Anda di halaman 1dari 7

I.

LATAR BELAKANG

II.

TUJUAN PRAKTIKUM

III. TINJAUAN PUSTAKA IV. PERCOBAAN V. DATA PERCOBAAN I. Pengukuran Karakteristik Logam Sebelum Proses Korosi Berat Awal (gram) 8,31 8,74 8,53 1,17 8,43 9,13 7,13 1,12 8,37 7,96 8,37 1,18

Larutan

Logam

Panjang (cm)

Lebar (cm) 5,55 4,5 2 2 5,55 4,45 1,7 2 5,55 4,15 1,9 2 V/SHE

Potensial (V/AgCl) 0,05 0,15 0,04 0,007 0,008 0,146 0,29 0,635 0,31 0,27 0,462 0,835

Potensial (V/SHE) 0,272 0,372 0,262 0,229 0,23 0,368 0,512 0,857 0,532 0,492 0,684 1,057

Fe 1,95 Cu 2,3 Air Kran Fe 5,7 Zn 3,7 Fe 1,9 Cu 2,5 NaCl Fe 5,6 Zn 3,6 Fe 1,9 Cu 2,3 HCl Fe 5,7 Zn 3,7 # Potensial logam (V/AgCl) + 0,222

Logam Fe-Cu direndam dalam larutan HCl, NaCl, dan air keran. Perendaman dimulai pada tanggal 25 Februari 2013, jam 09.21 Kedua logam disambung menggunakan kawat tembaga.

II. Pengukuran Karakteristik Logam Setelah Proses Korosi Proses korosi selasai pada tanggal 4 Maret 2013, jam 9.30 Larutan Logam Fe Cu Fe Zn Fe Cu Fe Zn Fe Cu Fe Zn Panjang (cm) 1,95 2,3 5,7 3,7 1,9 2,5 5,6 3,6 1,9 2,3 5,7 3,7 Lebar (cm) 5,55 4,5 2 2 5,55 4,45 1,7 2 5,55 4,15 1,9 2 Berat Akhir (gram) 8,41 9,13 8,52 1,15 8,73 8,23 7,11 1,10 3,97 3,97 2,54 0,35 Potensial (V) -0,368 0,642 0,682 0,482 0,382 0,252

Air Kran

NaCl

HCl

Fe-Cu

Fe-Zn

Air keran Warna larutan berubah menjadi keruh dan terdapat endapan kuning kecoklatan. Endapan merupakan produk karat.

Fe-Cu

Fe-Zn

HCl Warna larutan berubah menjadi kehijauan. Terdapat gelembung. Gelembung merupakan gas H2 yang terbentuk dari hasil reaksi korosi logam dalam laruan asam.

NaCl Larutan yang mengkorosi logam Fe-Cu berubah menjadi coklat keruh. Produk korosi banyak. Produk korosi pada larutan Fe-Zn sedikit. Fe-Cu Logam Fe-Cu Fe-Zn Logam Fe-Zn Kondisi logam yang telah terkorosi. Logam Fe-Cu dalam NaCl tidak mengelamai kerusakan pada logam walaupun tetap terdapat produk karat dari hasil pengkorosian logam. Logam Fe-Cu dalam air keran mengalami kerusakan bentuk dengan berubahnya warna logam dari emas menjadi hitam. Daerah yang berwarna hitam merupakan daerah logam yang terkorosi paling parah. Logam Fe-Zn dalam air keran mengalami kerusakan logam dengan terjadinya perubahan warna pada logam.

dalam NaCl

dalam Air keran

dalam air keran

VI. PENGOLAHAN DATA I. Mencari Laju Korosi Contoh Perhitungan, Logam Fe (Fe-Cu) dalam air keran Laju korosi (r) dalam mpy = V =

= 1,589 x 10-4 V = 11,41 mpy

Laju korosi (r) dalam mdd =

V = = 6,24 x 10-4 mdd

Tabel Hasil Perhitungan Larutan Logam Fe Air keran Zn Fe Cu Fe Zn NaCl Fe Cu Fe Zn HCl Fe Cu 5,83 0,83 21,66 14,8 7,4 7,4 0,02 0,02 4,4 3,99 19,04 14,4 21,09 19,09 7,4 7,4 7,4 7,4 Berat hilang (gr) 0,1 0,39 0,01 0,02 0,3 0,9 Luas (cm2) 21,645 20,7 22,8 14,8 21,09 22,25 Waktu (hari) 7,4 7,4 7,4 7,4 7,4 7,4 Densitas (gr/cm3) 7,86 7,14 7,86 8,96 7,86 7,14 7,86 8,96 7,86 7,14 7,86 8,96 Laju korosi (Mpy) 11,41 51,24 1,08 2,92 35,14 110,01 2,59 3,01 515,44 568,45 664,98 121,54 Laju korosi (Mdd) 0,000624 0,00254 0,0000592 0,000182 0,00192 0,00546 0,000141 0,000187 0,0281 0,0282 0,0363 0,00757

