Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJA YANG TERPAPAR KADMIUM DI BENGKEL LAS DAN KOSNTRUKSI BESI SURYA TEKNIK MAKASSAR
DISUSUN OLEH: Adnan Yusuf M. Taufeq Andi Wija Indrawan C 111 07 053 C 111 08 768 C 111 08 129
DISUSUN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN IKM-IKK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pesatnya laju pembangunan, terutama di bidang industri, transportasi dan ditambah dangan kegiatan manusia di bidang intensifikasi pertanian maupun perikanan telah menimbulkan dampak nyata berupa meningkatnya jumlah buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan udara. Selain itu juga dangan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini memungkinkan manusia memanfaatkan berbagai jenis bahan kimia termasuk logam berat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.1 Pengunaan berbagai macam unsur tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh pada kawasan industri yang tidak mungkin lepas dari penggunaan unsur baik logam maupun non-logam. Seperti halnya salah satu logam berat yaitu kadmium (Cd) yang dapat dengan mudah ditemukan di limbah berbagai jenis pertambangan logam selain itu dapat juga ditemukan dalam perairan baik di dalam sedimen maupun di dalam sistem penyediaan air minum.1 Kadmium (Cd) adalah salah satu logam berat yang keberadaanya patut mendapat perhatian khusus karena secara luas terdapat di lingkungan baik sebagai pencemar atau sebagai komponen dalam rokok yang dikonsumsi oleh masyarakat luas. Salah satu sistem organ yang yang merupakan target dari Cd adalah sistem reproduksi, khususnya pada laki-laki.1 Seperti yang telah terjadi di Toyama, Jepang, kadmium menyebabkan keracunan karena kadmium dicemarkan ke sungai oleh pertambangan perusahaanperusahaan di pegunungan. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya penyakit Itai-Itai di Jepang.1 Hingga saat ini, kasus keracunan karena kadium jarang terjadi, sama seperti keracunan logam berat lainnya. Namun, kegagalan dalam mengenali dan
menangani kasus-kasus karena logam berat dapat menyebabkan morbiditas maupun mortalitas yang signifikan. Frekuensi keracunan kadmium dapat terjadi pada semua ras, jenis kelamin, dan usia namun anak-anak maupun pekerja yang berkaitan dengan logam berat atau industri memiliki kecurigaan terpajan lebih tinggi.1 Kadmium merupakan komponen campuran logam yang memiliki titik lebur terendah sehingga digunakan dalam campuran logam poros dengan koefisien gesek yang rendah dan tahan lama. Kadmium juga banyak digunakan dalam aplikasi sepuhan listrik (electroplating). Kadmium juga banyak digunakan dalam pembuatan solder, baterai Ni-Cd, dan semikonduktor, sebagai penstabil reaksi nuklir fisi. Senyawa kadmium digunakan dalam fosfor tabung TV hitamputih dan fosfor hijau dalam TV bewarna. Dalam dunia industri, Kadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran seng, timah atau tembaga dan banyak digunakan pada berbagai industri, terutama plating logam, besi, pigmen, baterai, plastik, dan cat atau pigmen.1 Atas dasar hal tersebut maka proposal penelitian ini disusun untuk menarik suatu kesimpulan mengenai gangguan kesehatan kerja yang disebabkan oleh kadmium di tempat kerja. I.2. Tujuan Umum Mendapatkan I.3. Tujuan khusus a. Mengetahui tentang sumber-sumber pajanan berdasarkan faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial yang terdapat di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik. b. Mengetahui tentang sumber-sumber pajanan logam berat khususnya kadmium di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik. c. Mengetahui gejala penyakit atau keluhan pekerja yang muncul selama bekerja di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik. informasi tentang gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kadmium di tempat kerja.
