Anda di halaman 1dari 24

BAB 1 TINJAUAN TEORI 1.1 Tinjauan Medis 1.1.

1 Pengertian Kista ovarium adalah pertumbuhan sel berlebihan atau abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong tumor. Tumor jinak dapat bersifat epitekal, atau berasal dari strauma gonat khusus. Secara klinis mereka dapat memberikan gejala dan tanda yang sangat mirip sehingga diagnosa hanya dapat dibuat berdasarkan pemeriksaan histopatologi (Brunner dan Suddarth, 2000). 1.1.2 Etiologi Kista ovarium belum diketahui secara jelas dan pasti, tetapi diperkirakan karena ada kemungkinan korpus luteum gravidatatis ikut terangkat. Korpus luteum adalah organ fisiologis lain yang berpotensi nengalami pembentukan kista dan perdarahan, suatu folikel yang matang tidak dilepaskan sel telur sehingga menetap dan membesar selama siklus ovulasi tumbuh atau berkembang dari folikel kista sederhana (normal) yang dipengaruhi proses antresia folikel, korpus luteum yang mengalami hematoma. 1.1.3 Fisiologis Ovarium merupakan kelenjar terbentuk buah kenari terletak di kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterin dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan. Ovarium disebut juga indung telur, di dalamnya terdapat jaringan bulbus dan jaringan tubulus yang menghasilkan telur (ovum), ovarium ini hanya terdapat pada wanita letaknya di dalam pelviks sebelah kiri, kanan uterus. Jaringan yang banyak mengandung kapiler darah dan serabut kapiler saraf. Pada umumnya bentuk kistakista kecil banyak ditemukan di ovarium yaitu dalam folikel dan korpus luteum. Selama proses ovulasi folikel-folikel yang sudah matang akan melepaskan satu telur. Tapi pada pembentukan kista, pada proses ovulasi folikel tidak dapat mengeluarkan telur sehingga folikel membesar dan menjadi kista. Selain itu korpus luteum adalah organ fisiologis lain yang berpotensi mengalami pembentukan kista pada perdarahan korpus luteum persistem jarang didapatkan pada wanita yang tidak hamil. Bila

kemudian telah disingkirkan maka pembesaran salah satu ovarium dapat akibat pembentukan kista dalam pusat luteum yang gagal mengecil. 1.1.4 Patofisiologi
Ovulasi

Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron Folikel tidak bisa melepaskan sel telur

Atresia folikel Sel telur tidak bisa keluar

Sel telur tumbuh dan berkembang dalam ovarium Korpus luteum hematom Kista ovari

Fisiologis (ukuran < 5 cm tanpa pembedahan) Peningkatan Proses tekanan intra ovulasi abdomen terhambat Trauma Aminore jaringan Dismonorea Nyeri akut

Patologis (ukuran 5-10 cm) Pre op Kurang Kista tumbuh Perkembangan pengetahuan kista dan tentang berkembang penyakit Ovarium ruptur Trauma Ansietas jaringan perdarahan intra abdomen Nyeri Resti Gangguan infeksi Nyeri mobilitas fisik Post op Prosedur embedahan

Diskontinuitas jaringan Nyeri

Kurang Pengetahuan Perlukaan

Gangguan mobilitas fisik

Risiko Infeksi

Kerusakan Integritas Kulit

Pada proses ovulasi terjadi ketidakseimbangan hormon esterogen dan progesteron sehingga folikel tidak bisa melepaskan sel telur. Selain itu terjadi atresia folikel yang juga menyebabkan sel telur tidak bisa keluar di dalam ovarium. Sel telur tumbuh dan berkembang sehingga menyebabkan kista ovari. Kista ovari dibagi menjadi dua yaitu kista ovari fisiologis dan patologis, terjadi suatu peningkatan tekanan intra abdomen yang dapat menyebabkan trauma jaringan yang pada beberapa perempuan menimbulkan disminore yang menimbulkan nyeri pada saat menstruasi, karena kista ovari menyebabkan terhambatnya proses ovulasi sehingga terjadi aminorea. Selain kista ovarium yang patologis pada keadaan sebelum operasi kista

