Anda di halaman 1dari 16

Baru Saja Menginstal Ubuntu 11.

10
Kesan awal saya buat Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot ini adalah indah. Itu. Selayang pandang: Ubuntu 11.10 adalah sistem operasi Linux buatan komunitas yang dikeluarkan ke publik pada tahun 2011 bulan 10. Ubuntu 11.10 seperti Ubuntu sebelumnya, memiliki nama lain yaitu Oneiric Ocelot (OO) sebagai lanjutan dari Ubuntu sebelumnya, Natty Narwhal (NN). Ubuntu 11.10 memiliki beberapa keunggulan dan peningkatan fitur dibanding sebelumnya. Berikut catatan ringkas dari saya. Setelah beberapa hari saya mencoba Ubuntu, Blankon, dan Mint dalam mesin ini, kali ini saya berkesempatan mencoba Ubuntu 11.10 juga. Malam ini, saya instal Ubuntu ke mesin saya. Motivasi instal hanya ingin tahu bagaimana sih, tampilan Unity itu?. Unity adalah tampilan baru untuk Ubuntu 11.10. Motivasi sekunder saya adalah membuktikan kemampuan kernel baru untuk mengenali perangkat keras baru pula (saya ingin sekali mengetahuinya sendiri). Kesimpulannya di paragraf berikut saja :) Dan saya katakan saja bahwa kesan awal saya buat Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot ini adalah indah. Itu.

Compiz dan Efek Destop


Compiz adalah aplikasi yang membuat tampilan Linux mempunyai efek-efek menarik. Ternyata saya dapatkan sebuah kenyataan. Saya cerita sedikit, nih. Kemarin, saya sudah coba melakukan instalasi. Namun pemuatan (loading) ketika modus Live CD berjalan sangat lambat dan tampilan destop tidak kunjung muncul. Yang bisa dilihat hanya latar belakang destop yang ungu itu. Ternyata CD saya bermasalah. ISO yang telah saya peroleh akhirnya saya bakar kembali di CD yang lain. Untungnya, ini CD-RW sehingga bisa dibaca-tulis berulang kali :) Nah, setelah saya coba nyalakan mesin, modus Live CD tidaklah selambat sebelumnya. Ternyata benar CD saya kemarin rusak. Dan apa sih kenyataannya? Kenyataan yang saya maksud adalah: Compiz tidak tampak pada Live CD bukan menandakan Compiz tidak bisa diaktifkan setelah diinstal. Saya bilang begini karena ketika Live CD, bayang-bayang (shadow) di panel tidak tampak. Bagi saya, itu menunjukkan Ubuntu tidak mengenali VGA dengan baik sehingga Compiz tidak berjalan. Saya sempat bersiap kecewa dengan pertanyaan: apa mungkin kalau Compiz tidak tampak ketika Live CD akan tampak ketika Ubuntu diinstal? Ternyata jawabannya 'ya'. Compiz berjalan dengan sangat baik setelah Ubuntu saya instal. Berarti kalau Ubuntu terlihat tak bisa menyalakan efek destop kala Live CD, itu tak menjamin Ubuntu juga tak bisa menyalakan efek destop setelah diinstal. Buktinya, bayang-bayang di panel sudah tampak setelah saya instal. Semua efekefek dasar pun berjalan dengan baik seperti Application Switcher (Alt+Tab), Expo (Win+S), Minimize Animation, dan Desktop Wall (Ctrl+Alt+ (Kiri/Bawah/Kanan/Atas)). Penanda lain dari

Terminal Transparan

berjalannya Compiz adalah sanggupnya latar belakang terminal dijadikan transparan. Saya sertakan skrinsot-skrinsot berikut untuk menjelaskan :) Kenapa saya cerita tentang Compiz atau Efek Destop? Karena sungguh, saya senang keindahan destop. Yang paling awal saya lihat ketika menemukan Linux di suatu komputer, tak lain adalah efek destopnya. Ya, saya hampir pasti melihat apa Compiz berjalan di komputer itu. Jadi, saya instal Ubuntu 11.10 dengan keinginan awal melihat Compiz berjalan dengan baik. Sebuah kesenangan pribadi buat saya :)

