Anda di halaman 1dari 15

radiologi

Tumor Vesica urinaria Definisi Merupakan tumor di daerah vesica urinaria. Gambaran klinis biasanya berupa hematuria tanpa nyeri dan obstruksi. Patofisiologi Tak adanya perlindungan terhadap zat warna anilin, karet, dan zat kumia lain. Pada pria perokok insidensinya meningkat. Penyakit ini jarang dan biasanya berhubungan dengan penyakit batu kandung kemih dan iritasi kronis. Gambaran radiologis Gambaran radiologis akan memperlihatkan vesica urinaria terisi kontras meninggi ke atas. Tampak defek pengisian (filling defect) di kandung kemih pada lebih dari setengah bagian dekstra, tepi ireguler, batas tidak tegas, menetap.

Divertikel vesica urinaria Definisi Pada tempat dimana ureter menembus lapisan otot vesica urinaria, dapat terjadi divertikel, berupa lekukan ke arah luar, dikenal sebagai divertikel para osteum. Awalnya berasal dari sakula yang tidak tertangani dan membesar. Patofisiologi Adanya obstruksi uretra, misalnya disebabkan oleh BPH, menyebabkan otot-otot vesica urinaria bekerja keras untuk memompa urin sehingga terjadi hipertrofi muskulus detrussor, berupa tonjolan ke dalam lumen vesica urinaria disebut trabekula. Diantara trabekula, terdapat lekukan keluar disebut sakula. Bila kasus tidak tertangani, sakula akan membesar membaentuk divertikula. Gambaran radiologis Tampak gambaran aditional defect pada vesica urinaria, kontras yang mengisi tidak dapat keluar walaupun berkemih, bentuk bulat/oval, dindingnya licin/ teratur, keistimewaan bertangkai. Hidrosalping Definisi Merupakan salah satu bentuk peradangan pada kronik pada salping . Hidrosalping sering merupakan hasil ahir dari pyosalping dengan resorbsi eksudat purulen diganti dengan cairan jernih. Patofisiologi Infeksi genital banyak disebabkan oleh gonokokus. Uretra, kelenjar Skene, kelenjar

bartolini dan serviks biasanya adalah bagian alat genital yang pertama tama terinfeksi . ostum uteri internum adalah penghalang terhadap meluasnya gonokokus keatas, tetapi jika penyakitnya tidak segera disembuhkan, penghalang ini dapat diterobos ketika haid atau ketika pueperium, saat ostium uteri terbuka. Jaringan endometrium yang sebagian nekrotik bercampur darah yang sebagian nekrotik bercampur darah merupakan media pertumbuhan yang baik bagi kuman. Gambaran radiologis Pada foto HSG posisi Ap tampak kontras mengisi kanalis servikalis, uterus, ostium yuba kanan, sampai ampula dengan limpahan kontras (spill) dan tuba kiri terisi kontras tampak menggelembung sampai ampula yang tampak bulat tanpa limpahan kontras (spill). BPH (benigna Prostat Hiperplasi) Definisi Bph adalah pembesaran kelenjar non neoplastik. Didefinisikan sebagai pertumbuhan nodula-nodula fibroadenomatosa majemuk dalam prostat Patofisiologi BPh diperkirakan mempunyai hubungan dengan keseimbangan hormonal., walaupun mekanisme yang tepat belum diketahui secara jelas. Dengan meningkatnya umur seseorang , terjadi penurunan kadar hormon androgen disertai naiknya kadar hormon estrogen secara relatif . Estrogen juga meningkatkan sensitivitas jaringan prostat terhadap androgen. Kelenjar prostat bagian periuretra atau sentral yang responsif terhadap hormon estrogen akan mengalami hiperplasia. Gambaran radoiologis Pada uretrosistografi tampak adanya gambaran seperti batu di traktus urinarius, kalsifikasi prostat, atau bayangan jaringan lunak, filling defect di dasar vesica urinaria, bentuk bulat, jumlah single, batas tegas, tepi reguler, ukuran cm, terdapat juga penyempitan lumen uretra pars prostatika , gambaran fsh hooking (J Shape) pada ujung bawah ureter, pembentukan divertikulum pada vesica urinaria.

