Pembimbing :
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pulau Jawa dan Sumatra merupakan pulau besar di bagian barat Indonesia dipisahkan oleh Selat Selat Sunda. Perencanaan pembangunan Nasional pada tahun 2025 akan dihubungkan dengan Jembatan. Setelah beroperasinya Jembatan Selat Sunda terjadi perubahan pola penyeberangan kendaraan. Perubahan pola penyeberangan berakibat perubahan biaya transportasi dan pola penyeberangan kapal feri. Perlu ada kajian mengenai dampak pengoperasian Jembatan Selat Sunda.
2
Perumusan Masalah
1. Bagaimana dampak biaya transportasi yang ditimbulkan setelah beroperasi Jembatan Selat Sunda? 2. Bagaimana pola transportasi kapal feri setelah beroperasi Jembatan Selat Sunda ?
Tujuan
1. Dapat membandingkan biaya transportasi menggunakan Jembatan Selat Sunda maupun kapal feri. 2. Mengetahui pola transportasi kapal feri penyeberangan Selat Sunda pada tahun 2025.
Manfaat
Bagi User dapat memperoleh informasi tentang biaya transportasi penyeberangan setelah beroperasinya Jembatan Selat Sunda. Mengetahui dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat di sekitar Jembatan Selat Sunda. Pemerintah dapat mengetahui apa saja beban yang ditanggung setelah beroperasinya Jembatan Selat Sunda.
Batasan Masalah
Diasumsikan pembangunan Jembatan Selat Sunda dimulai pada tahun 2015 dan akan beroperasi pada tahun 2025. Tidak mengkaji tentang biaya pembangunan dan perawatan Jembatan Selat Sunda. User yang dimaksud pada penelitian ini difokuskan pada kendaraan. Biaya transportasi yang di bahas adalah: oBiaya operasi kendaraan. oBiaya bahan bakar minyak. oBiaya pembelian tiket. oBiaya perawatan Jalan. oSubsidi bbm. oBiaya kecelakaan. oBiaya nilai waktu. oBiaya polusi.
5
Tinjauan Pustaka
Ekonomi Publik
Ilmu Ekonomi Publik adalah cabang ilmu ekonomi yang menelaah masalah-masalah ekonomi khalayak ramai atau masyarakat, pemerintah atau negara seperti kebijakan subsidi, pajak, regulasi, deregulasi, nasionalisasi privatisasi, sistem jaminan sosial, ketahanan pangan, kebijakan teknologi, pertahanan dan keamanan pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Biaya Transportasi
Biaya Transportasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan proses transportasi.
Peramalan
Dalam suatu perencanaan sering terdapat waktu senjang antar kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Dalam perencanaan ini peramalan sangat berperan penting karena dengan peramalan akan dapat diketahui kapan dan bagaimana peristiwa itu akan terjadi.
6
Biaya Transportasi
Biaya Eksplisit oBiaya operasi kendaraan oBiaya bahan bakar minyak oBiaya pembelian tiket o Biaya perawatan Jalan o Subsidi BBM
Penanggung Biaya
Pemerintah Menanggung beban subsidi BBM, biaya kerusakan Jalan
Menanggung beban biaya BOK, BBM, nilai waktu, biaya penyeberangan
Publik
Biaya kecelakaan
Konsumsi Dasar Minyak Pelumas (liter/km) Nilai kekasaran jalan < 3m/km 3m/km Faktor koreksi 1,00 1,50
10
Bunga Modal
INT = AINT/AKM
AINT = rata-rata bunga modal tahunan dari kendaraan yang diekspresikan sebagai fraksi dari harga kendaraan baru = 0.01 (AINV/2) AINV = bunga modal tahunan dari harga kendaraan baru (%) AKM = rata-rata jarak tempuh tahunan (kilometer) kendaraan Biaya Bunga Modal = INT x Harga Kendaraan
Biaya Penyusutan
Kendaraan golongan I: Y = 1/(2,5V + 125) Kendaraan golongan IIA: Y = 1/(9,0V + 450) Kendaraan golongan IIB: Y = 1/(6,0V + 300) V = kecepatan kendaraan (km/jam) Y = penyusutan per 1.000km Biaya Penyusutan = Y x Harga Kendaraan /2
Biaya Asuransi
Kendaraan golongan I: Y = 38/500V Kendaraan golongan IIA: Y = 60/(2571,42857V) Kendaraan golongan IIB: Y = 61/(1714,28571V) V = kecepatan kendaraan (km/jam) Y = penyusutan per 1.000km Biaya Asuransi = Y x Harga Kendaraan
11
Golongan Kendaraan
Menghitung BOK dengan sumber buku Perencanaan dan Permodelan Transportasi, golongan kendaraan berdasar atas Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor : 36 tahun 2003.
