Anda di halaman 1dari 16

OPTIMALISASI NASIONALISNE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAPAT MEWUJUDKAN BUDAYA TAAT HUKUM (Oleh: H.

Abdul Chair Ramadhan)


(Makalah ini disampaikan dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVI Lemhannas RI)

BAB I PENDAHULUAN

1.

Umum Sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia bertekad mewujudkan cita-citanya dan pencapaian tujuan nasionalnya,

sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Suatu cita-cita yang menginginkan adanya kehidupan yang bebas, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Untuk mengembangkan kehidupannya dan merealisasikan berbagai kepentingan nasionalnya, bangsa Indonesia memiliki cara pandang, cara tinjau, cara tanggap inderawi, yang dinamakan wawasan nusantara sebagai wawasan nasional. Dalam mencapai tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia senantiasa dihadapkan pada berbagai bentuk tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang secara langsung maupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara. Untuk itu, diperlukan ketahanan nasional yang harus ditingkatkan atau dibina secara terus menerus berdasarkan wawasan nusantara melalui upaya pembangunan nasional di segenap aspek dan dimensi

kehidupan.1[1]

Dapat dikatakan terdapat hubungan atau keterkaitan yang erat antara wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan pembangunan nasional. Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, tuntutan dan sebagai rambu-rambu pemandu bagi ketahanan nasional. Keterkaitan ketahanan nasional terhadap pembangunan nasional, tercermin pada

konsepsi ketahanan nasional untuk menumbuhkan kondisi kehidupan nasional yang diinginkan melalui pembangunan nasional. Makin meningkatnya intensitas pembangunan nasional akan

meningkatkan ketahanan nasional, sebaliknya kokohnya ketahanan nasional akan mendoronmg lajunya pembangunan nasional. Secara implisit ketahanan nasional sebagai landasan konsepsional mengandung konsepsi tentang pengaturan penyelenggaraan

kesejahteraan dan keamanan dalam segala aspek dan dimensi kehidupan nasional berdasarkan landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional norma Undang-Undang Dasar 1945, dan landasan visioner wawasan nusantara. Dari pernyataan di atas, dapat kita jabarkan lebih detail bahwa terdapat beberapa unsur penting dalam Ketahanan Nasional yakni: 1. 2. 3. 4. Pengaturan; Penyelenggaraan; Kesejahteraan; dan Keamanan. Pengaturan ketatanegaraan, menunjuk kepada sistem (aturan) sistem hukum politik

penyelenggaraan

menunjuk

kepada

berdasarkan prinsip pembagian cabang kekuasaan (legislatif, eksekutif dan yudikatif), kesejahteraan dan keamanan merupakan tujuan dan cita-cita nasional yang harus diwujudkan oleh penyelenggara negara. Antara keamanan dan kesejahteraan tidak bisa dipisahkan walaupun dapat dibedakan. Keempat unsur tersebut hasil pemikiran politik, hukum, ekonomi dan filsafat, dikatakan demikian oleh karena hukum merupakan produk politik dengan kata lain politik menentukan hukum, sedangkan politik merupakan

cerminan dari kegiatan-kegiatan ekonomi, sedangkan ekonomi merupakan renungan dari hasil pemikiran filsafat. Pemikiran filsafat inilah yang mengkristal sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, yakni falsafah Pancasila. Dalam mewujudkan pembangunan nasional, salah satu aspek yang sangat mentukan adalah supremasi hukum. Prinsip supremasi hukum mengandung pengertian bahwa hukum tertinggi yang harus dipatuhi adalah Undang-Undang Dasar 1945. Menurut prinsip supremasi hukum, maka hukum tertinggi adalah Undang-Undang Dasar 1945. Semua peraturan perundangan, termasuk Peraturan Daerah (Perda) harus sesuai dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar bukan lagi sekedar simbol

