Anda di halaman 1dari 3

Teori Z dan Produktivitas Kerja

Pola manajemen Jepang berinti pada tiga unsur ini: Kepercayaan, Keintiman dan Subtinitas. William Ouchi merangkumnya menajdi sebuah konsep yang ia namakan Teori Z Suatu koreksi terhadap kekalahan produktifitas Amerika. Tapi juga pelajaran bagi manajemen universal. Lahirnya teori ini memang diilhami oleh sukses bisnis dan ekonomi Jepang yang tumbuh luar biasa pesatnya setelah Perang Dunia II. Produktivitas industrinya meningkat 400 persen, melampaui tingkat produktivitas industri America Serikat. Secara tragis produktivitas AS malahan mulai tertinggal di belakang pertumbuhan industri Eropa. Mengapa? Selaku negara terkemuka, Amerika Serikat cenderung mengembangkan nilainilai teknologi yang menitikberatkan pendekatan ilmiah terhadap teknologi itu, dan agak mengabaikan segi manusianya. Manusia, menurut pandangan mereka, dengan sendirinya akan terangkat mengikuti superioritas teknologi. Pemerintah AS saban tahun mengeluarkan berjuta-juta dollar untuk biaya riset berbagai cabang teknologi baru. Hanya sedikit sekali dana yang mengalir pada program pemecahan persoalan: Bagaimana mengelola (to manage) para pekerja. Produktivitas yang merosot di Amerika Serikat tidak bisa ditanggulangi dengan kebijaksanaan moneter, tidak pula melalui investasi berlebihan pada proyekproyek riset dan pengembangan (R&D). William Ouchi mengemukakan, masalahnya hanya bisa diatasi dengan mencari pola ideal tentang cara mengelola manusia pekerja: bagaimana menumbuhkan kebersamaan dalam persaingan individu untuk mencapai hasil yang efektif. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang HR Strategy dan Organizational Development, silakan KLIK DISINI ). Bermuara pada studi perbandingan antara sistem manajemen Amerika dan Jepang, Teori Z menawarkan kunci-kunci pemecahan masalah, terutama lebih diarahkan untuk menjawab persoalan produktivitas AS yang cenderung menurun. Memang tidak bisa dihindari, konsep ini hanya menambah lagi satukisah sukses masyarakat Jepang. Sungguhpun demikian, Teori Z mena-rik untuk diperbincangkan. Apalagi ia tidak muncul dengan kaidah-kaidah yang penuh rumusan teoritis yang mengernyitkan dahi. Konsep ini lebih merupakan ikhtiar dari pengamatan empiris William Ouchi. Menjadi lebih menarik karena diperkaya dengan ilustrasi gamblang tentang perusahaan-perusahaan Jepang yang sukses. Tolok ukur dalam teori ini selalu menggunakan parameter Amerika Serikat. Apa kesalahan masyarakat bisnis Amerika? Performa kerja masyarakat AS tidak kalah hebat. Mereka pekerja keras. Tetapi peningkatan produktivitas tidak akan muncul dari seorang pekerja keras, kata William Ouchi pada introduksi teorinya.

Produktivitas, menurut dia, adalah upaya dari sebuah organisasi sosial atau dalam istilah bisnis organisasi manajerial. Trust Saling percaya atau kepercayaan (trust) adalah pelajaran pertama dari Teori Z. Produktivitas dan kepercayaan berjalan seiring. Untuk memahami kebenaran premisnya, Ouchi mengajak kita melibat perjalanan sejarah perekonomian Inggris yang diwarnai oleh rasa tidak saling percaya (mutual distrust) antara pemerintah, manajemen, dan serikat pekerja yang pernah menjerumuskan negara itu ke situasi yang nyaris melumpuhkan ekonomi negeri pelopor industri itu, Standar hidup masyarakatnya merosot. Ouchi menunjuk pula hasil studi yang dilakukan seorang ilmuwan Harvard Business School terhadap perusahaan-perusahaan sogo-shosa seperti Mitsui, Mitsubishi; Sumitorno. Tidak bisa diragukan, perusahaan-perusahaan dagang itu begitu sukses memainkan peranan sentral dalam menentukan strategi ekspor hasil industri Jepang. Kelompok itu memiliki kapasitas untuk bergerak cepat dalam menerobos pasaran baru, melakukan negosiasi dagang dengan teknikteknik yang belum pernah dilakukan pedagang AS. Pola yang mereka pakai tidak lain ialah sistem manajemen ekstensif yang didasari saling percaya. Tidak bisa dibayangkan bila mata rantai bisnis yang mengoperasikan puluhan ribu pekerja, mulai dari kantor pusatnya di Tokyo sampai ke pelosok suatu negara terpencil, tidak didasari oleh rasa saling percaya itu. Subtilitas Pelajaran lain yang disadap dari cara praktek bisnis Jepang untuk dituangkan ke dalam pola manajemen Amerika, ialah Subtilitas (subtlety). Komunikasi antar manusia sangat kompleks, beragam, dan senantiasa berubah. Mencari analogi pa-ling gampang, Ouchi mengambil contoh hubungan yang terjadi dalam satu keluarga, antar ayah-ibu-anak. Ini lebih menekankan hubungan non-verbal yang hanya tersirat dalam tindak-tanduk. Bila atasan berdiam saja, Anda sudah tahu apa artinya. Seorang penyelia yang mengenal betul siapa bawahannya akan tahu, dengan siapa ia bisa bekerja lebih produktif, dengan siapa justru menjadi destruktif. Produktivitas, kepercayaan, dan subtinitas merupakan elemen-elemen yang tidak saling terisolasi. Intim Kenyataan umum yang nampak dalam kehidupan masyarakat Jepang ialah Keintiman. Ini salah satu faktor menyanggah produktivitas. Para sosiolog sudah sejak lama menggarisbawahi bahwa keintiman merupakan menu esensil pada lingkungan masyarakat yang sehat. Secara tradisi, keintiman masyarakat Amerika sangat mudah dijumpai dalam keluarga-keluarga, klub, lingkungan tetangga, di gereja. Akan tetapi kehangatan itu dirusak oleh bentuk kehidupan organisasi industri di perusahaan-perusahaan. Begitu pengamatan Ouchi.

Karena studi dilakukan pada kelompok manajemen Jepang dan Amerika, maka ia hanya membatasi diri pada dua tipe organisasi: Tipe Jepang (J) dan Tipe Amerika (A). Kemudian Ouchi menyeragamkan Tipe J menjadi Tipe Z, sesuai nama teorinya. Mengapa Teori Z? Ternyata ini hanya sekedar pemahaman yang dilatarbelakangi konsep manajemen Teori X; dan Teori Y yang sudah lebih dulu diperkenalkan oleh Douglas McGrenggor. Dalam Teori X, McGrenggor menyarankan para manajer supaya bekerja berdasarkan asumsi bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk yang malas dan tidak bertanggung jawab sehingga harus diawasi secara konstan, Asumsi dalam Teori Y, manusia adalah mahluk pekerja keras, bertanggung jawab, tinggal membutuhkan dorongan dan penghargaan. Teori Z tidak ada relasinya dengan dua teori tadi. - See more at: http://rajapresentasi.com/2009/09/teori-z-dan-produktivitaskerja/#sthash.qIE08o18.dpuf

Anda mungkin juga menyukai