terus berkembang dan tumbuh yang bisa menyebabkan trauma jaringan sehingga terasa nyeri dan mengalami gangguan mobilitas fisik. Kista yang berkembang sebelum operasi juga memungkinkan terjadinya ruptur pada ovarium dan menimbulkan perdarahan intra abdomen sehingga kemungkinan terjadi resiko tinggi infeksi karena masuknya mikroorganisme dan timbul rasa nyeri karena kurang pengetahuan tentang penyakit kista maka muncullah ansietas. Pada keadaan setelah operasi yaitu setelah pembedahan laparatormi terjadi deformitas jaringan yang menyebabkan perlukaan yang menimbulkan kerusakan integritas kulit dan memungkinkan terjadinya resiko tinggi infeksi akibat proses pembedahan deformitas jaringan tersebut juga bisa menyebabkan nyeri yang mengganggu mobilitas fisik. 1.1.5 Klasifikasi kista Pembagian tumor ovarium 1) Tumor Non Neoplastic (1) Tumor akibat radang (2) Tumor lain : 2) Tumor Neoplastic (1) Tumor jinak a. Kistoma ovarii simpleks b. Kistadenoma ovarii serasum c. Kista dermoid d. Tumor Brenner (2) Tumor ganas ovarium 1.1.6 Manifestasi Klinis Seperti pada penyakit ganas, tumor ovarium dapat tumbuh dengan tenang dan jarang penyebab gejala sampai setelah mencapai ukuran besar. Ketika tumor berkembang akan terjadi distensi abdominal. Pengaruh berat tekanan terhadap usus dan kandung kemih. Pertumbuhan tumor ovarium dapat memberikan gejala karena besarnya, terdapat perubahan hormonal atau penyulit yang terjadi. Tumor jinak ovarium diameternya kecil sering ditemukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala klinik yang berarti. Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari : 1) Gejala akibat pertumbuhan (1) Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah (2) Mengganggu miksi atau defekasi (3) Tekanan tumor dapat menimbulkan konstipasi atau edema pada tungkai bawah Kista Folikel Kista Korpus Luteum

2) Gejala akibat perubahan hormonal Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita, sehingga bila berhubungan dengan tumor menimbulkan gangguan menstruasi, tumor sel granulase 3) Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor (1) Perdarahan ke dalam kista (intra tumor) (2) Robek dinding kista (3) Degenerasi ganas kista ovarium Keganasan kista ovarium sering dijumpai a. Kista pada usia sebelum menarche b. Kista pada usia di atas 48 tahun (4) Sindrome Meigs 1.1.7 Pemeriksaan Penunjang 1) Laparaskopi 2) Ultrasonografi 3) Foto Rongent 1.1.8 Penatalaksanaan 1) Pada kista ovarium dengan keluhan nyeri perut dilakukan laparatomi 2) Pada kista ovarium asimtomatik besarnya lebih dari 10 cm dilakukan laparatomi 3) Kista yang kecil (< 5 cm) umumnya tidak memerlukan tindakan operatif 4) Kista 5-10 cm memerlukan observasi jika menetap atau membesar dilakukan laparatomi 5) Jika pada laparatomi ada kecurigaan keganasan, pasien perlu dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap untuk evaluasi dan penanganan selanjutnya. 6) Observasi klinis pasien 7) Pengukuran kadar hematokrit dan hemoglobin 8) Pencegahan komplikasi serius yang timbul dari pembedahan 1.2 Tinjauan Asuhan keperawatan 1.2.1 Pengkajian 1.2.1.1 Anamnesa 1) Apakah pada perut terasa berat ? 2) Apakah ibu dapat BAB dan BAK secara lancar ? 3) Apakah menstruasinya teratur ? 4) Apakah ada kelainan saat menstruasi ? 5) Apakah pernah perdarahan di luar menstruasi 6) Apakah pada tungkai bawah bengkak ? 7) Apakah pada perut terasa nyeri ? 1.2.1.2 Pemeriksaan fisik 1) Inspeksi

Apakah ada perdarahan dari vagina? Berapa banyak perdarahan yang dikeluarkan dari vagina? 2) Palpasi Dimana letak benjolan kista? Berapa ukuran kista tersebut? 3) Auskultasi Bagaimana bunyi bising usus dan berapa kali ? Apakah terdengar suara tambahan di abdomen atau uterus ? 1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan prognosis 1) Tujuan : Pasien menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa cemas atau takut. 2) Kriteria hasil : (1) Perasaan takut atau cemas berkurang (2) Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi. (3) Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan terapeutik 3) Implementasi dan rasional (1) Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan R: Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistik serta kesalahan konsep tentang diagnosis. (2) Berikan R: lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak bicara. Membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa kontrol. (3) Pertahankan kontak sering dengan pasien R: Memberikan keyakinan pada pasien bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak berikan respek dan penerimaan individu mengembangkan kepercayaan. (4) Berikan R: informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi. Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat pilihan atau keputusan berdasarkan realita. (5) Jelaskan prosedur, berikan untuk bertanya dan jawaban jujur 1.2.2.1 Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan

R:

Informasi akurat memungkinkan pasien menghadapi situasi lebih efektif dengan realitas, karena dapat menurunkan ansietas dan rasa takut karena ketidaktahuan.

(6) Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujuannya, potensial efek samping membantu pasien menyiapkan pengobatan. R: Pengobatan dapat meliputi pembedahan sehingga diharapkan pasien benar-benar siap untuk melaksanakannya 1.2.2.2 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi tentang penyakit dan penatalaksanaannya. 1) Tujuan (1) Menyatakan pemahaman kondisi (2) Mengidentifikasi hubungan tanda atau gejala berhubungan dengan prosedur pembedahan dan tindakan untuk menerimanya. 2) Intervensi (1) Beri penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya R: Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang keadaan dirinya (2) Dorong aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat periodik R: Mencegah kelemahan, meningkatkan penyembuhan dan perasaan sehat dan mempermudah kembali ke aktivitas normal. (3) Masalah yang diantisipasi selama penyembuhan R: Faktor fisik, emosi, sosial mempunyai pengaruh kumulatif dapat memperlambat penyembuhan. (4) Identifikasi kebutuhan diet R: R: Post op 1.2.2.3 Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan sekunder terhadap tindakan operasi SOD. 1) Tujuan Nyeri berkurang dalam waktu 2 x 24 jam setelah dilakukan tindakan operasi 2) Kriteria hasil (1) Nyeri dapat hilang atau terkontrol (2) Keadaan umum pasien baik Memfasilitasi penyembuhan atau regenerasi jaringan Memudahkan perawatan diri secara mandiri (5) Kaji ulang perawatan insisi bila tepat

(3) Pasien tampak tenang 4) Intervensi (1) Kaji nyeri, catat lokasi R: R: Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan Lingkungan yang tenang dan nyaman membuat pasien merasa aman dan yakin bahwa ia dirawat dengan baik. (3) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam R: R: R: Mengurangi ketegangan abdomen sehingga dapat mengurangi nyeri Akan mengetahui lokasi perjalanan dan lamanya Menghilangkan nyeri mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi lain. 1.2.2.4 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan sekunder adanya luka pembedahan 1) Tujuan : Pasien dapat melakukan aktivitas dalam waktu 2 x 24 jam 2) Kriteria hasil : (1) Pasien mengatakan tidak nyeri pada luka operasi (2) Pasien tidak tampak menyeringai kesakitan (3) Pasien tidak melindungi daerah yang nyeri (4) Skala nyeri berkurang 3) Intervensi : (1) Observasi TTV R: R: R: R: R: Dapat menghindari rasa takut dan ketidaknyamanan Menyediakan informasi mengenai efektifitas intervensi Mengurangi rasa nyeri dan melancarkan sirkulasi Melepaskan ketegangan emosional dan otot Menurunkan nyeri dan spasme otot (2) Evaluasi rasa sakit secara reguler (3) Lakukan reposisi sesuai petunjuk, misal : semi fowler (4) Ajarkan penggunaan teknik relaksasi, misal : latihan nafas dalam (5) Kolaborasi dalam pemberian analgesik 1.2.2.5 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interupsi mekanis pada kulit, pengangkatan bedah kulit atau jaringan 1) Tujuan : Luka operasi mencapai penyembuhan tepat pada waktunya 2) Kriteria hasil : (4) Observasi tingkat nyeri (5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik (2) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

