Anda di halaman 1dari 193

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP

EFEKTIVITAS ORGANISASI DI KANTOR


KECAMATAN KELAPA DUA
KABUPATEN TANGERANG
SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ilmu Sosial
Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :
ZULKARNAIN
NIM. 6661072766

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2012
ABSTRAK

Zulkarnain, 6661072766, Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas


Organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, Dr. Agus Sjafari , S.Sos., M.Si (Pembimbing I) dan
Yeni Widyastuti, S.Sos.,M.Si (Pembimbing II).

Kata Kunci : Kinerja Pegawai, Efektivitas Organisasi


Penelitian ini diawali dengan permasalahan awal di instansi pemerintahan yaitu pada
pengaruh kinerja pegawai terhadap efektivitas organisasi di Kantor Kecamatan
Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh dari kinerja pegawai terhadap efektivitas organisasi di
Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Penelitian ini bertitik tolak
dari teori kinerja pegawai (variabel X) yang dikemukakan oleh TR.Michel dan teori
efektivitas organisasi yang dikemukakan oleh Richard M.Steers (variabel Y). Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data
primer (metode angket/kuisioner, observasi awal) dan metode pengumpulan data
sekunder (tinjauan kepustakaan). Dalam penelitian analisis data dengan menggunakan
uji koefisien korelasi dan mendapatkan hasil sebesar 0,765, kemudian melakukan uji
determinasi dengan hasil sebesar 58,5%. Serta memiliki Nilai thitung lebih besar dari
ttabel (8,219>1,67722). Berdasarkan perhitungan uji hipotesis, maka dapat dinyatakan
H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja
pegawai terhadap efektivitas organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten
Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian, pengaruh kinerja pegawai memiliki besaran
pengaruh yang cukup, akan tetapi masih terdapat permasalahan lain diluar kinerja
pegawai dalam mencapai efektivitas organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten
Tangerang.
ABSTRACT

Zulkarnain, 6661072766, The Influence of Employee Performance to


Organizational Effectiveness in the District Office of Kelapa Dua Tangerang
Regency, Public Administration Department, Faculty of Social And Politic Science,
Sultan Ageng Tirtayasa University. Dr. Agus Sjafari , S.Sos., M.Si (1st Supervisor)
and Yeni Widyastuti, S.Sos.,M.Si (2nd Supervisor).

Keywords :Employee Performance, Organizational Effectiveness


The research is begin by some problems was rise in public service, it is about the
influence of employee performance to organizational effectiveness in the District
Office of Kelapa Dua Tangerang Regency. The purpose’s research is to answer was
to determine how much the influence of employee performance to organizational
effectiveness in the District Office of Kelapa Dua Tangerang Regency. This study
starts from the theory of employee performance (Variable X) is expressed by
TR.Michel and organizational effectiveness theory put forward by Richard M.Steers
(Variable Y). The research method used was quantitative research methods. The
technique used to collect data using primary data collection techniques (methods of
inquiry/questionnaire, preliminary observations) and secondary data collection
methods (literature review). In a study of data analysis using correlation coefficient
test and get the result of 0.765, then do the test with the results of determination of
58.5%. And ttable has a value greater than tcount (8.219> 1.67722). Based on a
hypothesis test, it can be stated H0 is rejected and Ha accepted, means that there are
significant effect between employee performance to organizational effectiveness in
the the District Office of Kelapa Dua Tangerang Regency. Based on the results of the
study, the influence of the amount of the performance of employees have a enough
influence, but there are other problems beyond the performance of employees in
achieving organizational effectiveness in the the District Office of Kelapa Dua
Tangerang Regency.
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Zulkarnain

NIM : 6661072766

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Juli 1989

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap

Efektivitas Organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang”,

adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang

dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini

mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, April 2012

Zulkarnain

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : ZULKARNAIN

NIM : 6661072766

Judul Skripsi : PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP

EFEKTIVITAS ORGANISASI DI KANTOR KECAMATAN

KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

Serang, April 2012

Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si


NIP. 197108242005011002 NIP. 197602102005012003

Mengetahui,
Dekan FISIP UNTIRTA

Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si


NIP. 197108242005011002

ii
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : ZULKARNAIN
NIM : 6661072766
Judul Skripsi : PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS
ORGANISASI DI KANTOR KECAMATAN KELAPA DUA
KABUPATEN TANGERANG

Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 1 bulan
Mei tahun 2012 dan dinyatakan LULUS.

Serang, Mei 2012


Ketua penguji :

Titi Stiawati, S.Sos., M.Si. ……………………….


NIP. 1970112 5200 5012001

Anggota :

Riny Handayani, S.Si. ……………………….


NIP. 1976010 6200 6042007

Anggota :

Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. ……………………….


NIP. 1971082 4200 5011002

Mengetahui,

Dekan FISIP UNTIRTA Ketua Program Studi

Dr. Agus Sjafari, S.Sos,. M.Si. Rina Yulianti, S.IP., M.Si.


NIP. 19710824200511002 NIP. 197407052006042011

iii
“Kemuliaan Paling Besar Bukanlah

Karena Kita tidak Pernah Terpuruk, tapi

Karena Kita Mampu Bangkit dari

Keterpurukan”

-Oliver Goldsmith-

Skripsi ini ku persembahkan untuk Keluarga

besarku, Papa, Adikku & , (Alm) Mama

yang tercinta, terimalah ini sebagai

karya terbaikku …

iv
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena

berkat rahmat dan hidayah – Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti, sehingga

penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa

dikaruniakan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para

sahabat, tabi’in dan kaum muslimin yang konsisten dengan nilai-nilai keislamannya.

Selanjutnya skripsi ini yang disusun untuk memenuhi tugas akhir untuk

menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Administrasi Negara di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang,

ini diberi judul : “Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah

mendukung peneliti hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, dalam

kesempatan kali ini peneliti ingin menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Prof.Dr.H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

v
3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Mia Dwianna, S.Sos, M.Ikom, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Gandung Ismanto, S.Sos, MM, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rina Yulianti, S.Ip, M.Si, selaku Ketua Program Studi Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Anis Fuad, S.Sos, selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si, selaku Dosen pembimbing I Skripsi yang

senantiasa memimbing dan memberikan saran kepada peneliti dalam setiap

bimbingan yang telah dilakukan.

9. Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si, selaku Dosen pembimbing II Skripsi yang

senantiasa memimbing dan memberikan saran serta memberikan kenyamanan

kepada peneliti dalam setiap bimbingan yang telah dilakukan.

10. Titi Stiawati, S.Sos, M.Si, selaku Dosen yang selama ini memberikan motivasi

dan semangat serta memberikan konsultasi atas setiap permasalahan yang

ditemui dalam mengerjakan Skripsi selama ini.

11. Ayuning Budiati, S.Ip, MPPM, selaku Dosen pembimbing akademik yang

senantiasa memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan kepada peneliti selama

menjalani proses perkuliahan.

vi
12. Terima kasih kepada Bimbim dan Rissa serta Sunarti sebagai pegawai di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang yang telah membantu

memberikan informasi selama penelitian berlangsung.

13. Terima kasih kepada Akbar Yogaswara, SH sebagai Kasubbag Umum dan

Kepegawaian di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang yang

telah membantu memberikan informasi selama penelitian berlangsung.

14. Terima kasih kepada Sudiya Permana, S.Pd yang telah memberikan motivasi dan

selalu menuntut saya untuk segera menyelesaiakan perkuliahan di Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

15. Terima kasih dan doa yang tidak pernah putus, peneliti ucapkan dan panjatkan

kepada (Alm) Suryawati yang selalu dekat dan tetap berada dalam ingatan dan

hati peneliti setiap saat.