Application Switcher yang Baru

Application Switcher Mempratayangkan Thunderbird

Efek Expo dengan 4 Destop Virtual

Efek Desktop Wall Ciri khas Linux adalah keberadaan destop virtual. Destop virtual atau yang biasa disebut workspace atau area kerja ini merupakan meja kerja untuk pengguna dalam satu buah destop saja. Artinya, dengan memanfaatkan destop virtual, pengguna bisa menggunakan destop a untuk tugas sekolah, b untuk mengerjakan desain kaos, c untuk merekap data pelanggan warnet, dan d untuk browsing. Semua bisa berjalan bersamaan tanpa saling ganggu. Dan kedua efek ini (Expo dan Desktop Wall) merupakan cara untuk berpindah dari satu destop ke destop lain, dengan efek animasi yang elegan. Ohya, Expo didapat dengan tombol kombinasi Win+S dan Desktop Wall dengan Ctrl+Alt+ (Kiri/Bawah/Kanan/Atas).

Desain Destop Baru


Suatu hal yang saya senangi: pembaruan tatanan dan peningkatan efisiensi. Ini antara Launcher dan Dash. Launcher adalah dok vertikal berisi pintasan-pintasan ke aplikasi atau ke folder. Dash adalah nama untuk menu baru Ubuntu. Saya menemukan banyak skrinsot dari teman-teman pengguna Ubuntu yang memiliki dok vertikal di sebelah kiri. Bisa ditebak, saya ingin menggunakannya karena indahnya (transparan) :D Saya tertarik sekali untuk menggunakan itu. Saya sangat senang kini tombol Win atau Meta atau Super atau Jendela (di sebelah Ctrl sebelum Alt) sudah bisa ditekan untuk membuka menu. Ini sama dengan kebiasaan di Windows, yang harus diakui sederhana sekali dan efisien. Dan bukan main, menu Ubuntu sudah beda jauh dari sebelumnya. Menu ini merupakan peluncur satu layar penuh yang memiliki kategori-kategori. Daftar program, seperti menu pada umumnya, ada di sini semua. Ditambah lagi, menu ini punya fasilitas pencarian untuk program terinstal maupun yang belum terinstal (bisa diinstal dari internet). Pencariannya juga dapat difungsikan untuk mencari berkas-berkas (files) yang ada di dalam komputer. Suatu inovasi yang bagus di dunia Linux. Saya sertakan pula skrinsot-skrinsot untuk memperjelas.

Destop Asli Ubutu 11.10 Sebetulnya masih sama dengan Ubuntu 10.04 namun ada perbedaan yaitu Launcher yang vertikal di kiri itu dan menghilangnya panel bawah. Jika pengguna Linux sudah sedemikian terbiasa dengan tampilan lama, maka mereka akan tanya lho, di mana taskbar-nya?. Taskbar itu panel (di Linux maupun Windows) yang berisi daftar aplikasi yang sedang dibuka, biasanya berbentuk persegipersegi panjang, ada ikon aplikasi yang sedang dibuka beserta namanya, dan biasanya ada di bawah. Taskbar kita pergunakan untuk memilih aplikasi lain yang sedang kita buka saat kita sudah selesai kerja dengan satu aplikasi. Nah, bagaimana dengan Ubuntu 11.10 ini? Taskbar dihilangkan dan diganti dengan Launcher, sebuah taskbar yang direnovasi. Pengguna dapat menggunakan Launcher ini sebagaimana taskbar pada umumnya. Launcher ini akan menghilang ketika ada jendela aplikasi yang sedang dibuka dan tidak hilang selama belum ada jendela aplikasi yang dibuka. Jika tombol Win ditekan-tahan di kibor, setiap ikon di Launcher akan memunculkan nomor yang jika Win yang ditahan tadi dibarengi dengan menekan nomor itu, maka aplikasi yang bernomor itu akan dibuka. Itulah mekanisme buka Launcher.