(1) Tercapainya penyembuhan luka (2) Mencegah komplikasi (3) Tidak timbul jaringan 3) Intervensi : (1) Periksa luka secara teratur, catat karakteristik dan integritas kulit R: R: R: R: invasif 1) Tujuan : Tidak terjadi infeksi selama perawatan di rumah sakit 2) Kriteria hasil : (1) Suhu tubuh pasien dalam batas normal (36 37 o C) (2) Tidak ada tanda infeksi (3) Tidak ada pus pada luka pasien 3) Implementasi dan Rasional : (1) Observasi TTV R: R: R: Dapat mengidentifikasi terjadi infeksi Mencegah kontaminasi luka Keadaan rembesan dapat menandakan hematoma, gangguan (2) Lakukan tindakan keperawatan luka secara antiseptik dan septik (3) Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau membesar penyatuaan jahitan atau desisiensi luka (4) Dorong masukan cairan oral dan diit tinggi kalori protein, vitamin C, zat besi R: R: Mempercepat proses penyembuhan Lingkungan lembab merupakan media paling baik untuk pertumbuhan bakteri (6) Tingkatkan istirahat R: Istirahat menurunkan proses metabolisme, memungkinkan O 2 dan nutrien digunakan untuk penyembuhan (7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik R: Antibiotik mencegah terjadinya infeksi (5) Bersihkan luka dan ganti balutan bila basah Mengobservasi adanya kegagalan proses penyembuhan luka Mencegah kontaminasi luka Mengurangi resiko trauma kulit Diberikan secara profilaksis atau untuk mengobati infeksi khusus. (2) Anjurkan pasien untuk tidak menyentuh daerah luka (3) Secara hati-hati lepaskan perekat dan pembalut saat mengganti balutan (4) Kolaborasi dalam pemberian antibiotik 1.2.2.6 Resti infeksi berhubungan dengan trauma jaringan pembedahan, prosedur

1.2.3

Evaluasi

1) Pasien menyatakan ansietas terkontrol 2) Pasien dapat memahami kondisinya 3) Nyeri berkurang dalam waktu 2 x 24 jam setelah dilakukan tindakan operasi 4) Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain 5) Tidak ada tanda kerusakan jaringan 6) Pasien menunjukkan tidak ada proses infeksi

BAB 2 TINJAUAN KASUS 1. PENGKAJIAN 1. Identitas a. Identitas Pasien Nama Umur Agama Jenis Kelamin Status Marital Pendidikan Pekerjaan Asuransi Suku Bangsa Alamat Tanggal Masuk Tanggal Pengkajian No Register Diagnosa Medis Nama Penanggung Alamat No. Telepon Nomor Kartu Identitas Jenis Kelamin Pekerjaan 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Pasien mengatakan perut bawah sebelah terasa nyeri dengan skala 5 : Ny. M : 42 Tahun : Islam : Perempuan : Menikah : SD : Ibu Rumah Tangga :: Jawa : Pesantren Kediri : : : 706578 : Kista Ovari : Tn. L : Pesnatren Kediri ::: Laki-laki : Swasta

b. Identitas Penanggung Jawab Hubungan dengan Pasien : Suami

b. Riwayat Penyakit Sekarang Sudah 5 tahun yang lalu pasien mempunyai benojlan di perut. Sejak kemarin perut bawah sebelah kiri terasa nyeri, terasa sedikit pusing dan muntah sebanyak 6 kali. Tadi siang, suami pasien mengantar ke IGD RS Baptis Kediri. Oleh dokter yang memeriksa didiagnosa kista ovari, kemudian disarankan rawat inap di gedung paviliun 3B. c. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini d. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga pasien mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi. Genogram :

4 0

Keterangan : : Laki - laki : Wanita : Hubungan Suami Istri : Garis keturunan : Pasien e. Riwayat Sosiokultural Pasien menganut agama Islam, pasien dan keluarga percaya bahwa dengan berobat, berusaha dan berdoa pasti cepat sembuh. f. Review Pola Sehat Sakit

