Anda di halaman 1dari 6

Title : 女の男の子/ Onna no Otoko no Ko / Boys and Girls

Author : Dila (di LA —SAFE, BoA-Indo, Sujunesia, TVXQ-Indo—)


Rating : PG-15
Pairing : Boa ♥ Jaejoong
Location : Japan
Cast : Boa, TVXQ, Yui
Cameo : Meisa Kuroki, Tablo (Epik High), Iwasa Mayuuko
Length : series
Genre : romance, school drama
Language : Indonesian, Japanese (a little)
A/N : The title was taken from Yuko Ogura’s song , which used for School Rumble’s soundtrack.

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
CHAPTER 8

“Doushite, Jaejung-kun?” tanya Yui dari seberang.


“Hh, rasanya aku makin suka sama Boa,” kataku sambil menghela napas panjang.
“Sore wa yokatta darou?! Wah bagus tuh!”
“Demo Boa wa Yunho ga suki… tapi Boa suka Yunho…” kataku.
“Kata siapa?” tanya Yui.
“Sekarang Yunho di sini…”
“Kalau begitu aku ke sana sekarang ya!” kata Yui.
“Eh?”
“Tunggu 5 menit!” kata Yui seraya menutup telepon.
Aku meletakkan cellphone-ku lalu diam mendengarkan pembicaraan Yunho dan Boa. Yui,
cepatlah datang. Aku gelisah sekali melihat mereka berduaan sementara aku baru menyadari
betapa aku menyukai Boa.

Beberapa menit kemudian aku mendengar suara Yui dari luar.


“Ohayooo~”
Aku langsung keluar kamar dan menyambut Yui.
“Yui! Naze koko ni? Kenapa kamu di sini?” tanya Boa sambil bangkit dari duduk.
“Hehehe, barusan Jaejung-kun meneleponku, katanya dia kangen sama aku jadi aku datang ke
sini. Ne?” kata Yui sambil mengedipkan sebelah matanya. Haaah? Apa maksudnya ini? Yui
menginjak kakiku. Walaupun aku tidak mengerti, aku ikut saja deh skenario Yui.
“Aaaah, sou!!! Benar! Tadi aku lihat kamu sama Yunho jadi ingat Yui, jadi aku langsung telepon
Yui dan menyuruhnya ke sini!” kataku. Yui mengaitkan lengannya ke lenganku.
“Masaka anatatachi… tsukiau??? Lho, kalian pacaran?” tanya Boa.
Aku mau menjawab iya, tapi Yui mendahuluiku, “Iie! Kami tidak pacaran kok. Tapi Jaejung
memang senang sekali jalan denganku. Ne?”
“Aaa, sou da yo….” aku hanya meng-iya-kan saja. Boa tersenyum.
“Kalau begitu ayo kita makan bareng!” ajak Boa.

Kami pun makan pagi berempat. Heh? Apa maksud Yui tadi sih? Ah sudahlah, Yui kan pintar.
Lagipula yang seperti ini memang urusan cewek. Mana aku ngerti tentang cinta-cintaan. Apalagi
dari kecil aku sudah menyandang julukan girls-hater.
“Oi, hebi… kamu tidak kemana-mana?” tanyaku.
“Hm, mungkin nanti siang ke taman dekat kuil Yagami. Naze? Kenapa?” tanya Boa sambil
membereskan piring bersama Yui.
“Kalau mau keluar bilang dulu ya. Aku dan Yui di kamar,” kataku sambil menarik Yui. Tanpa
menoleh lagi aku ke kamar dan menutup pintu.
“Yui, do iu imi? Apa maksudmu tadi?” tanyaku sambil menyuruhnya duduk. Bukannya duduk,
Yui malah melihat poster-poster yang tertempel di dinding kamarku.
“Kamu tadi kan lihat sendiri reaksi Boa. Tadi waktu aku sok akrab denganmu, dia kelihatan
cemburu lho. Tapi waktu aku bilang aku dan kamu tidak pacaran dia langsung lega,” kata Yui.
“E? Maji? Benarkah? To iu koto wa… itu artinya…”
“To iu koto wa… itu artinya kemungkinan besar di juga suka kamu!” kata Yui sambil melihat rak
kasetku.
Entah mengapa perasaanku jadi ringan—malah berbunga-bunga. Benarkah Boa suka padaku?
“Ta, tapi… bagaimana kamu bisa tahu hanya dari skenariomu tadi? Bukannya Boa bilang dia
mulai suka pada Yunho?” tanyaku khawatir.

