Anda di halaman 1dari 3

HUKUM ISLAM TENTANG INSEMINASI BUATAN PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, ilmu kajian biologi telah berkembang pesat. Seiring perkembangan jaman itulah, dalam Ilmu Pengetahuan khususnya Pengetahuan Alam, semakin meningkat dan telah menjadi Ilmu dasar dalam berbagai bidang. Bukan hanya mengenai tumbuhan dan hewan, ilmu biologi juga mengkaji tentang manusia. Salah satunya adalah tentang Rekayasa Genetika yang dapat diaplikasikan dengan gen manusia.

Ilmu semacam itu sangat lah berguna bagi wanita yang sudah menikah tetapi belum bisa mempunyai keturunan. Oleh sebab itu, Ilmu ini menjadi pilihan utama bagi mereka untuk dapat memiliki buah hati. Inseminasi Buatan dapat membantu mengatasi ketidak suburan karena suatu alasan, bisa jadi karena mengalami kelainan genetika ataupun yang lain.

Al-Qurn surat 49:13[1] dan 75:39[2] menyebutkan bahwa Allah SWT menjadikan manusia kepada dua jenis: laki-laki dan perempuan. Kedua jenis kelamin tersebut masing-masing diberi naluri saling mencintai,[3] dan sebagai buahnya manusia di dunia ini dapat berkembang baik. Untuk memperoleh keturunan yang sah, sebelumnya manusia diperintahkan membentuk rumah tangga melalui akad nikah dengan aturan yang telah ditentukan. Hubungan jenis kelamin itu jika tanpa didahului akad nikah tergolong perbuatan zina. Dalam Islam, zina dilarang dan hukumnya haram.[4] Agar tercipta rumah tangga yang bahagia dan sejahtera, Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan petunjuk agar sebelum perkawinan memilih calon yang baik.[5] Diantara kebahagiaan dan kesejahteraan rumah tangga adalah hadirnya anak seperti yang didambakan.[6] Pada kenyataannya, kehadiran anak yang didambakan itu ada yang tidak terwujud. Prof. Dr .Asri Rasad, MSc, PhD, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan bahwa setidaknya ada 10 20 % pasangan suami isteri yang mengalami kesulitan memperoleh keturunan. Kesulitan memperoleh keturunan bisa dikarenakan beberapa sebab. Ada sebab yang terdapat di pihak suami dan ada pula yang terdapa di pihak isteri.[7] Klasifikasi penyebab perceraian yang dibuat Kantor Urusan Agama hanya menyebut secara umum tentang

sebab-sebab perceraian yaitu: 1) Meninggalkan kewajiban, 2) Krisis akhlak, 3) Biologis, 4) Dimadu, 5) Politis.[8] Sebagai akibat dari ketidak hadiran anak dalm satu keluarga, setidaknya keluarga tersebut akan mencari beberapa alternatife misalnya: 1) Menyerah kepada nasib, 2) Adopsi, 3) Cerai, 4) Poligami , 5) Inseminasi buatan. Mengenai alternatif terakhir (Inseminasi buatan) yang nota bene penemuan dibidang teknologi kedokteran, masih banyak persoalan, terutama jika ditinjau dari segi hokum agama. Oleh sebab itu makalah ini bertujuan melacak pelaksanaannya. Apakah inseminasi buatan dapat dibenarkan oleh hokum islam? Apakah ia menyebabkan pembunuhan? Apakah tidak merupakan perzinaan? Bagaimana status anak yang dihasilkannya?

A. Pengertian Inseminasi Buatan ( Manusia ) B. Macam-macam Inseminasi Buatan ( Manusia ) C. Cara Kerja Inseminasi Buatan ( Manusia ) D. Manfaat Inseminasi Buatan ( Manusia ) E. Dampak Inseminasi Buatan ( Manusia )

Apakah inseminasi buatan dapat dibenarkan oleh hukum islam? Apakah ia menyebabkan pembunuhan? Apakah tidak merupakan perzinaan? Bagaimana status anak yang dihasilkannya?

Anda mungkin juga menyukai