d. Mengetahui tentang alat pelindung diri terhadap pajanan logam berat khususnya kadmium di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik. I.4. Manfaat Penelitian a. Memberikan informasi mengenai sumber-sumber pajanan logam berat khususnya kadmium di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik. b. Mengetahui gejala penyakit atau keluhan pekerja yang ditimbulkan selama bekerja. c. Memantau penggunaaan alat pelindung diri dari efek kadmium pada pekerja. d. Memberikan rangsangan bagi rekan sejawat untuk meneliti lebih lanjut mengenai gangguna kesehatan yang disebabkan oleh kadmium di tempat kerja. e. Memberikan tambahan pengalaman dan kompetensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kadmium Kadmium pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman yang bernama Friedric Strohmeyer pada tahun 1817. Logam ini ditemukan dalam bebatuan Calamine (Seng Karbonat). Nama kadmium sendiri diambil dari nama latin dari calamine yaitu Cadmia.2 Kadmium adalah logam toksik yang umumnya ditemukan dalam pekerjaan-pekerjaan industri, logam kadmium digunakan secara intensif dalam proses electroplating. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah.2 Keracunan akut yang disebabkan oleh kadmium sering terjadi pada pekerja di industri-industri yang berkaitan dengan logam ini. Peristiwa keracunan akut ini dapat terjadi karena para pekerja terkena paparan uap logam kadmium atau CdO. Gejala-gejala keracunan akut yang disebabkan oleh logam kadmium adalah timbulnya rasa sakit dan panas pada dada.2 Apabila kadmium masuk ke dalam tubuh maka sebagian besar akan terkumpul di dalam ginjal, hati dan sebagian yang dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Kadmium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah secara langsung maupun tidak langsung lewat ginjal, sebagai akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah.2 II.2 Karakteristik Kadmium 1. Sifat-sifat3 a. Sifat Fisik Logam berwarna putih keperakan Mengkilat Lunak/mudah ditempa dan ditarik
Titik lebur rendah b. Sifat Kimia Cd tidak larut dalam basa Larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer Cd + H2SO4 CdSO4 + H2 Cd tidak menunjukkan sifat amfoter Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P Cd adalah logam yang cukup aktif Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO Memiliki ketahanan korosi yang tinggi CdI2 larut dalam alkohol 2. Kesenyawaan Cd3 a. Oksida Cd Senyawa biner, oksida CdO dibentuk dengan pembakaran logamnya di udara atau dengan pirolisis karbonat atau nitratnya. Asam oksida dapat diperoleh dengan pembakaran alkil, asap kadmium oksida luar biasa beracun. Kadmium oksida warnanya beragam mulai dari kuning kehijauan sampai coklat mendekati hitam bergantung pada proses pemanasannya. Warna-warna ini adalah hasil dari keragaman jenis kerusakan kisinya. Oksida menyublim pada suhu yang sangat tinggi. b. Hidroksida Jika larutan garam Cd di tambah NaOH terbentuk Cd(OH)2. Cd2+ + 2NaOH Cd(OH)2 (putih) + 2Na+ Hidroksida Cd mudah larut dalam amonia kuat berlebih membentuk kompleksamin [Cd(NH3)4]2+. Cd(OH)2(s) + 4NH3(aq) [Cd(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq) c. Sulfida
Senyawa sulfida diperoleh dari interaksi langsung/pengendapan oleh H2S dari larutan aqua, larutan asam untuk CdS. Cd + H2S CdS +H2 d. Halida Larutan Cd halida mengandung semua spesies Cd 2+, CdX+, CdX2+, dan CdX3 dalam kesetimbangan. e. Garam Okso dan Ion Aquo Garam dari okso seperti nitrat, sulfat, sulfit, perklorat, dan asetat larut dalam air. Ion aquo bersifat asam dan larutan garamnya terhidrolisis bagi larutan Cd Yang lebih pekat, spesies yang utama adalah Cd2OH3 + 2Cd2+(aq) + H2O(l) Cd2OH3+(aq) + H+. Dengan adanya anion pengompleks, misalnya halide, senyawa seperti Cd(OH)Cl atau CdNO3+ dapat diperoleh. f. Iodida Garam Cd dapat larut dalam KI. Jika larutan KI pekat ditambahkan pada larutan garam amoniakal terbentuk Cd(NH3)4I4 yang berbentuk endapan putih. CdI2 larut dalam alkohol dan digunakan dalam fotografi. 3. Keterangan Unsur3 a. Simbol: Cd b. Radius atom: 1.71 c. Volume atom: 13.1 cm3/mol d. Massa atom: 112.41 e. Titik didih: 1040 K f. Radius kovalensi: 1.41 g. Struktur kristal: Heksagonal h. Massa jenis: 8.65 g/cm3 i. Konduktivitas listrik: 14.7 x 106 ohm-1cm-1 j. Elektronegativitas: 1.69 k. Konfigurasi elektron: [Kr]4d10 5s2