GOLONGAN Golongan I Golongan I Umum Golongan II Golongan IIA umum Golongan IIB JENIS KENDARAAN Sedan, Jip, Pick Up, Bus Kecil, Truk Kecil (3/4), dan Bus Sedang Bus Kecil dan Bus Sedan Truk Besar dengan 2 (dua) gandar Bus Besar dengan 2 (dua) gandar Truk Besar dan Bus Besar, dengan 3 (tiga) gandar atau lebih
Tarif TOL menggunakan dasar sumber Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 370 /KPTS/M/2007 TANGGAL 31 AGUSTUS 2007.
12
Besarnya biaya polusi udara ditentukan oleh jenis kendaraan yang mempengaruhi besarnya pemakaian konsumsi bahan bakar dan kecepatan kendaraan pada saat melaju.
13
Nilai Waktu
Sampai saat ini, belum diturunkan suatu besaran nilai waktu untuk kondisi di Indonesia. Namun demikian, pada studi ini diambil besaran nilai waktu dari hasil survey pendapatan setiap individu yang akan menyeberang Selat Sunda. Metode Pendapatan (Income Approach) Metode ini tergolong sederhana karena hanya mempunyai dua faktor, yaitu Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per orang dan jumlah waktu kerja dalam setahun per orang dengan diasumsikan bahwa waktu itulah yang menghasilkan PDRB. Formula dari metode ini dapat dilihat sebagai berikut:
Dimana
PDRB
http://www.pusjatan.pu.go.id/upload/jurnal/2009/JN2601APR0902.pdf)
Biaya Kecelakaan
Biaya Satuan Korban Kecelakaan Lalu Lintas BSKOj (T0). No. 1 2 3 No. 1 2 3 4 Katagori korban Korban mati Korban luka berat Korban luka ringan Klasifikasi keceakaan Biaya satuan korban (Rp/korban) 119.016.000 5.826.000 1.045.000 Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Kota BSKEi (T0) 131.205.000 18.997.000 12.632.000 15.725.000
16
Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Antar Kota BSKEi (T0) Fatal 224.541.000 Berat 22.221.000 Ringan 9.847.000 Kerugian harta benda 8.589.000
Sumber : Pusat Litbang Prasarana Transportasi, Badan Litbang ex. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.
17
METODOLOGI
Identifikasi User Penyeberangan PT ASDP Merak-Bakauheni dan Penerbangan Jakarta Lampung, Identifikasi Biaya Perawatan Jalan dan Jumlah Kecelakaan di Jalan Tol Jakarta Merak Maupun Jembatan Suramadu Identifikasi Waktu Tunggu dan Pelayaran Kendaraan dengan Kapal Feri Peramalan Jumlah User Penyeberangan Selat Sunda Analisis Distribusi User JSS dan Kapal Feri. Analisis Biaya Transportasi Kendaraan Analisis Perbandingan Dampak Biaya Transportasi dan Pengoperasian Kapal Feri Setelah Beroperasinya JSS
Data Primer Wawancara Survey Lapangan Data Sekunder Jumlah, User Penyeberangan PT. ASDP Merak-Bakauheni Biaya Perawatan Jalan Tol Data Kecelakaan Kendaraa Bermotor Data User Transportasi Udara Jakarta-Lampung
Analisa Data
Pengumpulan Data
18
Tinjauan Wilayah
Kondisi eksisting
Penyeberangan dilayani oleh PT. ASDP
Pelabuhan Merak
Pelabuhan Bakauheni
20
Armada Kapal
Usia Kapal
Umur Kapal>40 30<Umur Kapal<40 20<Umur Kapal<30 10<Umur Kapal<20 Umur Kapal<10 0 5 10 15 20 4 3 10 16
21
22
Kondisi Saat Ini Waktu tunggu dan penyeberangan terbagi atas 3 kondisi (Sumber Survey) Kondisi normal
Waktu Waktu Jenis kendaraan tunggu pelayaran Motor Motor besar Mobil Bis sedang Bis besar Truk golongan I Truk golongan II Truk golongan III Truk golongan IV Truk golongan V 0:35 0:35 1:20 2:15 2:14 3:16 3:16 3:16 3:16 3:16 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00
Kondisi lebaran
Waktu jenis kendaraan tunggu Motor Motor besar Mobil Bis sedang Bis besar Truk golongan I Truk golongan II Truk golongan III Truk golongan IV Truk golongan V 1:48:00 1:48:00 4:19:00 6:09:00 6:09:00 11:30:00 11:30:00 11:30:00 11:30:00 11:30:00
23
Waktu pelayaran 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00 2:00
Truk golongan I 26:18:57 Truk golongan II 26:18:57 Truk golongan III 26:18:57 Truk golongan IV 26:18:57 Truk golongan V 26:18:57
Lokasi Penelitian
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Bakauheni. Rencana kemungkinan lokasi kaki jembatan sisi Banten terletak di sekitar Desa Citangkil Kecamatan Citangkil. Sedangkan lokasi kaki jembatan sisi Lampung di Desa Sumur, Kecamatan Ketapang. (sumber isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4308115.pdf)
24
Pembahasan
Dilakukan Pembahasan dan analisis komponen biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat, User dan pemerintah berdasar komponen biaya transportasi eksplisit dan implisit. Selisih biaya transportasi perunit kendaraan dengan menggunakan jembatan dan kapal feri. Analisis dampak yang dihasilkan karena adanya pengoperasian Jembatan Selat Sunda dengan berbagai skenario perpindahan User . Dampak yang ditimbulkan pengoperasian Jembatan terhadap operasional kapal feri.