16. Terima kasih kepada Novia Sari yang telah memberikan perhatian lebih dan

dukungan serta motivasi sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan

17. Kepada Suly Amiyati yang telah memberikan segala kebaikan, menemani dan

dukungan serta kasih sayang dan cinta untuk peneliti sehingga dapat cepat

menyelesaikan skripsi ini

18. Terima kasih kepada SRaynielson T.Sirait, Ahmad Santoso dan Koko yang telah

bersedia meminjamkan notebook (laptop) kepada peneliti selama proses

penyelesaian Skripsi ini

19. Seluruh kawan-kawan kosan bunda (BMS) yang senantiasa memberikan

dukungan kepada peneliti

vii
20. Terima kasih kepada seluruh kawan-kawan yang tidak bisa disebutkan satu

persatu namanya yang berada di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selain itu, peneliti menyadari pula banyaknya kekurangan dari apa yang telah

coba dipaparkan dan dibahas dalam penelitian ini. Maka dari itu, peneliti, dengan

segala keterbukaan, kerendahan hati, dan juga kelapangan dada, bersedia menerima

segala masukan, baik itu berupa saran ataupun kritik yang dapat membangun peneliti

dalam melangkah dan memutuskan, serta membuat karya lebih baik dan lebih

bermanfaat lagi untuk kemudian hari.

Serang, April 2012

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS ....................………………………………………i

LEMBAR PERSETUJUAN ..............……..…………………………………………………….ii

LEMBAR PENGESAHAN ...............……………………………………………………….....iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................……………………………………………….....iv

KATA PENGANTAR ....................………………………………………………………….....v

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ................………………………………………………………………….xiii

DAFTAR GAMBAR ............…………………………………………………………………xiv

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN .............………………………………………………………………xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................…………………………………………….1

1.2 Identifikasi Masalah ...............………………………………………...............10

1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ...............…………..................10

1.4 Tujuan Penelitian .............………………………………………………….…11

1.5 Manfaat Penelitian ........………………………………………………………11

1.5.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................11

1.5.2 Manfaat Praktis .......................................................................................12

1.6 Sistematika Penulisan .............………………………………………..............13

ix
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori ....................................................................................................18

2.1.1 Teori Kinerja Pegawai ...............................................................................19

2.1.1.1 Definisi Kinerja Pegawai ............................................................19

2.1.1.2 Faktor dan Indikator Kinerja .......................................................26

2.1.2 Teori Efektivitas Organisasi ......................................................................28

2.1.2.1 Pengertian Efektivitas .................................................................28

2.1.2.2 Ukuran Efektivitas ......................................................................30

2.1.2.3 Efektivitas Organisasi ..................................................................33

2.1.2.4 Faktor yang mempengaruhi Efektivitas Organisasi ..............…..41

2.2 Kerangka Berpikir ..............................................................................................45

2.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................................50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ...............................................................................................51

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .........................................52

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................................................60

3.3.1 Populasi .....................................................................................................60

3.3.2 Sampel .......................................................................................................61

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...............................................................62

3.5 Pengujian Data ....................................................................................................63

3.5.1 Uji Validitas ...............................................................................................63

3.5.2 Uji Reliabilitas ...........................................................................................64

x
3.5.3 Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment .....................................64

3.5.4 Uji Determinasi ..........................................................................................67

3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian .............................................................................68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..............…………………………………………...69

4.1.1 Sejarah Singkat Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang ..................………………………………………..69

4.1.1.1 Keadaan Geografis ...........……………………………………...69

4.1.1.2 Keadaan Demografi ..................………………………………..70

4.1.1.3 Keadaan Kelembagaan ................................................................71

4.1.2 Pemerintahan Kelapa Dua ..........................................................................72

4.1.2.1 Dasar Hukum ..............................................................................72

4.1.2.2 Susunan Organisasi Kecamatan Kelapa Dua ..............................72

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ...........................................................................75

4.2 Deskripsi Data ....................................................................................................94

4.2.1 Karakteristik Responden ...........................................................................94

4.2.2 Analisis Data .............................................................................................99

4.2.2.1 Kinerja Pegawai ...........................................................................99

4.2.2.2 Efektivitas Organisasi ................................................................122

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik ........................................................................143

4.3.1 Uji Validitas .............................................................................................143

4.3.2 Uji Reliabilitas .........................................................................................147

xi
4.3.4 Analisis Korelasi ......................................................................................148

4.3.4.1 Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment ....................148

4.3.4.2 Uji Determinasi ..........................................................................150

4.4 Pengujian Hipotesis ..........................................................................................151

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian .............................................................................153

4.6 Pembahasan .......................................................................................................156

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .......................................................................................................160

5.2 Saran .................................................................................................................161

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.2 Hubungan Efektivitas ................................................................28

Gambar 2.2 Skema Bagan Variabel X dan Variabel Y ...................................49

Gambar 4.1.2.2 Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang ...............................................................74

Gambar 4.4 Kurva uji hipotesis ..................................................................153

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Absensi Pegawai di Bagian Umum

dan Kepegawaian Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

Bulan Januari-April 2012 .......................................................................6

Tabel 2.1.2.4 Faktor-faktor yang Menunjang Efektivitas ..........................................42

Tabel 3.2.1 Indikator Variabel X .............................................................................53

Tabel 3.2.2 Indikator Variabel Y ..............................................................................55

Tabel 3.5.3 Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi .....................................66

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian ...................................................................................68

Tabel 4.3.1.1 Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (X) .......................................145

Tabel 4.3.1.2 Uji Validitas Variabel Efektivitas Organisasi (Y) ...............................146

Tabel 4.3.2 Perbandingan Nilai Alpha dengan rtabel ...................................................................... 148

Tabel 4.3.3.1.1 Nilai Uji Korelasi Pearson Product Moment .....................................149

Tabel 4.3.3.1.2 Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi ..................................149

Tabel 4.3.3.2 Nilai uji Koefisien Determinasi ..........................................................150

Tabel 4.4 Nilai t (Uji Hipotesis) ..........................................................................152

Tabel 4.5.1 Nilai Rata-rata (mean) .........................................................................154

xiii
DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.2.1.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................94

Grafik 4.2.1.2 Karakteristik Berdasarkan Status Kepegawaian ..........................95

Grafik 4.2.1.3 Karakteristik Berdasarkan Usia .................................................96

Grafik 4.2.1.4 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan .......................................97

Grafik 4.2.1.5 Karakteristik Berdasarkan Penghasilan perbulan ........................98

Grafik 4.2.2.1 Ketelitian dan Kerapihan Pegawai

dalam Menyelesaikan Pekerjaan ..............................................101

Grafik 4.2.2.2 Kecepatan dan Ketepatan waktu

Dalam Penyelesaian Pekerjaan ................................................102

Grafik 4.2.2.3 Keterampilan Pegawai dalam Setiap Pekerjaan ........................103

Grafik 4.2.2.4 Kecakapan Pegawai dalam Setiap Pekerjaan ............................104

Grafik 4.2.2.5 Hubungan Komunikasi Antar Pegawai ....................................105

Grafik 4.2.2.6 Koordinasi Pegawai Saat Jam Kerja ........................................107

Grafik 4.2.2.7 Arahan dan Bimbingan Kepala Seksi Terhadap pegawai ...........108

Grafik 4.2.2.8 Keikutsertaan Pegawai dalam Kegiatan Rapat

dan Mengeluarkan Pendapat ....................................................109

xv
Grafik 4.2.2.9 Interaksi dari Kepala Seksi dan Kasubbag

Terhadap Pegawai ...................................................................110

Grafik 4.2.2.10 Interaksi yang Diberikan Oleh Camat Kelapa Dua

Terhadap Pegawai ...................................................................111

Grafik 4.2.2.11 Penyelesaian Pekerjaan Pegawai .............................................112

Grafik 4.2.2.12 Pekerjaan Pegawai Sesuai dengan Tupoksi ..............................113

Grafik 4.2.2.13 Usaha Maksimal Penyelesaian Pekerjaan Pegawai ...................114

Grafik 4.2.2.14 Latar Belakang Pendidikan Pegawai ........................................115

Grafik 4.2.2.15 Latar Belakang Keahlian Pegawai ...........................................116

Grafik.2.2.16 Beban Pekerjaan yang diterima Pegawai ..................................117