Pasien dan keluarga khawatir apabila tidak cepat sembuh karena pasien ingin berkumpul lagi dengan keluarga di rumah. Saat sakit sudah parah pasien memeriksakannya ke dokter umum. g. Pola Fungsi Kesehatan Gordon 1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan Menurut pasien dan keluarga yang membuat lebih mudah untuk mengikuti advis supaya cepat sembuh Jika penyakit yang dideritanya belum parah pasien belum memeriksakannya 2) Pola Nutrisi Metabolik Di rumah sakit : makan biasa rendah garam habis 1 porsi, minum air putih dan sirup 2-3 gelas/hari, dibantu secara minimal oleh keluarga dan perawat 3) Pola Eliminasi Di Rumah Sakit : BAK 4-6 kali/hari, BAB 1x/hari, dibantu secara minimal oleh keluarga dan perawat 4) Pola Aktivitas dan Latihan Di Rumah : Aktivitas sehari-hari pasien sebagai ibu rumah tangga. Di Rumah Sakit : Pasien hanya bisa berbaring, miring kiri dan kanan dibantu secara minimal oleh keluarga dan perawat. 5) Pola Kognitif dan Persepsi Pasien tidak menggunakan kacamata, tidak mengalami penurunan pendengaran dan keadaan telinga bersih. Pasien dapat mengingat tempat, waktu, dan orang. 6) Pola Persepsi Konsep Diri Pasien merasa kalau dirinya merepotkan anaknya dan sering menyebut nama Tuhan serta bertanya kepada perawat apakah penyakitnya bisa sembuh. 7) Pola Tidur dan Istirahat Di Rumah Sakit : banyak tidur 8) Pola Peran Hubungan Pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan, hubungan pasien dan keluarga terhadap perawat baik. 9) Pola Seksual Reproduksi Hubungan dengan suami berlangsung harmonis, masih melakukan hubungan suami istri. HPHT tanggal 1 November 2011

10) Pola Toleransi Stress Koping Pasien mengalami kecemasan terhadap proses penyakitnya yang belum kunjung sembuh, padahal pasien ingin cepat pulang, sering menyebut nama Tuhan bila mengingat penyakitnya yang belum kunjung sembuh. 11) Pola Nilai Kepercayaan Pasien percaya bahwa dengan berobat dan berdoa pasti bisa sembuh 3. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum Pasien tampak menyeringai kesakitan. KU lemah. Tangan kanan terpasang infuse D NS 500 cc q 12 jam b. Tanda Vital Suhu : 37,4 C Nadi : 80 x/menit Napas : 20 x/menit TD : 140/100 mmHg c. Kepala Rambut hitam panjang, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, kulit kepala bersih d. Mata Konjungtiva merah muda, tidak ada ikterus, pupil isokor, reflek pupil terhadap cahaya +/+. e. Hidung Septum hidung normal berada di tengah, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada perdarahan. f. Telinga Canalis bersih, tidak ada serumen, tidak ada pus. g. Mulut Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih h. Leher Tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid i. Dada dan punggung Inspeksi : Dada simetris, tidak terdapat luka bekas operasi Palpasi : Tidak didapatkan nyeri tekan dan benjolan. Auskultasi : Taktil fremitus normal ( seimbang kiri dan kanan ), bunyi paru paru resonan, bunyi nafas vesikuler, tidak ada bunyi jantung tambahan. j. Abdomen Tidak terjadi asites, tidak terjadi nyeri tekan

k. Ekstremitas Terpasang infus pada tangan kanan MMT 5 5 Keterangan : 5 : mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi dan melawan tahan maksimal l. Genetalia Tidak terkaji m. Anus Tidak Terkaji 4. Data Penunjang (Pemeriksaan Diagnostik) Pemeriksaan kimia darah Tanggal BUN GDS Creatinine Sodium Potassium 9 125 1,03 142 3,42 Normal : 10 23 mg/dl Normal : > 149 mg/dl Normal : 0.5 1.1 mg/dl Normal : 136 145 mEq/L Normal : 3.6 5.0 mEq/L 5 5

Pemeriksaan Urine Lengkap Tanggal Macroskopis : warna kuning keruh, pH 6.0, BJ 1.030 Mikroskopis : Eritrosit : 2-5, Leukosit : 10-25, Ep : 25-50 Pemeriksaan Darah Lengkap Tgl. Pemeriksaan HGB RBC HCT WBC PLT Hasil 13.9 (g/dL) 4.71 (10^6/uL) 41.1 (%) 9.01 (10/uL) 288 (10/uL) Nilai rujukan L 12.0 - 18.0 P 11.4 15.1 L 4.2 6.3 P 4.0 5.0 L 37.0 51.0 P 38.0 42.0 L 4.1 10.9 P 4.7 11.3 140 440

5. Penatalaksanaan - Paracetamol 500 mg I TID - Ciprofloxocin PO I BIC PC - Vometa FT I TID dihisap jam AC - Pronalges supp 2 x 1 - Infus D NS 500 cc q 8 jam