l. Formasi entalpi: 6.07 kJ/mol m.Konduktivitas panas: 96.8 Wm-1K-1 n. Potensial ionisasi: 8.993 V o. Titik lebur: 594.26 K p. Bilangan oksidasi: 2 q. Kapasitas panas: 0.232 Jg-1K-1 r. Entalpi penguapan: 99.87 kJ/mol II.3. Proses Masuknya Kadmium ke dalam Tubuh Manusia Kadmium adalah logam yang sangat toksik dan dapat terakumulasi cukup besar pada organisme hidup karena mudah diadsorpsi dan mengganggu sistem pernapasan serta pencernaan. Jika terabsorpsi ke dalam sistem pencernaan dan sistem paru-paru, kadmium akan membentuk kompleks dengan protein sehingga mudah diangkut dan menyebar ke hati dan ginjal bahkan sejumlah kecil dapat sampai ke pankreas, usus, dan tulang. Selain itu, kadmium juga akan mengganggu aktivitas enzim dan sel. Hal ini akan menimbulkan tetratogenik, mutagenik, dan karsinogenik.4 Kadmium masuk ke dalam tubuh bisa melalui berbagai cara yaitu dari pernafasan (dari asap rokok dan kendaraan), oral (makanan), dan suntikan ke daerah kulit. Menurut WHO, jumlah kadmium yang dapat diterima oleh tubuh manusia adalah sebanyak 400-500 mikrogram setiap kilogram berat badan setiap hari. Batasan toleransi kadmium dalam ginjal pada manusia adalah 200 ppm, bila batas tersebut terlewati akan timbul efek-efek tertentu. Keracunan kadmium pada hewan akan membuat kadmium tertimbun di dalam hati dan korteks ginjal. Apabila terjadi keracunan akut akan ditemukan penimbunan logan kadmium di dalam hati. Keracunan kronis kadmium akan ditimbun pada bermacam-macam organ tubuh tidak hanya di dalam ginjal, hati, dan paru-paru, tetapi juga ditimbun di dalam pankreas, jantung, limpa, alat kelamin dan jaringan adiposa. Kadmium yang masuk ke dalam tubuh biasanya akan tertimbun di dalam organ target yang paling banyak menyerap kadmium yaitu hati dan ginjal.4 Masuknya kadmium ke dalam tubuh dapat terjadi melalui traktus digestivus, traktus respiratorius atau melalui suntikan kedalam tubuh. Kadmium
yang ada di dalam makanan dan air minum akan diserap di dalam saluran pencernaan. Penyerapan kadmium di dalam paru-paru jauh lebih besar dibandingkan dengan di dalam saluran pencernaan. Menurut Voogt et al. penyerapan Kadmium di dalam paru-paru berkisar 13-19 % dari jumlah Kadmium yang terserap dengan rata-rata 16%.5 Menurut Voogt et al. kadmium yang dihirup melalui saluran pernafasan biasanya berbentuk aerosol. Kecepatan penyerapan di dalam paru-paru dipengaruhi oleh diameter partikel kadmium yang masuk. Kadmium yang diserap tubuh akan dibawa oleh darah khususnya di dalam eritrosit. Kadmium yang ada dalam plasma dan eritrosit akan berikatan dengan protein yang akan mempunyai berat molekul tinggi, contohnya hemoglobin (Hb). Kadmium yang masuk biasanya diusahakan tubuh untuk dikeluarkan kembali.5 II.4. Metabolisme Kadmium dalam Tubuh Manusia Kadmium masuk ke dalam tubuh manusia terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Untuk mengukur asupan kadmium kedalam tubuh manusia perlu dilakukan pengukuran kadar Kadmium dalam makanan yang dimakan atau kandungan kadmium dalam feses.6 Sekitar 5% dari diet kadmium, diabsorpsi dalam tubuh. Sebagian besar kadmium masuk melalui saluran pencernaan, tetapi keluar lagi melalui feses sekitar 3-4 minggu kemudian dan sebagian kecil dikeluarkan melalui urin. Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam ginjal dan hati terutama terikat sebagai metalothionein.6 Metalotionein mengandung asam amino sistein, dimana Kadmium terikat dengan gugus sulfhidril (-SH) dalam enzim karboksil sisteinil, histidil, hidroksil dan fosfatil dari protein dan purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas Kadmium disebabkan oleh interaksi antara kadmium dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim.6 Kadmium metalothionien. juga Di dapat terakumulasi kompleks dengan jalan terikat pada ginjal, kadmium-metalothionien melewati
glomerulus dan diserap oleh tubulus proxima. Di dalam sel ginjal, kadmium dilepas dari protein metalothionien dan dapat terakumulasi sampai pada tingkat
toksik. Penyerapan kadmium ditemukan di ginjal kira-kira - S! dari beban tubuh dan konsentrasi tertinggi ditemukan di bagian kortex. Efek toksik kadmium ginjal dapat berupa degenerasi sel-sel tubulus ginjal.6 Hasil otopsi di USA menunjukkan bahwa absorpsi kadmium dalam tubuh masyarakat umum secara rata-rata 30 mg, yang didistribusikan dalam ginjal 33%, hati 14%, paru-paru 2% dan pankreas 0,3%, sisanya diekskresikan melalui saluran pencernaan.6 Kadmium lebih beracun bila terhisap melalui saluran pernafasan daripada saluran pencernaan. Kasus keracunan akut kadmium kebanyakan dari menghisap debu dan asap kadmium, terutama kadmium oksida (CdO). Dalam beberapa jam setelah menghisap, korban akan mengeluh gangguan saluran nafas, mual, muntah, kepala pusing, dan sakit pinggang. Kematian disebabkan karena terjadinya edema paru-paru. Apabila pasien tetap bertahan, akan terjadi emfisema atau gangguan paru-paru yang jelas terlihat.6 Deteksi dini terutama pada sistem pernapasan dan ginjal. Perlu dilakukan analisis kemih untuk mendeteksi kemungkinan proteinuria dan glikosuria, foto sinar-X serta uji fungsi paru.6 II.5. Sumber Pajanan Kadmium pada Tempat Kerja 1. Industri yang berkaitan dengan pajanan kadmium7 Pabrik baterai nikel-kadmium Peleburan dan penghalusan seng/kadmium Produsen pigmen/lapisan yang mengandung kadmium Pemcampur pewarna kering Produsen kadmium-based stabilizer Penyepuhan logam dengan materi yang mengandung kadmium Produsen senyawa kadmium Peleburan dan penghalusan timah Produsen besi dan baja Pemusnahan alat-alat listrik dan sampah dengan pembakaran 2. Pekerjaan dalam industri yang berkaitan dengan pajanan kadmium7 10
