Anda di halaman 1dari 25

CASE REPORT SESSION CARSINOMA MAMMAE

Diajukan untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) SMF Ilmu Bedah Disusun oleh: Tri Suci Lestari Rahmi Fathonah Dony Septriana Rosadi Partisipan : Ibnu Abdillah Imania Erwin Oktaviadi Tito M. Taufik 12010011003 12010011022 12010011070 12010011021 12010011029 12010011063 12010011035

Preseptor: H. Dedi Kurniawan. dr.,Sp.B

SMF ILMU BEDAH PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RSUD AL IHSAN 2011

BAB I KASUS
KETERANGAN UMUM Nama Usia Jenis Kelamin Agama Status Pekerjaan Alamat Tgl Pemeriksaan : Ny. I : 45 Tahun : Perempuan : Islam : Menikah : Ibu Rumah Tangga : Cihawuk Kertasari : 20 Sept 2011

Keluhan Utama: Benjolan di payudara kiri Sejak 3 tahun yang lalu penderita mengeluh adanya benjolan pada payudara kiri. Pasien mengatakan ukuran benjolan dari awal hingga saat ini tetap dan tidak terjadi pembesaran. Benjolan terasa nyeri yang hilang timbul, dengan rasa nyeri bersamaan ketika datang bulan. Benjolam terasa keras dan terasa tertanam dengan organ dibawahnya dan tidak dapat digerakan. Tidak terdapat cairan yang timbul berwarna kuning, berbau, kental ataupun darah dari puting susu. Kulit di permukaan payudara dirasakan telah menggalami penarikan ke dalam. Penderita mengeluhkan puting susunya terasa tertarik ke dalam. tidak ada kelainan benjolan pada bagian payudara lain. Tidak terasa adanya benjolan di ketiak ataupun di leher. Tidak terasa adanya pembengkakan pada lengan. biaya pengobatan. Riwayat penurunan berat badan diakui oleh penderita dengan penurunan yang tidak signifikan. Penderita telah memeriksakan keluhannya ini ke dokter hanya tidak dilanjutkan karena masalah

Penderita adalah seorang ibu P1A0. Saat ini anaknya telah berumur 17 tahun. Tidak didapatkan data menstruasi pertama didapat, dengan siklus yang teratur. Penderita masih mengalami menstruasi sampai saat ini. Riwayat penyakit lain tidak ada pasien keluhkan seperti hipertensi, penyakit jantung, penyakit gula maupun asma. Riwayat keluarga didapatkan terdapat saudara yang memiliki penyakit tumor, hanya bukan pada daerah payudara. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Kesadaran : Tidak tampak kesakitan : Kompos mentis

Tanda Vital: Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu Status Generalis Kepala : Konjungtiva tidak anemis Sklera tidak ikterik Leher : KGB tidak teraba Thoraks: Dalam batas normal Abdomen: Datar, lembut. Hepar dan lien tidak teraba, Bunyi Usus (+) Normal Status lokalis : a/r Mammae Sinistra Inspeksi Tampak massa di QCS Warna : hiperemis (-) : 140/90 mmHg : 64x/menit : 16 x/menit : Af

Peau de Orange Dimpling Retraksi Puting Nipple Discharge Edema Nodul satelit Palpasi :

::+ :+ :::-

Terdapat massa dengan ukuran X 3cm, konsistensi keras, permukaan tidak rata, berbentuk ireguler, batas tegas, terfiksasi ke dasarnya, nyeri tekan (+). KGB aksila, infraklavikular dan supraklavikular tidak terdapat pembesaran. Resume Anamnesa benjolannya yang terasa nyeri ketika datang bulan Riwayat benjolan selama 3 tahun terasa tetap ukuran

Terdapat riwayat penyakit yang sama pada keluarga pasien Pemeriksaan Fisik : Status lokalis a/r mamae sinistra Inspeksi Tampak massa wuadran central sinistra , berbentuk irreguler. Palpasi Terdapat massa denga konsistensi keras, permukaan berbenjol, berbentuk irreguler, batas tegas, terfiksasi ke dasarnya mobile, nyeri tekan (+). Penunjang DIAGNOSIS BANDING

Ca Mammae FAM USULAN PEMERIKSAAN Darah Rutin Foto Thorax Biopsi Jaringan

PEMERIKSAAN PENUNJANG Lab darah Hb Leukosit Eritrosit Hct Trombosit Kimia Klinik Gula darah GDS Fungsi Liver SGOT : 22UI/L SGPT : 17 UI/L Fungsi Ginjal Ureum : 23 Kreatinin Foto Thorax Tidak tampak tanda-tanda Kp.Aktif Tidak Tampak Kelainan Lain : 0,66 : 105 mg/dl : 14,6 : 6200 : 5,01 : 40 () : 378.000

DIAGNOSIS T4N0M0 QCS, lihat PA TERAPI Biopsi Insisi

BAB II BASIC SCIENCE


Anatomi Payudara Payudara pada wanita menonjol mulai dari iga ke II/III sampai ke VI/VII dan dari dekat pinggir sternum sampai garis axilla anterior. Tetapi jaringan payudara sebenarnya bisa lebih luas lagi sampai ke klavikula sebagai suatu lapisan jaringan tipis dan ke medial sampai ke garis median, ke lateral sampai pinggir otot latissimus dorsi. Ada suatu bagian dari payudara yang disebut buntut dari payudara atau axillary projection of the breast. Struktur Dasar Terdiri atas kelenjar, jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak. Jaringan kelenjar, yang dinamakan kelenjar dan saluran tubuloalveolar, membentuk 15 sampai 20 lobus yang mengelilingi nipple, masing-masing bermuara ke duktus lactiferous. Di tiap lobus terdapat lobulus-lobulus. Jaringan ikat fibrosa memberikan struktur penahan dalam bentuk tali fibrosa atau ligament suspensorium yang dihubungkan baik ke kulit maupun ke fascia. Jaringan lemak terutama pada permukaan dan area tepi.

Gambar 1. Struktur Dasar Payudara

Setiap kelenjar mammae terdiri atas sekitar 15 sampai 20 lobus. Terdapat ligament Cooper yang meluas dari fascia pectoralis profunda ke fascia kulit superficial yang memberikan tahanan. Payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu upper inner quadrant (UIQ), lower inner quadrant (LIQ), upper outer quadrant (UOQ) dan lower outer quadrant (LOQ).

Upper outer quadrant (UOQ) Lower outer quadrant (UIQ)

Upper inner quadrant (UIQ)

Upper lower quadrant (UIQ)

Gambar 2. Pembagian Kuadran Payudara

Vaskularisasi Perdarahan payudara terutama dari cabang arteri perforantes anterior dari arteri mammaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris, dan beberapa arteri interkostalis. Drainase limfatik Kelenjar getah bening pectoralis (anterior), berlokasi di lipatan aksila anterior (di antara batas bawah M. Pectoralis mayor). Kelenjar getah bening Subscapular (posterior), berlokasi di lipatan aksila posterior (daerah batas lateral scapula). Drainasenya dari dinding belakang dada dan sebagian lengan. Kelenjar getah bening lateral, berlokasi di daerah humerus atas. Drainasenya dari lengan.

Drainase dari KGB pusat di aksila, kemudian ke KGB infraclavicular dan supraclavicular. Sebagian drainase dari payudara ada yang langsung berhubungan dengan KGB infraclavicular.

Gambar 3. Drainase Limfatik Payudara

Persarafan payudara juga harus diperhatikan dalam proses pembedahan payudara, apabila ada kerusakan akibat proses pembedahan maka dapat terjadi deficit fungsional pada saraf yang terkena, sebagai contoh :

Nervus Otot/area persarafan N. torasikus (of Bell) Serratus anterior N. torakodorsalis Latissimus dorsi

Defisit fungsional Winging scapula Tidak dapat mendorong diri berdiri sendiri dari untuk posisi

N. pektoralis medial Pektoralis

mayor

duduk dan Kelemahan dari otot

dan lateral minor pektoralis N. interkostobrakhial Menyebrang axilla secara Anestesi pada bagian transversal menuju bagian dalam lengan dalam lengan

