Anda di halaman 1dari 13

1.

Definisi dan Fungsi Kolesterol

Kolesterol adalah jenis lipid yang mengandung lemak sterol yang ditemukan pada membran dan sirkulasi darah. Kolesterol yang berada dalam darah berasal dari dua sumber, yaitu makanan yang dikonsumsi dan diproduksi sendiri oleh tubuh (hati). Kebutuhan kolesterol dihasilkan sebanyak 70% oleh hati dan hanya 30% dari asupan makanan. Fungsi kolesterol antara lain untuk membangun membran sel, membuat asam empedu untuk mengemulsikan lemak, sebagai precursor vitamin D, dan berperan penting dalam produksi hormone-hormon seksual dan kortikosteroid (Barter, 2007). 2. Hiperkolesterolemia

Selama kadar kolesterol darah dalam keadaan normal baik hasil sintesis maupun yang bersumber dari makanan masih seimbang yaitu 200 mg/dL, maka tubuh akan tetap sehat. Namun, pada kenyataannya pola hidup masyarakat yang tidak sehat menyebabkan tingginya kadar kolesterol (hiperkolesterolemia). Faktor-faktor yang menyebabkan hiperkolesterolemia adalah obesitas, usia, kurang olahraga, penggunaan alkohol, stres, diet tinggi kolesterol, faktor genetik, merokok, kelenjar tiroid yang kurang aktif, dan pola konsumsi makanan sehari-hari yang dapat meningkatkan konsentrasi lipid (Barter, 2007). Tabel I. Kadar lemak darah manusia yang ideal (Barter, 2007). Pemeriksaan laboratorium Kisaran yg ideal (mg/dL darah) Kolesterol total Kilomikron VLDL LDL HDL Perbandingan LDL dengan HDL Trigliserida 120-200 Negatif (setelah berpuasa selama 12 jam) 1-30 60-160 35-65 < 3,5 10-160

Gambar 1. Perbandingan kolesterol normal, hiperkolesterolemia, dan diet tinggi kolesterol (Goldstein dan Brown, 1984). C. Reseptor LDL (LDLR)

Gambar 2. Reseptor LDL (Rudenko dan Deisenhofer, 2003). Reseptor LDL merupakan glikoprotein pada permukaan sel yang memiliki bobot molekul 160 kDa. Reseptor LDL akan berikatan dan menginternalisasi LDL, kemudian meregulasi homeostasis kolesterol. LDLR memiliki beberapa domain, salah satunya ligan binding domain yang mengandung tujuh lekukan berulang yang masing-masing memiliki tiga ikatan disulfide dan ion koordinasi ion Ca2+. Secara ekstraseluler, LDLR berikatan pada gugus ApoB (Apolipoprotein-B) dari LDL. Ekspresi dari LDLR pada sel hati diregulasi oleh kadar kolesterol di dalam sel. Promoter gen LDLR mengandung SRE (Sterol Response Element) yang diperlukan untuk mengkode transkripsi gen LDLR. SRE memiliki dua protein ikatan yaitu SREBP1 (Sterol Regulatory Element-Binding Protein-1) dan SREBP2 yang terdapat pada retikulum endoplasma. Protein lainnya yaitu SCAP (SREBP-Cleavage Activating Protein) berperan sebagai protein kaperon yang mentransport prekursor SREBP

dari retikulum endoplasma ke badan golgi. LDLR disintesis di ribosom yang terdapat pada retikulum endoplasma kasar, selanjutnya ditransport ke badan golgi dan dilepaskan menuju permukaan membran sel (Rudenko dan Deisenhofer, 2003).

D. Homeostasis Kolesterol

Gambar 3. Kolesterol (Rudenko dan Deisenhofer, 2003). Kolesterol dapat diperoleh melalui asupan makanan (kolesterol eksogen) maupun kolesterol endogen yang dihasilkan tubuh melalui jalur de novo. LDL terdiri dari cholesteryl ester, phospholipid, Unesterified cholesterol dan Apolipoprotein B-100. LDL selanjutnya akan di-uptake oleh LDL receptor (LDLR) di permukaan sel. LDLR akan berikatan dengan LDL pada bagian Apo-B dan bergabung dengan Clathrin Coated Pits (CCPs). Kompleks LDL-LDLR akan masuk ke dalam sel dalam bentuk CCVs (Clathrin Coated Vesicles) yang kemudian diubah menjadi endosom dan didegradasi oleh lisosom. Komponen LDL yaitu Apolipoprotein B-100 akan terdegradasi menjadi asam amino, triacylgliserol akan menjadi glycerol, dan cholesteryl ester terdegradasi menjadi kolesterol bebas dan asam lemak. Kolesterol bebas yang dilepaskan oleh lisosom akan ditransfer menuju cholesterol pool, yang berperan dalam pembentukan hormon steroid, cadangan energi dan membentuk asam empedu untuk mengemulsikan lemak (Rudenko dan Deisenhofer, 2003).

