Anda di halaman 1dari 4

KONFIRMASI POSITIF merupakan konfirmasi yang repondennya diminta untuk menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap informasi yang

dinyatakan. BLANK CONFIRMATION merupakan konfirmasi yang respondennya diminta untuk mengisikan saldo atau informasi lain sebagai jawaban atas suatu hal yang dinyatakan. KONFIRMASI NEGATIVE merupakan konfirmasi yang respondennya diminta untuk memberikan jawaban hanya jika ia menyatakan ketidak setujuannya terhadap informasi yang dinyatakan. Bukti konfirmasi dapat memberikan bukti yang reliable untuk semua asersi terutama asersi keberadaan atau keterjadian PROSEDUR AUDIT Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Adapun prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi: 1. Inspeksi : Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen dan kondisi fisik sesuatu. 2. Pengamatan (observation) : Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan. 3. Permintaan Keterangan (enquiry) : Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. 4. Konfirmasi : Konfirmasi merupakan bentukpenyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. 5. Penelusuran (tracing) : Penelusuran terutama dilakukan pada bahan bukti dokumenter. Dimana dilakukan mulai dari data awal direkamnya dokumen, yang dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data-data tersebut dalam proses akuntansi. 6. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) : Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) merupakan prosedur audit yang meliputi; Inspeksi terhadapdokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menetukan kewajaran dan kebenarannya. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan. 7. Perhitungan (counting) : Prosedur audit ini meliputi perhitungan fisik terhadap sumberdaya berwujud seperti kas atau sediaan tangan, pertangungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak. 8. Scanning : Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, cacatan, dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam. 9. Pelaksanaan ulang (reperforming) : Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien. 10. Computer-assisted audit techniques : Apabila catatan akuntansi dilaksanakan dalam media elektronik maka auditor perlu menggunakan Computer-assisted audit techniques dalam menggunakan berbagai prosedur audit di atas

TUJUAN AUDIT Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan. 1. Keberadaannya atau keterjadiannya ( existence or occurrence ) Asersi tentang keberadaan atau terjadinya berhubungan dengan apakah aktiva atau utang perusahaan benar-benar ada pada tanggal neraca dan transaksI-transaksi yang tercatat telah benarbenar terjadi selama periode tertentu. 2. Kelengkapannya ( completeness ) Asersi tentang kelengkapannya berhubungan dengan apakah telah memasukkan semua transaksi dan akun ( rekening ) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan. 3. Hak dan kewajiban ( right and obligations ) Asersi tentang hak(rights) dan kewajiban(obligations) berhubungan dengan apakah aktiva tersebut benar benar milik perusahaan dan semua utang adalah benar- benar kewajiban perusahaan pada tanggal neraca. 4. Penilaian atau alokasi ( valuation or allocation ) Asersi penilaian (valuation) atau alokasi(allocation) berkaitan dengan ketepatan metode penilaian maupun pengalokasian yang digunakan oleh perusahaan serta kebenaran perhitungannya. 5. Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure ) Asersi tentang penyajian(presentation) dan pengungkapan(disclosure) berhubungan dengan apakah masing masing komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan , dijelaskan dan diungkapkan dengan benar. Program Audit adalah audit program rencana kerja secara sistematis termasuk sasaran audit yang akan dilaksanakan oleh auditor, digunakan sebagai petunjuk dan alat pengawasan atas pekerjaan audit. Program kerja Audit Tahap penilaian yang dilakukan oleh auditor dalam audit ialah: a. Penelaahan awal. b. Penelaahan/pengujian ketaatan/pengendalian (test of controls) terhadap general controls, serta penelaahan/pengujian ketaatan pengendalian aplikasi (application controls) pada unit pengembang sistem (developer) c. Penelaahan/pengujian ketaatan pengendalian aplikasi pada pemakai (user). d. Tahap evaluasi hasil penelaahan dan pengujian ketaatan pengendalian. e. Tahap perancangan pengujian subtantif (subtantive test). f. Tahap pelaporan hasil audit Teknik Audit (audit tehnics) yaitu teknik pengumpuian data yang dilakukan oleh auditor.

Subsequent event adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit.Mempunyai akibat yang material terhadap laporan audit.Memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan tersebut. Dalam mengembangkan keseluruhan rencana audit, Auditor memiliki lima jenis pengujian (testing) yang dapat digunakan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pengujian tersebut meliputi : 1. Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman atas Internal Control Auditor harus memahami efektivitas aspek rancangan dan operasional dari pengendalian intern. Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor terhadap pengendalian intern yaitu: Memperbaharui dan mengevaluasi pengalaman auditor terdahulu Meminta keterangan dari personil klien Membaca manual sistem dan kebijakan klien Menguji dokumen dan arsip Mengamati aktivitas dan operasional entitas

2. Tests of Controls (Uji Pengendalian) Pengujian pengandalian adalah prosedur audit yang digunakan untuk menentukan efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian intern atau prosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian) Pengujian tersebut meliputi jenis prosedur audit sebagai berikut : Meminta keterangan dari personil klien Menguji dokumen, arsip, dan laporan Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian Melaksanakan kembali prosedur klien Dua prosedur yang pertama sama dengan jenis bahan bukti yang diperoleh dalam memahami struktur pengendalian intern. Sehingga, penetapan resiko pengendalian dan pengujian atas pengendalian dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari prosedur audit yang digunakan untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern. Perbedaan utama adalah bahwa dengan pengujian atas pengendalian tersebut, tujuan menjadi lebih spesifik dan pengujian menjadi ekstensif. Contoh: Menyamakan invoice supplier dengan purchase order dan receiving report sebelum menyetujui pembayaran invoice danMemeriksa kartu absensi karyawan sebelum menyetujui pembayaran uang lembur. 3. Substantive Test of Transactions (Uji Substantif atas Transaksi) Pengujian substantive (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan tersebut sering disebut dengan salah saji moneter (dalam satuan mata uang) yang merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji dalam saldo laporan keuangan.

Tujuan pengujian substantive atas transaksi adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diiktisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku tambahan dengan benar. Pengujian atas transaksi : Pengujian tersebut meliputi bagian deskriptif yang mendokumentasikan pemahaman memperoleh sekitar pengendalian internal dan menyertakan uraian tentang prosedur dan risiko pengendalian yang dinilai. 4. Analitycal Procedure (Prosedur Analitis) Prosedur analitis meliputi perbandingan dari jumlah yang tercatat dengan dengan angka tertentu yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur ini biasanya menggunakan kalkulasi rasio yang dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya atau rasio perusahaan sejenis atau rasio average industry. Tujuan utama dari prosedur analitis dalam tahap perencanaan ini adalah : 1. Menunjukkan kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan 2. Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci 5. Detail Test of Balances (Pengujian Terinci atas Saldo) Pengujian Terinci atas Saldo merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji salah saji moneter (monetary misstatement) untuk menentukan apakah 9 balance-related audit objective (tujuan audit terkait dengan saldo) telah terpenuhi. DTOB berfokus pada saldo akhir buku besar, baik untuk neraca maupun laba-rugi, dengan penekanan utama pada angka-angka di neraca saldo. Pengujian terinci atas saldo akhir tersebut penting dalam pelaksanaan audit, karena bahan bukti diperoleh dari sumber yang independen dari klien sehingga dinilai berkualitas tinggi.

Anda mungkin juga menyukai