Pencampur bahan kimia: terpajan saat berurusan dengan kadmium dan senyawanya Electroplater: terpajan dari peralatan yang mengandung kadmium Operator tungku perapian dan moulder: terpajan saat peleburan, penyulingan atau saat menempa Operator alat pembakaran atau gendering: terpaan dari alat penghangat yang lapisannya mengandung kadmium, cat atau bahan lainnya Pembersih alat pemanas: terpajan dari peralatan maupun mesin yang mengandung kadmium Pembersih peralatan: terpajan saat membersihkan area-area yang mengandung kadmium Operator mesin logam: terpajan dari peralatan mesinyang mengandung kadmium Pelukis: terpajan dari sprai logam dan cat dan peralatan lain yang mengandung kadmium Pekerja teknisi, pemeliharaan dan instalasi industri: terpajan saat memeriksa atau memperbaiki mesin atau alat berat Tukang las, pateri: terpajan dari metal yang mengandung kadmium 3. Pekerjaan lainnya7 Pembuat keramik: terjanan dari lapisan pewarna yang mengandung kadmium Seniman, ahli teater dan televisi: terpajan dari zat warna kering, lukisan, kapur berwarna, tembikar, cat halus pewarna, pateri perak yang tidak mudah meleleh, dan campuran logam Pengukir permata: terpajan pateri yang mengandung kadmium II.6. Efek Kadmium terhadap Kesehatan Kadmium merupakan salah satu jenis logam logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat 11
terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada paru-paru, empisema dan renal tubular disease yang kronis.3 1. Efek kadmium terhadap hati Kadmium (Cd) dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan terutama terikat sebagai metalotionein mengandung unsur sistein, di mana kadmium terikat dalam gugus sufhidril (-SH) dalam enzim seperti karboksil sisteinil, histidil, hidroksil, dan fosfatil dari protein purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas kadmium disebabkan oleh interaksi antara kadmium dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh.8 2. Efek kadmium terhadap tulang Efek keracunan kadmium juga dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang. Gejala rasa sakit pada tulang sehingga menyulitkan untuk berjalan. Terjadi pada pekerja yang bekerja pada industri yang menggunakan kadmium. Penyakit tersebut dinamakan itai-itai.9 3. Efek kadmium terhadap paru-paru Empisema, yaitu penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas Edema, yaitu pembengkakan yang diakibatkan kelebihan cairan di dalam tubuh9 4. Efek kadmium terhadap sistem reproduksi Daya racun yang dimiliki oleh kadmium juga mempengaruhi sistem reproduksi dan organ-organnya. Pada konsentrasi tertentu kadmium dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa akibat terpapar oleh uap logam kadmium dapat mengakibatkan impotensi.9 5. Efek kadmium terhadap ginjal Logam kadmium dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu 12
menimbulkan kerusakan pada sistem yang bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat terjadi pada tubulus tubulus ginjal. Petunjuk kerusakan yang dapat terjadi pada ginjal akibat logam kadmium adalah terjadinya asam amniouria dan glokosuria, dan ketidaknormalan kandungan asam urat kalsium dan fosfor dalam urin. 9 6. Efek kadmium terhadap pankreas Keracunan kadmium dapat menyebabkan penurunan fungsi pankreas. Efek pemberian kadmium pada hewan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, menyebabkan terjadinya hiperglikemia, pengurangan toleransi terhadap glukosa dan menghambat aktivitas sekresi insulin.9 7. Efek kadmium terhadap jantung Hipertrofi ventrikular adalah membesarnya ukuran ventrikel jantung. Perubahan ini sangat baik untuk kesehatan jika merupakan respon atas latihan aerobik, akan tetapi hipertropi ventrikular juga dapat muncul akibat penyakit seperti tekanan darah tinggi.9 II.7. Tes Biologis untuk Mengukur Kadar Kadmium 1. Kadmium dalam darah Kadar kadmium dalam darah umumnnya menandakan pemajanan yang tidak lama terjadi. American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) menyarankan sebaiknya dilakukan pemantauan pemeriksaan darah pada masa awal pemajanan dan saat tingkat pemajanan berubah. Pada pekerja yang tidak terpajan, kadar kadmium darah pada dasarnya akan menurun. Saat penurunan kadar kadmium darah mencapai kondisi stabil, dapat dianggap sebagai beban tubuh terhadap pemajanan sebelumnya. Kadar kadmium normal dalam darah pada non perokok umumnya kurang dari 1 ug/l sedangkan pada perokok berkisar dari 1.4-4.2 ug/l atau lebih.7 2. Kadmium dalam urin Konsentrasi normal kadmium dalam urin adalah 0.1-1 ug/g kreatinin. Hingga saat ini, kadar 10 ug Cd/g kreatinin dianggap sebagai ambang batas terhadap efek ginjal. ACGIH menyarankan Biological Exposure