B. ANALISA DATA 1. Analisa Data No 1. Ds bawah Data : Masalah Keperawatan Pasien Gangguan rasa Etiologi Ovulasi Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron Folikel tidak bisa melepas sel telur Sel telur tumbuh & berkembang di ovarium Korpus luteum hematom Kista ovari Patologis (ukuran 5-10 cm) Pre op Kista tumbuh dan berkembang Trauma jaringan Nyeri 2. Ds cemas kondisi penyakitnya Do : - Pasien tampak cemas - KU lemah - TD : 140/100 mmHg, S : 374 C : Pasien Ansietas dengan Ovulasi Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron Folikel tidak bisa melepas sel telur Sel telur tumbuh & berkembang di ovarium Korpus luteum hematom Kista ovari Patologis (ukuran 5-10 cm) Pre op Kurang pengetahuan tentang penyakit

mengatakan perut nyaman ( Nyeri ) sebelah kiri terasa nyeri dengan skala 5 Do : - Pasien tampak kesakitan - KU lemah - TD : 140/100 mmHg, S : 374 C

mengatakan

Ansietas 2. Daftar Masalah Kolaboratif / Diagnosa Keperawatan No 1. TANGGAL MUNCUL -2012 DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi pada tumor ( deformitas jaringan ) yang ditandai dengan klien mengatakan perut bawah sebelah kiri terasa nyeri skala 5, klien tampak kesakitan, KU lemah, TD : 140/100 mmHg, S : 374 C 2. -2012 Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prognosis yang ditandai dengan klien mengatakan cemas dengan kondisi penyakitnya, klien tampak cemas, KU lemah, TD : 140/100 mmHg, S : 374 C TANGGAL TERATASI TTD

C. PERENCANAAN NO. 1. MASALAH KOLABORATIF / TUJUAN & KRITERIA DIAGNOSA KEPERAWATAN HASIL Gangguan rasa nyaman (nyeri) Setelah dilakukan proses berhubungan dengan putaran keperawatan selama 2 x 24 jam, tangkai tumor/infeksi pada tumor nyeri hilang atau terkontrol (deformitas jaringan) yang ditandai dengan kriteria Hasil : dengan klien mengatakan perut bawah sebelah kiri terasa nyeri skala 5, klien tampak kesakitan, KU lemah, TD : 140/100 mmHg, S : 374 C ien tampak nyaman / rileks nyeri Kl 4. Kolabarasi untuk 4. pemberian terapi analgesik. 5. Kolaborasi dengan dokter dalam tindakan 5. Terapi pembedahan dilakukan untuk mengangkat kista dari ovarium 6. Merelaksasi otot otot tubuh pembedahan (operasi) 6. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi. Kl ien tidak mengungkapkan rasa RENCANA 1. Kaji tingkat dan intensitas 1. nyeri. 2. Atur posisi senyaman 2. 3. Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri Nyeri yang meningkat bermanifestasi terhadap peningkatan tekanan darah dan denyut nadi. Menghilangkan rasa nyeri mungkin. 3. Ukur tanda-tanda vital masalah RASIONAL Mengidentifikasi lingkup PARAF MULAI PARAF HENTI

NO.

MASALAH KOLABORATIF /

TUJUAN & KRITERIA

RENCANA

RASIONAL

PARAF

PARAF

2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN HASIL Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan proses kurang penyakit pengetahuan dan prognosis tentang keperawatan selama 2 x 24 jam, yang kecemasan berkurang atau hilang

MULAI 1. Kaji dan pantau terus tingkat 1. Mengidentifikasi lingkup masalah kecemasan klien. 2. Berikan Kl semua 3. Bina Kl 4. Dorong perasaan 5. Berikan Hindari tentang informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. 5. memperdebatkan persepsi pasien penjelasan permasalahan hubungan pasien tentang 2. yang yang 3. untuk secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang keadaan dirinya Hubungan klien. Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistik serta kesalahan konsep tentang diagnosis. Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan realita. pasien membuat pilihan atau keputusan berdasarkan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan

HENTI

ditandai dengan klien mengatakan dengan kriteria hasil : cemas dengan kondisi penyakitnya, klien tampak cemas, KU lemah, TD : 140/100 mmHg, S : 374 C ien tampak rileks berkurang atau hilang ien mengungkapkan kecemasan

berkaitan dengan penyakitnya. terapeutik dengan klien. mengungkapkan pikiran dan 4.

terhadap situasi.