Menu Baru Ubuntu Yap, inilah menu yang dibuka dengan menekan tombol Win di kibor. Persis dengan menu di Windows yang dapat dibuka dengan tombol Win di kibor. Saya senang sekali melihat tampila menu ini apalagi warnanya transparan. Wah, kesukaan saya itu (jadi ingat KDE). Terlepas dari pendapat lain, saya anggap menu ini sangat efisien meskipun baru hari ini saya mencoba. Beneran! Baru kali ini saya mendapati Ubuntu dengan tampilan Unity (ya 11.10 ini) dalam mesin saya. Artinya baru kali ini saya kenal dengan tampilan Ubuntu termasuk menunya. Namun meski baru kenal, buktinya saya dapat melakukan navigasi tanpa kesulitan. Nyaman, malah :) Berarti menu ini cukup bagus untuk digunakan orang awam. Sependek ini masih belum ada masalah baik perangkat keras maupun lunak. Ya alhamdulillah saja.

Menu dengan Kategori Aplikasi

Kategori dalam menu yang memiliki tampilan luas memudahkan pengguna untuk memilih aplikasi mana yang mau dijalankan. Pilihan kategori menu bisa diakses dari 4 tombol di bawah itu. Bisa diklik atau dipilih pakai tombol Tab di kibor. 4 kategori menu yang tersedia adalah Umum, Aplikasi, Berkas, dan Musik. Semua kategori punya fitur pencarian. Inilah inovasi dalam bidang efisiensi. Pengguna akan merasa mudah dengan keberadaan menu ini. Oya, ini tidak lain pendapat saya. Jadi bisa saja benar atau salah.

Aplikasi Baru
Saya soroti beberapa saja, ya? Desktop Appearances, System Settings, Ubuntu Software Center, dan Nautilus.

Appearance Preferences

Nautilus 3 yang Tangkas

Ubuntu Software Center

Ubuntu Software Center adalah aplikasi untuk melakukan instalasi aplikasi ke dalam Ubuntu. Aplikasi ini melakukan pengunduhan aplikasi dari internet lalu menginstalkannya otomatis ke sistem. Aplikasi ini menggantikan Synaptic Package Manager di Ubuntu 11.10 ini. Komentar saya adalah: bagus dan cepat. Bagus karena tampilannya telah diperbarui menjadi lebih bagus, sangat ringkas, sederhana, dan efisien. Cepat karena ia membutuhkan waktu singkat semenjak saya klik untuk muncul. Saya akui, Ubuntu Software Center di Ubuntu 11.10 ini mengalami perubahan signifikan yang lebih baik. Ia lebih baik dan cepat dari versi sebelumnya karena yang sebelumnya membutuhkan waktu lama untuk dibuka. Saya suka Ubuntu Software Center versi ini.

Ubuntu Software Center - Kategori

Ubuntu Software Center All In Development Tools Tampilan Ubuntu Software Center kini dibagi-bagi ke dalam kategori-kategori. Kategori memiliki subkategori yang semuanya digambarkan dalam ikon-ikon. Ini akan sangat memudahkan pengguna untuk bernavigasi. Dan benar, saya tidak merasa canggung meski baru hari ini menggunakan. Kategori-kategori yang ada bisa disaksikan dalam skrinsot saya. Instalasi aplikasi sangat gampang: pilih ikon, install. Aplikasi akan terinstal dengan catatan mesin terhubung ke internet.