atau formalitas belaka. Untuk itu perlu ada mekanisme yang dapat menegakkan prinsip supremasi hukum. 2[2] Pada dasarnya proses pembuatan peraturan perundang-undangan adalah proses politik atau paling tidak mempertimbangkan situasi politik. Dengan latar belakang seperti itu, maka selalu ada kemungkinan bahwa isi sebuah peraturan perundang-undangan diusahakan untuk mengandung kepentingan politik tertentu. Mendahulukan kepentingan politik di atas kepentingan nasional adalah suatu sikap yang bertentangan dengan cara pandang bangsa Indonesia yang berlingkup dan demi kepentingan nasional yang berlandaskan Pancasila. Selain itu, kerap pula terjadi intervensi kekuasaan atas proses penegakan hukum, hukum bukan sebagai panglima, melainkan politiklah yang menjadi panglima. Salah satu pengertian penting dalam negara hukum adalah bahwa segala aturan hukum adalah guna mewujudkan tujuan bernegara. Tujuan kita bernegara secara padat dan jelas terkandung di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan yang pernah kita pergunakan, pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, adalah rumusan yang kokoh yang perlu dipergunakan kembali. Oleh

karena itu setiap peraturan perundang-undangan harus menghormati dan/atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral, etik, dan spiritual. Untuk mewujudkan supremasi hukum, maka peranan ketahanan nasional sangat strategis guna mengoptimalkan supremasi hukum sesuai dengan konsepsi negara hukum indonesia. Dalam penulisan essay bidang studi ketahanan nasional yang berjudul Konsepsi Hukum, Ketahanan penulis Nasional Mampu Mewujudkan pada Supremasi

memfokuskan

pembahasan

pembuktian konsepsi ketahanan nasional memiliki pengaruh yang signifikan dalam upaya mewujudkan supremasi hukum di Indonesia, yang menganalisis tentang hubungan antara ketahanan nasional sebagai konsepsi dengan supremasi hukum, asas-asas dalam ketahanan nasional yang mendorong penguatan supremasi hukum serta analisis pengaruh konsepsi ketahanan nasional dalam mewujudkan supremasi hukum.

2. a.

Maksud dan Tujuan Maksud Maksud dari penulisan essay ini adalah untuk memberikan

gambaran tentang pembuktian konsepsi ketahanan nasional memiliki pengaruh yang signifikan dalam upaya mewujudkan supremasi hukum di Indonesia. b. Tujuan Tujuan dari penulisan essay ini ditujukan untuk memberikan kontibusi pemikiran yang akan terus dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk penulisan lanjutan selama penulis mengikuti PPRA XLVI T.A. 2011 di Lemhannas RI. Pada akhirnya, dapat digunakan sebagai bahan kajian strategis kepada Lemhannas RI dan masukan kepada pemerintah berkaitan dengan tema pendidikan Supremasi Hukum Dalam Rangka Ketahanan Nasional.

3.

Ruang Lingkup dan Tata Urut

Ruang Lingkup dalam penulisan essay ini dibatasi hanya pada halhal yang berkaitan dengan peranan atau pengaruh konsepsi ketahanan nasional dalam mewujudkan supremasi hukum. Adapun penulisan disusun ke dalam 3 (tiga) bab yang sistematis dan saling mengkait satu dengan yang lain serta penyajiannya sesuai dengan kaedah penulisan yaitu runtun, sistematis, mengalir dan utuh dengan tata urut sebagai berikut : a. Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan tata urut, serta pengertianpengertian yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

b.

Bab II :

Pembahasan

Pada bab ini dilakukan pembahasan dan analisis atas pembuktian peranan atau pengaruh konsepsi ketahanan nasional dalam mewujudkan supremasi hukum. Pada bab ini disampaikan tentang hubungan antara ketahanan nasional dengan supremasi hukum, asas-asas ketahanan nasional mendorong penguatan supremasi hukum, dan analisis pengaruh konsepsi ketahanan nasional dalam mewujudkan supremasi hukum. c. Bab III : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas uraian yang dibahas yang bersifat konstruktif dan sistematis.

