Anda di halaman 1dari 30

ASSALAMMUALAIKUM WR,WB.

Budi mulyawan Irfan Nadiyansyah Putra Nurila

Identitas Pasien
Nama pasien. Pekerjaan Usia Jenis Kelamin Alamat Tanggal Masuk RS Tanggal Operasi : Ny. Misti : Ibu rumah tangga : 54Tahun : Perempuan : Kesenden,Kota Cirebon, Jawa barat : 15-10-2012 : 17-10-2012

Anamesa
Keluhan Utama Nyeri pada perut bagian atas Riwayat Penyakit Sekarang Os datang jam 16.54 wib dengan keluhan nyeri perut bagian atas (terasa ditonjok-tonjok), muntah sejak 2 hari yang lalu, mual, makanan tidak masuk, ada riwayat maag dan pernah dikasih obat tetapi nyerinya tidak hilang.

Riwayat Penyakit Dahulu


: disangkal : ada : ada : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

Riwayat operasi / anestesi sebelumnya Riwayat darah tinggi Riwayat penyakit kencing manis Riwayat penyakit paru Riwayat penyakit jantung Riwayat alergi obat Riwayat minum alcohol Riwayat merokok


Riwayat Keluarga
Riwayat darah tinggi Riwayat penyakit kencing manis Riwayat penyakit paru Riwayat penyakit jantung : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis Keadaan Umum Kesadaran Vital Sign : Tampak sakit sedang : Composmentis. GCS: E4V5M6 : TekananDarah : 170/110mmHg Nadi : 60 kali/menit Respirasi : 20 kali/menit Suhu : 36,4C : Normocephal : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-)

Kepala Mata

THT Leher Thoraks Abdomen Ekstremitas

: Kedua telinga lapang, tidak keluar cairan Hidung simetris, rhinorrhea (-) Tenggorokan tidak hiperemis : JVP tidak meningkat Tidak ada pembesaran KGB, tidak ada pembesaran thyroid : Cor BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo vesikuler +/+, Wheezing -/-, Ronki -/: Cembung, BisingUsus (+) : Akral hangat Edema (-) Sianosis (-)

Pemeriksaan Laboratorium
Hb Ht Leukosit Trombosit Glukosa sewaktu Ureum Kreatinin SGOT SGPT : 12,7 gr/dl : 40,5 % : 8900 uL : 297000 ul : 285 : 20,9 : 1,02 : 38 : 19

Terapi Operatif

: Laparatomi

Persiapan anestesi - Jam 08.15 WIB dilakukan pemeriksaan kembali identitas pasien, persetujuan operasi, lembar konsultasi anestesi, obat-obatan dan alat-alat yang diperlukan - Jam 08.30 WIB dilakukan pemeriksaan tanda vital dan SpO2 - Infus RL terpasang Jenis anestesi : General Anestesi Premedikasi - Diberikan Petidin 25 mg dan sedacum 15 mg IV

Tindakan Anestesi

Induksi
Induksi dimulai jam 08.45 WIB Induksi dilakukan dengan pemberian Safol (Propofol) 100 mg IV, dan tramus (atrakurium) 25 mg IV Setelah pasien tertidur diberikan oksigen melalui sungkup kurang lebih selama 3 menit Dilakukan pemasangan ETT no.7 melalui oral. Dengan menggunakan alat laringoskop yang membantu membuka jalan ETT ketrakea. Masukkan udara agar balon mengembang dan memasang mayo Sambungkan selang oksigen dengan ETT Menilai apakah posisi ETT benar dengan mendengarkan suara nafas kanan dan kiri dengan stetoskop ETT dan mayo difiksasi


Maintenance O2 2liter N20 2liter Isoflurane 1-1,5 volume%

Peri Operatif
Pasien masuk keruang OK, diposisikan dimeja operasi, diukur kembali tekanan darah, nadi dan saturasi TD:161/108mmHg, N:87x/menit, saturasi O2 100%


Pasien berbaring terlentang diberi premedikasi dan Petidin 35 mg intravena. Selanjutnya diinduksi dengan tramus 25 mg dan Safol 100 mg, setelah pasien tertidur pasien dioksigenisasi selama 3 menit selanjutnya lakukan intubasi dengan menggunakan alat laringoskop untuk membuka jalan masuk endotrakeal tube. Endotrakeal tube dimasukkan melalui oral lalu dilanjutkan melalui pita suara dan bermuara di trakea, masukan udara agar balon yang didalam mengembang sambungkan selang oksigen dengan ett dan fiksasi ett dengan plester. Sebelum melakukan anastesi cek mesin dulu dan sambungkan selang oksigen dan selang NO2 serta buka oksigen dan NO2 sampai 2 dan Isofluren sebangai maintenace. Setelah dianastesi posisi pasien telentang.