25
&
Feri
100% JSS
Tanpa JSS
BOK
Thousands 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 65 340 296 185 168 185 0 740 745 745 1,253 Thousands 300 200 100
Biaya BBM
290 269 207 207 90 19 38 90
74
74
38
19
48
33
42
42
42
903
903
Biaya Penyeberangan Jembatan Jenis Kendaraan Biaya perunit Motor Rp 43.592 Motor Besar Rp 43.592 Mobil Rp 435.921 Bis Sedang Rp 435.921 Bis Besar Rp 435.921 Truk Golongan I Rp 435.921 Truk Golongan II Rp 653.882 Truk Golongan III Rp 871.843 Truk Golongan IV Rp 1.089.803 Truk Golongan V Rp 1.307.764
biaya polusi
Thousands 60 50 40 30 20 10 0 Rp5 Rp5 Rp33 Rp30 Rp33 Rp33 Rp54 Rp44 Rp52 Rp52
Rp 28.654 Rp 2.408 Rp 70.284 Rp 9.086 Rp 46.262 Rp 9.086 Rp 93.748 Rp 34.306 Rp 30.614 Rp 9.086 Rp 46.262 Rp 9.086
2.344.548 Rp 4.836.304 Rp 4.264.547 Rp 8.831.353 Rp 210.079 Rp 2.316.029 Rp 210.079 Rp 3.493.730 Rp 245.721 Rp 2.726.616 Rp 245.721 Rp 2.595.111 Rp 245.721 Rp 2.595.111 Rp
Truk Golongan III Rp 68.844 Rp 34.306 Truk Golongan IV Rp 64.744 Rp 26.423 Truk Golongan V Rp 64.744 Rp 26.423
Rp 10.751.219 Rp 2.021.482
Truk golongan I Rp Truk golongan II Rp Truk golongan III Rp Truk golongan IV Rp Truk golongan V Rp
Kondisi Penyeberangan Lebaran Biaya penyebrangan Jenis kendaraan Kapal feri Motor Motor besar Mobil Bis sedang Bis besar Rp Rp Rp Rp Jembatan 146.396 404.425 801.434 850.436 652.994 873.133 persentase 64% 39% 54% 80% 81% 32% 37% 32% 24% 18% 233.098 Rp 361.086 Rp 1.381.102 Rp 5.672.851 Rp 792.031 Rp 1.495.176 Rp
Rp 10.163.918 Rp 1.966.345
Truk golongan I Rp Truk golongan II Rp Truk golongan III Rp Truk golongan IV Rp Truk golongan V Rp
Biaya Toll
kemungkinan biaya kecelakaan untuk kendaraan roda 4/lebih yang melintas jalan cilegon-lampung selatan jumlah korban total biaya kecelakaan jumlah kendaraan kecelakaan kendaraan terlibat meninggal korban luka R4 dan lebiih 4.309.455 11 Rp10.262.649.969 Rp0 Rp1.211.876.296 Rp11.474.526.265 kemungkinan biaya kecelakaan untuk kendaraan sepeda motor yang melintas jalan cilegon-lampung selatan total biaya kecelakaan jumlah jumlah Sepeda mtr kendaraan kecelakaan kendaraan terlibat korban meninggal korban luka korban luka berat 1.415.614 61 Rp5.406.034.041 Rp1.906.383.844 Rp2.129.328.688 Rp1.601.699.766 Rp11.043.446.339
Biaya Transportasi User Asumsi Penyeberangan Dilayani Oleh Kapal dan JSS