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Chotto, Jaejung-kun… tunggu… kamu senang nggak sih kalau Boa suka kamu?” tanya Yui
sebal.
“U, ureshii yo! Te, tentu saja senang!” jawabku buru-buru.
“Sore wa damatte te! Ya sudah diamlah. Kenapa kau justru mencari kemungkinan dia tidak suka
padamu?” kata Yui.
Aku terdiam. Iya, harusnya aku percaya Yui. Dia kan pintar. Dia baik sudah mau membantuku.
Dan Yui adalah perempuan, dia paling mengerti perasaan Boa.
“Mungkin Boa bilang begitu untuk memanasimu…” celetuk Yui sambil duduk di sebelahku. Aku
tidak bertanya dan menunggu Yui memberi penjelasan. “Kalau teori kita tentang Boa suka
padamu itu benar, berarti Boa dekat-dekat dengan Yunho karena dia mau melihat reaksimu.
Apa kamu cemburu atau tidak. Dia melakukannya karena dia ingin tau perasaanmu.”
“Haaah? Apa cewek memang begitu?” tanyaku.
“Perempuan biasanya memang reflek melakukannya demi mengetahui perasaan cowok yang
dia suka, atau malah memanasi cowok yang dia suka,” kata Yui menjelaskan. Dahiku
mengernyit.
“Kalau begitu… kenapa dia tidak bilang saja langsung padaku?!” tanyaku.
“Hah? Bilang ‘suka’ maksudmu?” tanya Yui. Aku mengangguk. “Baka! Mana mungkin Boa
melakukannya.”
“Tapi cewek-cewek itu biasanya memberiku surat!” dalihku.
“Hh, kan kamu sendiri yang bilang. Boa berbeda dengan perempuan lain, dan memang
begitulah Boa. Dia pikir kalau dia bilang suka duluan padamu, kamu akan menganggapnya
seperti perempuan lain yang biasa menyatakan perasaannya padamu,”’ kata Yui.
“Mana mungkin! Kan aku suka dia!” kataku sedikit keras.
“Aaah!!! Nggak ada habis-habisnya bicara denganmu! Kan aku sudah bilang ‘itu menurut Boa’!!!”
kata Yui sebal. Aku diam. Yui kalau sudah tidak sabar memang menyeramkan.
“Jaejung-kuuun… aku pergi dulu sama Yunho!” teriak Boa dari luar. Aku dan Yui berpandangan,
lalu segera keluar kamar. Boa sedang memakai sepatu dan Yunho menunggu di sebelahnya.
“Doko iku? Ke mana?” tanyaku.
“Tada sanpo… cuma jalan-jalan kok. Ja, ittekimasu!” kata Boa sambil menggandeng Yunho.
Aku terdiam di depan pintu memendam cemburu. Aku mau menggerakkan tubuhku tapi rasanya
tidak bisa bergerak sama sekali. Tiba-tiba Yui mengunci pintu dari luar lalu melemparkannya
padaku. Kemudian Yui menarik tanganku dan berlari.
“Eh? Nani? Ada apa?” tanyaku.
“Gimana sih? Katanya kamu mau mengikuti mereka!” kata Yui.

Kami mengikuti Boa dan Yunho dengan jarak beberapa meter. Aku curiga jangan-jangan Boa
tahu kalau kami mengikutinya. Dari tadi dia menoleh ke belakang terus. Aku dan Yui hanya
melihat mereka dari belakang. Ketika mereka bergandengan, ketika mereka berbincang-bincang,
saat mereka tertawa bersama, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka sudah terlanjur pacaran.
Rasanya aku ingin mengulang waktu. Andai saja waktu itu aku bilang “jangan pacaran dengan
Yunho”, pasti tidak akan jadi seperti ini. Tapi apakah aku berani mengungkapkan perasaanku
waktu itu? Kalau waktu itu Boa tidak menerima Yunho, pasti Yunho masih akan mengejar Boa
sampai dapat. Aku tahu sifat Yunho. Dia akan berusaha keras mendapatkan apa yang dia
inginkan. Dia akan mendekati Boa sampai Boa mau jadi pacarnya. Kecuali… kecuali kalau aku
yang mendapatkannya duluan. Dia akan berhenti kalau aku yang mendapatkannya duluan. Dari
kecil aku sudah sering bersaing dengan Yunho mendapatkan sesuatu. Dia memang selalu
seperti itu. Tapi kali ini… kali ini aku tidak mencegahnya.
“Ssst… mereka duduk…” bisik Yui.

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
Aku tersadar dari lamunanku. Tanpa sadar sekarang kami ada di sebuah taman. Yui berdiri di
sampingku. Kami sekarang ada di belakang sebuah pohon besar. Tidak jauh dari tempat kami
berdiri, Yunho dan Boa duduk di sebuah bangku taman. Aku memandang sekeliling. Yunho
memang hebat. Mengajak Boa ke taman seromantis ini. Tidak hanya romantis, tempat ini juga
sepi, tenang, dan sejuk.
“Ne, Boa-chan…” Yunho memulai pembicaraan.
“Hm?”
“Ore wa omae ga daisuki da… aku benar-benar suka kamu…” kata Yunho.
“Shitteru yo... aku tahu…” mau tak mau aku mendengar nada bosan pada suara Boa.
Suasana hening. Yunho pasti juga mendengar nada Boa. Dia jadi salah tingkah.
“Yunho-kun…” Boa memecah keheningan. “Waktu aku telat pulang, Jaejung-kun pernah
membeli okonomiyaki yang sangat enak. Dia bilang itu di dekat sekolah. Kapan-kapan ke sana
yuk!” ajak Boa mencairkan suasana. Aku sedikit kaget karena namaku disebut. Yunho
memandang Boa dan mendesah.
“Kenapa sih… kamu selalu menyebut ‘Jaejung-kun Jaejung-kun’?” tanya Yunho. “Kamu
sekarang kan bersamaku. Tapi kau menyebut nama cowok lain di depanku.”
Boa menunduk. “Gomen…”
Suasana hening lagi. Kenapa suasana jadi tidak enak seperti ini? Aku ingin cepat pulang. Aku
tidak mau ikut merasa tertekan seperti ini.
“Ayo pulang…” ajak Boa sambil berdiri. Yunho menahan tangan Boa.
“Boa-chan, gomen…”
“Eh?”
“Tadi aku tidak bermaksud mengatakan itu…” kata Yunho. Boa tersenyum lalu menggeleng.
“Ii yo. Tidak apa-apa, aku mengerti…” kata Boa.
Kemudian terjadi sangat cepat, Yunho berdiri lalu mencium Boa. Aku tidak sanggup lagi
melihatnya. Aku meninggalkan Yui lalu berlari pulang dengan rasa cemburu dan marah yang
memuncak. Kenapa? Biasanya aku ikut senang kalau Yunho mendapatkan sesuatu. Biasanya
aku ikut senang kalau Yunho juga senang. Kenapa aku kekanakan sekali saat ini?!

Aku membanting pintu rumah dan duduk lemas di sofa. Baka! Tentu saja mereka ciuman kan
mereka pacaran. Tapi yang membuatku menyesal, akulah yang membuat mereka pacaran.
Kenapa waktu itu aku tidak bilang saja kalau aku ingin dia jadi pacarku dan tidak jadi pacar
Yunho?
Aku memejamkan mata dan merenung. Sepi. Ternyata begini suasana sebelum ada Boa. Aku
sudah melupakannya. Karena setelah kehadiran Boa, apartemen ini jadi seperti disko. Dia
selalu memutar lagu dan menari.
DOK DOK DOK!!!
Gedoran keras terdengar dari pintu apartemenku, memecah lamunan.
DOK DOK DOK!!!
Aku segera berdiri dan menuju pintu.
DOK DOK DOK!!!
Ck ramai sekali sih. Bisa-bisa aku nanti dimarahi tetangga sebelah! Aku membuka pintu. Yunho
berdiri dengan wajah menyeramkan, yang tidak bisa kuungkap dengan kata-kata. Jarang aku
melihat wajahnya semarah ini.
“Ah, Yunho-kun? Boa wa? Boa mana?”
Tiba-tiba Yunho menarik kerahku. BUK!!! Sebuah pukulan keras mendarat di mukaku sampai
aku terjatuh. Yunho mengangkat lagi kerahku, dan aku mendengar suara derap kaki dari luar.

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“Yunho-kun, yamete yo! Hentikan!” teriak Boa sambil mengatur napas. Di sebelanya, Yui
terengah-engah sambil memegangi lututnya.
“IIA!!! TIDAK AKAN!!! DIA SUDAH MENYAKITIMU DAN KAMU MASIH MEMBELANYA??? Aku
mau memberinya pelajaran dulu!” lalu Yunho memukuli muka dan perutku. Aku tidak mau
melawan. Aku belum tahu masalahnya. Sebenarnya ada apa ini? Kenapa dia malah
memukuliku? Beberapa menit yang lalu dia masih bersenang-senang dengan Boa. Lalu Yui…
kenapa Yui pulang bersama mereka?
BRUK!!!
Pukulan terakhir mendarat di perutku, lalu Yunho mendorong bahuku sampai aku terjatuh lagi.
Yunho mau mengangkatku lagi tapi…
PLAK!!!
Yui menampar Yunho, “Kau sudah keterlaluan!”
Boa dan Yui menghampiriku dan mengangkat lenganku.
“Daijoubu ka?” tanya Yui. Aku diam saja, tidak kuat bahkan hanya untuk menjawab “ya”.

Beberapa menit kemudian kami duduk di depan TV. Boa sedang mengobatiku. Yunho tidak mau
memandangku, dan Yui hanya diam sambil sesekali menghela napas panjang.
“Na, Yunho… memangnya aku berbuat apa sih sampai kau pukuli?” tanyaku memancingnya.
Yunho reflek menoleh padaku.
“KAU TANYA KAU BERBUAT APA?!” Yunho berdiri, tapi dihentikan oleh Yui. Lalu dia duduk
dengan gusar.
“Gomen, Jaejung-kun…” Yui memulai penjelasan. “A, anooo… setelah mereka ci—ehm,
maksudku setelah kamu pergi, Yunho-kun mengatakan pada Boa kalau itu ciuman pertamanya,
lalu dia bertanya apa itu juga ciuman pertama Boa…”
Perasaanku sudah tidak enak. Tentu saja tidak. Boa pernah berciuman denganku. Masa ka…
tidak mungkin kan… masa’ Boa bilang dia pernah berciuman denganku?
“Sore de? Lalu?” tanyaku.
“Lalu Boa menjawab…” Yui ragu mengatakannya.
“Boa pernah berciuman denganmu kan? Dua kali… dan itu setelah aku pacaran dengan Boa,”
kata Yunho tanpa memandang mataku. Aku tidak percaya. Aku menoleh pada Boa, tapi dia
menunduk sambil membereskan kotak obat.
“Oi, masa’ kau bilang begitu?” tanyaku. Boa hanya mengangguk sekali.
“Kemudian Boa bilang menceritakan semuanya, kalau dia menerima Yunho karena kau
menyuruhnya,” lanjut Yui. “Lalu Boa memanggilku keluar—dia tahu kalau kita mengikuti,
akhirnya… aku juga menceritakan semuanya,” kalimat terakhir diucapkannya dengan pelan.
Saking bingung dan capeknya, aku sampai tidak bisa marah pada Yui.
“Yunho, gomen…” kataku.
“Harusnya kau minta maaf pada Boa!” kata Yunho. “Padahal dia menyukaimu, tapi kamu malah
menyuruhnya pacaran denganku. Apa sih maksudmu?!”
Jadi benarkah itu? Apa benar Boa suka padaku?
“Ore… baka mitai… aku jadi seperti orang bodoh saja,” kata Yunho sambil menyibakkan
rambutnya ke belakang. “Padahal aku sudah tahu kalau Boa tidak sepenuhnya suka padaku,
bahkan mungkin sama sekali tidak ada perasaan padaku.”
“Gomen…” kataku lagi.
“APA YANG BISA KAMU LAKUKAN CUMA MINTA MAAF?!” bentak Yunho, kali ini dia
memandang mataku. Bagus! Dia punya nyali juga!
“LALU AKU HARUS BILANG APA??? KALAU AKU TIDAK MINTA MAAF KAU PASTI AKAN
BILANG ‘APA KAU TIDAK BISA MINTA MAAF?’ IYA KAN?!” aku balik membentaknya.

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
“KATAKAN PADANYA!!!” kata Yunho sambil mengarahkan kepalanya ke arah Boa. “Katakan
kalau kau menyukainya! Ceritakan kenapa kamu benci perempuan! Ceritakan semuanya!” kata
Yunho. Kemudian dia menghadap Boa.
“Boa-chan, gomen ne… kita putus saja,” kata Yunho sambil tersenyum. Boa mengangguk. Lalu
Yunho dan Yui berdiri.
“Arigatou, Yunho-kun… gomen…” kata Boa sambil memeluk Yunho. Yunho hanya
membalasnya dengan tepukan pelan di punggungnya, kemudian melepas pelukan Boa.
“Ayo, Yui…” ajak Yunho.
Aku dan Boa mengantar sampai ke pintu. Setelah Yunho dan Yui pulang, tinggal aku dan Boa di
rumah. Kami hanya duduk diam di sofa.

“A, anooo… kamu pasti lapar kan? Aku buatkan makan ya!” kata Boa sambil berdiri.
Aku menahan tangannya.
“Suware yo, duduklah… aku akan menceritakan semuanya…”
CHAPTER 8 おしまい

女の男の子
wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com
(SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

Anda mungkin juga menyukai