Grafik 4.2.2.17 Volume Pekerjaan yang diterima Pegawai ...............................118

Grafik 4.2.2.18 Inisiatif Pegawai dalam Setiap Tindakan Pekerjaan ..................119

Grafik 4.2.2.19 Inisiatif Pegawai dalam Mempercepat

Penyelesaian Pekerjaan ...........................................................120

Grafik 4.2.2.20 Inisiatif Pegawai dalam Upaya Peningkatan Kinerja .................121

Grafik 4.2.2.21 Karakteristik Organisasi Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang .............................................................123

Grafik.2.2.22 Susunan Struktur Organisasi Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang ..........................................124

Grafik.2.2.23 Struktur Organisasi Menghasilkan Pencapaian

Kerja yang Sesuai Tupoksi ......................................................125

xvi
Grafik 4.2.2.24 Stabilitas Lingkungan Organisasi ............................................126

Grafik 4.2.2.25 Lingkungan Bekerja ...............................................................127

Grafik 4.2.2.26 Orientasi Pekerjaan di Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang ..........................................128

Grafik 4.2.2.27 Keterbukaan Informasi dalam Lingkungan Kerja .....................129

Grafik 4.2.2.28 Kebiasaan Pegawai pada saat Jam Kerja ..................................130

Grafik 4.2.2.29 Penyelesaian Pekerjaan yang dilakukan dengan

Sepenuh Hati ..........................................................................131

Grafik 4.2.2.30 Keterbukaan Antar Sesama Rekan Kerja dalam

Hal Pekerjaan .........................................................................132

Grafik 4.2.2.31 Perasaan Jenuh dan Bosan Terhadap Pekerjaan

yang Diberikan .......................................................................133

Grafik 4.2.2.32 Disiplin Waktu Pegawai ..........................................................134

Grafik 4.2.2.33 Disiplin Tanggung Jawab Pegawai Terhadap Pekerjaan .............135

Grafik 4.2.2.34 Sikap dan perilaku Pegawai Terhadap Pekerjaan ......................136

Grafik 4.2.2.35 Keterlibatan Pegawai dalam Penyusunan

Kebijakan Kecamatan .............................................................137

Grafik 4.2.2.36 Keterlibatan Pegawai dalam Pencarian &

Pemanfaatan Atas Sumber Daya Manusia ................................138

Grafik 4.2.2.37 Komunikasi dari Camat Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

Terhadap Pegawai ..................................................................139

xvii
Grafik 4.2.2.38 Keikutsertaan Pegawai dalam Kegiatan Penting

di kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang ...........140

Grafik 4.2.2.39 Kecepatan Adaptasi dan Penerimaan Kebijakan

yang ditetapkan oleh Kepala Kecamatan (Camat)

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang ..........................................141

Grafik 4.2.2.40 Kepala Kecamatan (Camat) Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang dan Pimpinan Lainnya

(Kasubbag dan Kepala Seksi) Menjalankan Tugas

dan Bijaksana Selama Memimpin ...........................................142

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket/Kuisioner Penelitian

Lampiran 2 Profil Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang Tahun 2011

Lampiran 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010

Tentang Disiplin Pegawai Pasal 3 Bagian Kesatu Tentang Kewajiban

Pegawai Negeri Sipil.

Lampiran 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang

Pokok-Pokok Kepegawaian Pasal 1 Ayat 1.

Lampiran 5 Peraturan Bupati Tangerang Nomor 46 Tahun 2007 Tentang

Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan Kepada Kecamatan

Lampiran 6 Foto Copy Surat Ijin Penelitian

Lampiran 7 Surat Balasan Penelitian dari Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang

Lampiran 8 Foto Copy Jadwal Absensi Pegawai Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang Bulan Januari – April 2012

Lampiran 9 Foto Copy Bimbingan Skripsi

Lampiran 10 Data Perhitungan Nilai Variabel X & Variabel Y

Lampiran 11 Uji Validitas Variabel X & Variabel Y

Lampiran 12 Uji Reliabilitas Variabel X & Variabel Y

xix
Lampiran 13 Uji Koefisien Korelasi Kinerja Pegawai (Variabel X), dan Efektivitas

Organisasi (Variabel Y)

Lampiran14 Uji Determinasi & Hipotesis

Lampiran 15 Nilai Kritis (r) Koefisien Korelasi Product Moment (r tabel)

Lampiran 16 Tabel Titik Persentase Distribusi t (ttabel)

Lampiran 17 Riwayat Hidup

xx
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya dalam suatu instansi atau organisasi, baik itu

Instansi Pemerintahan maupun swasta sangat diperlukan peranan yang

berupa kinerja dari pegawai, karena pegawai sangat menentukan tercapai

atau tidaknya suatu tujuan dari organisasi atau Instansi Pemerintahan

tersebut. Sesuai dengan peranan dari pegawai tersebut, maka di dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-

pokok kepegawaian yang tertuang dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa

Pegawai Negeri adalah setiap Warga Negara Republik Indonesia yang

telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi

tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Mengingat isi dari pasal tersebut, maka setiap orang yang

berkewarganegaraan Indonesia itu berhak untuk melamar atau menjadi

Pegawai Negeri, jika sudah memenuhi syarat yang sudah ditetapkan oleh

Undang-Undang maupun peraturan yang berlaku. Pegawai Negeri yang

1
2

terpilih nanti akan diangkat oleh pejabat yang berwenang yang bertugas

melantik dan bersumpah atas jabatan yang diemban oleh Pegawai Negeri

tersebut berdasarkan peraturan Perundang-undang yang berlaku.

Sesuai dengan pengertian Pegawai Negeri diatas, maka kewajiban

Pegawai Negeri berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai yang tertuang dalam

Pasal 3 bagian kesatu tentang kewajiban Pegawai Negeri. Dalam hal ini,

sesuai dengan beberapa ayat yang tertuang dalam Pasal 3 Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 mengenai kewajiban dari Pegawai

Negeri dapat mencerminkan kesigapan pegawai dalam bekerja dan

kedisiplinan pegawai dalam menaati peraturan kantor, itu merupakan

beberapa bentuk peranan Pegawai Negeri yang bekerja secara optimal

serta sesuai dengan Perundang-undangan yang berlaku, dan ini semua

berarti Pegawai Negeri sangatlah penting peranannya dalam menjaga

kelancaran jalannya suatu roda kehidupan organisasi serta sangat

menentukan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa kinerja

pegawai yang maksimal, kegiatan dalam suatu organisasi tidak mungkin

akan berjalan. Oleh karena itu, dalam upaya pelaksanaan organisasi kearah

yang lebih baik, maka perlu diketahui karakter atau sifat dasar manusia

dalam pengelolaan atau hasil pencapaian organisasi tersebut.

Kinerja seorang individu (pegawai) merupakan awal yang sangat

penting bagi terciptanya kinerja organisasi. Organisasi tidak akan dapat

berfungsi dengan baik tanpa sumber daya manusia (SDM). Karyawan


3

memiliki andil sebagai perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu

berperan aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi. Mereka pelaku yang

menunjang tercapainya tujuan, dengan pikiran, perasaan dan keinginan

yang dapat mempengaruhi sikap-sikap terhadap pekerjaan yang diberikan,

baik itu sikap positif atau sikap negatif.

Berdasarkan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 46 Tahun 2007

tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan kepada kecamatan

yaitu “Bahwa kecamatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang

Perubahan Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Bahwa kecamatan sebagaimana dimaksud di dalam Undang-Undang

tersebut, dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan

kewenangan dari Bupati. Sehubungan dengan menjaga kelancaran

serangkaian kegiatan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan di

kecamatan dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Bupati tentang

pelimpahan sebagian urusan pemerintahan kepada kecamatan. Pada

peraturan Bupati Tangerang pasal 1 ayat 2 “kecamatan adalah wilayah

kerja camat sebagai perangkat daerah”, serta ayat 3 juga berbunyi “camat

adalah pimpinan kecamatan yang merupakan perangkat daerah”. Sehingga

kecamatan melaksanakan sebagian urusan pemerintahan sebagaimana

dimaksud sesuai dengan kondisi wilayah kecamatan, dan kecamatan wajib


4

melaporkan kepada Bupati dalam setiap pelaksanaan sebagian urusan

pemerintahan daerah melalui sekretaris daerah.