BAB III PEMBAHASAN


KARSINOMA PAYUDARA
Definisi Penyakit yang bergantung pada hormon (hormone dependent) ditandai dengan proliferasi ganas dari sel-sel yang membatasi duktus atau lobulus mammae. Menyebabkan kematian pada usia 4044 tahun

Insidensi
Di negara barat angka kejadian kanker payudara banyak dijumpai, merupakan 3-5 % penyebab kematian dan merupakan tumor yang jarang di Jepang. Di negara berkembang merupakan 1-3 % penyebab kematian. Karsinoma payudara jarang dijumpai pada usia dibawah 20 tahun. Angka kejadiannya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Hanya 1 % angka kejadian kanker payudara pada laki-laki

Etiologi dan Faktor Resiko Genetik


Secara umum riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker payudara. Suatu studi analisa tentang hubungan faktor genetik menyatakan bahwa ketidaknormalan sering ada pada cabang pendek kromosom 17 pada wanita-wanita dengan riwayat famili kanker payudara dini. Gen sebenarnya masih di teliti. Bagaimanapun ketidaknormalan ini dicatat mungkin kurang dari 10 % dari kanker payudara. Petunjuk genetik lainnya penyebab kanker payudara adalah mutasi gen tumor supressor p53 yang dijumpai dengan variasi yang luas.

Usia

Seperti pada banyak kanker, insiden menurut usia naik sejalan bertambahnya usia. Usia penderita tumor ganas mamma diatas 25 tahun sampai 65 tahun, terbanyak 40-55 tahun untuk Jepang dan negara-negara yang rendah insidensinya, sedang yang insidensinya tinggi meningkat makin tua usia (aged-adjusted incidence). Diet Oleh karena kanker payudara sering pada wanita-wanita negara berkembang, faktor diet memainkan peranan sebagai penyebab. Hal ini berhubungan dengan tingginya diet asam lemak jenuh (saturated fatty acids) dan kurang mengkonsumsi vitamin C. Tingginya intake alkohol mungkin juga berhubungan dengan meningkatnya perkembangan kanker payudara. Endrokin Kanker payudara sering dijumpai pada wanita-wanita nullipara dan tidak menyusukan. Juga terlindung pada yang mempunyai anak pertama pada usia dini dan khususnya sehubungan dengan haid pertama yang terlambat dan menopause dini. Diketahui bahwa pada wanita post menopause kanker payudara lebih sering dijumpai pada wanita yang tidak dapat mengontrol berat badan (obese). Ini dipikirkan menjadi penyebab meningkatnya konversi hormon steroid menjadi oestradiol dalam lemak tubuh. Peranan hormon eksogen pada kenyataannya pil kontrasepsi dan terapi penggantian hormon pada kanker payudara di negara-negara berkembang masih kontroversi. Klasifikasi histology WHO/JAPANESE BREAST CANCER SOCIETY A. Malignant (carcinoma): 1. non-Invasive carcinoma: a) non-Invasive ductal carcinoma b) lobular carcinoma in-situ 2. Invasive carcinoma: a) invasive ductal carcinoma

papillobular carcinoma solid-tubular carcinoma scirrhous carcinoma mucinous carcinoma medullary carcinoma invasive lobular carcinoma adenoid cystic carcinoma squamous cell carcinoma spindle cell carcinoma apocrine carcinoma carcinoma with cartilagous and or osseous metaplasia tubular carcinoma secretory carcinoma others

b) special types:

c) pagets disease B. Tipe histopatologis: In-situ carcinoma NOS (no otherwise specified) Intraductal Pagets intraductal Invasive carcinoma NOS Ductal Inflammatory Medullary, NOS disease and Medullary with lymphoid stroma Mucinous Papillary Tubular Lobular Pagets disease and infiltrating Undifferentiated Squamous cell Adenoid cystic Secretory Cribriform

C. Gradasi histologis: Seluruh kanker payudara kecuali tipe medulare harus dibuat gradasi histologis berdasarkan The Nottingham combined histologic grade , yaitu: GX: grading tak dapat dinilai G1: low grade G2: intermediate grade G4: high grade Klasifikasi stadium (UICC/AJCC) 2002 A. T = ukuran tumor primer Ukuran T secara klinis, radiologist dan mikroskopis adalah sama. Nilai T dalam sentimeter (cm), nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm. Tx T0 Tis Tis (DCIS) Tis (LCIS) Tis (Paget) T1 T1mic T1a Tib T1b T2 T3 T4 T4a T4b T4c : tumor primer tak dapat dinilai : tidak terdapat tumor primer : karsinoma in-situ : ductal ca in-situ : lobular ca in-situ : penyakit paget pada puting tanpa adanya tumor : mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang : ukuran 0,1-0,5 cm : ukuran 0,5-1 cm : ukuran 1-2 cm : tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2-5 cm. : tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 5 cm. : ukuran tumor berapapun dengan ekstensi lansung ke dinding dada atau : ekstensi ke dinding dada : edema, ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada satu payudara : mencakup kedua hal di atas

: tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang

kulit ( termasuk iga, otot interkostalis dan seratus anterior kecuali otot pektoralis).

T4d

: mastitis karsinomatosa

B. N = kelenjar getah bening regional Klinis: Nx N0 N1 N2 : KGBregional tak dapat dinilai (telah diangkat sebelumnya) : tidak terdapat metastasis KGB : metastasis ke KGB ipsilateral yang mobil : metastasis ke KGB ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau pembesaran KGB mamari interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke KGB aksila N2a N2b N3 : metastasis ke KGB aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain : metastasis ke KGB mamari interna secara klinis dan tidak tedapat metastasis ke KGB aksila. : metastasis pada KGB infraklavikular ipsilateral dengan/tanpa metastasis KGB aksila; atau klinis terdapat metastasis ke KGB mamari interna ipsilateral dan metastasis ke KGB aksila N3a N3b N3c : metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral : metastasis ke KGB mamari interna dan KGB aksila : metastasis ke KGB supraklavikula

C. M = metastasis jauh Mx M0 M1 : metastasis jauh belum dapat dinilai : tidak terdapat metastasis jauh : terdapat metastasis jauh

D. Grup stadium Stadium 0 Stadium I : : Tis T1 T0/T1 N0 N0 N1 M0 M0 M0

Stadium IIA :

T2 Stadium IIB : Stadium IIIA : Stadium IIIB : Stadium IIIC : Stadium IV : T2 T3 T0/T1/T2 T3 T4 tiap T tiap T

N0 N1 N0 N2 N1/N2 N0/N1/N2 N3 tiap N

M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M1

Prosedur Diagnostik
1. Anamnesis Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya Benjolan Kecepatan tumbuh Rasa sakit Nipple discharge Nipple retraksi dan sejak kapan Krusta pada areola Kelainan kulit : dimpling, peau dorange, ulserasi, venektasi Perubahan warna kulit Bejolan ketiak Edema lengan Keluhan di tempat lain yang berhubungan dengan metastase Nyeri tulang Rasa penuh di ulu hati Batuk Sesak Sakit kepala hebat, dll

Faktor-faktor resiko Usia penderita Usia melahirkan anak pertama Punya anak atau tidak Riwayat menyusukan Riwayat menstruasi : - menstruasi pertama pada usia berapa - keteraturan siklus menstruasi - menopause pada usia berapa Riwayat pemakaian obat hormonal Riwayat keluarga sehubungan dengan kanker payudara atau kanker lain Riwayat pernah operasi tumor payudara atau tumor ginekologik Riwayat radiasi dinding dada Pemeriksaan Fisik Status generalis cantumkan performance status Status lokalis Payudara kanan dan kiri harus diperiksa Massa tumor : - lokasi - ukuran - konsistensi - permukaan - bentuk dan batas tumor - jumlah tumor - terfiksasi atau tidak ke jaringan mamae sekitar, kulit, m. pectoralis, dan dinding dada Perubahan kulit :

- kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit - peau dorange, ulserasi Nipple : - tertarik - erosi - krusta - discharge Status kelenjar getah bening : - KGB axilla : jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar - KGB infra clavicula : jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar - KGB supra clavicula : jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar Pemeriksaan daerah yang dicurigai metastasis paru, hepar, otak Pemeriksaan Radiodiagnostik/Imaging Diharuskan (recomended) USG payudara dan mammografi untuk tumor 3 cm Foto thorax USG abdomen Optional (atas indikasi) Bone scanning atau bone survey (bilamana sitologi dan atau klinis sangat mencurigai pada lesi > 5 cm CT Scan Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologik dicurigai ganas. Pemeriksaan Histopatologik (Gold Standard Diagnostic)

Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan potong beku dan atau paraffin. Bahan pemeriksaan diambil melalui : Core biopsy Bopsi eksisional untuk tumor ukuran < 3 cm Biopsi insisional untuk tumor : operable ukuran > 3 cm sebelum operasi definitf, inoprable Spesimen masektomi disertai dengan pemeriksaan KGB Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, c-erb B-2 (HER 2-neu), cathepsin-D, p53 (situasional) Pemeriksaan Laboratorium rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai perkiraan metastase. Pentalaksanaan Sebelum biopsi diagnostik, seorang ahli bedah harus membicarakan kepada pasien adanya kemungkinan temuan keganasan yang membutuhkan pembedahan, radiasi dan kemoterapi. Sekali diagnosis karsinoma mamae ditegakan, terapi selanjutnya ditentukan oleh staging karsinoma tersebut.

Pendekatan terapi berdasarkan stadium A. Stadium dini (Stadium I,II,IIIA) 1. Operasi a. Mastektomi radikal modifikasi b. Breast Conversing Treatment (BCT) (Lumpektomi, diseksi aksilla + radiasi) 2. Terapi Adjuvant Diberikan kemoterapi 6 siklus (CMF = Cyclophosphamid, Metrotrexate, Fluororuracil) atau hormonal terapi tergantung status menstruasi, diberi jika KGB aksilla (+) B. Stadium Lanjut (Stadium IIIb dan IV)

1. Stadium IIIB a. Kemoterapi 3-4 siklus kalau mungkin (simple mastektomi atau radikal modifikasi b. Kemoterapi, radiasi, operasi 2. Stadium IV, penderita dibagi 3 grup : a. Premenopause Ooferektomi bilateral, kemudian diberikan tamoxipen b. 1-2 th menopause : periksa efek estrogen c. Post menopause : Obat-obatan hormonal, apabila gagal maka kemoterapi Medical Therapy : Kemopreventive : Retinoids Cyclooxygenase (COX) inhibitor Selective estrogen receptor Modulators (SERM) obat yang sering digunakan : Tamoxifen : mencegah invasiv dari kaker mamae dosis : 20 mg/hari selama 5 tahun Neo-adjuvant Anthracycline atau taxane-based regimens Adjuvant terapi diberikan berdasarkan ; usia pasien, status menopous, reseptor hormon reseptor dan Her-2/neu-ekspresi, lymphnode yang berpengaruh, ukuran lesi utama

Surgical Terapi Eksisi Duktus : Dilakukan jika terdapat cairan yang keluar dari nipple (putting) tanpa disertai dengan lesi yang terpalpasi atau pada radiographic, keluarnya darah secara spontan merupakan tanda peningkatan resiko malignancy. Pada saat dilakukan pemeriksaan pada eksisi duktus (80%) terjadi karena ductal ectasia atau intraductal papilloma. Biopsi eksisi atau lumpectomy : adanya lesi yang terpalpasi atau terdapat needle biopsy Lumpectomy atau eksisi lokal yang luas : Jika terdapat Lesi pada mamae yang merupakan massa Quadrantectomy : pengangkatan quadran pada mamae Sentinel Lymph node biopsy (SLNB) : pengangkatan limpnode yang paling dekat dengan tumor Diseksi Limphnode secara keseluruhan : Breast conservation therapy

Total atau simple mastectomy : pengangkatan parenchyma mamae, meliputi nipple-areolar complex tanpa diseksi nodus Modified Radical Mastectomy Subcutaneous / skin sparing mastectomy Patey modified Radical Mastectomy Radical (Halsted) Mastectomy

Indikasi Operasi Ductal Carcinoma In situ Lobular Carcinoma in situ Invasive Ductal Carcinoma Locally advanced breast cancer Mastitis Breast Cancer