Gambar 4. Homeostasis kolesterol (Rudenko dan Deisenhofer, 2003). Aktivitas LDLR dipengaruhi oleh jumlah kolesterol di dalam sel. Apabila jumlah kolesterol bebas di dalam sel meningkat, maka sintesis LDLR akan ditingkatkan oleh retikulum endoplasma, dan kolesterol bebas akan diubah menjadi cholesteryl ester oleh enzim ACAT (Acyl Coenzyme A: Cholesterol Acyltransferase). Selain itu, mekanisme homeostasis kolesterol di dalam sel juga dipengaruhi oleh mekanisme regulasi aktivitas dan jumlah HMG-CoA Reduktase (Rudenko dan Deisenhofer, 2003).

Gambar 5. Homeostasis kolesterol (Rudenko dan Deisenhofer, 2003).

Pembentukan kolesterol endogen melibatkan reaksi enzimatik yang kompleks. Asetil Co-A merupakan prekursor kolesterol yang berasal dari mitokondria. Asetil Co-A akan keluar menuju sitoplasma selanjutnya akan mengalami reaksi enzimatik yang kompleks untuk membentuk kolesterol (Dhangar et al., 2011).

Gambar 6. Pembentukan dan Transport Asetil-CoA (Dhangar et al., 2011). Dua molekul Asetil Co-A mengalami reaksi thiolase di sitosol membentuk asetoasetilCoA. Enzim thiolase sitoplasma yang berperan adalah asetoasetil-CoA thiolase yang dikode oleh gen ACAT 2. Asetil co-A dan asetoasetil Co-A diubah menjadi HMG-CoA (3-hidroksi3-metilglutaril-CoA) dengan bantuan enzim HMG-CoA sintase. HMG-CoA diubah menjadi asam mevalonat oleh HMG-CoA reduktase yakni enzim mikrosomal yang mengkatalisasi tahap yang membatasi kecepatan reaksi dalam lintasan sintesis kolesterol (rate-limiting step). Enzim ini terikat pada retikulum endoplasma dan membutuhkan NADPH sebagai kofaktor (Dhangar et al., 2011). Pada reaksi reduksi ini setiap molekul NADPH menyumbang dua elektron. Sebanyak dua mol NADPH dibutuhkan selama pembentukan asam mevalonat. Asam mevalonat diaktifkan oleh mevalonat kinase dan fosfomevalonat kinase untuk menghasilkan 5pyrofosfomevalonat. Setelah fosforilasi terjadi pembentukan isopentenyl pyrophosphate (IPP) yang dikatalisis oleh enzim dekarboksilase dengan melepaskan gas karbon dioksida. IPP equilibrium dengan isomernya yaitu dimethylallyl pyrophosphate (DMPP). Satu molekul IPP terkondensasi dengan satu molekul DMPP untuk membentuk geranyl pyrophosphate (GPP). GPP bergabung dengan IPP lainnya untuk membentuk farnesyl pyrophosphate (FPP). Akhirnya, squalene dihasilkan dan mengalami tahap siklisasi menjadi lanosterol. Selanjutnya lanosterol akan mengalami 19 tahap reaksi tambahan untuk menghasilkan kolesterol. Pembentukan kolesterol dari lanosterol berlangsung dalam membran retikulum endoplasma dan meliputi perubahan pada inti steroid serta rantai samping (Dhangar et al., 2011).

Gambar 7. Skema sintesis kolesterol endogen (Campobasso et al., 2004).

Gambar 8. Homeostasis Kolesterol (Rudenko dan Deisenhofer, 2003).

E. Atorvastatin Atorvastatin merupakan analog HMG-CoA yang berperan sebagai inhibitor kompetitif pada enzim HMG-CoA reduktase sehingga menghambat pembentukan asam mevalonat. Obat golongan statin mempunyai dua tipe yakni tipe I dan tipe II. Tipe I memiliki gugus mirip HMG-CoA, decalin, dan butyril, contohnya simvastatin dan compactin. Tipe II memiliki gugus mirip HMG-CoA, pyrimidinil, fluorophenyl, dan methylethyl, contohnya atorvastatin, cerivastatin, fluvastatin dan rosuvastatin (Istvan, 2003).

Gambar 9. Struktur atorvastatin (Dhangar et al., 2011).

