POKOK BAHASAN :
1.Tuli koklea dan tuli retrokoklea. 2.Gangguan pendengaran pada bayi dan anak. 3.Gangguan pendengaran pada geriatri 4.Tuli mendadak. 5.Gangguan pendengaran akibat bising 6.Gangguan pendengaran akibat obat ototoksik.
Audiometri khusus :
Istilah recruitment : Peningkatan sen sitifitas pendengaran dapat membedakan 1 dB pada kelainan koklea (normal 5 dB). Istilah decay/fatigue : Merupakan adaptasi abnormal dimana saraf pendengaran cepat lelah bila dirangsang terus menerus, merupakan tanda khas pada tuli retrokoklea.
Audiometri khusus :
Tes SISI (short increment sensitivity index) Tes ABLB (alternate binaural loudnes balans test) Tes kelelahan (Tone decay) Audiometri tutur Audiometri Bekesy
Audiometri objektif :
Audiometri impedans. Elektrokokleografi. Evoke Respons Audiometri. = BERA (Brainstem Evoke Respons Audiometry). * Otoacoustic Emision = OAE.
Audiologi anak :
Free field test. Play audiometry. BERA. OAE.
Perkembangan auditorik :
Perkembangan auditorik sangat erat hubungannya dgn perkemb.otak. 12 bulan pertama perkemb.otak sangat cepat. 3 tahun pertama kehidupan mengalami pematangan neuron di bagian korteks.
Perkemb.auditorik pranatal:
Koklea mencapai fungsi normal seperti orang dewasa setelah usia gestasi 20 minggu. Pada masa tsb janin dlm kandungan telah dapat memberikan respons ter hadap suara disekitarnya.
Perkembangan wicara :
Perkembangan bicara erat kaitannya dgn perkembangan mendengar. Usia 2-3 bulan tertawa dan mengoceh tanpa arti. Usia 12-14 bulan mengerti instruksi sederhana, menunjukkan bagian tubuh. Usia 18 bulan mampu mengucapkan 6 10 kata.
Etiologi (samb.)
Prenatal : - Genetik herediter. - Non genetik : - Defisiensi jodium. - Infeksi : TORCHS. - Obat ototoksik.
Etiologi .. (samb.)
Etiologi .. (samb.)
Joint (samb)
Untuk bayi 29 hari 2 tahun : 1. Lambat bicara. 2. Rwyt kel.ggn.pend.sejak anak2. 3. Kead.hub.ggn.pend at ggn fs tb Eu 4. Infeksi postnatal. 5. Infeksi intrauterin. 6. Hiperbilirubinemia +tranfusi 7. Sindr.hub.ggn.pend.progresif 8. Kelainan neurodegeneratif 9. Trauma kapitis. 10. OM berulang a menetap 3 bulan.
Habilitasi :
Dilakukan sedini mungkin : - Hearing aid ( 2-3 thn). - SLB B ( tuna rungu ). - SLB C ( tuna grahita ).
Implan koklea :
Indikasi. Mekanisme kerja. Persiapan. Program rehabilitasi pasca bedah.
Pemeriksaan presbikusis :
Otoskop. Tes penala. Audiometri nada murni (PTA). Speech audiometry.
Penanganan presbikusis :
Hearing aid. Speech reading (lips reading). Auditory training.
Adalah tuli yang terjadi secara tiba2 dengan jenis ketulian sensorineural dan penyebabnya tidak langsung di ketahui, biasanya terjadi pada satu telinga. Definisi lain : Tuli mendadak sebagai penurunan pendengaran sensorineural 30 dB atau lebih, paling sedikit tiga frekwensi berturut2 dan berlang sung kurang dari 3 hari.
ISKEMIA KOKLEA. INFEKSI VIRUS. Trauma kepala. Trauma bising yang keras. Perubahan tekanan atmosfer. Autoimmun. Obat ototoksik. Penyakit Meniere. Neuroma akustik.
Konsultasi s.d. :
Peny. Dalam Sub. Bag. Hematologi. Bag. Kardiologi. Bag. Radiologi. Bag. Saraf.
Penatalaksanaan s.d. :
Total bed rest 2 minggu. Vasodilatasi (hati-hati). Prednison, vit. C, vit. Neurotropik. Diit rendah garam & kolesterol. Inhalasi oksigen. Bila tidak sembuh Hearing aid.
Prognosis s.d. :
Perlangsungan < 2 minggu baik. Dipengaruhi oleh : - Pemakaian obt ototoksik lama. - Adanya peny. DM. - Kadar lemak darah tinggi. - Viskositas darah tinggi.
Gejala :
Secara klinis dapat menimbulkan : 1. Reaksi adaptasi merupakan respons kelelahan akibat rangsa ngan oleh bunyi 70 dB a kurang. 2. Peningkatan ambang dengar sementara. Akibat pajanan bising intensitas cukup tinggi. 3. Peningkatan ambang dengar me netap. Akibat pajanan bising intensitas sangat tinggi singkat (explosif) atau lama.
Patologi :
Lesinya sangat bervariasi dari disosiasi organ Corti, ruptur membran, perubahan stereosilia dan organel subseluler. Juga menimbulkan efek pada sel ganglion saraf, membran tektoria, pembuluh darah dan stria vaskularis.
Diagnosis t.a.b. :
Anamnese lingkungan bising. Tes penala : - Rinne positif. - Weber lateralisasi ke pendengaran yang lebih baik. - Schwabach memendek. PTA : - Tuli saraf pd 3000-6000 Hz. - Takik (notch) pd 4000 Hz Rekrutmen. Cocktail party deafness.
Penatalaksanaan t.a.b. :
Pindah tempat kerja. Pakai ear plug, ear muff. Alat bantu mendengar (hearing aid). Auditory training, lip reading. Rehabilitasi suara. Cochlear implant.
Prognosis :
Prognosis kurang baik karena terjadi tuli sensorineural koklea yang sifatnya menetap. Terpenting adalah pencegahan terjadinya ketulian.
Pencegahan :
Usahakan bising lingkungan kerja kurang dari 85 dB : - meredam sumber bunyi - pakai sumbat telinga, tutup te linga dan pelindung kepala. Terapkan Program Konservasi Pendengaran
Identifikasi sumber bising. Analisa kebisingan dengan Sound Level Meter atau Octave Band Analyzer. Melakukan berbagai cara kontrol kebisingan. Tes Audiometri secara berkala. Menerapkan sistem KIE. Menerapkan alat pelindung diri secara ketat. Melakukan pencatatan & pelaporan data.
Batas pajanan bising yang diperkenankan sesuai keputusan Menteri Tenaga Kerja 1999 :
80 dB diperkenankan lama pajan 24 jam/hari. 91 dB diperkenankan lama pajan 2 jam/hari. 100 dB diperkenankan lama pajan 15 menit/hari. 115 dB diperkenankan lama pajan 28,12 detik/hari.
Mekanisme ototoksik :
Degenerasi stria vaskularis. Degenerasi epitel sensoris. Degenerasi sel ganglion.
Penatalaksanaan t.a.ob.ot. :
Hentikan obat ototoksik. Hearing aid. Auditory training, lips reading. Cochlear implant.
TERIMA KASIH