4. 1)

Pengertian-Pengertian Ketahanan Nasional, adalah kondisi dinamis suatu bangsa, berisi dan ketangguhan yang mengandung kemampuan

keuletan

mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional. 2) Konsepsi Ketahanan kekuatan Nasional nasional Indonesia, melalui adalah konsepsi dan

pengembangan

pengaturan

penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan wawasan nusantara. 3) Mampu, adalah suatu keadaan kesanggupan atau kemampuan

untuk melakukan sesuatu. 4) Mewujudkan, adalah bermakna menjadikan berwujud atau benar-

benar ada, atau melaksanakan perbuatan, cita-cita atau tujuan. 5) Supremasi hukum, adalah pemerintahan negara yang berdasarkan

atas hukum.

BAB II PEMBAHASAN
5. Hubungan Antara Ketahanan Nasional Dengan Supremasi

Hukum Istilah supremasi hukum (supremacy of law) atau pemerintahan berdasar atas hukum merupakan hasil terjemahan dari istilah rule of law. Di samping itu, istilah negara hukum (government by law) atau rechtsstaat, juga merupakan istilah yang sering digunakan untuk itu.3[3] Dalam konsep negara hukum versi Eropa Kontinental, prinsip supremasi hukum (supremacy of law) merupakan ini utama.4[4] Menurut Dicey, makna dari supremasi hukum, dengan mengutip hukum klasik dari pengadilanpengadilan di Inggris, adalah sebagai berikut: La ley la plus haute inheritance, que le roi had; car par la ley it meme et toutes ses sujets sont rules, et si la ley ne fuit, nul roi et nul inheritance sera.

(Hukum menduduki tempat tertinggi, lebih tinggi dari kedudukan raja, terhadapnya raja dan pemerintahannya harus tunduk, dan tanpa hukum maka tidak ada raja dan tidak ada pula kenyataan hukum ini.) Dalam negara hukum5[5], kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum. Dalam negara hukum, maka segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara atau penguasa, semata-mata berdasarkan hukum atau dengan kata lain diatur oleh hukum.6[6] Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan rasa keadilan masyarakat. Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa supremasi hukum merupakan roh dari negara hukum, tanpa terwujudnya supremasi hukum, maka negara hukum adalah questionable. Untuk mewujudkan supremasi hukum di Indonesia, maka peranan konsepsi Ketahanan Nasional sangat signifikan dan strategis bagi penguatan supremasi hukum dalam tataran implementasi, khususnya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan guna meningkatkan

kesejahteraan dan keamanan rakyat Indonesia. Pelemahan terhadap supremasi hukum, khususnya dalam fungsi penegakan hukum merupakan suatu bentuk tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang mesti dihadapi dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, yang disebut ketahanan nasional. Keuletan di sini bermakna tidak mudah putus asa yang disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita, sedangkan ketangguhan menunjuk kepada kekuatan dan keandalan, dan

kemampuan

bermakna

kesanggupan,

kecakapan

serta

kekuatan.

Keuletan, ketangguhan dan kemampuan dalam kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang didasari oleh landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional Undang-Undang Dasar 1945, dan landasan visioner wawasan nusantara. Rumusan ketahanan nasional sebagai pengertian baku, sangat diperlukan dalam menghadapi dinamika perkembangan dunia dari masa ke masa untuk dipakai sebagai dasar atau titik tolak dalam penjabarannya. Dalam kaitannya dengan supremasi hukum, konsepsi ketahanan nasional mutlak diperlukan dalam negara yang berdasarkan atas hukum. Keterkaitan antara ketahanan nasional sebagai konsepsi dengan

supremasi hukum dapat dijelaskan dengan menguraikan konsepsi ketahanan nasional Indonesia. Konsepsi ketahanan nasional Indonesia, adalah konsepsi

pengembangan kekuatan melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan wawasan nusantara. Dengan kata lain, konsepsi ketahanan nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Dari rumusan tersebut dapat kita ketahui hakekat ketahanan nasional dan konsepsi ketahanan nasional, yakni: 1) Hakikat ketahanan nasional Indonesia, adalah keuletan dan

ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. 2) Hakikat konsepsi ketahanan nasional Indonesia, adalah pengaturan

dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

Khusus dalam hakekat konsepsi ketahanan nasional Indonesia, terdapat korelasi dengan supremasi hukum, hal ini ditunjukkan dengan disebutnya aspek pengaturan, penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan. Sedangkan dalam supremasi hukum yang menekankan kepada kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara atau penguasa diatur oleh hukum. Dengan lain kata pengaturan,

penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional dilakukan menurut ketentuan hukum positif yang mengandung aspek keadilan, kepastian dan kemanfaatan. Apabila ditinjau dari fungsi ketahanan nasional, maka ketahanan nasional sebagai doktrin dasar nasional guna menjamin terjadinya suatu pola pikir, pola sikap, dan pola kerja untuk menyatupadukan upaya bersama bangsa yang bersifat interregional (wilayah), intersektoral dan multidisiplin, maka sangat menunjang dalam mewujudkan supremasi hukum di Indonesia. Supremasi hukum yang dimaksudkan di sini adalah mulai dari tahap pembentukan peraturan perundang-undangan yang berdasarkan

kepentingan nasional dan cita-cita nasional, hingga pelaksanaannya oleh aparatur penyelenggara negara yang kesemuanya dilandasi oleh

semangat dan ketaqwaan terhadap hukum.

6.

Asas-asas Ketahanan Nasional Mendorong Penguatan Supremasi Hukum Asas-asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari oleh nilai-nilai yang tersusun berdasarkan Pancasila, UndangUndang Dasar 1945 dan wawasan nusantara, dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut.7[7]

1)

Asas Kesejahteraan dan Keamanan

Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat mendasar serta esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional. 2) Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, dan terpadu (komprehensif integral). 3) Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar Sistem kehidupan merupakan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik yang bersifat positif maupun negatif, untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam mapun ke luar. 4) Asas Kekeluargaan Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan dan perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan. Keempat asas di atas apabila dikaitkan dengan upaya mewujudkan supremasi hukum di Indonesia, maka akan tercipta suatu situasi dan kondisi yang mendukung ketahanan gatra dalam astagatra8[8]. Dengan

kata lain hubungan antargatra dalam astagatra yang didasarkan pada keempat asas ketahanan nasional akan mendorong terwujudnya

ketahanan nasional. Walaupun hukum tidak dimunculkan sebagai gatra, akan tetapi hukum masuk dan diperlukan dalam gatra, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Hukum juga diperlukan dalam ketiga gatra alamiah (Trigatra) sebagai pengendalian terhadap ruang, situasi dan waktu. Pengendalian ruang yang dimaksudkan di sini adalah terkait dengan geografi, demografi dan sumber kekayaan alam. Ketiganya ini merupakan modal dasar untuk pembangunan, untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya secara tepat guna, efisien, dan efektif. Untuk mewujudkan hal ini, maka diperlukan suatu situasi dan kondisi kehidupan yang dinamis, yang dibangun melalui rencana pembangunan yang terarah dan berkelanjutan dengan memanfaatkan modal dasar yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Untuk menciptakan situasi dan kondisi kehidupan yang dinamis ini, maka asas-asas dalam ketahanan nasional mendorong supremasi terwujudnya hukum, maka supremasi setiap hukum. keputusan Dengan yang terwujudnya diambil oleh

penyelenggara negara dalam pembangunan nasional akan berorientasi pada pendekatan prosperity (kesejahteraan), maupun security (keamanan) dalam semua aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah (statis) maupun aspek sosial (dinamis).

7.