Untuk mempertahankan oksigenasi diberikan oksigen 2 liter/menit. Selama tindakan anestesi berlangsung, tekanan darah dan nadi senantiasa dikontrol setiap 15menit. Tekanan darah sistolik dan diastolik tidak stabil. Nadi relative stabil. Saturasi oksigen relative stabil dengan kisaran 99-100%.


Resusitasi cairan peri-operatif : = 8 ml/kgBB/jam = 8 ml x 50 = 400 ml/jam Operasi berjalan 1 jam 30 menit

Hasil Monitoring
Pukul (WIB) 08.30 08.45 09.00 09.15 09.30 09.45 10.00 TekananDarah (mmHg) 161/108 108/66 168/106 145/96 99/68 105/74 185/121 SpO2 100 100 99 99 99 100 100 Nadi (x/menit) 88 81 88 85 69 66 85 AkhirOperasi Keterangan MulaiAnestesi MulaiOperasi

Post Operatif
Operatif berakhir pukul 09.55 WIB Post operatif pasien diberikan injeksi tramadol dan ondansentron IV Selesai operasi pasien dipindahkan ke recovery room, dipantau aldrete score Aldrete skor 10 Pasien dipindahkan kebangsal

Pembahasan Anestesi umum (general anesthesia) disebut pula


Anastesi Umum dengan nama narkose umum (NU). Anestesi umum adalah meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Dengan anestesi umum, akan diperoleh triad (trias) anestesia, yaitu : - Hipnosis (tidur) - Analgesia (bebas dari nyeri) - relaksasi otot

BERBAGAI TEKNIK ANESTESI UMUM

INHALASI dengan Respirasi Spontan Sungkup wajah Intubasi endotrakeal Laryngeal mask airway (LMA) INHALASI dengan Respirasi kendalia. Intubasi endotrakeal Laryngeal mask airway ANESTESI INTRAVENA TOTAL (TIVA) Tanpa intubasi endotrakeal Dengan intubasi endotrakeal


Intubasi trakea adalah tindakan memasukkan pipa trakea kedalam trakea melalui rima glottis, sehingga ujung distalnya berada kira kira dipertengahan trakea antara pita suara dan bifurkasio trakea.

Indikasi sangat bervariasi dan umumnya digolongkan sebagai berikut : Menjaga patensi jalan nafas oleh sebab apapun. Kelainan anatomi, bedah khusus, bedah posisi khusus, pembersihan secret jalan nafas, dan lainlainnya. Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi. Misalnya saat resusitasi, memungkinkan penggunaan relaksan dengan efissien, ventilasi jangka panjang. Pencegahan terhadap aspirasi danregurgitasi.

KESULITAN INTUBASI
Leher pendek berotot. Mandibula menonjol. Maksila/gigi depan menonjol. Uvula tak terlihat ( malapati 3 atau 4 ). Gerak sendi temporo-mandibular terbatas. Gerak vertebra servikal terbatas.

Obat-Obatan yang Dipakai. Berikut ini adalah obat-obat yang biasa dipakai dalam tindakan intubasi endotrakheal (Anonim, 1986), antara lain :

a. b. c. d. e. f. g.

Suxamethonim (Succinil Choline), Thiophentone non depolarizing relaxant Cyclopropane I.V. Barbiturat N2O/O2 Alotan (Fluothane) Analgesi lokal

Komplikasi
Selama intubasi trauma gigi-geligi laserasi bibir, gusi, laring merangsang saraf simpatis ( hipertensi-takikardi ) intubasi bronkus intubasi esophagus aspirasi spasme bronkus

setelah ekstubasi

spasme laring aspirasi gangguan fonasi edema glottis-subglottis infeksi laring, faring, trakea

EKSTUBASI
ekstubasi ditunda sampai pasien benar-benar sadar, jika : intubasi kembali akan menimbulkan kesulitan. Pasca ekstubasi ada resiko aspirasi. Ekstubasi dikerjakan umumnya pada anastesia sudah ringan dengan catatan gak akan terjadi spasme laring. Sebelum ekstubasi bersihkan rongga mulut laring faring dari secret dan cairan lainnya.;

DAFTAR PUSTAKA

1. Muhiman dkk. 1998 Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta. 2. Latief Said A dkk. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi. BagianAnestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta. 3. Mansjoer, Arief dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta

WASSALAM..

Anda mungkin juga menyukai