Suatu manajemen yang baik dan dikatakan efektif menurut Steers,

adalah sebagai berikut :

“Manajemen yang baik adalah kemampuan mengorganisasi dan


memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam tugas untuk
mencapai dan memelihara suatu tingkat operasi yang efektif. Kata
kunci pengertian ini adalah pada kata efektif karena pada akhirnya
keberhasilan kepemimpinan dan organisasi diukur dengan konsep
efektifitas itu1.”

Pada hasil pengamatan atau observasi awal di Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang yaitu dengan cara melakukan

pengamatan langsung (melihat) cara kerja pegawai di Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dan dengan cara melakukan wawancara

bersama Bapak Kasubbag Umum dan Kepegawaian, Bapak Akbar

Yogaswara, SH, Ibu Sunarti selaku staf pegawai bagian umum dan

kepegawaian, dan Bapak Bimbim selaku staf pegawai TKS di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Dari hasil observasi awal

tersebut didapat beberapa permasalahan atau hambatan yang berkaitan

dengan kinerja pegawai dan hubungannya terhadap pencapaian efektivitas

organisasi di kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang,

ditemukan beberapa permasalahan yakni,

1
Steers, M Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga
5

Pertama, pegawai menunjukkan kualitas pekerjaan yang belum maksimal,

meskipun secara kuantitas jumlah pegawai sebanyak 50 orang yang

bekerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

mencukupi. Jika dibandingkan dengan kinerja pegawai yang bekerja di

Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang, maka terdapat perbedaan

dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang. Pegawai di Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang secara

keseluruhan berjumlah 31 orang, baik itu dari pegawai yang berstatus

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun pegawai honorer (TKS). Dari

31 orang pegawai tersebut dapat mencapai hasil Musrenbang pada tahun

2011 yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2012, diantaranya :

1. Pembangunan atau rehabilitasi Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota

Serang

2. Pembangunan infrastruktur atau jalan lingkungan di 8 Kelurahan yang

terdapat di Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang

3. Pembangunan drainase di 8 Kelurahan yang terdapat di Kecamatan

Cipocok Jaya Kota Serang

4. Pembangunan ruang arsip dan pelaksanaan program E-KTP pada 8

Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang

5. Realisasi Program Beras Miskin (Raskin) yang sudah terserap dan

terealisasi dengan baik pada tahun 2011

Berdasarkan hasil Musrenbang pada tahun 2011 yang dilaksanakan

pada tahun anggaran 2012, dapat dikatakan kinerja pegawai di Kantor


6

Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang sudah efektif, karena dengan

jumlah pegawai sebanyak 31 orang dapat mencapai hasil Musrenbang dan

merealisasikan program kerja dari Pemerintah Pusat maupun Daerah,

seperti Pelaksanaan program E- KTP, dan pembagian Beras Miskin

(Raskin) di 8 Kelurahan yang terdapat pada wilayah Kecamatan Cipocok

Jaya Kota Serang.

Tabel 1.1
Rincian Pegawai di Kantor Kecamatan
Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

No Bagian Jumlah Orang

1 Kepala Kecamatan 1 Orang

2 Sekretaris Kecamatan 1 Orang

3 Bendahara 1 Orang

4 Bagian Umum dan Kepegawaian 6 Orang

5 Bagian Perencanaan dan Keuangan 5 Orang

6 Seksi Pembangunan 6 Orang

7 Seksi Kesejahteraan Sosial 5 Orang

8 Seksi Ketentraman dan Ketertiban 10 Orang

9 Seksi Pengembangan Ekonomi 5 Orang

10 Seksi Pemerintahan 9 Orang

11 Staff PPAT 1 Orang


Jumlah Pegawai Kantor Kecamatan
50 Orang
Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
(Sumber : Data Abensi Pegawai di Bagian Umum dan Kepegawaian Kantor Kecamatan Kelapa
Dua Kabupaten Tangerang Bulan Januari – April Tahun 2012)
7

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 1.1, dari keseluruhan

pegawai yang berjumlah 50 orang ternyata terdapat pegawai yang bekerja

belum maksimal karena tidak sesuai dengan Tupoksi (Tugas Pokok dan

Fungsi). Sebagai salah satu contoh pada pegawai di bagian (seksi) bagian

umum dan kepegawaian, pegawai yang bekerja di bagian ini keseluruhan

berjumlah 6 orang pegawai, akan tetapi yang benar-benar bekerja sesuai

dengan Tupoksi di bagian umum dan kepegawaian itu hanya 3 orang saja,

dan tiga orang lainnya hanya bertugas membantu menyelesaikan pekerjaan

yang belum selesai dikerjakan oleh pegawai lainnya. Seperti membuat

surat pengantar kecamatan untuk pengurusan surat kematian Warga

Kelapa Dua, surat ahli waris, surat pengantar untuk disetujui ke Kepala

Kecamatan (camat) dalam mengurusi pembuatan atau perpanjangan Kartu

Tanda Penduduk (KTP), Surat pengantar untuk pembuatan izin

mendirikan bangunan di daerah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

Kedua, dari hasil observasi awal yang dilakukan dengan mengamati secara

langsung terhadap pegawai yang sedang bekerja pada beberapa seksi di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dan dengan

melakukan wawancara terhadap salah satu staf pegawai di bagian umum

dan kepegawaian dan salah satu Kepala Seksi, maka didapat suatu

permasalahan yakni terdapat hubungan komunikasi yang kurang baik

antara pegawai dengan pimpinan maupun sebaliknya dalam

menyelesaikan pekerjaan dan pegawai yang tidak bekerja sama dengan

satu tim yang mereka naungi dalam satu seksi. Hal ini dibuktikan pada
8

salah satu pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi yang dipimpin oleh

Kepala Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, pada setiap

pelaksanaan rapat koordinasi ataupun agenda rapat pegawai lainnya

banyak pegawai yang tidak mengetahui informasi mengenai pelaksanaan

rapat tersebut, pegawai secara keseluruhan tidak di ikutsertakan dalam

pelaksanaan rapat bersama pegawai lainnya, serta dalam setiap seksi

pegawai kurang memiliki hubungan komunikasi yang akrab sehingga

koordinasi dalam satu seksi pun kurang tercipta dengan baik, dikarenakan

pegawai yang tidak berkoordinasi dengan baik dan kurang harmonis dalam

satu seksi atau dengan seksi lainnya.

Ketiga, berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dengan

mengamati secara langsung terhadap pegawai yang sedang bekerja pada

beberapa seksi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

pegawai yang suka menunda pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan atau

Kepala Seksi yang menyebabkan penyelesaian pekerjaan sering tidak tepat

waktu. Sebagian besar dari mereka suka bermalas-malasan dalam bekerja

dan lebih banyak bersenda gurau terhadap sesama pegawai baik itu

pegawai yang berstatus Tenaga Kerja Sukerela (TKS) maupun pegawai

yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), penundaan penyelesaian

pekerjaan juga disebabkan oleh rumitnya urusan birokrasi di Kecamatan

itu sendiri dan sulitnya bertemu dengan Kepala Kecamatan atau Sekretaris

Kecamatan untuk meminta persetujuan dalam upaya pengesahan pekerjaan

yang pegawai kerjakan untuk masyarakat, seperti halnya pembuatan KTP,


9

banyak masyarakat yang menanti berhari-hari bahkan berminggu-minggu

untuk mendapatkan KTP mereka dari Kantor Kecamatan itu dikarenakan

oleh Kepala Kecamatan (Camat) Kelapa Dua Kabupaten Tangerang yang

seringkali bepergian keluar kantor di saat jam kerja. Hal semacam ini yang

menyebabkan penurunan hasil kinerja (efektivitas kinerja Organisasi atau

Kecamatan), sehingga kualitas dan pencapaian kerja di kantor kecamatan

menjadi tidak efektif dan efisien dikarenakan kinerja pegawai yang masih

belum menunjukkan hasil kerja yang optimal terhadap kemajuan tujuan

pencapaian Organisasi.