Ubuntu One Control Panel

Ubuntu One adalah layanan komputasi awan (cloud computing) dari Canonical yang diberikan gratis 5 GB untuk setiap pengguna Ubuntu. Ubuntu One mengizinkan setiap pengguna untuk memiliki awannya sendiri. Ubuntu One Control Panel adalah aplikasi klien untuk mengatur awan Anda. Aplikasi ini nanti bisa berfungsi untuk mengunggah atau mengunduh berkas dari awan layaknya 4Shared, Adrive, Dropbox, atau Box.net Desktop Client dengan banyak fitur tambahan.

Ubuntu System Settings

Inilah Panel Kendali (Control Panel) untuk Ubuntu 11.10. aplikasi ini merangkum semua pengaturan Ubuntu mulai tampilan sampai akun pengguna. Jadinya, sekarang pengaturan Ubuntu bisa dilakukan melalui satu pusat. Inilah fitur yang lama saya harapkan hadirnya. Sekarang saya senang sekali Ubuntu punya fitur begini. Memang konsep pengendalian secara terpusat itu yang paling pas untuk suatu sistem, tidak hanya untuk suatu organisasi tetapi juga sistem operasi :)

Ubuntu Help

Ubuntu Help dapat perhatian lebih dari saya karena aplikasi yang bermanfaat ini sejak dulu berjalan sangat lambat dan berat. Eh, pada Ubuntu 11.10, aplikasi ini sudah diperbaiki. Kini lebih cepat dibuka dan tampilan dalamnya lebih rapi! Lebih menarik dengan banyak sekali skrinsot penjelasan.

Bahkan halaman awalnya pun sudah ada gambar destop. Tata letak tulisannya pun telah jadi lebih menarik (baca=keren). Bantuan dibagi dalam kategori-kategori juga. Ini akan memudahkan pengguna yang ingin mencari pemecahan masalah. Ini salah satu poin penting yang memang selayaknya diperbaiki karena pengguna bagaimanapun butuh bantuan saat mereka kesulitan. Kecepatan muncul dan navigasi (navigasi = membuka dan berpindah halaman bantuan) Ubuntu Help kini sangat baik. Dan kecepatannya telah memuaskan keinginan saya.
Nautilus

Komentar saya sama seperti halnya untuk Ubuntu Software Center. Nautilus 3 yang dimasukkan dalam Ubuntu 11.10 ini sangat cepat, ringan, dan lebih mudah digunakan. Cepat! Beneran! Saya coba klik Home di Launcher dan ia langsung muncul dalam sekejap. Saya asosiasikan tombol Win+E dengan Home, saya tekan Win+E, Nautilus langsung muncul. Cepat sekali. Jauh lebih cepat dari Nautilus di Ubuntu 10.10 saya. Tampilan Nautilus pun berubah banyak dari sebelumnya. Ia kini tampil bersahaja, sederhana sekali. Tapi ia tetap Nautilus yang saya kenal dulu :)

Nautilus Menayangkan Ukuran Berkas Kini Nautilus punya menu untuk membuka partisi/volume/disk yang ada di mesin. Sehingga, saya tidak perlu lagi menyentuh menu destop untuk membuka partisi lain. Cukup satu klik di menu baru Nautilus. Begitu pula melakukan Safely Remove Disk, cukup klik kanan dan pilih Safely Remove Disk. Flash disk atau hard disk eksternal pun bisa dicabut. Ini sangat sederhana dan saya kira ini bagus sekali untuk memudahkan pengguna yang awam maupun ahli. Nautilus memiliki pratayang terhadap ukuran berkas kini. Pratayang memang sudah ada sejak lama tapi kini diperbaiki ke arah yang lebih baik. Cukup pilih sebuah berkas dan Nautilus menayangkan informasi ukuran berkas di bagian bawah. Ringkas dan cepat sekali. Tampilan Nautilus dipangkas banyak sekali hingga jadi sesederhana ini. Namun fitur tab tetap ada. Ya, fitur tab mempermudah kerja dan meningkatkan efisiensi. Kesederhanaan ini diharap akan memudahkan pengguna baru maupun ahli dalam bernavigasi mengurus berkas (file). Nautilus pun masih punya kemampuan membagi jendela sehingga ada banyak pekerjaan bisa selesai dalam satu waktu. Ini bisa diakses via menekan tombol F3. Fitur ini akan sangat berguna untuk memudahkan

penyalinan berkas (copying data) dari satu folder ke folder lain.