User Menggunakan Jembatan BOK Rp737.378.311.045 Biaya BBM Rp204.029.399.554 Biaya Biaya Polusi Biaya Nilai Waktu perawatan jalan Biaya Tiket TOL Rp43.867.671.311 Rp192.883.069.465 Rp914.739.655 Rp1.316.885.920.220
Rp
jumlah pemakaian subsidi BBM negara 71.606.095.022 biaya kecelakaan untuk kendaraan roda 4/lebih yang melintas jalan cilegon-lampung selatan total biaya jumlah jumlah kendaraan korban kecelakaan R4 dan kendaraan kecelakaan terlibat meninggal korban luka lebiih 2.489.457 6 Rp5.928.458.972 Rp6.628.527.562 Rp0 Rp700.068.590
biaya kecelakaan untuk kendaraan sepeda motor yang melintas jalan cilegon-lampung selatan
total biaya jumlah kecelakaan Sepeda motor jumlah kendaraan kecelakaan kendaraan terlibat korban meninggal korban luka korban luka berat 1.415.614 61 Rp5.406.034.041 Rp1.906.383.844 Rp2.129.328.688 Rp1.601.699.766 Rp11.043.446.339
User Menggunakan Kapal Penyeberangan Biaya Perawatan Biaya Pembelian BOK BBM Biaya Polusi Biaya Nilai Waktu Jalan Tiket Kapal Rp32.987.505.638 Rp57.645.341.726 Rp12.393.887.801 Rp1.985.677.793.568 Rp613.356.101Rp2.875.801.103.729 jumlah pemakaian subsidi BBM negara Rp15.045.434.190
Dampak yang ditimbulkan oleh kombinasi User melalui jembatan dan kapal feri
Adanya Perubahan Biaya Transportasi Baik Penambahan Maupun Pengurangan Biaya Pembelian Biaya Perawatan BBM Biaya Nilai Waktu Tiket Jalan Biaya Polusi Rp843.588.222 Rp38.387.836.402
BOK
No 1 A.
A.
Asumsi Distribusi User menggunakan kapal dan JSS Kapal di Dermaga Uraian I II III IV 2 3 4 5 6 DERMAGA I, II, III JADWAL NORMAL 24 24 0 1. Armada b. Kapal Beroperasi 6 6 2. Lama Layar (Sailling Time) 120 menit 120 menit 120 menit 3. Bongkar Muat (Port Time) 60 menit 60 menit 60 menit DERMAGA I, II, III JADWAL (PADAT) 24 24 12 1. Armada b. Kapal Beroperasi 6 6 3 2. Lama Layar (Sailling Time) 120 menit 120 menit 120 menit 120 menit 3. Bongkar Muat (Port Time) 60 menit 60 menit 60 menit 60 menit DERMAGA I, II, III JADWAL SANGAT PADAT 24 24 24 1. Armada b. Kapal Beroperasi 6 6 6 2. Lama Layar (Sailling Time) 120 menit 120 menit 120 menit 120 menit 3. Bongkar Muat (Port Time) 60 menit 60 menit 60 menit 60 menit 23.760Orang 5.232Unit 29.700Orang 6.540Unit
V 7
0 0
60 Trip 15 Kapal
0 0
72 Trip 18 Kapal
* Kapasitas Angkut Perhari Saat Normal: - Penumpang - Kendaraan * Kapasitas Angkut Perhari Saat Padat: - Penumpang - Kendaraan
* Kapasitas Angkut Perhari Saat Sangat Padat: - Penumpang 35.640Orang - Kendaraan 7.848Unit
No 1 A.
Uraian
A.