Dengan demikian, ini semua merupakan beberapa permasalahan

awal yang akan diteliti, maka peneliti akan mendapatkan jawaban yang

sesungguhnya dengan cara menyebar angket (kuesioner) untuk

mengetahui yang terjadi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang mengenai kinerja pegawai dan pengaruhnya terhadap

efektivitas organisasi dari beberapa permasalahan awal yang ditemui oleh

peneliti tersebut.

Oleh karena itu, penulis mencoba untuk melakukan sebuah

penelitian mengenai “Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas

Organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang.”
10

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk memberikan arahan yang benar dan jelas dalam

melaksanakan pembahasan lebih lanjut mengenai penelitian ini, maka

penulis mengidentifikasikan permasalahan yang akan dibahas yaitu :

1. Kualitas pekerjaan yang belum maksimal dengan jumlah (kuantitas)

pegawai yang bekerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang sebanyak 50 orang pegawai.

2. Kurang terjalinnya hubungan komunikasi yang baik antara pegawai

dengan pimpinan maupun sebaliknya.

3. Sikap pegawai yang tidak menunujukan kinerja pegawai yang optimal.

1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Dari uraian-uraian yang ada dalam keterangan latar belakang dan

identifikasi masalah, maka dengan itu peneliti membatasi penelitiannya

pada “Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang”. Penelitian ini

dilakukan mulai bulan Oktober 2011 hingga Maret 2012.

Dengan demikian, perumusan masalah yang akan dicari kebenaran

dan jawabannya dalam penelitian lebih lanjut adalah :

“Seberapa Besar Pengaruh dari Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas

Organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang??”


11

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Untuk Mengetahui Seberapa Besar Pengaruh dari Kinerja

Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa

Dua Kabupaten Tangerang”.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, baik secara

teoris maupun praktis, antara lain:

1.5.1 Manfaat Teoritis :

1. Bermanfaat bagi pengembangan studi Ilmu Administrasi Negara,

sehingga dapat memperkaya kajian ilmiah yang perlu dijadikan

bahan referensi dalam penelitian sosial lainnya yang saling

berkaitan.

2. Dapat dimanfaatkan dalam rangka pengembangan teori yang

didapat selama perkuliahan terutama pada beberapa mata kuliah

yang berkaitan dengan penelitian yaitu mata kuliah Administrasi

Kepegawaian dan mata kuliah Perilaku organisasi.


12

1.5.2 Manfaat Praktis :

1. Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja pegawai

terhadap Efektivitas Organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang.

2. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk memberikan masukan bagi

semua pegawai, khususnya dalam hal pencapaian tujuan organisasi

(efektivitas Organisasi) Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang sebagai masukan yang positif dalam peningkatan

efektivitas organisasi.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah berisikan penjelasan-penjelasan

tentang berbagai masalah yang ditemukan oleh peneliti

berdasarkan data penunjang penelitian dan latar belakang

peneliti melakukan penelitian.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berisi tentang klasifikasi masalah-

masalah yang sesuai dengan fokus penelitian, masalah-


13

masalah tersebut dapat di peroleh peneliti ketika peneliti

melakukan penelitian.

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi

masalah yang akan diteliti atau dikaji, dengan kata lain

pembatasan masalah digunakan oleh peneliti untuk

membatasi atau memfokuskan masalah yang akan diteliti.

Sedangkan perumusan masalah adalah penyusunan

masalah-masalah yang ada dengan fokus penelitian.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini disusun berdasarkan perumusan

masalah, dimana tujuan penelitian sangat berkaitan dengan

perumusan masalah.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menjelaskan mengenai manfaat peneliti,

baik secara teoritis maupun secara praktis.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada bagian ini menjelaskan secara singkat bagian-bagian

yang terdapat dalam setiap Bab.


14

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Pengkajian teori yang berkaitan dengan permasalahan serta

variabel penelitian yang disusun secara sistematis sehingga

peneliti memiliki konsep yang jelas.

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka Berpikir menjelaskan mengenai alur pemikiran

peneliti dalam melakukan penelitian di lokus penelitian.

2.3 Hipotesis Penelitian

Merupakan jawaban (dugaan) sementara terhadap

permasalahan yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya

lebih lanjut dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan mengenai metode apa yang

digunakan dalam penelitian ini.


15

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai bagaimana cara

untuk mengumpulkan data yang dibedakan menjadi dua

sumber data penelitian serta siapa yang menjadi instrumen

penelitian oleh peneliti dalam mengumpulkan data dari

responden di lapangan.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menjelaskan wilayah generalisasi atau proposal penelitian,

penetapan besar sampel, dengan teknik pengambilan

sampel serta rasionalisasinya.

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pada sub bab ini dijelaskan bagaimana peneliti melakukan

suatu analisis dari data yang telah diperoleh tadi untuk

selanjutnya diolah kembali menjadi data yang benar.

3.5 Pengujian Data

Menjelaskan mengenai cara perhitungan matematis yang

menggunakan beberapa uji statistik dalam mencari dan

mengolah data dalam suatu penelitian


16

3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Menjelaskan mengenai dimanakah tempat berlangsungnya

penelitian dan jadwal waktu dimulainya penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang obyek penelitian yang meliputi lokasi

penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau

sampel yang telah ditentukan serta hal lain yang

berhubungan dengan obyek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data

mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang

relevan.

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan

menggunakan uji statistik tertentu.

4.4 Pengujian Hipotesis

Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan

menggunakan teknik analisis statistik yang sudah

ditentukan semua.
17

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian

hipotesis.

4.6 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis

data. Pembahasan akan lebih mendalam jika didiskusikan

dengan hasil penelitian orang lain yang relevan (sejenis).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara

singkat, jelas dan mudah dipahami. Selain itu kesimpulan

penelitian juga harus sejalan dan sesuai dengan

permasalahan serta hipotesis penelitian.

5.2 Saran

Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan sesuai

dengan permasalahan dan variabel penelitian, kemudian disusun secara

teratur dan rapih, karena akan digunakan untuk merumuskan suatu hipotesis

penelitian. Dengan mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep, maka

peneliti akan memiliki konsep penelitian yang jelas serta dapat menyusun

pernyataan yang rinci pada isi dari angket (kuisioner) yang peneliti berikan

pada responden, serta dapat menemukan pengaruh yang diberikan dari

Variabel X terhadap Variabel Y yang akan diteliti pada bab selanjutnya.

Hasil penting lainnya dari kajian teori (deskripsi teori) adalah didapatkan

kerangka konseptual menurut peneliti, yang didalamnya terdapat gambaran

dari variabel yang akan diukur, selain itu dari kajian teori (deskripsi teori)

akan dipaparkan juga dalam bentuk kisi-kisi instrumen dalam bentuk angket

(kuisioner).

Kajian teori dibutuhkan untuk mengkaji lebih dalam tentang

permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I, serta untuk mengetahui

indikator-indikator apa saja yang relevan dengan permasalahan yang ada.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori yang kemudian

diselaraskan atau disesuaikan dengan masalah yang muncul.

18
19

Teori-teori utama yang akan dipaparkan adalah tentang kinerja

pegawai, dan teori mengenai efektivitas organisasi. Berikut ini adalah

paparan tentang konsep-konsep teori yang digunakan oleh peneliti, sebagai

berikut :

2.1.1 Teori Kinerja Pegawai

2.1.1.1 Definisi Kinerja Pegawai

Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja

perorangan (individual performance) dengan kinerja organisasi

(Organization Performance). Suatu organisasi pemerintah maupun

swasta besar maupun kecil dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku,

dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan

karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang dalam organisasi

tersebut.

Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur

pegawainya karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi

sebaiknya diukur dalam tampilan kerja dari pegawainya. Terdapat

beberapa pengertian dari kinerja yang diungkapkan oleh beberapa

pakar berikut ini.


