilan tunggal. Prematuritas merupakan sebab utama. Selain itu, juga lebih sering terjadi pre-eklampsia dan eklampsia, hidramnion, malpresentasi, prolapsus funikuli dan operasi obstetric, dan menyebabkan sindroma distress respirasi, trauma persalinan dengan perdarahan serebral dan kemungkinan adanya kelainan bawaan pada bayi. Kematian anak kedua lebih tinggi daripada yang pertama kerna lebih sering terjadi gangguan sirkulasi plasenta, solusio plasenta, serta kelainan letak pada janin kedua. Kematian anak pada hamil monozigotik lebih besar dari dizigotik karena pada yang pertama dapat terjadi lilitan tali pusat antara janin pertama dan kedua.

Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187)

Page 16 of 17

Kepaniteraan Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Bahkti Yudha

DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Cunningham, dkk. Williams Obstetrics, 21st edition. USA: McGraw-Hill. 2001. Mochtar R. 1998. Kehamilan kembar, Sinopsis Obstetri jilid 1 ed. 2. hal. 269287. Jakarta ; EGC. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: JNPKKR-YBPSP. Wiknjosastro H. 1999. Kehamilan kembar, Buku Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, FK-UI. Sarwono Prawirohardjo. 2002. Kehamilan kembar, Ultrasonografi dalam obstetri, Ilmu kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, FK-UI. Karsono B, Sp.OG. 1999. Kehamilan kembar. www.klikdokter.com Patrick Ko, MD. 2005. Gemelli. E-medicine world medical library. www.emedicine.com Shad H Deering, MD. 2005. Multiple Pregnancy. E-medicine world medical www.emedicine.com library.

Fakultas Kedokteran UKRIDA Adrian Wiyanda (11 - 2009 - 187)

Page 17 of 17

Anda mungkin juga menyukai