2 DERMAGA I, II, III JADWAL NORMAL 1. Armada b. Kapal Beroperasi 2. Lama Layar (Sailling Time) 3. Bongkar Muat (Port Time) DERMAGA I, II, III JADWAL (PADAT) 1. Armada b. Kapal Beroperasi 2. Lama Layar (Sailling Time) 3. Bongkar Muat (Port Time) DERMAGA I, II, III JADWAL SANGAT PADAT 1. Armada b. Kapal Beroperasi 2. Lama Layar (Sailling Time) 3. Bongkar Muat (Port Time)
Perubahan Operasi Kapal Feri Distribusi User 100% menggunakan kapal Kapal di Dermaga I II III 3 4 5 24 120 menit 60 menit 6 120 menit 60 menit 23 6 24 120 menit 60 menit 6
IV 6 24 6
V 7 16
4 28 Kapal
28 7
24
132 Trip
6 33 Kapal
44 11
20
196 Trip
5 49 Kapal
* Kapasitas Angkut Perhari Saat Normal: - Penumpang 54.895Orang - Kendaraan 12.088Unit * Kapasitas Angkut Perhari Saat Padat: - Penumpang - Kendaraan 65.340Orang 14.388Unit
* Kapasitas Angkut Perhari Saat Sangat Padat: - Penumpang 97.020Orang - Kendaraan 21.364Unit
Kesimpulan
Jembatan Selat Sunda akan memberikan dampak secara langsung tarhadap penghematan biaya transportasi penyeberangan Pulau Jawa dan Sumatera.
persentase penghematan kondisi cuaca kondisi kondisi normal buruk lebaran 23% 60% 64% -1% 15% 39% 14% 41% 54% 75% 85% 80% 67% 81% 81% 9% 76% 32% 22% 80% 37% 0% 60% 32% 16% 59% 24% 34% 62% 18%
Jenis kendaraan Motor Motor besar Mobil Bis sedang Bis besar Truk golongan I Truk golongan II Truk golongan III Truk golongan IV Truk golongan V
Kesimpulan
Dampak yang ditimbulkan oleh pengoperasian Jembatan Selat Sunda sebagai penyeberangan utama Selat Sunda pada tahun 2025
User sarana penyeberangan : Biaya operasi kendaraan meningkat sebesar Rp1,604,944,572,629. Biaya bahan bakar minyak juga mengalami peningkatan sebesar Rp323,805,308,787. Biaya pembelian tiket mengalami penghematan sebesar Rp1,797,314,237,818. Biaya nilai waktu mengalami penghematan sebesar Rp3,122,538,344,888. Pemerintah : Biaya Perawatan Jalan mengalami peningkatan sebesar Rp6,975,914,623. Biaya subsidi BBM mengalami peningkatan sebesar Rp 116,838,574,119. Masyarakat : Biaya polusi mengalami peningkatan sebesar Rp109,281,764,301. Tambahan Biaya Kecelakaan sebesar Rp22,517,972,604
Dengan menggunakan asumsi User menyeberang melalui Jembatan Selat Sunda dan kapal feri merupakan asumsi kondisi riil sepertihalnya kondisi jembatan Suramadu saat ini.
Kesimpulan
Dampak yang ditimbulkan oleh pengoperasian Jembatan Selat Sunda sebagai alternatif penyeberangan Selat Sunda selain menggunakan kapal feri pada tahun 2025
User sarana penyeberangan : Biaya operasi kendaraan meningkat sebesar Rp507.683.196.669. Biaya bahan bakar minyak juga mengalami peningkatan sebesar Rp173.862.397.899. Biaya pembelian tiket mengalami penghematan sebesar Rp421.542.270.089. Biaya nilai waktu mengalami penghematan sebesar Rp1.327.466.010.388. Pemerintah : Biaya Perawatan Jalan mengalami peningkatan sebesar Rp843.588.222. Biaya subsidi BBM mengalami peningkatan sebesar Rp62.734.717.783. Masyarakat : Biaya polusi mengalami peningkatan sebesar Rp67.261.651.792. Tambahan Biaya Kecelakaan sebesar Rp17.671.973.901
Setelah beroperasi Jembatan Selat Sunda jumlah kapal yang harus beroperasi setiap harinya pada hari normal adalah 12 unit, hari padat adalah 15 unit dan hari sangat padat adalah 18 unit.
Saran
Biaya penyeberangan kapal feri pada tahun 2025 perlu mengalami penyesuaian agar mampu bersaing dengan Jembatan Selat Sunda seperti halnya penyesuaian tarif penyeberangan kapal feri Ujung-Kamal setelah beroperasinya Jembatan Suramadu. Perlu adanya konversi polusi dengan membuat jalur hijau di Jembatan maupun di jalan penghubung. Ataupun pembebanan biaya polusi udara di tanggungkan kepada User Jembatan. Pembatasan kendaraan bermuatan untuk menggunakan Jembatan Selat Sunda dan menyarankan kendaraan bermuatan untuk menggunkan kapal feri. Pemberian rambu-rambu dan pembatasan kecepatan untuk penyeberangan
menggunakan Jembatan Selat Sunda, untuk mengurangi angka kecelakaan. Pemerintah perlu menambah alokasi subsidi BBM dengan adanya Jembatan Selat Sunda.