URETHROCYSTOGRAFI
I. PENGERTIAN Urethrocystografi merupakan suatu teknik pemeriksaan radiografi

darivesica urinaria dan urethra dengan menggunakan bahan kontras media positif melalui urethra.

Urethrocystografi

bipolar merupakan

teknik

pemeriksaan urethrocystografidengan pemasukan kontras media yang dilakukan dari arah atas melalui cateter suprapubis dan dari arah bawah melalui urethra.

II.

ANATOMI DAN FISIOLOGI VESICA URINARIA Vesica urinaria atau kandung kemih merupakan organ penampung superior terhadapsimphysis urine.Letaknya posteropubis.

Bagian anteriorberbatasan dengan rectum dan bagian lateral berbatasan dengan tulang-tulangpelvis. Bentuk dan ukurannya bervariasi sesuai banyaknya urine yang ditampung. Kapasitasnya urinaria ini sebelah sekitar 500 cc.

Dindingvesica oleh peritonium(lapisan

dibentuk luar), tunika

muskularis(lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). URETHRA Urethra adalah saluran sempit yang terbentuk dari membran berotot dan merupakan organ tractus urinarius yang letaknya paling distal yang berfungsi untuk menyalurkan urine dari vesica urinaria keluar tubuh dan pada pria merupakan saluran ejakulasi. Urethra pada laki-laki mempunyai ukuran panjang kurang lebih 15 cm yang terbentuk dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam) dan lapisan su mukosa. Urethra pada laki-laki terdiri atas : Urethra Pars Prostatica

Urethra

pars

prostaticaini

letaknya

di

bagianproximal mendekativesica urinaria dan sejajar dengan prostat atau dikelilingi oleh prostat. Panjangnya kurang lebih 2,5 cm. Urethra Pars Membranosa Letaknya berada diantara urethra pars

prostatica dengan urethra pars cavernosa. Urethra Pars Cavernosa Urethra pars cavernosa ini letaknya berada di bagian distal setelahbulbus dan merupakan

bagian urethra yang terpanjang serta merupakan tempat keluarnya urine terakhir dari tubuh pada bagianurethra.

Urethra pada wanita mempunyai ukuran panjang kurang lebih 3-5 cm yang

terbentuk dari tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongenosamerupakan fleksus da ri vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Urethra pada wanita terletak di belakang simphysis

pubis berjalan miring sedikit ke arah atas. Sedangkan muara urethra pada wanita terletak di atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan urethra di sini hanya sebagai saluran eksresi.

III.

INDIKASI PEMERIKSAAN Kelainan yang biasanya menyebabkan dilaksanakannya

pemeriksaanurethrocystografi adalah sebagai berikut :

Striktura Urethra Yaitu penyempitan urethra yang disebabkan oleh peradangan atau trauma.

Obstruksi pada Urethra Yaitu penyumbatan urethra yang diakibatkan karena striktura urethra yang parah atau batu.

Massa pada Vesica Urinaria Massa atau tumor yang berada pada vesica urinaria dan mengganggu jalannya urine keluar tubuh melalui urethra.

Ruptur Urethra Yaitu sobek atau retaknya urethra akibat terjadinya trauma.

IV.

KONTRA INDIKASI Post operasi cateterisasi urethra

V.

PERSIAPAN PASIEN Pada umunya tidak ada persiapan khusus, karena pasien yang akan diperiksa adalah dari bagian urologi. Pasien diharuskan unutuk mengosongkan kandung kencing

VI.

ALAT DAN BAHAN Bagian atas (steril) terdiri dari : Cateter Foley, Spuit 50 100 cc, Gallipot, Handuk, Kain kasa, Gunting klem, Mangkuk tempat menyampur bahan kontras dengan aquadestilata.