Gambar 10. Obat golongan statin (Istvan, 2003).

Tabel 2. Efektivitas obat golongan statin pada LDL, HDL, kolesterol total dan trigliserida (Lablanche, 2001).

Atorvastatin terikat pada enzim HMGR karena bentuknya sesuai dengan catalytic cavity dari enzim HMGR dan dapat membentuk sekurang-kurangnya Sembilan ikatan hidrogen yang spesifik dengan gugus fungsional pada sisi aktif enzim. Interaksi tersebut umumnya bersifat ionik atau polar. Grup hidrofobik yang rigid dari atorvastatin terdapat pada heliks domain La1 dan La10 (Istvan, 2003). Interaksi atomik atorvastatin dengan enzim HMGR yakni ikatan hidrogen antara gugus fluorofenil dengan Arg590, atom oksigen karbonil dengan Ser565 (S565). Bagian cisloop membentuk interaksi polar dengan atorvastatin pada residu Ser684 (S684), Asp690 (D690), Lys691 (K691), Lys692 (K692), dan interaksi hidrogen antara Glu559 (E559), Asn 755 (N755), Asp767 (D767) dengan atom O gugus hidroksil pada atorvastatin. Interaksi Van der Waals antara Leu562 (L562), Val683 (V683), Leu853 (L853), Ala856 (A856) dan Leu857 (L857) dari HMGR dan struktur cincin hidrofobik pada atorvastatin (Istvan, 2003).

Gambar 11. Interaksi atorvastatin pada sisi aktif dalam tiga dimensi (Istvan dan Deisenhofer, 2001).

Gambar 12. Interaksi atorvastatin secara atomik (Istvan dan Deisenhofer, 2001).

F. Enzim HMG-CoA Reduktase (HMGR) Reseptor HMG-CoA reduktase (HMGR) merupakan enzim yang mengkatalisis pembentukan asam mevalonat dari HMG-CoA. HMG-CoA reduktase dibagi menjadi dua kelas yakni HMG-CoA reduktase kelas I yang hanya ditemukan pada sel eukaryot dan HMGCoA reduktase kelas II yang ditemukan pada sel prokaryot. HMGR mengandung delapan transmembran memiliki domain yang belum terkristalisasi yang terkait dengan protein membrane pada retikulum endoplasma. Bagian katalitik dari HMGR manusia memiliki bentuk tetramer dimana masing-masing monomer berikatan satu sama lain. Masing-masing monomer membentuk dua dimer dimana tiap dimer terdiri dari dua sisi aktif yang terbentuk dari residunya. Tiap monomer mengandung tiga domain yakni L-domain, N-domain, dan S-

domain. S-domain nantinya akan berikatan dengan NADPH. L-domain dan S-domain akan berhubungan membentuk cis-loop yang merupakan sisi aktif dari enzim HMGR yang mengikat molekul HMG-CoA (Istvan dan Deisenhofer, 2001).

Gambar 13. Enzim HMGR (Istvan dan Deisenhofer, 2001).

DAFTAR PUSTAKA Barter P., et al, 2007, HDL Cholesterol, Very Low Levels of LDL Cholesterol, and Cardiovascular Events, N Engl J Med, 357, 13011310. Campobasso et al., 2004, Staphylococcus aureus 3-Hydroxy-3-methylglutaryl-CoA Synthase, The Journal of Biological Chemistry, Vol. 279, 43, 44883-44888. Dhangar et al., 2011, Molecular Modeling of Atorvastatin for Cardiovascular Disorder, International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences, vol. 2 (2), 410-415. Goldstein, J.L, dan Brown, M.S., 1984, Progress in Understanding The LDL Receptor and HMG-CoA Reductase, Two Membrane Proteins that Regulate The Plasma Cholesterol, Journal of Lipid Research, Vol. 25, 1450-1461. Istvan, 2003, Statin Inhibition of HMG-CoA Reductase: a 3-dimensional View, Atherosclerosis Supplements, vol. 4 (1), 3-8. Istvan, E.S. dan Deisenhofer, J., 2001, Structural Mechanism for Statin Inhibition of HMGCoA-Reductase, Science, Vol 292,1160-1164. Lablanche, J., 2001, Achieving LDL-C Target Levels: The Role of Statins , Curr Med Res Opin, Vol. 16(4), http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2496987/table/tbl1/, diakses pada tanggal 11 Mei 2013. Rudenko G. dan Deisenhofer J., 2003, LDLR Biosynthesis and Transport, Curr Opin Struct Biol, 13(6), 683-689.
.

Anda mungkin juga menyukai