Bila pemerikasaan histopatologis menunjukan tanda tumor ganas, maka dilanjutkan dengan tindakan bedah kuratif. Bedah kuratif yang mungkin adalah mastektomi radikal, bedah radikal yang diubah, dan bedah konservatif. Bedah konservatif selalu ditambah dengan diseksi kelenjar aksila dan radioterapi pada sisa payudara tersebut. Tiga tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yang harus dilaksanakan serentak atau disebut juga terapi dengan mempertahankan payudara. Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada infiltrasi ke dinding dada, kulit mamae atau infiltrasi dari kelenjar linf ke struktur sekitarnya. Tumor disebut operable jika dengan tindakan bedah radikal seluruh tumor dan penyebarannya di kelenjar limf dapat dikeluarkan.

Bedah paliatif

Bedah paliatif pada karsinoma mamae hampir tidak pernah dilakukan. Karena mungkin saja tampak massa soliter, tetapi sebenarnya sudah menyebar. Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi: Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, tetapi bukan kelenjar di ketiak. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara. Radioterapi Radiasi harus dipertimbangkan pada karsinoma mamae yang inoperable atau jika sudah ada metastase Kemoterapi Merupakan terapi sistemik bila sudah ada penyebaran secara sistemik dan juga sebagai terapi adjuvan. Kemoterapi adjuvant diberikan kepada pasien dengan metastasis di satu atau beberapa KGB berdasarkan penemuan histopatologis pasca mastektomi. Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis dalam tubuh. Diberikan kombinasi obat berupa siklofosfamid, metrotreksat dan 5 fluorourasil CMF selama 6 bulan pada wanita usia pra menopause. Sedangkan pada wanita pasca menopause diberikan terapi adjuvan hormonal berupa pil anti estrogen. Kemoterapi paliatif diberikan pada pasien dengan metastasis sistemik. Obat yang diberikan berupa kombinasi CMF atau Vinkristin dan Adriamisin (VA) atau 5-fluorourasil, Adriamisin (adriablastin) dan siklofosfamid (FAC).

Terapi hormonal Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila telah metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan paliatif. Tetapi tidak semua karsinoma mamae sensitif terhadap terapi hormonal. Hanya kurang lebih 60% yang bereaksi baik. Penderita yang responsif dapat diketahui lewat uji reseptor estrogen pada jaringan tumor. PROGNOSIS Status KGB regional merupakan faktor prognosis yang signifikan. Keterlibatan KGB aksila dan jumlah keterlibatan KGB lainnya merupakan faktor prognosis terpenting pada kanker payudara tipe invasif. Berikut adalah prognosis kanker berdasarkan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Prognosis bergantung pada pasien yang mendapat kemoterapi dan jumlah nodus KGB aksila yang terlibat:

0 nodus
o o

Rekurensi rata-rata dalam 5 tahun mendekati 20% Survival rate dalam 10 tahun 65-80%

1-3 nodus
o o

Rekurensi rata-rata dalam 5 tahun30-40% Survival rate dalam 10 tahun 35-65%

4 nodus
o o

Rekurensi rata-rata dalam 5 tahun mendekati 44% Survival rate dalam 10 tahun Not available

> 4 nodus
o o

Rekurensi rata-rata dalam 5 tahun 54-82% Survival rate dalam 10 tahun 13-24%

Survival rate dalam waktu 5 tahun berdasarkan ukuran tumor dan jumlah KGB aksila yang terlibat:

Tumor < 2 cm
o

Nodus 0 96%

o o

Nodus 1-3 87% Nodus 4 66%

Tumor 2-5 cm
o o o

Nodus 0 - 89% Nodus 1-3 79% Nodus 4 58%

Tumor > 5 cm
o o o

Nodus 0 82% Nodus 1-3 73% Nodus 4 45%

Komplikasi Infeksi Luka Cosmetic disfiguration Perdarahan Lymphedema (pada pasien dengan inseksi axillary node Neurologic (traksi ringan dari neuralgia menyebabkan injuri dari plexus brachial) Necrosis (Jarang terjadi)

Anda mungkin juga menyukai