Nautilus dan F3
Appearance Preferences

Aplikasi pengatur tampilan destop ini kini berubah total. Tampilannya sudah tidak seperti dulu lagi yang punya 4 tab. Aplikasi yang dapat diakses dari klik kanan destop > change desktop background ini kini tampil lebih sederhana dan cepat. Appearance Preferences sebelumnya lebih lambat untuk dibuka. Ia kini lebih gegas dengan pemangkasan opsi efek destop, fonta, dan tab tema. Tema dan latar belakang bisa diganti dalam satu jendela saja. Suatu inovasi yang bagus! Simpel tapi mengena.

Destop ganti tema tampilan dari Ambiance ke Adwaita.

Performa
Gayanya kayak jagoan ngomong performa segala... :) Menurut saya, saya sudah coba sendiri, Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot berjalan lebih cepat (tangkas/gegas) daripada Ubuntu 10.10 Maverick Meerkat di mesin yang sama. Saya rasakan sendiri betapa cepat Nautilus dibuka. Baru klik, langsung muncul. Padahal sebelumnya tidak demikian tetapi ada jeda sedikit sebelum Nautilus terbuka secara penuh. Tidak cuma itu, Ubuntu Software Center dan Firefox yang biasanya lambat dibuka menjadi cepat sekali dibuka. Buat saya, ini suatu keunggulan. Nyaman sekali kerja dengan destop yang cepat! Waktu boot sejak komputer saya hidupkan sampai layar login Ubuntu tampil adalah 18 detik. Ini cukup cepat menurut saya. Saya menggunakan ponsel saya untuk mengukur waktunya.

System Monitor Menayangkan Beban Ubuntu terhadap Mesin Kebutuhan memori kecil menurut saya. Saat menganggur, Ubuntu 11.10 menghabiskan ram saya 300 MB. Tidak menjadi masalah karena saya mengutamakan keindahan destopnya. Namun ternyata performanya lebih baik dari yang saya harap. Saya menilai performa Ubuntu 11.10 di mesin saya baik. Alhamdulillah. Pastinya 300 MB itu akan sangat membebani komputer dengan spesifikasi ringan. Maka patutlah Ubuntu ini didandani (O.P.R.E.K.) dengan memangkas-mangkas fitur biar penggunaan ram mengecil :) Semoga ini akan membantu untuk penggunaan di komputer lawas. Tentunya tidak sekarang dan belum tentu saya mampu, melainkan nanti saja dan mungkin orang lain yang lebih becus melakukannya ;) Mungkin dengan menggunakan XFCE atau LXDE alih-alih Unity, dengan mengurangi layanan (service) yang berjalan, memangkas aplikasi yang jalan ketika boot, meminimalisir efek, dan sebagainya.
Hemat Daya

Mesin saya bertahan 4 jam menggunakan Ubuntu 11.10 dengan pemakaian Writer dan Nautilus (ya untuk menulis artikel ini :D ). Setelahnya, tentu mesin harus mendapat makan listrik biar bisa jalan lagi. Ini aneh menurut saya. Karena destop yang berefek penuh seperti ini dan cepat semestinya rakus baterai. Tetapi saya tidak menjumpainya. Bahkan mesin saya bertahan lebih dari 3 jam. Ini sangat berguna buat saya.

Progres Menyalin Data Antarpartisi Cepat

Saya telah mencoba menyalin (copy) data dari partisi satu ke partisi lain dengan Ubuntu 11.10. Prosesor mesin saya adalah Intel Celeron B800 1,5 GHz. Partisi saya semuanya bertipe berkas EXT4. Data saya adalah berkas-berkas iso bertotal ukuran 3,4 GB. Kecepatannya mencapai 41 MB/s dengan stabil di 30-an MB/s. Suatu kecepatan yang melampaui harapan dan perkiraan saya. Alhamdulillah.

41 MB/s untuk Menyalin Data ke Partisi Lain

30-an MB/s Stabil untuk Menyalin Data ke Partisi Lain

Perangkat Keras Wifi Adapter Saya Terdeteksi


Sekali instal, wireless network adapter saya langsung terdeteksi sehingga mesin langsung dapat dipakai untuk internetan via hotspot wifi. Saya langsung dapati perangkat wifi aktif seusai instal, restart, maupun booting. Ini berarti driver untuk perangkat wifi sudah termasuk dalam CD instalasi Ubuntu sehingga pengguna tidak perlu susah payah instal driver :DAlhamdulillah. Perangkat wifi saya adalah Atheros AR9285 Wireless Network Adapter.

Perangkat Wifi Bekerja dengan Sangat Baik

Kesimpulan Total
Alhamdulillah, saya sekarang bisa menikmati efek destop di Ubuntu. Sebelumnya saya memang menginstal Ubuntu 10.10 di mesin yang sama, tetapi setelah instal Ubuntu tidak mengenali dengan baik VGA mesin sehingga efek destop tidak jalan. Namun Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot ini mengenali VGA mesin saya dengan baik. Kesimpulan saya: Kernel baru memang mengenali perangkat keras baru dengan baik. Ubuntu 11.10 berjalan lebih cepat daripada sebelumnya. Ubuntu 11.10 lebih bagus tampilannya daripada sebelumnya. Ubuntu 11.10 hemat daya dan tidak boros. Ubuntu 11.10 lebih mudah digunakan daripada sebelumnya. Saya merasa sangat senang menu Ubuntu dapat diakses dengan satu tombol Win saja :D

Ini semua adalah pandangan saya pribadi yang menjalankan Ubuntu di atas mesin pribadi. Kalau ada salah, saya minta maaf dan koreksi. Semoga ini bermanfaat.

Bonus
Mengasosiasikan Tombol Win+E ke Nautilus

Ini nanti diharap menghasilkan pintasan (shortcut key) seperti di lingkungan Windows untuk membuka Windows Explorer cukup dengan Win+E saja. Gampang sekali: 1. Buka System Settings. Klik saja ikon gerigi di Launcher :D 2. Buka Keyboard. 3. Masuklah ke tab Shortcuts. 4. Pilih entri Home Folder. Ganti kuncinya menjadi Win+E dengan cara klik dua kali di bagian kanan (tulisan shortcut-nya) lalu tekan Win dan E bersamaan. Kalau sudah, pasti kuncinya menjadi Mod4+E. Ini berarti sudah benar.

Pengaturan Keyboard Shortcut Win+E 5. Tekan Win+E. Seharusnya sampai sini Nautilus langsung muncul :)
Memperindah Panel dengan Menjadikannya Transparan

Seperti skrinsot di atas dan yang ini, destop Ubuntu 11.10 yang asalnya memiliki panel hitam berubah memiliki panel transparan. Enak dilihat :) bagaimana cara mengaturnya? 1. Instal CompizConfig Settings Manager (ccsm). Gunakan saja Ubuntu Software Center. 2. Buka CCSM. 3. Masuk ke opsi Ubuntu Unity Plugin. 4. Masuk ke tab Experimental. 5. Ubah ukuran Panel Opacity ke 0,1282 atau sesuka Anda. 6. Lihat panel Anda.

CCSM - Unity Experimental Plugin

Destop Ubuntu Makin Indah dengan Panel Transparan

-***-

Penulis: Ade Malsasa Akbar Saya izinkan untuk mendistribusikan ulang demi kebaikan tanpa mengubah isi dokumen.

Anda mungkin juga menyukai