Bagian bawah (non steril) terdiri dari : Desinfektan, Minyak pelumas (vaselin), Bahan kontras urografin 60 %, Aquadestilata.

VII.

KONTRAS MEDIA

o Larutan Ionik (sodium atau meglumine diatrizoat) o Larutan non-ionik KONTRAS YANG DIGUNAKAN yang akan dimasukkan melalui cateter

o Kontras

suprapubis yaituUrografin sebanyak 20 cc dicampur aquabides sebanyak 160 cc (dengan perbandingan 1:8) o Kontras yang akan dimasukkan melalui urethra yaitu Urografinsebanyak 20 cc dicampur aquabides sebanyak 20 cc (dengan perbandingan 1:1) (Besar kecilnya perbandingan pada pencampuran kontras tersebut tidak dapat dijadikan patokan yang pasti, tetapi tergantung dari permintaan dokter radiolog dan sepanjang masih dapat memperlihatkan gambaran organ dengan jelas)

VIII. TEKNIK PEMASUKKAN BAHAN KONTRAS Sebelum pemasukkan bahan kontras, dilakukan plan foto (BNO polos) Cara biasa, dilakukan bila tidak terjadi obtruksi total pada urethra Pasien diposisikan supine, dengan kedua lutut diangkat dan sedikit fleksi Cateter dimasukkan ke dalam urethra. Setelah cateter dirasa sudah cukup masuk, lalu ujung urethra difixasi dengan plester. Ujung cateter yang lain dihubungkan dengan spuit yang berisi kontras media Penyuntikkan bahan kontras dilakukan secara perlahan

Pasien sebelumnya diinstruksikan untuk memberikan isyarat bila kandung kencingnya terasa penuh (ada keinginan untuk mixie) Pasien diinstruksikan untuk menahan sebentar rasa ingin mixie kemudian di eksposi

IX.

TEKNIK PEMASUKKAN BAHAN KONTRAS BILA TERJADI PENYUMBATAN TOTAL DI URETHRA Terdiri dari dua tahap : Tahap dari atas Dilakukannya cateterisasi ke dalam kandung kemih yang dilakukan oleh dokter bedah urologi. Spuit dihubungkan pada cateter yang telah terpasang, kemudian kontras media disuntikkan secara perlahan lalu di eksposi

Tahap dari bawah Sama seperti pemasukkan bahan kontras biasa melalui cateter pada urethra Bila aliran kontras berhenti sama sekali (spuit sangat sulit untuk ditekan) penyuntikkan kontras dihentikan lalu di eksposi

X.

TEKNIK PEMERIKSAAN POSISI AP OBLIQUE (RPO/LPO) Posisi pasien Posisi objek CR : Supine : Diputar oblique ke kanan atau kekiri dengan sudut 35-40 : Vertikal tegak lurus film CP : Diantara

kedua SIAS setinggi Trochanter mayor POSISI AP / PA

Posisi pasien Posisi objek :

: Supine / prone

MSP dipertengahan grid diextensikan area Lumbosacral cukup Tungkai bawah pasien sehingga melengkung

agar bagian depan tulangpelvis terangkat pubis CR CP : Vertikal tegak lurus film : 2-3 inci di atas sympisis

XI.

PEMBAHASAN LANJUTAN MENGENAI URETHROCYSTOGRAFI BIPOLAR Urethrocystografi pemeriksaanurethrocystografi dengan bipolar merupakan pemasukkan kontras media teknik yang

dilakukan dari arah atas melalui cateter suprapubis dan dari arah bawah melalui urethra.Pemasukkan kontras dari arah atas dilakukan

secara antegrade, karena aliran kontras searah dengan aliran urine yang menuju ke bawah atau ke urethra.Sedangkan pemasukan bahan kontras dari bawah dimasukkan secararetrograde melalui urethra, karena aliran bahan kontras

menuju ke atas atau berlawanan arah dengan aliran urine. Pemeriksaan urethrocystografi bipolar ini dilakukan pada pasien yang mengalami restensio urine dengan kegagalan cateterisasi urethra. Pemeriksaan urethrocystografi ini lebih sering dilakukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita, sebab dilihat dari bentuk anatomi dari urethra laki-laki yang lebih panjang daripada urethra wanita, sehingga kemungkinan wanita mengalami restensio urine lebih kecil.