20

Adapun pengertian kinerja, yang dikemukakan oleh Dharma

yaitu sebagai berikut:

“Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai,


prestasi kerja yang diperhatikan oleh pegawai, kemampuan
kerja berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor yang
sesuai dengan kebutuhan kerja para pegawai2.”
Sejalan dengan pengertian tersebut, Mangkunegara mengatakan

bahwa:

“Kinerja pegawai (Prestasi Kerja) adalah hasil kerja secara


kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya3.”

Sedangkan pengertian kinerja pegawai menurut Kusriyanto

dalam Pasolong adalah sebagai berikut :

“Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu

organisasi4.”

2
Dharma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja, Edisi kesatu, Cetakan kedua. Jakarta.
Rajawali Pers.
3
Mangkunegara, A.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
4
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Penerbit Alfabeta. hal :
175
21

Hasibuan juga menjelaskan mengenai kinerja pegawai, yaitu :

“kinerja pegawai adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai


seseoarang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan serta waktu5.”

Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting,

yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan

penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat

motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor di atas semakin

sesarlah prestasi kerja pegawai yang bersangkutan.

Adapun pengertian kinerja menurut Robbins yang dalam

Pasolong :

“Kinerja adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang


dilakukan oleh pegawai dibandingkan dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnyaoleh para pembuat kebijakan
dalam satu manajemen atau Instansi Pemerintahan6.”
Menurut Prawirosentono, memberi arti performance atau

kinerja adalah sebagai berikut :

“performance atau kinerja adalah hasil yang dapat dicapai oleh


seseorang Atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika7.”
5
Hasibuan, M.S.P. 2005. Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktifitas. Jakarta. Bina
Aksara.
6
Op.Cit. Pasolong. 176
7
Samsudin. 2003. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Desa dalam Pelaksanaan Tugas
Pemerintahan Desa di Kabupaten Kantingan Provinsi Kalimantan Tengah. Surabaya : Tesis yang
tidak dipublikasikan. hal : 10
22

Sedangkan menurut Siagian menjelaskan mengenai

kinerja,yaitu :

“Kinerja adalah suatu keseluruhan kemampuan seseorang


untuk bekerja sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan kerja
secara optimal dan berbagai sasaran yang telah diciptakan
dengan pengorbanan yang secara rasio kecil dibandingkan
dengan hasil yang dicapai8.”
Dari pendapat yang telah dikemukakan oleh Siagian, maka

Moorhead dan Chung/Megginson mengemukakan pengertian kinerja

yakni :

“Kinerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai oleh


seseorang ataupun sekelompok orang dalam suatu organisasi
baik formal maupun informal, publik maupun swasta yang
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor9.”
Beberapa faktor tersebut lebih difokuskan pada individu yang

terlibat langsung didalam organisasi dalam usaha pencapaian kerja.

Faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut :


1. Kualitas Pekerjaan (Quality of Work)
Merupakan tingkat baik atau buruknya sesuatu pekerjaan yang
diterima bagi seorang pegawai. Yang dapat dilihat dari segi
ketelitian dan kerapihan kerja, kecepatan kerja, kecepatan
penyelesaian pekerjaan, keterampilan dan kecakapan.
2. Kuantitas Pekerjaan (Quantity of Work) Banyaknya beban kerja
atau sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seorang
pegawai. Diukur dari kemampuan secara kuantitatif didalam
mencapai target atau hasil kerja atas pekerjaan-pekerjaan baru.

8
Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. hal :227
9
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. hal : 12
23

3. Pengetahuan Pekerjaan (Job Knowledge)


Merupakan proses penempatan seorang pegawai yang sesuai
dengan Background pendidikan atau keahliannya dalam suatu
pekerjaan. Hal ini ditinjau dari kemampuan pegawai dalam
memahami hal-hal yang berkaitan dengan tugas yang mereka
lakukan.
4. Kerjasama Tim (Teamwork)
Melihat bagaimana seorang pegawai bekerja dengan orang lain
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak hanya
sebatas secara vertical atau kerjasama antar pegawai akan tetapi,
kerjasama secara horizontal merupakan faktor penting dalam suatu
kehidupan organisasi yaitu dimana antara pimpinan organisasi
dengan para pegawainya terjalin suatu hubungan yang kondusif
dan timbal balik yang saling menguntungkan.
5. Kreatifitas (Creativity)
Merupakan kemampuan seorang pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaannya dengan cara-cara atau inisiatif tersendiri yang
dianggap mampu secara efektif dan efisien. Serta mampu
menciptakan perubahan-perubahan baru guna perbaikan dan
kemajuan organisasi.
6. Inovasi (Innovation)
Kemampuan menciptakan perubahan-perubahan baru guna
perbaikan dan kemajuan organisasi. Hal ini ditinjau dari ide-ide
cemerlang dalam mengatasi permasalahan organisasi.
7. Inisiatif (Initiative)
Yaitu kemampuan untuk :
a. Tepat dalam langkah yang diambil untuk mengatasi kesulitan.
b. Kemampuan untuk melangkah atau melakukan sesuatu
pekerjaan tanpa bantuan.
c. Mengambil tahapan pertama dalam kegiatan.
24

Sedarmayanti mengartikan kinerja adalah “hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab10.”

Adapun standar kinerja yang ada menurut T.R Michel adalah11:

1. Quality of work, yaitu kualitas pekerjaan yang dihasilkan dapat


memuaskan bagi penggunanya atau tidak, sehingga hal ini
dijadikan sebagai standar kerja.
2. Communication, yaitu pegawai mampu melakukan komunikasi
yang baik antara pegawai ataupun dengan pimpinannya.
3. Promptness, yaitu kecepatan bekerja yang diukur oleh tingkat
waktu, sehingga pegawai dituntut untuk bekerja cepat dalam
mencapai kepuasan dan peningkatan kerja.
4. Capability, yaitu kemampuan dalam bekerja yang semaksimal
mungkin.
5. Initiative, yaitu setiap pegawai mampu menyelesaikan masalah
pekerjaannya sendiri agar tidak terjadi kemandulan dalam
pekerjaan.
Bernardin dan Russel memberikan pengertian tentang kinerja :

“performance is defined as the record of outcomes produced on a

specified job function or activity during time period11”.

Suatu pengertian mengenai kinerja juga dikemukakan oleh

Wirawan, yang dimana kinerja adalah :

“Keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-


indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu
tertentu. Secara umum dimensi kinerja dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu: hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat
pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan12.”
9
Sedarmayanti. 1995. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Ilham Jaya. hal : 79
10
Op.Cit. Sedarmayanti. 51
11
Ruky A. 2001. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia. hal : 15
12
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.. hal : 54-55
25