Analisis Pengaruh Konsepsi Ketahanan Nasional Dalam Mewujudkan Supremasi Hukum Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sedangkan supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni

keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum, hukum tidak boleh mengabaikan rasa keadilan masyarakat. Tujuan

hukum ini juga sejalan dengan Pancasila, konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 serta sejalan dengan landasan visional wawasan nusantara yang berkedudukan sebagai doktrin dasar nasional dalam penyelenggaraan negara dan asas-asas yang terdapat dalam ketahanan nasional. Dalam kaitannya dengan mewujudkan supremasi hukum, maka peranan ilmu geostrategi9[9] sangat strategis, ilmu geostrategi sebagai acuan perumusan konsepsi ketahanan nasional dalam rangka pencapaian tujuan nasional, dengan mengimplementasikan konsepsi ketahanan nasional dalam berbagai proses pengambilan keputusan, termasuk dalam mewujudkan supremasi hukum. Ilmu geostrategi sangat erat kaitannya

dengan ilmu geopolitik karena politik menentukan tujuan, strategi cara mencapai tujuan yang ditentukan oleh politik. Geopolitik dan geostrategi ditujukan untuk menciptakan keamanan dan kesejahteraan bangsa dan negara. Pandangan geostrategi Indonesia merupakan suatu strategi atau cara terbaik yang ditempuh dalam mewujudkan cita-cita proklamasi atau cita-cita masa depan yang lebih baik, lebih aman, lebih damai dan lebih sejahtera melalui pengendalian ruang, situasi dan waktu. Pengendalian ruang yang dimaksudkan di sini adalah terkait dengan geografi, demografi dan sumber kekayaan alam. Ketiganya ini merupakan modal dasar untuk pembangunan, untuk dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya secara tepat guna, efisien, dan efektif. Untuk mewujudkan hal ini, maka diperlukan suatu situasi dan kondisi kehidupan yang dinamis, yang dibangun melalui rencana pembangunan yang terarah dan berkelanjutan dengan memanfaatkan modal dasar yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu, setiap keputusan yang diambil oleh penyelenggara negara dalam pembangunan nasional, harus selalu dikaitkan dengan karakteristik geografi wilayah Indonesia, dan berorientasi pada pendekatan prosperity (kesejahteraan), maupun security (keamanan) dalam semua aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah (statis) maupun aspek social (dinamis). Membangun keamanan dan kesejahteraan bangsa melalui upaya peningkatan dan pemantapan kondisi dinamik kehidupan nasional (ketahanan nasional) merupakan langkah geostrategi dalam bentuk pemberdayaan seluruh sumber daya nasional untuk mengendalikan situasi, ruang, dan waktu. Persatuan dan kesatuan yang kuat

menghasilkan ketahanan nasional yang semakin kokoh, dengan kata lain, bahwa wawasan nasional yang berintikan nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang dilandasi Pancasila telah memberikan terwujudnya ketahanan nasional Indonesia. Unsur-unsur Penyelenggaraan, dalam ketahanan dan nasional, keamanan yakni, juga pengaturan, memberikan

kesejahteraan

dukungan guna mewujudkan supremasi hukum. Dalam mewujudkan supremasi hukum maka pendekatan sistem (systemic approach) sangat terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, sebagaimana dikatakan oleh Soerjono Soekanto, yakni struktur, substansi, dan budaya.10[10] Ketahanan nasional memberikan justifikasi dalam

upaya mewujudkan supremasi hukum. Apabila ketiga faktor tersebut di atas mewujud dalam supremasi hukum, maka akan meningkatkan ketahanan nasional. Kita ketahui bahwa ketahanan nasional bergantung kepada kemampuan bangsa dan negara di dalam mendayagunakan secara optimal gatra alamiah (Trigatra) sebagai modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan
[10] Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: Rajawali, 1986), hal.5.

kehidupan nasional (Pancagatra), kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan. Keterkaitan hubungan antargatra dalam astagatra ini memerlukan peranan hukum melalui supermasi hukum dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan guna mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional yang sejalan dengan cita-cita hukum. Sehingga, konsepsi ketahanan nasional mutlak diperlukan dalam mewujudkan supremasi hukum.

BAB III PENUTUP


8. Kesimpulan Ketahanan nasional bergantung kepada kemampuan bangsa dan negara di dalam mendayagunakan secara optimal gatra alamiah (Trigatra) sebagai modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional (Pancagatra), kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan. Keterkaitan

hubungan antargatra dalam Astagatra ini memerlukan peranan hukum melalui supermasi hukum dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan guna mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional yang sejalan dengan citacita hukum. Disinilah letak hubungan keterkaitan antara konsepsi ketahanan nasional dengan supremasi hukum. Ketahanan nasional juga memberikan justifikasi dalam upaya mewujudkan supremasi hukum.

Selain itu, ketahanan nasional juga terkait erat dengan wawasan nusantara, geostrategi, geopolitik, dan pembangunan nasional. Jadi, antara ketahanan nasional, wawasan nusantara, geostrategi, geopolitik dan pembangunan nasional merupakan faktor berpengaruh dalam mewujudkan

supremasi hukum, dengan langkah operasional fungsi penegakan hukum yang prima.

9.

Saran Dalam kesempatan penulisan essay ini, penulis menyampaikan sumbangsaran pemikirannya, yakni sebagai berikut. Diperlukan penguatan ketahanan nasional, melalui optimalisasi sosialiasi pemahaman tentang ketahanan nasional dan wawasan

nusantara agar tercipta supremasi hukum yang mengedepankan nilai-nilai moral Pancasila yang berkeadilan.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Daud Busroh dan Abubakar Busro, Asaz-Asaz Hukum Tata Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991. Institut Leimena, Republik Indonesia Adalah Negara Hukum, Negara Demokrasi Konstitusional dan Negara Hukum, Makalah, Jakarta, 2010. Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern (Rechtsstaat), Bandung: Refika Aditama, 2009. Pokja Ketahanan Nasional, Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 s/d 3 Sub BS Konsepsi Ketahanan Nasional, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011. __________. Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 dan 2 Sub BS, Geostrategi Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011. __________. Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 dan 2 Sub BS, Geopolitik Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011. Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: Rajawali, 1986. Sumarsono, S, et.al. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Sunardi, R.M, Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jakarta: Kuaternita Adidarma, 2004.

[4]

[1] Ketahanan nasional bagi suatu negara, termasuk Indonesia, pada hakekatnya adalah sebagai kebutuhan yang tidak terelakkan guna mempertahankan keutuhan negaranya. [2] Institut Leimena, Republik Indonesia Adalah Negara Hukum, Negara Demokrasi Konstitusional dan Negara Hukum, Makalah, Jakarta, 2010, hal.2. [3] Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern (Rechtsstaat), (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal.1. Ibid, hal. 2. [5] Konsepsi atau istilah "negara hukum" tidak ditemukan dalam naskah asli Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi hukum dasar pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, namun hanya ditemukan dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu istilah rechtsstaat yang dilawankan dengan istilah machtstaat. Setelah perubahan ketiga Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan pada tanggal 9 November 2001, dalam Pasal 1 (3) secara tegas disebutkan bahwa "Negara Indonesia adalah negara hukum", rumusan seperti ini juga terdapat dalam Konstitusi RIS Tahun 1949 dan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950. [6] Abu Daud Busroh dan Abubakar Busro, Asaz-Asaz Hukum Tata Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991), hlm. 110. [7] Pokja Ketahanan Nasional, Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 s/d 3 Sub BS Konsepsi Ketahanan Nasional, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011, hal.18 et seq. [8] Astagatra merupakan sebuah pendekatan yang melihat kehidupan nasional sebagai sebuah sistem yang terdiri dari 8 (delapan) gatra yang saling mempengaruhi. Delapan gatra tersebut meliputi 2 (dua) aspek, yaitu aspek alamiah dan aspek sosial. Aspek alamiah terdiri dari letak geografis negara, kekayaan alam dan keadaan dan kemampuan penduduk. Sedangkan aspek sosial meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan negara. [9] Suatu ilmu yang mempelajari hubungan antar faktor-faktor geografi, politik dan strategi suatu negara.

Anda mungkin juga menyukai