13
Index (BEI) yang baru, yaitu 5 ug/g kreatinin sebagai kadar kadmium dalam urin.7 3. Penanda dini ginjal Salah satu protein, yaitu beta2-microglobulin (BMG) telah lama digunakan sebagai indikator kerusakan tubulus proksimal ginjal yang berhubungan dengan kadmium. Kadar BMG dianggap meningkat pada 300 ug/g kreatinin, meskipun kadar rendah seperti 200 atau setinggi 500 ug/g kreatinin uga dianngap abnormal. Akhir-akhir ini, sejumlah penanda efek kadmium telah banyak direkomendasikan. Beberapa dari penada tersebut tampaknya lebih sensitif terhadap efek awal kadmium daripada BMG di urin, antara lain: retinol-binding protein (RBP) dalam urin, albumin dalam urin, N-acetyl-D-glucosaminidase (NAG) dalam urin, metallothionein (MT) dalam urin, urinary transferring, dan most tubular antigens.7 4. Pemeriksaan langsung pada hati dan ginjal Analisis aktivasi neutron merupakan metode baru yang dapat mengukur langsung beban kadmium dalam hati dan ginjal. Teknik ini melibatkan penggunaan ultrasonic scan pada organ yang diperiksa, diikuti iradiasi dengan sinar neutron untuk mengukur beban organ dengan pengukuran sinar gamma yang khusus untuk kadmium. Dosis radiasinya lebih rendah daripada sinar-X konvensional.7 II.8. Analisa Kadmium Analisa logam berat dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometrik Serapan Atom (AAS) yang didasarkan pada hukum Lambert-Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan kadar zat. Oleh karena yang mengabsorpsi sinar adalah atom, maka ion atau senyawa logam berat harus diubah menjadi bentuk atom. Perubahan bentuk ion menjadi bentuk atom harus dilakukan dengan suhu tinggi (2000C) melalui pembakaran (Akbar, 2002). Untuk mendapatkan konsentrasi logam berat yang sebenarnya digunakan formula:10 Konsentrasi sebenarnya = Konsentrasi AAS (g/ml) x Volume Penetapan (ml) 14
Berat Kering (g) Pertama pengambilan sampel, sampel diambil dari nelayan, dilakukan secara cuplikan, untuk masing-masing sampel sebanyak 2 kg. Kemudian sampel dicuci, lalu di kuliti dan diambil isi bagian dalamnya. Kemudian isi bagian dalam sampel tersebut dicuci dengan akudes lalu masukkan dalam blender, digiling sampai halus. Masukkan masing- masing sampel yang telah halus kedalam beaker glass yang telah diberi nomor kode, dan sampel siap untuk ditimbang dan dianalisa dengan AAS.10 II.9. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja di Tempat yang Terpapar oleh Kadmium Dalam konsep Kesehata dan Keselamatan Kerja (K3), penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan pilihan terakhir atau last resort dalam pencegahan kecelakaan. Hal tersebut disebabkan karena APD bukan untuk mencegah kecelakaan (reduce likehood) namun hanya sekedar mengurangi efek atau keparahan kecelakaan (reduse consequences).10 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident).10 Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.10 Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguangangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
15
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.10 Keselamatan kerja sama dengan Higiene Perusahaan Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut : a. Sasarannya adalah manusia b. Bersifat medis. Status kesehatan seseorang, menurut Blum (1981) ditentukan oleh 4 faktor yakni: Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan). Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya.10 Pedoman Alat Pelindung Diri (APD) Adalah alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan meningkatkan produktifitas, syaratnya:10 a. Memberi perlindungan yang cukup terhadap bahaya b. Tidak mudah rusak c. Tidak mengganggu aktifitas pemakai
16
d. Beratnya seringan mungkin e. Mudah diperoleh dan tahan lama f. Ada cadangan untuk bagian-bagian yang harus sering diganti g. Alat Pelindung Diri (APD) tidak harus memberikan bahaya tembahan baik oleh karena bentuknya, konstruksinya atau mungkin oleh bahan dan penyalahgunaannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Jenis Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek yang diteliti (observasional). Kami merencanakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di lingkungan kerja terhadap kadmium yang dapat memberikan efek atau gangguan pada kesehatan pekerja yang terpajan dengan menggunakan metode walk-through survey dengan menggunakan check list, kuisioner, dan wawancara. III.2. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan survei kesehatan dan kedokteran kerja ini dilakukan pada tanggal 18 - 23 Februari 2013 di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik di Jalan Perintis Kemerdekaan km. 15 Daya, Makassar dengan agenda sebagai berikut: No. 1. Tanggal 18 Februari 2013 17 Kegiatan Penjelasan / pengarahan kegiatan
2. 3. 4. 5.
Pembuatan proposal Walk through survey Walk through survey Pembuatan laporan walk through survey
6.
23 Februari 2013
. III.3. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel yang diobservasi adalah semua pekerja pada Bengkel Las dan Kosntruksi Besi Surya Teknik Makassar. III.4. Pengumpulan Data Dengan menggunakan data primer, dalam rencana penelitian adalah data yang langsung diperoleh dari responden dengan menggunakan kuisioner dan daftar cek.
III.5. Pengolahan Data Data yang diperoleh diolah dan disajikan dengan bantuan komputer dengan menggunakan perhitungan sederhana dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel beserta penjelasan. III.6. Alat dan Bahan Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey (survei jalan sepintas) dalam rangka untuk survei kesehatan dan kedokteran kerja di di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik antara lain :
18
a. Alat tulis menulis Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survei jalan sepintas. b. Kamera Berfungsi sebagai alat untuk memotret keadaan tempat kerja Bengkel Las dan Kontruksi Besi Surya Teknik. c. Check List dan Kuisioner Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai survei jalan sepintas yang dilakukan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Lokasi Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik merupakan salah satu bengkel yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 15 Daya, Makassar. Bengkel ini didirikan kurang lebih 10 tahun yang lalu sekitar tahun 2003 oleh H. Ambo Upe, yang lahir pada tanggal 25 Juli 1963. Luas Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik ini sekitar enam belas meter persegi dan terletak persis di depan jalan raya. Di seberang bengkel terdapat markas Komando Angkatan Udara Republik Indonesia. Di samping kanan dan kiri bengkel terdapat beberapa toko yang cukup ramai dikunjungi konsumen. Sejak awal berdirinya bengkel ini hanya memperkejakan dua orang karyawan hingga sekarang menjadi lima orang yang semuanya laki-laki, dengan kisaran usia dua puluh hingga tiga puluh tahun. Pada awal berdirinya, bengkel ini hanya menerima reparasi besi, namun seiring berjalannya waktu bengkel ini mendapat cukup banyak permintaan dan mulai menerima permintaan konstruksi besi, misalnya pembuatan pagar besi,
19
jendela, terali, pintu, dan lain-lain. Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik mempunyai motto Bekerja dengan sungguh-sungguh akan memberikan hasil terbaik. Struktur Organisasi Bengkel Las Dan Konstruksi Besi Surya Teknik PEMILIK H. Ambo Upe
KARYAWAN ISBUL
KARYAWAN Son
KARYAWAN Baso
KARYAWAN Anto
IV.2. Hasil 1. Sumber-sumber pajanan secara keseluruhan berdasarkan faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik. a. Faktor Fisik: ditemukan gangguan berupa kebisingan dari penggunaan peralatan las dan mesin kendaraan di sekitar bengkel , gangguang fisik getaran berupa alat bor, dan radiasi yang berasal dari las karbit. b. Faktor Kimia: ditemukan berbagai logam berat yang terkandung pada pagar, terali, railing, kenopi, pintu, tangga yang akan dilas serta kontaminan udara berupa debu, asap kendaraan di sekitar bengkel dan gas dari pengelasan. c. Faktor Biologi: tidak ditemukan gangguan. d. Faktor Ergonomi: ditemukan gangguan berupa ruang kerja yang kurang mampu menampung peralatan dan penataan ruangan yang tidak dibagi secara khusus sehingga terkesan kurang teratur sehingga meningkatkan resiko terjadi kecelakaan kerja seperti terjatuh atau tertimpa benda berat. Keamanan listrik di bengkel juga kurang aman dan tidak dilengkapi pemadam api.
20
e. Faktor Psikososial: tidak ditemukan gangguan. 2. Sumber-sumber pajanan logam berat khususnya kadmium di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik: ditemukan berbagai logam berat seperti besi, seng yang digunakan pada pagar, terali, railing, kenopi, pintu, tangga besi, dan lain-lain. 3. Gejala penyakit atau keluhan pekerja yang ditimbulkan selama bekerja di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik: saat dilakukan walk through survey tidak ditemukan gejala maupun keluhan tertentu yang berhubungan dengan paparan kadmium pada pekerja, hanya saja sebatas keluhan gangguan mata yang disebabkan karena cahaya/sinar dari hasil pengelasan yang dilakukan . 4. Alat pelindung diri (APD) terhadap pajanan logam berat khususnya kadmium di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik: Bengkel menyediakan kacamata untuk para pekerja, sarung tangan, dan Satu buah helm penutup kepala lengkap dengan penutup kacamata, namun jumlah ini tidak sesuai dengan jumlah pekerjanya, dan masih ada pekerja yang tidak rutin menggunakan APD saat bekerja. IV.3. PEMBAHASAN Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik berlokasi di depan jalan umum sehingga dari segi fisik, pajanan berupa polusi suara dan asap kendaraan sering terjadi pada bengkel ini. Kebisingan juga berasal dari penggunaan alat-alat las dan dentuman logam. Pekerja dan lingkungan di sekitarnya nampaknya sudah terbiasa dengan keadaan tersebut sehingga baik pekerja maupun warga sekitar melakukan kesehariannya dengan biasa saja. Kebisingan tersebut mungkin cukup mengganggu bagi pendatang yang belum terbiasa. Dari segi kimia, sama seperti bengkel las pada umumnya, Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik juga mengerjakan berbagai pekerjaan las untuk bahan-bahan dari besi, baja, aluminium, timah, tembaga dan lain-lain. Logamlogam berat yang ditemukan pada bengkel ini berupa kadmium yang digunakan sebagai pelapis besi atau baja dan las karbit yang dihasilkan saat proses
21
pengelasan
berlangsung,
dapat
menjadi
berbahaya
bagi
tubuh
apabila
terakumulasi dalam jumlah tertentu. Dari segi ergonomi khususnya dalam hal penataan ruangan, seluruh logam yang akan dilas, peralatan las, perkakas-perkakas bengkel lainnya, dan barangbarang pekerja tidak ditempatkan secara khusus sehingga terkesan kurang teratur. Beberapa logam menutupi jalan menuju kasir sehingga bila ada pengunjung yang datang mungkin akan merasa kurang nyaman. Dari segi biologi, tidak ditemukan binatang maupun tanaman yang tampak berbahaya atau mengganggu kelangsungan pekerjaan di bengkel ini. Bakteri, virus maupun jamur mungkin dapat hadir namun tidak sampai menimbulkan keluhankeluhan pada pekerja bengkel. Dari segi psikososial, interaksi antara pekerja dan pemilik bengkel harmonis dan akrab, jam kerja pekerja juga diatur sehingga tidak melebihi kapasitasnya. Pada bengkel las ini, kadmium pada umumnya terdapat dalam bahan pelapis logam logam lainnya seperti besi. Pemajanan dalam jangka waktu yang lama terhadap logam-logam berat tersebut khususnya kadmium dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kadmium dapat terhirup atau tidak sengaja masuk lewat mulut saat bekerja dan akan menimbulkan berbagai efek pada hati, prostat, ginjal, paru-paru, tulang, jantung, dan pankreas. Oleh karena itu, pengadaan dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting dalam melindungi pekerja dari berbagai pajanan logam tersebut sehingga mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada pekerja. Berdasarkan kuesioner yang dibagikan, keluhan yang paling sering dialami oleh pekerja di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik adalah mata yang terasa perih setelah lama melakukan pengelasan. Keluhan mata perih dapat disebabkan karena radiasi selama proses pengelasan. Tidak semua pekerja di bengkel ini memiliki kesadaran menggunakan penutup mata saat melakukan pengelasan sehingga terpajan senyawa-senyawa tertentu. Selain itu, APD untuk melindungi mata yang tersedia kurang menutupi seluruh daerah mata sehingga radiasi dari las masih dapat mengenai mata. Gejala yang biasa timbul akibat pajanan logam berat khususnya kadmium
22
berupa rasa panas pada tangan. Kadmium dapat masuk ke tubuh melalui udara, mulut atau luka injeksi pada kulit. Apabila jumlah kadmium dalam tubuh berada dalam dosis yang toksik akan menyebabkan berbagai kerusakan organ seperti kerusakan hati dan ginjal, empisema, impotensi, bahkan rapuh tulang seperti penyakit Itai-itai yang terjadi karena keracunan kadmium di Jepang. Pada pekerja di bengkel ini, tidak ditemukan gejala-gejala yang mengarah pada keracunan kadmium. Hal ini mungkin disebabkan karena kadar kadmium yang ada dalam jumlah kecil dan karena kesadaran pekerja dalam menggunakan APD berupa sarung tangan saat melakukan pengelasan. Saat bekerja, tidak semua pekerja menggunakan APD. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak semua pekerja memahami bahaya dari pajanan logam berat dan karena jumlah APD yang tersedia tidak mencukupi. BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan a. Sumber-sumber pajanan secara keseluruhan di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik berdasarkan faktor fisik berupa kebisingan dari penggunaan peralatan las dan mesin kendaraan di sekitar bengkel , getaran dan radiasi dari penggunaan mesin las; berdasarkan faktor kimia berupa logam berat yang terkandung pada besi, baja, aluminium, seng serta debu dan asap kendaraan di sekitar bengkel dan gas hasil pengelasan; berdasarkan faktor ergonomi berupa ruang kerja relatif kurang luas serta penataan ruangan yang kurang teratur; dan tidak ditemukan gangguan dari faktor biologi maupun psikososial. b. Sumber-sumber pajanan logam berat khususnya kadmium di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik berupa bahan pelapis pagar, terali, railing, tangga besi. c. Tidak ditemukan gejala penyakit atau keluhan pekerja yang
23
ditimbulkan selama bekerja di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik saat dilakukan walk through survey. d. Alat pelindung diri (APD) terhadap pajanan logam berat khususnya kadmium di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya Teknik berupa sepasang sarung tangan yang cukup tebal, kaca mata, dan penutup wajah untuk pekerjanya. V.2. Saran
Sesuai dengan hasil survei, maka perlu dilakukan upaya pembenahan untuk meningkatkan/mengoptimalkan K3 di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya
Teknik supaya tercipta lingkungan kerja yang sehat dan kondusif bagi pekerja
maupun konsumen, di antaranya: a. Perlu adanya kunjungan dari petugas kesehatan untuk memberi penjelasan mengenai bahaya dari pajanan logam berat dan meningkatkan kesadaran pekerja dalam menggunakan APD. b. Perlu adanya pembagian ruangan yang jelas seperti ruang khusus untuk bekerja, menyimpan logam atau peralatan agar tidak tercampur dan tergeletak di sembarang tempat sehingga mengganggu pergerakan dan menutupi jalan, ruang untuk untuk istirahat pekerja harus dipisah dengan ruang untuk bekerja dan ruang untuk meletakkan alat dan bahan. Dengan pembagian ruangan yang jelas, dapat membatasi pemajanan dari penggunaa alat-alat las dan logam-logam berat lainnya terhadap pekerja yang sedang beristirahat maupun konsumen yang datang berkunjung. c. Perlu adanya pemadam api darurat mengingat kegiatan pengelasan memiliki resiko tinggi terjadi kebakaran karena arus listrik. Bila perlu dipasang pengaman pada pasokan listrik. d. Perlu adanya lemari penyimpanan untuk meletakkan barang-barang pegawai seperti baju, helm, dll agar tidak terkena pajanan di bengkel. APD juga tersimpan dengan baik bila ada lemari khusus sehingga pekerja tidak perlu membawa APD pulang ke rumah.
e. Perlu adanya perbaikan APD untuk melindungi daerah mata. Selama ini,
APD untuk melindungi mata di Bengkel Las dan Konstruksi Besi Surya
24
Teknik hanya berupa kaca mata yang tidak begitu tertutup. Dengan pegadaan kaca mata khusus atau google, diharapkan dapat mengurangi keluhan mata perih yang sering terjadi pada pekerja.
f. Perlu adanya penambahan APD khususnya untuk alat pelindung telinga untuk melindungi dari kebisingan alat-alat las. APD harus diperbanyak agar semua pekerja dapat melindungi diri dari pajanan saat bekerja.
DAFTAR PUSTAKA 1. Alfian, Zul. 2005. Analisis Kadar Logam Kadmium (Ca 2+) dari Kerang yang Diperoleh dari Daerah Belawan secara Spektrometri Serapan Atom . Jurnal Sains Kimia, Vol 9, N 2013, kadmium.html. 3. Anonim. Kadmium [online]. Februari 2013 [cited on 2013, Februari 4]. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Kadmium. 4. Szymezyk, K. and Zalewski J. Environ. 2003. Copper, Zinc, and Kadmium Content in Liver and Muscles of Mallards and Other Hunting Fowl Species in Warnia and Mazury in 1999 2000. J. Environ. 12 Maret 2003: 382-6. 5. Voogt, P. De., Hattum, V.B., Fenstra, J.F., Peereboom, C J.W. 1980. Exposure and Health Effects of Kadmium. To. Enviro. Vhemist. rev. Maret 1980: 89-100. 6. Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar. UI-Presss, Jakarta. 7. Penney, J. 1993. Background Information on Kadmium Poisoning in Februari o.2. 2005: 73-6. 4]. Available from: 2. Anonim. Penyakit yang Disebabkan oleh Kadmium [online]. 2011 [cited on http://publichealth08.blogspot.com/2011/07/penyakit-yang-disebabkan-oleh-
25
Support of a "Fact Sheet" for "Lay Adjudicators" . Prepared for the Occupational Disease Panel (Industrial Disease Standards Panel) Ministry of Labour. Ontario, Kanada: July 1993. 8. Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Mahkluk Hidup . UI press. Jakarta. 9. Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta. 10. Bangun, Julius Marinus. 2005. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Dalam Air, Sedimen dan Organ Tubuh Ikan Sokang (Triacanthus nieuhofi) di Perairan Ancol, Teluk Jakarta. Skripsi. IPB.
SKENARIO Seorang pria, berumur 22 tahun, Datang berobat ke poliklinik mata di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan keluhan utama mata merah di kedua mata yang dialami sejak 3 bulan yang lalu, pasien juga mengeluh merasakan perih di kedua matanya. Awalnya pasien merasakan sakit kepala dan penglihatan terasa kabur, dan selanjutnya mata menjadi warna merah. Pasien mengeluh sering merasakan sakit kepala sejak setahun terakhir, namun membaik dengan meminum obat anti nyeri. Mual dan muntah tidak ada. Pasien bekerja di salah satu bengkel Las dan Rekonstruksi besi di Makassar kurang lebih 6 tahun yang lalu. Selama bekerja pasien mengaku tidak rutin menggunakan kacamata pelindung, masker , dan sarung tangan selama bekerja.
26
27
28
29
30
31
32
33