Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN INDIVIDU BLOK 2 BIOETIKA DAN HUMANIORA SKENARIO 1 KONTROVERSI ABORSI AKIBAT PERKOSAAN PADA ANAK DI BAWAH UMUR

Oleh: dirahasiakan

Tutor: Dr. XX FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS XXX 2008

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Menggugurkan kandungan atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan istilah aborsi berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidu di luar kandungan. Ini adalah suatu pengakhiran hidup dari janin sebelum dberi kesempatan untuk bertumbuh. Hal ini tentu saja tidak diperkenankan oleh agama maupun hukum karena sama saja dengan membunuh maklhluk tak berdosa. Namun ada kasus di mana seorang anak perempuan berumur 13 tahun duduk di kelas 1 SMP hamil 1 bulan karena diperkosa. Korban perkosaan depreso. Orangtua korban ingin kehamilan digugurkan. Orangtua korban konsultasi dengan dokter rumah sakit. Dokter kemudain menerangkan pada orangtua korban bahwa tindakan abors itu terkait dengan masalah hukum, sementara dari segi disiplin tidak ada masalah secara teknis, dan juga kode etik kedokteran menyerahkan dalam hal ini kepada masingmasing dokter tergantung pada keyakinan dokter, sebab dokter juga terikat dengan sumpah dokternya dan kode etika kedokteran. Dokter tersebtu juga menerangkan kalau masalah ini tidak dapat dia rahasiakan sendiri karena haris ditangani oleh tim jadi jika tindakan aborsi akan dilakukan maka keputusan akan diambil oleh tim yang terdiri atasz dokter, ahli agama, psikiater. Dokter menekankan kepercayaan dan kerja sama dari pasien bahwa dokter akan berusaha yang terbaik bagi pasien, juga menerangkan bahwa kondisi seperti ini merupakan keputusan yang sulit dari aspek etik dan maupun hukum. Hasil keputusan tim dokter rumah sakit setempat setuju unutk dilakukan aborsi setelah mempertimbangkan profesionalisme, tapi orangtua masih bingun karena menurutnya agama dan hukum melarang aborsi. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pandangan aborsi akibat perkosaan dalam kasus tersebut menurut agama, hukum, dan medis? 2. Apakah kebaikan dan keburukan bila kehamilan diteruskan atau digugurkan?

3. Apakah yang akan anda lakukan sebagai seorang dokter dalam menghadapi kasus seperti ini?

Tujuan dan Manfaat Melalui pembelajaran ini, tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut: 1. Mampu mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai standar profesi 2. Mampu mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit 3. Mampu menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan setiap individu pasien.

Beberapa manfaat yang dapat diambil dari pembelajaran kali ini antara lain : 1. Mahasiswa mengetahui dan memahami aspek etik kedokteran sehingga dapat menangani pasien sesuai standar profesi 2. Mahasiswa mengetahui alternatif-alternatif lain dalam mengangani kasus yang sulit 3. Mahasiswa mampu menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan setiap individu pasien

BAB II STUDI PUSTAKA

ABORSI Berakhirnya masa kehamilan dengan keluarnya janin dari kandungan sebelum tiba masa kelahiran (KUBI Library). Pengertian aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia 20 minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu. Ada dua macam aborsi, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadi secara alami, tanpa intervensi tindakan medis dan aborsi yang direncanakan dimana melalui tindakan medis dengan obat-obatan saja (jamu, dsb) atau tindakan bedah atau tindakan lain yang menyebabkan pendarahan lewat vagina. Penghentian kehamilan pada usia dimana janin sudah mampu hidup mandiri di luar rahim ibu (lebih dari 21 minggu usia kehamilan), bukan lagi tindakan aborsi tetapi pembunuhan janin atau infantisida (Ozzy). D. ETIKA Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok itu sendiri. Etika disebut juga filsafat moral merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma, diantaranya norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan,

norma agama berasal dari agama, norma moral berasal dari suara hati dan norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari.(budi,2007) SUMPAH DOKTER Sumpah yang diucapkan dokter sebelum masa kerjanya, biasanya tiap negara berbeda tiap berasal dari World Medical Assosiation. Pada saat ini saya diakui sebagai anggota profesi kedokteran : Saya berjanji dengan sungguh-sungguh untuk membaktikan hidup saya dalam pelayanan bagi kemanusiaan. Saya akan memberikan pada guru-guru saya kehormatan dan rasa terimakasih yang merupakan hak mereka. Saya akan mempraktekkan profesi saya mengikuti suara hati dan kemuliaan. Kesehatan pasien akan menjadi pertimbangan saya yang utama. Saya akan menghormati rahasia yang dipercayakan pada saya, bahkan setelah pasien meninggal dunia. Saya akan mempertahankan dengan segala kekuatan saya, kehormatan dan tradisi luhur profesi kedokteran. Sejawat saya akan menjadi saudara saya. Saya tidak akan mencampuradukkan pertimbangan agama, kebangsaan, ras, politik, kepartaian atau status sosial pasien dalam menjalankan tugas. Saya akan tetap memberikan kehormatan tertinggi pada kehidupan sejak saat pembuahan. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan kedokteran saya untuk berbuat sesuatu yang melanggar hukum, kemanusiaan sekalipun diancam. Saya mengucapkan janji ini dengan khidmat, bebas dan demi kehormatan saya.

PROFESIONALISME Sikap seseorang yang memiliki 3 hal pokok dalam dirinya. Skill, Knowledge, dan Attitude. Skill disini berarti adalah seseorang itu benar-benar ahli di bidangnya. Knowledge, tak hanya ahli di bidangnya,tetapi ia juga menguasai, minimal tahu dan berwawasan tentang ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan bidangnya. Dan yang terakhir Attitude, bukan hanya pintar dan cerdas, tetapi dia juga punya etika yang diterapkan dalam bidangnya (krishnabudi,2007)

BAB III PEMBAHASAN

Pandangan Aborsi Menurut Hukum Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah Abortus Provocatus Criminalis Yang menerima hukuman adalah: 1. Ibu yang melakukan aborsi 2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi 3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi pasal 48 KUHP. Pasal ini mengemukakan adanya suatu dorongan kondisi dari pelaku tindak pidana (misalnya terdesak atau terjepit antara dua kepentingan yang sama buruknya) sehingga aborsi dipilih sebagai satu-satunya jalan pembenaran atas tindakan yang harus dilindungi oleh hukum. Pandangan Aborsi Menurut Agama Menurut pandangan Kristiani, manusia terbentuk sejak pertemuan sel sperma dan ovum. Jadi aborsi merupakan tindakan pembunuhan yang dilarang keras oleh agama. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan fatwa baru menyangkut masalah aborsi. Selama ini, di kalangan dokter di Indonesia, hanya berlaku satu ketentuan dimana seorang ibu hamil diijinkan melakukan aborsi. Yakni, bila keselamatan ibu terancam akibat janin dalam kandungan tersebut. Namun dengan fatwa MUI ini, alasan seorang wanita hamil boleh melakukan aborsi, lebih diperluas lagi. Salah satunya, aborsi bisa dilakukan bila kehamilan yang dialami wanita bersangkutan disebabkan oleh kasus perkosaan. Keputusan itu, dihasilkan dalam rapat Komisi Fatwa yang diselenggarakan di ruang rapat kantor pusat MUI di Jakarta, Kamis (19/5). Meski demikian, MUI juga menetapkan syarat tentang ketentuan itu. Ketua Komisi Fatwa, Maruf Amin, menyebutkan, aborsi hanya diijinkan bila usia janin dalam kandungan masih belum mencapai 40 hari. Dalam Majjhima Nikaya 135 Buddha bersabda "Seorang pria dan wanita yang membunuh makhluk hidup, kejam dan gemar memukul serta membunuh tanpa belas kasihan kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang telah dilakukannya itu ia akan

dilahirkan kembali sebagai manusia di mana saja ia akan bertumimbal lahir, umurnya tidaklah akan panjang".-budha Pandangan Aborsi menurut Pandangan Medis Menurut medis,aborsi bisa saja dilakukan. Karena bila kehamilan dilanjutkan pada anak berumur 13 tahun yang depresi banyak sekali risiko yang mungkin terjadi. Risiko tersebut meliputi: 1. kondisi belum 100% siap 2. meningkatkan kematian ibu dan janin 3. kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat 4. kemungkinan mental wanita belum siap 5. rahim ibu belum mampu memberikan pertumbuhan maksimal 6. ukuran pinggul ibu masih terlalu sempit untuk proses kehamilan Dan biasanya anak yang dilahirkan dari ibu depresi akan tumbuh menjadi anak depresi, berat badan kurang, sedikit ekspresi, sulit makan, sulit berjalan, kurang responsif terhadap orang lain.

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan hikmah yang dapat kita ambil dari kasus skenario di atas adalah setiap tindakan kita akan menghasilkan risiko, begitu juga dengan tidaknya kita melakukan tindakan.contoh konkritnya adalah skenario kasus aborsi di atas. Seorang dokter tidak hanya menangani kasus ini sendirian tetapi sadar akan profesionalisme, sehingga dibentuklah tim kesehatan untuk menangani kasus tersebut.dalam tim tersebut diperlukan kerjasama dan sadar akan hak dan kwajiban tiap-tiap anggota tim seperti kewajiban menjaga kerahasiaan privasi dari pasien dan hak untuk berkomunikasi dengan pasien.tim kesehatan tersebut pada akhirnya memutuskan untuk melakukan aborsi karena berbagai macam pertimbangan risiko seperti pengaplikasian tindak profesionalisme dan pemilihan alternatif pertimbangan aspek etik, moral agama dan medikolegal.tetapi disebutkan pada akhir kalimat orang tua masih bingung dalam memutuskannya.dalam hal ini terakhir kali yang dapat dilakukan oleh tim kesehatan adalah mengembalikan keputusan kepada orang tua karena merupakan hak pasien untuk dilakukan tindakan atau tidak.dan tentang keterkaitan etika,moral agama, medikolegal, dan profesionalisme dengan kasus di atas sudah cukup jelas ada dan sangat penting. . Saran Kita sebagai seorang dokter harus bisa berpedoman pada keyakinan kita sendiri. Kita hanya bisa mencari jalan terbaik dan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang bisa dijalani. Keputusan kita serahkans epenuhnya kepada pasien

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2001. Definisi Aborsi.www.aborsi.org. Anonim.2006. Wanita Korban Perkosaan archive.com/wismamas@yahoogroups.com Dilegalkan Aborsi. www.mail-

Budi,Pramawan.2007.http://prabu.wordpress.com/2007/10/25/etika/ Dorland, W. A. Newman. 2006. Kamus Kedokteran Edisi 29. Alih bahasa : Huriawati Hartanto, dkk. Jakarta : EGC. Syaefudin. 2007.http://fkuii.org/tiki-index.php?page=1.+Medikolegal+issues.

Anda mungkin juga menyukai