D. IMPLEMENTASI TGL/JAM DIAGNOSA

IMPLEMENTASI

-2012 Jam 16.00

Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan putaran 1. Mengkaji tingkat dan intensitas nyeri. tangkai tumor/infeksi pada tumor (deformitas jaringan) yang 2. Mengatur posisi senyaman mungkin. ditandai dengan klien mengatakan perut bawah sebelah kiri 3. Mengukur tanda vital terasa nyeri skala 5, klien tampak kesakitan, KU lemah, TD : 4. Mengajarkan dan lakukan tehnik relaksasi. 140/100 mmHg, S : 374 C 5. Memberikan obat Vometa 1 pil 6. Mempersiapkan pasien untuk USG esok hari

-2012 Jam 16.00

Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang 1. Mengkaji tingkat kecemasan klien. penyakit dan prognosis yang ditandai dengan klien 2. Memberikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya. 3. Membina hubungan yang terapeutik dengan klien. 4. Menganjurkan pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan 5. Memberikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi mengatakan cemas dengan kondisi penyakitnya, klien tampak cemas, KU lemah, TD : 140/100 mmHg, S : 374 C

TGL/JAM -2012 Jam 10.00

DIAGNOSA IMPLEMENTASI Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan putaran 1. Mengkaji tingkat dan intensitas nyeri. tangkai tumor/infeksi pada tumor (deformitas jaringan) yang 2. Mengatur posisi senyaman mungkin.

ditandai dengan klien mengatakan perut bawah sebelah kiri 3. Mengukur tanda vital terasa nyeri skala 5, klien tampak kesakitan, KU lemah, TD : 4. Mengajarkan dan lakukan tehnik relaksasi. -2012 Jam 10.00 140/100 mmHg, S : 374 C 5. Memberikan obat Ciprofloxocin 1 pil Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang 6. Mengkaji tingkat kecemasan klien. penyakit dan prognosis yang ditandai dengan klien 7. Memberikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya. 8. Membina hubungan yang terapeutik dengan klien. 9. Menganjurkan pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan 10. Memberikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi mengatakan cemas dengan kondisi penyakitnya, klien tampak cemas, KU lemah, TD : 140/100 mmHg, S : 374 C

E. EVALUASI TGL/JAM -2012 Jam 17.00 DIAGNOSA EVALUASI Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan putaran S : Pasien mengatakan perut masih nyeri

tangkai tumor/infeksi pada tumor (deformitas jaringan) yang O : Pasien tampak kesakitan, KU lemah, TD : 140/90 mmHg ditandai dengan klien mengatakan perut bawah sebelah kiri terasa nyeri skala 5, klien tampak kesakitan, KU lemah, TD : 140/100 mmHg, S : 374 C -2012 Jam 17.00 N : 80 x/menit, RR : 20x/menit, S : 373 0C, pasien siap untuk USG esok hari A : Tujuan belum tercapai

P : Intervensi dilanjutkan Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang S : Pasien mengatakan cemas menghadapi penyakitnya dan takut bila penyakit dan prognosis yang ditandai dengan klien sudah USG dan hasilnya harus dioperasi mengatakan cemas dengan kondisi penyakitnya, klien tampak O : Pasien tampak cemas, KU lemah cemas, KU lemah, KU lemah, TD : 140/100 mmHg, S : 374 C A : Tujuan belum tercapai P : Intervensi dilanjutkan Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan putaran S : Pasien mengatakan perut masih nyeri tangkai tumor/infeksi pada tumor (deformitas jaringan) yang O : Pasien tampak kesakitan, KU lemah, TD : 130/90 mmHg ditandai dengan klien mengatakan perut bawah sebelah kiri 140/100 mmHg, S : 374 C N : 80 x/menit, RR : 20x/menit, S : 37 0C P : Intervensi dilanjutkan terasa nyeri skala 5, klien tampak kesakitan, KU lemah, TD : A : Tujuan belum tercapai

-2012 Jam 11.00

-2012 Jam 11.00

Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang S : Pasien mengatakan perasaan cemas menghadapi penyakitnya penyakit dan prognosis yang ditandai dengan klien sudah berkurang mengatakan cemas dengan kondisi penyakitnya, klien tampak O : Pasien tampak berkurang kecemasannya, KU lemah, hjasil USG cemas, KU lemah, KU lemah, TD : 140/100 mmHg, S : 374 C menunjukkan kista ovari tapi belum direncanakan dioperasi A : Tujuan belum tercapai

P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai