Anda di halaman 1dari 26

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, berupaya meningkatkan derajat kesehatan setinggi tingginya pada semua lapisan masyarakat. Puskesmas merupakan organisasi kesehatan fungsional, yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dan membina peran serta masyarakat, disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Tujuan umum yang ingin dicapai puskesmas dalam menjalankan fungsinya ( sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan ) adalah

tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya upaya kesehatan lebih dititikberatkan pada upaya preventif dan promotif tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Untuk melihat tingkat keberhasilan upaya yang telah dilakukan puskesmas, perlu adanya suatu evaluasi hasil kegiatan tahunan. Laporan Tahunan Hasil Kegiatan merupakan satu bentuk evalusi kegiatan, dimana didalamnya tercantum hasil kegiatan yang telah dilakukan, kendala dan alternatif yang merupakan pilihan menanggulangi kendala yang ada. Dengan dibuatnya Laporan Tahunan Hasil Kegiatan ini, diharapkan adanya upaya peningkatan pelayanan yang diberikan puskesmas kepada masyarakat

B. Tujuan I. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program kesehatan dan hasil yang telah dicapai di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cipedes tahun 2012.

2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Gambaran Pelaksanaan program

kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya tahun 2012. 1 b. Untuk mengetahui hasil-hasil kegiatan masing-masing

program di UPTD Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya tahun 2012. c. Untuk mengetahui gambaran masalah dan prioritas masalah kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cipedes tahun 2012. d. Sebagai dasar dalam pembuatan rencana kegiatan tahun 2013.

C. Visi Puskesmas Adapun visi puskesmas Cipedes yaitu Puskesmas Cipedes BERMITRA menuju terwujudnya masyarakat di wilayah Kelurahan Cipedes 2017. yang mandiri untuk hidup sehat Tahun

D. Misi Puskesmas Dalam rangka pencapaian visi tersebut diatas, maka ditetapkan misi Puskesmas Cipedes, adalah sbb :

1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Cipedes . 2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui PHBS. 3. Menggalang kemitraan dengan sebanyak mungkin potensi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cipedes, untuk meningkatkan hasil kegiatan/ pelayanan seoptimal mungkin. 4. Menjalin kerjasama dengan unit pelayanan kesehatan swasta guna tercapainya kepuasan atas pelayanan yang diberikan . 5. Menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang bersih, aman dan nyaman. 6. Meningkatkan dan memelihara pelayanan kesehatan yang bermutu, professional, merata dan terjangkau bagi masyarakat. 7. Melengkapi sarana dan prasarana standar minimal pelayanan kesehatan di Puskesmas Cipedes.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA TENTANG ISPA

ISPA seringkali disalah aritikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderit pneumonia bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat menyebabkan kematian. Program pemberantasan penyakit (P2) ISPA dalam golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etilogi dari sebagian besar penyakit jalan napas atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan antibiotik. Faringitis oleh kuman streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan bronkhitis, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama

yang dsiebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Resiko terutama terjadi pada anakanak karen ameningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban imunologistnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakainan antibiotik.

B. TANDA-TANDA BAHAYA ISPA

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih erat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit. Meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan. Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.

1. Tanda-tanda Klinis Pada sistem respiratorik adalah : tachipnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardia, hipertensi, hipotensi dan cardiac arrest. Pada sisitem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan koma. Pada hal umum adalah : lebih dan berkeringat banyak.

2. Tanda-tanda laboratoris Hypoxemia Hypercapnia dan Acydosis ( metabolik dan respiratorik)

3. Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun Tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing, demam dan dingin.

C. PENATALAKSANAAN KASUS ISPA Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA). Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagian dari tindakan penunjang yang penting bagi penderita ISPA. Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan anak. Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila menangis akan meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit

untuk melihat gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak harus dibuka sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan stetoskop penyakit pneumonia dapat didiagnosa dan diklasifikasi. 2. Klasifikasi ISPA Program pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut ; Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing). Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia. Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA. Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun. a. Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu: 1. Pneumonia berada Diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan Kuat dinding pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali permenit atau lebih. 2. Bukan pneumonia Batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat. b. Untuk golongan umur 2 bulan sampai 4 tahun ada klasifikasi penyakit yaitu: 1. Pneumonia berat Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tidak menangis atau meronta).

2. Pneumonia Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2-12 bulan adalah 50 kali permenit atau lebih dan untuk usia 1-4 tahun adalah 40 kali permenit atau lebih. 3. Bukan pneumonia Batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat. 3. Pengobatan Pneumonia berat : Dirawat dirumah sakit, diberikan antibiotik parenterak, oksigendan sebagainya. Pneumonia Diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kotrimoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain. Bukan pneumonia Tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan ibat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan serta kodein,

dekstrametorfan dan antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Pendarita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman istreptococcus dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.

Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus diperkirakan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya. Petunjuk dosis dapat dilihat pada lampiran. 4. Perawatan dirumah

Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA. a. Mengatasi panas (demam) Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan denga demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es). b. Mengatasi batuk Dianjurkan memberi obat batuk yang aman tradisional yaitu jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok the. Diberikan tiga kali sehari. c. Pemberian makanan Beriakan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulangulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih juka muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan. d. Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita. e. Lain-lain Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat ibat

antibiotik, selain tindakan diatas diusahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita tang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang. 5. Pencegahan dan Pemberantasan a. Pencegahan dapat dilakukan dengan: Menjaga keadaan gizi agar tetap baik Immunisasi Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

b. Pemberantasan yang dilakukan adalah : Penyuluhan kesehatan yang terutama ditunjukkan pada ibu Pengelolaan kasus yang fisempurnakan Immunisasi

c. Pelaksana pemberantasan Tugas pemberantasan penyakit ISPA merupakan tanggung jawab bersama. Kepala Puskesmas bertanggung jawab bagi keberhasilan pemberantasan di wilayah kerjanya. Sebagian besar kematian akibat pnyakit pneumonia terjadi sebelum penderita mendapat pengobatan petugas Puskesmas. Karen itu peran serta aktif masyarakat melalui aktifitas kader akan sangat membatu menemukan kasus-kasus pneumonia yang perlu mendapat pengobatan antibiotik (kotrimokasasol) dan kasus-kasus pneumonia berat yang perlu segera dirujuk ke rumah sakit. Dokter Puskesmas mempunyai tugas sebagai berikut: Membuat rencana aktifitas oemberantasan ISPA seusai dengan dana atau saran dan tenaga yang tersedia Melakukan supervisi dan memberikan bimbingan penatalaksanaan standar kasus-kasus ISPA kepada perawat atau paramedis

Melakukan pemeriksaan pengobatan kasus-kasus pneumonia berat/penyakit dengan tanda-tanda bahaya yang dirujuk oleh perawat/paramedis dan merujuknya ke rumah sakit bila dianggpa perlu

Memberikan pengobatan kasus pneumonia berat yang tidak bisa dirujuk ke rumah sakit. Bersama dengan stasff puskesmas memerikan penyukuhan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak balita. Perihal pengenalan tandatanda penyakit serta tindakan penunjang dirumah

Melatih semua oetugas kesehatan di wilayah puskesmas yang diberi wewenang mengobati penderita penyakit ISPA Melatih kader untuk bisa, mengenal kasus oneumonia serta dapat memberikan penyukuhan terhadap ibu-ibu tentang ISPA Memantau aktifitas pemberantasan dan melakukan evaluasi keberhasilan pemberantasan penyakit ISPA. Mendeteksi hambatan yang ada serta menanggulanginya termasuk aktifitas pencatatan dan pelaporan serta pencapaian target.

6. Paramedis Puskesmas Pembantu a. Melakukan penatalaksanaan standar kasus-kasus ISPA sesuai petunjuk yang ada. b. Melakukan konsultasi kepada dokter Puskesmas untuk kasus-kasus ISPA tertentu seperti pneumoni berat, penderita dengan wheezing dan stridor. c. Bersama dokter atau dibawah, petunjuk dokter melatih kader. d. Memberi penyuluhan terutama kepada ibu-ibu. e. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan puskesmas sehubungan dengan pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA. 7. Kader kesehatan a. Dilatih untuk bisa membedakan kasus pneumonia (pneumonia berat dan pneumonia tidak berat) dari kasus-kasus bukan pneumonia.

b. Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal penyakit atuk pilek biasa (bukan pneumonia) serta penyakit oneumonia kepada ibu-ibu serta perihal tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu yang anaknya menderita penyakit. c. Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk pilek (bukan pneumonia) dengan tablet parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk putih d. Merujuk kasus pneumonia berat ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat e. Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader didaerahdaerah yang terpencil (atau bila cakupan layanan Puskesmas tidak menjangkau daerah tersebut) dapat deiberi wewenang mengobati kasus-kasus pneumonia (tidak berat) dengan antibiotik kotrimoksasol. f. Mencatat kasus yang ditolong dan dirujuk.

BAB III ANALISA SITUASI KESEHATAN

A. Data umum 1. Geografi Kondisi geografis Kecamatan Cipedes terdiri dari wilayah dataran dan persawahan. Letak Wilayah Kerja Puskesmas Cipedes merupakan satu dari tiga Puskesmas yang berada di Wilayah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yang berada di sebelah Utara dengan jarak sekitar 5 km dari Ibukota Kota Tasikmalaya yang dihubungkan dengan jalan raya beraspal dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kelurahan Nagarasari Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cigeureung . Sebelah Timur : Kelurahan Panglayungan Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panglayungan . Sebelah Selatan : Kelurahan Panglayungan Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panglayungan . Sebelah Barat : Kelurahan Panyingkiran Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Indihiang . Secara Administratif Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cipedes termasuk ke Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya terdiri dari 1 Kelurahan, 13 RW dan 68 Rt, dengan luas 127,70 ha.

2. Lingkungan Kondisi fisik Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cipedes dilihat dari penggunaan lahan terdiri dari : pesawahan : 31,90 ha. dan tanah

perumahan dan lainnya 95,8 ha. Sarana transportasi di semua Kelurahan sudah bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Untuk kebutuhan air bersih masyarakat menggunakan 3.104 buah berbagai sarana yang ada terdiri dari

: Ledeng 577 buah, SPT 54 buah, SGL 733 buah, SGL + 1.740 buah. Mengenai tempat pembuangan kotoran masih ada ditemukan anggota

masyarakat yang membuang ke kolam/ sungai , sedangkan jumlah jamban keluarga baru tercatat sebanyak 3.035 buah dan tempat pembuangan air limbah berjumlah 3.035 buah. 3. Kependudukan a. Jumlah penduduk. Jumlah penduduk di tiap RW, dengan jumlah KK 4.842 meliputi 14.421 jiwa. Gambaran jumlah penduduk Puskesmas Cipedes dapat dilihat pada gambar berikut ini ; Tabel 3.1 Distribusi jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas cipedes tahun 2012 Jml Penduduk Nama Jumlah Jumlah Riil Proyeksi No RW RT KK L P Jumlah 1 RW. 01 4 236 328 398 726 797 2 RW. 02 4 170 209 221 430 472 3 RW. 03 5 327 458 453 911 1001 4 RW. 04 5 320 459 459 918 1007 5 RW. 05 7 649 855 919 1774 1947 6 RW. 06 5 333 434 419 853 938 7 RW. 07 6 545 841 813 1654 1817 8 RW. 08 6 471 799 776 1575 1729 9 RW. 09 5 328 493 491 984 1080 10 RW. 10 4 335 555 579 1134 1245 11 RW. 11 9 505 842 780 1622 1781 12 RW. 12 5 349 547 494 1041 1142 13 RW. 13 3 273 429 370 799 878 Jumlah 68 4842 7249 7172 14421 15834 b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cipedes pada tahun 2012:

Tabel 3.2 Distribusi jumlah penduduk berdasarkan umur di wilayah kerja puskesmas cipedes tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Kelompok Umur 0 - 4 tahun 5 - 9 tahun 10 14 tahun 15 19 tahun 20 24 tahun 25 29 tahun 30 34 tahun 35 39 tahun 40 44 tahun 45 49 tahun 50 54 tahun 55 59 tahun 60 64 tahun 65 69 tahun 70 74 tahun Diatas 75 tahun JUMLAH L P Jumlah 1746 911 887 1212 702 847 1324 1254 1117 990 869 694 958 637 217 56 14421 917 829 452 459 427 460 559 653 414 288 401 446 596 728 599 655 509 608 501 489 465 404 337 357 640 318 302 335 99 118 31 25 7249 7172

c. Distribusi Penduduk menurut jenis pekerjaan Penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cipedes yang banyaknya 14.421 jiwa tersebar di 1 (satu) Kelurahan dengan kepadatan yang merata, sebagian besar bermata pencaharian sebagai Swasta dan sebagian lagi bekerja sebagai PNS, petani, pedagang/pengusaha dan buruh dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3.3 Distribusi jenis pekerjaan penduduk Di wilayah kerja puskesmas cipedes tahun 2012 No 1 2 3 Jenis pekerjaan Buruh PNS TNI/POLRI L 2118 133 195 P 509 92 13 Jumlah 2627 225 208

4 5 6 4. Pendidikan

PEG.Swasta Wiraswasta Pensiunan

872 811 270

622 350 46

1494 1161 316

a. Tingkat Pendidikan Masyarakat Dilihat dari pendidikan, penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cipedes pada tahun 2012, lebih jelasnya tingkat pendidikan di wilayah Puskesmas Cipedes dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.4 Distribusi tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja puskesmas cipedes tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pendidikan Blm Sekolah Blm tamat SD Tamat SD SLTP SLTA D I/D II D III S1 S2 L 1023 845 2034 1573 1474 81 91 123 5 P 824 787 1772 1538 1944 82 103 117 5 Jumlah 1847 1632 3806 3111 3418 163 194 240 10

b. Sarana Pendidikan, Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat. Untuk mendukung perkembangan dan dinamika penduduk serta meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di wilayah Puskesmas Cipedes, maka perlu didukung dengan sarana/prasarana pendidikan dan kesehatan. Berdasarkan data tahun 2012 di Puskesmas Cipedes terdapat banyak sarana pendidikan baik formal maupun informal mulai dari TK/TKA/TPA sampai jenjang SMU/SMK. Demikian pula dengan sarana pelayanan kesehatan yang untuk saat ini dikatakan sudah cukup banyak, namun masih perlu ditingkatkan lagi mengingat pertumbuhan penduduk

yang semakin meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.5 Distribusi jumlah sarana pendidikan di wilayah Kerja puskesmas cipedes tahun 2012 No Jenis sarana pendidikan Jumlah yang ada 1 2 3 4 5 6 TK/ RA SD/ MI SLTP/ Sederajat SLTA/Sederajat Kursus montir LPK Kesehatan 12 9/1 1 2 2 1

Tabel 3.6 Distribusi jumlah seluruh siswa SD/MI, SLTP, SLTA di wilayah kerja puskesmas cipedes tahun 2012 Jumlah peserta didik Nama sekolah Yang di jaring seluruh kelas 1 L P SD mitra batik 218 30 16 15 SD bojong 1 208 41 23 18 SD bojong 2 171 32 15 17 SD bojong 3 204 26 16 10 SD bojong uyah 1 292 57 26 31 SD bojong uyah 2 177 25 14 11 SD bojong uyah 3 158 45 30 15 SD gunung batu 290 56 37 19 MI yayasan islam 166 31 10 21 SD baiturrahman 101 63 30 33 1985 343 216 190 Jumlah SMP N 5 SMK mitra batik SMK manangga pratama 786 519 801 286 157 327 113 31 269 173 126 38

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

jumlah 30 41 32 26 57 25 45 56 31 63 406 286 157 327

1 2 3

Tabel 3.7 Distribusi jumlah seluruh siswa TK, RA, PAUD di wilayah kerja puskesmas cipedes tahun 2012

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Nama sekolah TK bhayangkari TK yayasan islam TK amal soleh TK annur TK Fatimah TK assalam RA alfitrah RA baiturahman RA almiftah RA annur RA darrulmutaalimin Paud saluyu Jumlah

Seluruh 33 86 33 53 40 51 26 234 35 56 65 39 751

Jumlah peserta didik Yang di jaring kelas 1 L P 33 19 14 86 47 39 33 19 14 53 27 26 40 23 17 51 21 30 26 16 10 234 120 114 35 20 15 56 27 29 65 30 35 39 19 20 751 388 363

Jumlah 33 86 33 53 40 51 26 234 35 56 65 39 751

B. Data khusus 1. Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Cipedes melayani / membina sebanyak 20 posyandu, dengan tingkat kemandirian sebagaimana tergambar dalam tabel berikut : Tabel 3.8 Distribusi jumlah posyandu di wilayah kerja puskesmas cipedes tahun 2012 Posyandu Nama Posyandu Pratama Madya Purnama Mandiri Cendana An Nur Anggrek Ungu Anggrek Puspa Kencana Bunga Matahari Kemala Haluma Mawar Melati Harapan Bunda -

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18 19 20

Harapan Kita Al Hamid Tunas Harapan Kartika Annisa Plamboyan Saluyu Kenanga

2. Jumlah penduduk rentan Jumlah penduduk kelompok rentan yang ada di wilayah Puskesmas Cipedes adalah sebagai berikut : Tabel 3.9 Distribusi jumlah sasaran penduduk rentan di wilayah kerja puskesmas cipedes tahun 2012 No Jumlah Sasaran Khusus Sasaran 1 Ibu Hamil 365 2 Bayi 0-28 hari (Neonatus) 333 3 Anak Balita (1-5 tahun) 1473 4 Ibu Bersalin 349 5 Bayi 332 6 Usia lanjut 3387 3. Data sumber daya a. Keadaan Sarana dan Fasilitas Puskesmas Puskesmas Cipedes terletak di Kelurahan Cipedes. Dalam rangka melaksanakan pelayanan kegiatan UPTD Puskesmas Cipedes ditunjang dengan sarana dan fasilitas transportasi yang tersedia yaitu

diantaranya:

Tabel 3.10 Distribusi jumlah sarana dan fasilitas transportsi di puskesmas cipedes tahun 2012 No 1 2 3 4 5 Merek kendaraan Suzuki APV Suzuki Smash Yamaha/Vega R Honda Karisma Honda Supra X Jumlah 1 1 1 1 1 Nomor polisi Z 9934 H Z 2892 H Z 2785 H Z 2969 H Z 3203 H Keterangan

b. Jumlah tenaga Guna mendukung program peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cipedes, maka ketersediaan tenaga medis merupakan salah satu orientasi program pemerintah. Sebagai Sumber Daya Manusia yang tersedia di Puskesmas Cipedes pada tahun 2012 berdasarkan status jabatan terdiri dari: Tabel 3.11 Distribusi jumlah tenaga puskesmas di puskesmas cipedes tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jenis Tenaga Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Perawat Gigi Bidan Tata Usaha PelaksanaSanitasian Analis Laboratorium Petugas Gizi Tenaga Farmasi Sukwan Jumlah 2 Orang 1 Orang 12 Orang 3 Orang 5 Orang 2 Orang 3 Orang 1 Orang 2 Orang 1 Orang 1 Orang 3 Orang Tempat Kerja Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Kelurahan Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas

c. Sarana kesehatan

Tabel 3.12 Distribusi jenis sarana kesehatan di wilayah kerja puskesmas cipedes tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 d. Data kunjungan 1. Status kunjungan Tabel 3.13 Distribusi jumlah jenis kunjungan pasien di puskesmas cipedes pada tahun 2012 Status kunjungan Baru Lama Januari 499 2060 Pebruari 449 2437 Maret 582 2240 April 442 2318 Mei 591 2460 Jun 537 1968 Juli 1764 911 Agustus 1217 1183 September 1116 1377 Oktober 1027 1633 November 989 1358 Desember 1198 1325 JUMLAH 10411 21270 Bulan Jumlah 2559 2886 2822 2760 3051 2505 2675 2400 2493 2660 2347 2523 31681 Jenis sarana Puskesmas Dokter Praktek Swasta Bidan Praktek Swasta BP Swasta Apotik Laboratorium Swasta Posyandu Jumlah 1 16 2 1 5 20

2. Data 10 besar penyakit Tabel 3.14

Distribusi kasus 10 besar penyakit di wilayah kerja puskesmas cipedes tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Penyakit ISPA tidak spesifik Hipertensi Demam Tukak Lambung Nasofaringitis Myalgia Migren Peny.Pulpa dan Jaringan Periapikal Diare Dermatitis Kode Peny. J 06 I 10 R 50 K 25 J 00 M 79.1 G 43-44 K 04 A.09 L 23 Jumlah 4484 1629 1576 1388 1233 1047 1007 850 824 630

3. Jenis pelayanan Tabel 3.15 Distribusi jumlah pelayanan kesehatan yang dilakukan di puskesmas cipedes pada tahun 2012 Jenis yankes Askes Bulan 1 205 2 252 3 160 4 252 5 250 6 170 7 244 8 179 9 195 10 203 11 153 12 200 2463 24422 243 4040 513 31681 Jumlah

Umum 1930 2179 2260 2040 2371 1954 1982 1857 1925 2054 1884 1986 Dalam Kota Jamsostek 19 19 16 17 19 15 36 27 23 16 15 21 Jamkesmas 384 394 346 407 367 306 353 299 299 340 281 264 Jamkeskinda 21 42 40 44 44 60 60 38 51 47 14 52 Jumlah 2559 2886 2822 2760 3051 2505 2675 2400 2493 2660 2347 2523

BAB IV HASIL PENCAPAIAN KEGIATAN

A. PENCAPAIAN PROGRAM ISPA 1. Jumlah penduduk : 14421 Jiwa 2. Jumlah usia balita : 1746 Jiwa 3. Targer penemuan penderita pneumonia Balita 10% Jumlah balita : 175 Jiwa 4. Realisasi penemuan penderita a. Pneumonia < 1 Tahun = - (Tidak ditemukan kasus pneumonia berat b. Pneumonia 1-5 tahun = 126 Jiwa Capaian: 126/175 x 100% = 72% c. Pneumonia berat < 1 tahun = 2 Jiwa Capaian 1/175 x 100% = 0,57% d. Pneumonia berat 1-5 tahun = 1 Jiwa 2/175 x 100% = 1,14% 5. Bukan batuk pneumonia Jumlah < 1 tahun = 522 jiwa Jumlah 1-5 tahun = 1852 jiwa

Data Cakupan Program P 2 ISPA Puskesmas Cipedes tahun 2012

URAIAN Pneumoni a 0-12 bl 1-5 th Pneumoni a berat 0-12 bl 1-5 th Non Pneumoni a 0-12 bl 1-5 th

BULAN 6 7

10

11

12

Jml

20

23

17

126

1 1

2 1

47 18 4

10 8 12 4

58 23 0

61 13 2

24 14 5

31 15 7

22 11 9

25 10 0

30 17 5

44 15 6

47 14 2

25 18 7

522 185 1

BAB V ANALIISI KEGIATAN TAHUN 2012 A. ANALISIS MASALAH Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anakanak, penyebab kematian dari ISPA yang terbayak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita. Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis dan kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka kematian dan angka kesakitan sesuai harapan pembangunan nasional.

Anda mungkin juga menyukai