Pada pemeriksaan ini biasanya pasien mengalami rawat inap terlebih dahulu, hal ini disebabkan karena pasien mengalami restensio urine yang disebabkan pasien tidak dapat mixie sehingga vesica urinaria menjadi penuh namun ketika dilakukan cateterisasi urethra, cateter tidak dapat masuk ke vesica urinaria. Dari keadaan pasien yang mengalami restensio urine dan

kegagalancateterisasi urethra maka dokter mendiagnosa striktura urethra. Maka untuk menegakkan adanya striktura urethra dan kelainan yang terjadi

pada vesica

urinaria maka

dilakukan

pemeriksaan urethrocystografi

bipolar setelah dilakukannya cystotomy guna pemasangan suprapubis. Cystotomy ini merupakan pembuatan lubang pada dinding vesica

urinariauntuk masuknya cateter suprapubis. Cateter suprapubis ini berfungsi untuk mengeluarkan urine dan memasukkan kontras saat pemeriksaan berlangsung.Cystotomy ini dilakukan diruang bedah oleh dokter bedah urologi. Kontras yang digunakan pada pemeriksaan urethrocystografi ini yaitu yangwatersoluable. Untuk kontras yang akan dimasukkan ke urethra ini perlu konsentrasi bahan kontras media yang lebih besar, karena jika konsentrasi bahan kontras terlalu rendah maka tidak akan tampak gambaran bahan kontras yang melalui daerah striktura, sebab daerah urethra ini akan menyempit dan hanya sedikit bahan kontras yang melaluinya. Sedangkan kontras yang akan dimasukkan ke vesica urinaria melalui cateter suprapubis memerlukan volume yang besar dan konsentrasi bahan kontras yang lebih rendah, karena jika konsetrasi kontras terlalu besar maka gambaran vesica urinaria akan

terlalu opaque dan akan menutupi gambaran kelainan yang ada pada vesica urinaria.

XII.

PROSEDUR DILAKUKAN

PEMERIKSAAN URETHROCYSTOGRAFI DI INSTALASI RADIOLOGI

BIPOLAR YANG DR.CIPTO

RSUPN

MANGUNKUSUMO Nama Pasien Klinis Pesawat yang digunakan PERSIAPAN PASIEN Persiapannya yaitu pasien telah terpasang cateter suprapubissetelah dilakukannya tindakan cystotomy. : Mr.X : Suspect Striktura Uretrha : Pesawat Digital PHILIPS

FOTO PERDAHULUAN

Foto pelvis mencakup gambaran vesica urinaria danurethra.

AP yang

TEKNIK PEMERIKSAAN

o Pasang cateter pada ujung distal urethra

o dengan

Masukkan perbandingan

kontras 1:8

kedalam vesica urinaria melaluicateter suprapubissampai kontras

mengisi urethrasecara antegrade(sea rah dengan arah aliran urine keluar tubuh) atau sampai keadaan vesica urinaria terisi penuh kontras (pemasukkan kontras ini sambil

dikontrol fluoroscopy) o Lakukan suprapubis klem pada cateter

o dengan

Masukkan perbandingan

kontras 1:1

kedalam urethrasecara retrogrademe lalui cateteryang telah dipasang pada ujung distal kontras (pemasukkan kontras ini sambil dikontrolfluoroscopy) o Lakukan klem pada cateter yang melalui urethra urethra sampai tampak aliran terhenti

o Ambil gambar dengan posisi pasien supine dan oblique (RAO atau LAO) yang mencakup vesica urinaria dan urethra dengan sinarundercouch, setelah

diletakkannya marker penggaris sejajar denganurethra (marker penggaris ini berguna untuk membantu radiolog dalam mendiagnosa hasil gambaran dan dapat diketahui nilai panjang terjadinya striktura urethra,

batasan proximal dan distal striktura urethra serta letak striktura urethra)