VII. PEMBAHASAN

Annisa Feriani (101424004) Korosi galvanik merupakan proses pengkaratan yang terjadi pada dua logam dengan nilai potensial berbeda, dimana logam tersebut saling melekat atau dihubungakan menggunakan kawat. Logam yang digunakan pada praktikum kali ini adalah logam besi yang dihubungkan dengan logam Cu (Fe-Cu) menggunakan kawat tembaga dan logam Fe yang dihubungkan dengan logam Zn (Fe-Zn). Larutan yang digunakan sebagai media korosi adalah air keran, NaCl 3,65 gpl, dan HCl 1M. Sebelum pengkorosian dimulai dilakukan pembersihan logam dengan cara diamplas di bawah aliran air, kemudian berat bersih masing-masing logam ditimbang. Sebelum dilakukan pengkaratan, potensial masing-masing logam diukur menggunakan elektroda konvensional. Pengkorosian dimulai pada tanggal 25 Februari 2013, jam 9.21 WIB. Ketika logam Fe-Zn dan Fe-Cu dimasukkan ke dalam larutan HCl, dalam beberapa saat langsung terbentuk gelembung atau gas hidrogen yang merupakan hasil reaksi reduksi logam yang terjadi di katoda dalam larutan asam dan berlangsung sangat cepat. Reaksi yang terjadi : Anoda : Fe -> Fe2+ + 2e Katoda : 2H+ + 2e -> H2 Gelembung udara

Pengkorosian logam dilakukan selama 1 minggu. Setelah 1 minggu, dapat dilhat bahwa warna larutan masing-masing media korosi telah berubah. Berdasarkan data pengamatan, secara kasat mata larutan sebagai media korosi yang paling banyak menghasilkan produk korosi adalah air keran, larutan HCl, kemudian NaCl.
Berdasarkan literatur, air keran seharusnya tidak mengkorosi logam karena pH yang seharusnya adalah netral. Namun air keran yang digunakan ketika praktikum memiliki pH 6 (asam), sehingga logam akan terkorosi. Larutan HCl mengkorosi logam dengan cepat, namun secara kasat mata produk korosi yang dihasilkan lebih sedikit dibanding dengan air keran. Produk korosi yang dihasilkan berwarna hitam seperti batu yang dihaluskan. Pada larutan NaCl, logam pun terkorosi dengan menghasilkan produk korosi berwarna kuning kecoklatan. Larutan NaCl dapat mengkorosi karena pada larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik terjadi perindahan elektrolit. Dengan adanya perpindahan elektrolit tersebut, maka elektron akan berpindah dari logam yang berperan sebagai anoda ke logam yang berperan sebagai katoda. Sehingga logam yang bertindak sebagai katoda akan terkorosi lebih parah.

Pada logam Fe-Zn, yang akan teroksidasi adalah logam Zn, karena logam Zn memiliki nilai potensial jauh lebih kecil dibanding dengan logam Fe. Maka logam Zn akan bertindak sebagai anoda yang akan melepas elektron. Pada logam Fe-Cu, yang akan teroksidasi adalah logam Fe, karena logam Fe memiliki nilai potensial jauh lebih kecil dibanding dengan logam Cu. Pengkorosian selesai pada hari ke-7 jam 09.30. Kemudian diukur nilai potensial akhir, dibersihkan menggunakan sikat gigi, dikeringkan, kemudian ditimbang kembali untuk mengetahui berat akhir logam setelah proses korosi. Berdasarkan data pengamatan, terdapat beberapa logam yang setelah mengalami proses korosi mengalami penambahan berat dan pengurangan berat. Logam yang mengalami penambahan berat setelah korosi adalah logam Fe dan Cu pada air keran, serta logam Fe pada larutan NaCl. Hal tersebut terjadi karena terbentuknya oksida yang dihasilkan dari hasil oksidasi logam dengan larutan elektrolit (NaCl) dan hasil oksidasi logam dengan air keran. Logam yang melepaskan elektron pada reaksi oksidasi, elektronnya akan bergabung dengan elektron-elektron yang sudah dimiliki oleh larutan (NaCl), maka akan terjadi penambahan berat dari logam. Sedangkan pada logam Fe-Cu pada larutan HCl mengalami pengurangan berat yang sangat signifikan, karena pada larutan asam (HCl) reaksi oksidasi berlangsung sangat cepat dan logam yang dikorosi akan dengan segera terkikis. Berdasarkan hasil perhitungan, logam Fe-Cu dan Fe-Zn dalam larutan HCl mengalami kehilangan berat yang sangat besar. Hal tersebut terjadi karena laju korosi yang sangat besar. Kemudian logam Fe-Cu dan Fe-Zn dalam air keran laju korosinya tidak terlalu besar karena air keran bukan merupakan larutan elektrolit namun pHnya 6 sehingga logam akan tetap terkorosi. Sedangkan logam Fe-Cu dan Fe-Zn dalam larutan NaCl terkorosi walaupun dengan laju korosi yang rendah karena NaCl merupakan larutan elektrolit yang dapat menghantarkan elektron.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai