Anda di halaman 1dari 2

TERAPI LAMA TAENIASIS

1. Prazikuantel Untuk infeksi cacing pita dewasa obat ini diberikan sebagai dosis tunggal 10 mg/kgBB dosis tunggal, dua jam kemudian dapat diberikan laksansia (magnesium sulfat). Efek samping sangat ringan, seperti pusing, mual, dan rasa enek di ulu hati. 2. Niclosamide Obat ini bekerja dengan menimbulkan nekrosis pada skoleks. Merupakan pilihan yang cukup efektif untuk taeniasis. Dosis adalah 2 gram (4 tablet@500 mg) sekali makan atau diberikan 1 gram dengan jarak 1 jam, pagi hari pada waktu perut sedang kosong. Pada infeksi taenia solium dianjurkan pemberian laksansia untuk mencegah autoinfeksi yang dapat menimbulkan sistiserkosis. 3. Albendazol Albendazol menurunkan produksi ATP oleh cacing, menimbulkan kekurangan energy, imobilisasi dan akhirnya kematian. Dosis yang diberikan adalah 400 mg per oral dua kali sehari selama 8-30 hari. Efek samping nyeri perut, mual, muntah, diare, pusing, dan peningkatan transaminase serum. 4. Obat-obat lain Obat-obat yang sebelumnya dipakai untuk taeniasis tetapi sekarang jarang digunakan adalah atabrin, bitionol, dan diklorofen. Setelah 3 bulan tinja diperiksa kembali untuk mencari adanya telur cacing atau pengeluaran proglotid. Jika tidak ditemukan telur atau proglotid berarti telah terjadi kesembuhan sempurna (Sudoyo, et al., 2006).

(Sudoyo, WA., Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti Setiati. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).

TERAPI LAMA SISTISERKOSIS

1. Praziquantel dengan dosis 50 mg/kgBB/hari, dosis tunggal/dibagi 3 dosis per oral selama 15 hari, atau 2. Albendazole 15 mg/kgBB/hari, dosis tunggal dibagi 3 dosis per oral selama 7 hari. Untuk pengobatan dengan praziquantel maupun albendazole, reaksi dari tubuh dapat dikurangi dengan memberikan kortikosteroid (prednisone 1 mg/kgBB/hari dosis tunggal/dibagi 3 dosis atau deksametason dengan dosis setara. Pemberian praziquantel maupun albendazol dibawah pengawasan petugas kesehatan atau dilakukan di RS (www.depkes.go.id) 3. Pembedahan (Gandahusada, et al., 2006).

(www.depkes.go.id; Gandahusada, S., Herry DI, Wita P. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:Gaya Baru)

Anda mungkin juga menyukai