KRITERIA GAMBARAN

Gambaran yang tampak yaitu tampak bahan kontras mengisi urethra dan tampaknya striktura urethra

proximal yang ditandainya dengan pengisian daerahstriktura dengan

kontras media yang sangat sedikit dan terlihat batas distal striktura yaitu daerah dimana urethra yang tadinya lebar lalu menjadi sempit.

TAHAP AKHIR Setelah pemeriksaan, klem dapat dibuka lagi

DAFTAR PUSTAKA
Sumarno Markam, Kamus Istilah Kedokteran, 1997, FKUI Jakarta. Ganong W. F. Fisiologi Kedokteran, 1995 CV. EGC. Jakarta.

Evelyn C. Pearce. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta, 1993 Gramedia. Clack C. K. M.B.E. Positioning in Radiography : EIGHTH EDITION, London, Wm HEINEMAN MEDICAL BOOKS LTD. Syaifuddin Drs. H. B.Ac. Anatomi Fisilogi Untuk Siswa Perawat : Edisi 2, 1997. EGC. Jakarta. Philips W. Ballinger, Radiographic Positionsand Radiologic Procedures, Volume II edisi ke delapan, 1995

Bladder Diverticula
General Considerations

Uncommon May be congenital or acquired

Congenital (Hutch diverticula) are usually solitary

More common in males

Acquired arise from obstruction, infection or are iatrogenic


More common than congenital Multiple Bladder is usually trabeculated

Congenital arise from herniation of the mucosa through the musculature of the bladder wall Can become larger than bladder Usually occur lateral and superior to openings of ureters Single diverticula on one or both sides of bladder may be an incidental finding but multiple diverticula on the same side suggests an underlying condition

Clinical Findings

Usually asymptomatic When symptomatic, may present with UTI Rarely a cause of bladder outlet obstruction

Imaging Findings

Voiding cystourethrogram (VCUG) is imaging modality most frequently used Ultrasound may demonstrate larger diverticula Narrow-mouthed diverticula will drain slowly and are more prone to stasis and infection than are wide-mouthed Congenital form are most often adjacent to ureteral orifice and are more often wide-mouthed Will enlarge as bladder is emptied May occur on dome of bladder in bladder outlet obstruction or Eagle Barrett Syndrome (prune belly syndrome)

Differential Diagnosis

Bladder ears

Protrude through internal inguinal ring More often seen in children than adults Seen most often when bladder is maximally distended Will empty when bladder is emptied (diverticula tend to fill when bladder is emptied)

Bladder diverticula occur in Williams syndrome

Also hypercalcemia and aortic and other stenoses

Ehlers-Danlos syndrome, Menkes syndrome also have higher incidence of bladder diverticula

Treatment

If secondary to bladder outlet obstruction, remove the obstruction

Diverticula tend to regress in size If they cause obstruction, there are recurrent UTI, reflux or stone formation

If congenital, they are removed surgically

Complications

Infection Stones Epithelial dysplasia Vesicoureteral reflux (more common) Ureteral obstruction (very rare) Bladder outlet obstruction (very rare) Excellent

Prognosis

Large Bladder Diverticula. A view from a voiding cystourethrogram demonstrates two large bladder diverticula (D) flanking the bladder lumen (B). These diverticula are in the region of the insertion of the ureters. They are frequently associated with reflux (Hutch diverticula) but no reflux was demonstrated in this patient. For additional information about this disease, click on this icon if seen above.

For this same photo without arrows, click here

Anda mungkin juga menyukai