Dimensi kinerja yang dikemukakan oleh wirawan diatas, secara umum

dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Hasil Kerja
Hasil kerja merupakan keluaran kerja dalam bentuk barang dan
jasa yang dapat dihitung dan diukur kuantitas dan kualitasnya.
Pengukuran kinerja melalui hasil kerja pekerja sejalan dengan
pendapat Peter Drucker melalui teori Management by Objectives
(MBO). Seorang pekerja dinilai melalui hasil kerjanya baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
2. Perilaku kerja
Ketika berada di tempat kerja karyawan memiliki dua perilaku,
yaitu perilaku pribadi dan perilaku kerja. Perilaku pribadi
merupakan perilaku yang tidak berhubungan dengan pekerjaan,
misalnya : cara berjalan, cara berbicara, dan sebagainya. Perilaku
kerja merupakan perilaku pekerja yang berhubungan dengan
pekerjaan. misalnya: kerja keras, ramah, disiplin, dan sebagainya.
Perilaku kerja dicantumkan dalam standar kinerja, prosedur kerja,
kode etik, dan peraturan organisasi. Perilaku kerja dapat
dikelompokkan menjadi perilaku kerja umum dan khusus.
Perilaku kerja umum merupakan perilaku yang diperlukan semua
jenis pekerjaan, misalnya: loyal pada organisasi, disiplin, dan
bekerja keras. Perilaku kerja khusus diperlukan untuk pekerjaan
tertentu.
3. Sifat Pribadi yang ada hubungannnya dengan pekerjaan
Seseorang memiliki banyak sifat pribadi yang dibawa sejak lahir
dan diperoleh ketika dewasa dari pengalaman dalam pekerjaan.
Sifat pribadi yang dinilai hanyalah sifat pribadi yang berhubungan
dengan pekerjaan, misalnya: penampilan, sikap terhadap pekerjaan,
jujur, cerdas, dan sebagainya. Misalnya, seorang pramusaji di
restoran dituntut untuk memiliki sifat pribadi bersih, wangi, ramah,
pandai bergaul, dan periang. Penyusunan evaluasi menggunakan
sifat pribadi mudah dan universal, karena hanya menentukan
indikator sifat pribadi dan deskripsi level kinerja dalam bentuk kata
sifat dan angka. Kinerja pekerja merupakan kombinasi dari hasil
kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang ada hubungannya
dengan pekerjaan. Hasil kerja harus dicapai dengan berperilaku
tertentu sesuai standar dan tidak boleh sekehendak hati pekerja.
26

2.1.1.2 Faktor dan Indikator Kinerja

Suatu Indikator kinerja itu diukur melalui suatu tingkat ukuran

kualitatif dan kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian

suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh Organisasi atau

Perusahaan.

Dalam kerangka manajemen strategis, terdapat bagian

perencanaan strategis yang meliputi penentuan visi, misi, tujuan dan

sasaran, serta cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi

kebijakan, program dan kegiatan. Dari rencana strategis tersebut yang

akan diukur kinerjanya adalah kebijakan, program dan kegiatan.

Menurut Mahmudi, diperlukan lima kelompok indikator kinerja yaitu

“indikator masukan (input), keluaran (output), hasil (outcomes),

manfaat (benefit), dan dampak (impact)13.”

Untuk mendapatkan pemahaman dan pencapaian kesepakatan

terhadap keterkaitan antar indikator kinerja yang disusun dapat

ditempuh dengan pendekatan kerangka kerja logis atau Logical

Framework yang mencakup indikator masukan, keluaran, hasil,

manfaat dan dampak.

13
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. hal 103
27

Dalam pembuatan Logical framework harus mencakup

beberapa elemen, yaitu :

a. Menentukan masukan, keluaran, hasil, manfaat,dan dampak dalam


suatu indikator.
b. Hubungan kausal (means-end) antara indikator-indikator tersebut.
c. Asumsi-asumsi yang mengikuti tujuan di setiap tingkatan yang
merupakan faktor luar yang tidak dapat di kontrol oleh proyek,
yang dapat mempengaruhi hubungan antara masukan, keluaran,
hasil, manfaat dan dampak.

Menurut Mahmudi, “suatu kinerja itu merupakan suatu konstruk

multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

memperngaruhinya14.”

Mahmudi mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja tersebut adalah :

1. Faktor personal (individu), meliputi : pengetahuan, kemampuan,


kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap
individu.
2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan
dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan
pimpinan serta Team leader.
3. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang
diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama
anggota tim, keserataan dan kekompakan anggota tim.
4. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau
infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan,
kultur kerja dalam organisasi.

14
Op.cit. Mahmudi. 21
28

2.1.2 Teori Efektivitas Organisasi

2.1.2.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung


pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil
yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan dapat dinilai dengan
berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi.

Menurut pendapat Mahmudi menjelaskan efektivitas sebagai

berikut :

“Efektivitas merupakan hubungan yang terdapat antara output


dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output
terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi,
program atau kegiatan15.”

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1.2

mengenai hubungan arti efektivitas di bawah ini.

Gambar 2.1.2 Hubungan Efektivitas

OUTCOME
EFEKTIVITAS =
OUTPUT

(Sumber: Mahmudi, 2005:92)

15
Op.cit. Mahmudi. 92
29

Sehubungan dengan hal tersebut, maka efektivitas adalah

menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu

pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang

menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah

dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai

tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini berarti, bahwa

pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau

tujuan yang dikehendaki.

Walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian

tujuan. Kata efektif sering dicampuradukkan dengan kata efisien

walaupun artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien

belum tentu efektif.

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka

secara singkat pengertian daripada efisiensi dan efektivitas adalah,

efisiensi berarti melakukan atau mengerjakan sesuatu secara benar,

“doing things right”, sedangkan efektivitas melakukan atau

mengerjakan sesuatu tepat pada sasaran “doing the right things”.

Tingkat efektivitas itu sendiri dapat ditentukan oleh terintegrasinya

sasaran dan kegiatan organisasi secara menyeluruh, kemampuan

adaptasi dari organisasi terhadap perubahan lingkungannya.


30

Penggunaan teknologi dan informasi pada lembaga pemerintah

akan berdampak pada peningkatan kinerja aparatur pemerintah dan

menghasilkan kualitas pelayanan yang produktif dan efektif. Kajian

tentang efektivitas mengacu pada dua kepentingan yaitu baik secara

teoritis maupun secara praktis, artinya adanya ketelitian yang bersifat

komprehensif dan mendalam dari efisiensi serta kebaikan-kebaikan

untuk memperoleh masukan tentang produktifitas.

2.1.2.2 Ukuran Efektivitas

Keluaran (output) yang dihasilkan lebih banyak bersifat

keluaran (output) tidak berwujud (intangible) yang tidak mudah untuk

dikuantifikasi, maka pengukuran efektivitas sering menghadapi

kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektivitas tersebut karena

pencapaian hasil (outcome) seringkali tidak dapat diketahui dalam

jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang setelah program

berhasil.

Menurut pendapat Campbell, menyebutkan beberapa ukuran

dari pada efektifitas16, yaitu:

1. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasi;


2. Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan;

16
Steers, M Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga. hal : 46 - 48
31

3. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah


semua biaya dan kewajiban dipenuhi;
4. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi
sekarang dan masa lalunya;
5. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya
sepanjang waktu
6. Kecelakaan yaitu frekuensi hal perbaikan yang berakibat pada
kerugian waktu
7. Semangat Kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal
pencapaian tujuan, yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan
tujuan dan perasaan memiliki;
8. Motivasi artinya adanya kekuatan yang mucul dari setiap individu
untuk mencapai tujuan;
9. Keluwesan Adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk
mengubah prosedur standar operasinya, yang bertujuan untuk
mencegah keterbekuan terhadap rangsangan lingkungan.

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka

ukuran efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya

mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu,

menunjukan pada tingkat sejauh mana organisasi, program/ kegiatan

melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal. Studi tentang

efektivitas bertolak dari variabel-variabel artinya konsep yang

mempunyai variasi nilai, dimana nilai-nilai tersebut merupakan ukuran

daripada efektifitas.

Hal ini sejalan dengan pendapat Duncan mengenai ukuran

efektivitas, sebagai berikut17:

1. Pencapaian Tujuan
2. Integrasi
3. Adaptasi
17
Op.Cit. Steers. 53
32

Berdasarkan ukuran efektivitas menurut Duncan, maka


keterkaitan antara variabel yang mempengaruhi Efektivitas terdapat
tiga indikator yang sangat mempengaruhi terhadap efektivitas. Tiga
indikator tersebut, sangat dibutuhkan dalam menerapkan sistem
informasi. Hal tersebut dapat dilihat dari :
1. Pencapaian tujuan
pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus
dipandang sebagai suatu proses.
2. Integrasi
integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu
organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan
konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi
lainnya. Integrasi terdiri dari beberapa faktor, yaitu : (1) prosedur
(2) proses sosialisai.
3. Adaptasi
Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk
menyelaraskan suatu individu terhadap perubahan–perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Adaptasi terdiri dari beberapa faktor,
yaitu : (1) peningkatan kemampuan (2) sarana dan prasarana.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pengukuran

merupakan penilaian dalam arti tercapainya sasaran yang telah

ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sasaran yang tersedia.

Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang

direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi, apabila suatu tujuan

atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka

tidak efektif. Efektivitas merupakan fungsi dari manejemen, dimana

dalam sebuah efektivitas diperlukan adanya prosedur, strategi,

kebijaksanaan, program dan pedoman. Tercapainya tujuan itu adalah

efektif sebab mempunyai efek atau pengaruh yang besar terhadap

kepentingan bersama.
33

2.1.2.3 Efektivitas Organisasi

Suatu bentuk organisasi yang dapat dikatakan efektif itu

apabila dapat tercapai tujuan dari organisasi itu dengan tepat waktu

dan tepat guna, dan berdasarkan pendapat Steers,

“Pengertian efektivitas organisasi menurut Steers dapat


dijelaskan dengan memahami 3 konsep yang saling
berhubungan, yaitu optimisasi tujuan, sistematika dan tekanan
pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi18”.
Pertama, dalam optimisasi tujuan, keberhasilan yang tercapai

oleh suatu organisasi tergantung dari kemampuannya untuk

memperoleh dan memanfaatkan sumber dayanya yang langka dan

berharga secara sepandai mungkin dalam usahanya mengejar tujuan

operasi dan kegiatannya. Dalam hal ini, organisasi harus mengatasi

hambatan-hambatan yang dapat menghalangi tercapainya tujuan dan

mencari alternatif terbaik guna mencapai tujuan organisasi secara

optimal.

Kedua, dalam perspektif sistem, organisasi terdiri dari berbagai

unsure yang saling mendukung dan saling melengkapi. Unsur-unsur

tersebut sangat berpengaruh terhadap proses pencapaian tujuan suatu

organisasi. Ketiga, Dalam perilaku manusia, tingkah laku individu dan

kelompok, menentukan kelancaran tercapainya tujuan suatu organisasi.

18
Op.Cit. Steers. 4
34

Pencapaian efektivitas organisasi meliputi 3 perspektif yang

saling berhubungan antara unsur-unsur utama dari sistem organisasi

dan bagaimana unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi untuk

mempermudah atau menghambat pencapaian tujuan organisasi.

Untuk menilai apakah organisasi itu efektif atau tidak, ada

banyak pendapat antara lain mengatakan bahwa suatu organisasi

efektif atau tidak, secara keseluruhan ditentukan oleh apakah tujuan

organisasi itu tercapai dengan baik atau sebaliknya. Teori yang paling

sederhana ialah teori yang berpendapat bahwa efektifitas organisasi

sama dengan prestasi organisasi secara keseluruhan, pandangan yang

juga penting adalah teori yang menghubungkan tingkat kepuasan para

anggotanya. Menurut teori ini suatu organisasi dikatakan efektif bila

para anggotanya merasa puas. Akhir-akhir ini berkembang suatu teori

atau pandangan yang lebih komprehensif dan paling umum

dipergunakan dalam membahas persoalan efektivitas organisasi adalah

kriteria flexibility, productivity dan satisfaction.

Dengan melihat organisasi sebagi sistem, usaha membahas

efektivitas organisasi secara lebih komprehensif menjadi lebih

mungkin. Memang dalam kenyataan sangatlah sulit melihat atau

mempersamakan efektivitas organisasi dengan tingkat keberhasilan

dalam pencapaian tujuan. Hal ini disebabkan selain karena selalu ada
35

penyesuaian dalam target yang akan dicapai, juga dalam proses

pencapaiannya sering sekali ada tekanan dari keadaan sekeliling.

Kenyataan tersebut selanjutnya menyebabkan bahwa jarang sekali

target dapat tercapai secara keseluruhan.

Sudarmo dan Mulyono mengemukakan efektivitas organisasi,

adalah sebagai berikut :

“Efektivitas organisasi harus mampu menggambarkan hubungan


timbal balik yang harmonis antara organisasi dengan lingkungannya
yang lebih luas. efektivitas organisasi juga adalah suatu organisasi itu
mampu bertahan dan hidup terus dalam lingkungannya, sehingga
kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan merupakan ukuran
terakhir atau ukuran jangka panjang mengenai efektivitas organisasi19.”
Robbins menyatakan efektivitas organisasi sebagai berikut :

“Dalam upaya menyelenggarakan aktivitas organisasi, terdapat


beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas, yaitu 20:
Adanya suatu tujuan yang jelas
1. Sumber daya manusia
2. Struktur organisasi
3. Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat
4. Adanya sistem nilai yang dianut
Dalam menentukan tujuan suatu organisasi itu harus rasional,

artinya harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan untung dan rugi.

Suatu pencapaian tujuan itu menunjukkan efektivitas tersebut.

19
Sudarmo, Gito dan Mulyono, Agus. 2001. Prinsip Dasar Manajemen. Yogyakarta : BPFE. hal : 128
20
Robbins, Stephen.P. 2001. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontraversi dan Aplikasi. Jakarta : PT
Prenhalindo. hal : 51
36

Dalam konteks ini, Ndraha menyatakan sebagai berikut :

“Efektivitas organisasi adalah tingkat keberhasilan pencapaian tujuan


organisasi (Target), atau dapat dinyatakan dengan suatu rumus21”:
E=R:T
E = Efektivitas
R = Realisasi
T = Target

R itu adalah proses, dalam hal ini proses produktivitas kerja

pegawai, dan setiap proses terdiri input dan output. Rumus ini

menunjukkan bahwa walaupun R itu kecil, organisasi tetap dianggap

efektif, namun dengan tingkat efektivitas yang rendah. Supaya R

mendapatkan nilai setinggi mungkin, maka solusinya adalah melalui

proses efisiensi. Dalam bidang ini di dalam suatu tatanan Pemerintahan

mudah terjadi efektivitas tapi belum tentu efisien. Rumusan efektivitas

sebagaimana disebutkan diatas itu menunjukkan bahwa dalam suatu

penyelenggaraan Pemerintahan, tindakan efektivitas dapat dengan

mudah dicapai, tetapi kemungkinan belum tentu efisien dari sisi biaya,

tenaga dan juga waktu. Untuk mendapatkan suatu efisiensi, mulai dari

input, (masukan) harus dibuat sehemat mungkin. Dan dari sisi lain ada

dua kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu pertama, dengan input tetap

dapat menghasilkan output yang maksimum, dan yang kedua, dengan


37

input minimal menghasilkan output yang maksimal, baik efektivitas

maupun efisiensi itu memerlukan suatu landasan produktivitas.

Sementara itu menurut Gibson et al. mengemukakan mengenai

efektivitas adalah :

“Efektivitas dalam konteks perilaku organisasi merupakan


suatu bentuk hubungan yang optimal antara produksi, kualitas,
efisiensi, fleksibilitas, sifat keunggulan, dan pengembangan diri
pegawai terhadap lingkungan organisasi22.”

Ada dua alasan mengapa konsep Gibson et al. sering dipakai

untuk menentukan atau mengukur suatu efektivitas organisasi itu, yang

pertama, konsep efektivitas menurut Gibson et al. lebih konkret dan

lebih mudah untuk untuk diterapkan dalam organisasi. Seperti :

Produktivitas, kualitas, efisiensi, kepuasan, keunggulan, fleksibilitas,

dan pengembangan adalah konsep yang dapat diukur.

21
Ndraha, Taliziduhu. 1981. Research : Teori, Metodologi, Administrasi Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Bina
Aksara. hal : 239
22
Gibson, James L, John M. Ivacevich and James H.Donelly, Jr. 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur,
Proses. Jakarta : Binaputra Aksara. hal : 28
38

1. Produktivitas

Menurut Robert M. Ranftl, “ada tujuh kunci untuk produktivitas


yang tinggi, yaitu 23:
1. Keahlian, manajemen yang bertanggung jawab
2. Kepemimpinan yang bersih
3. Kesederhanaan organisasi dan operasional
4. Kepegawaian yang efektif
5. Tugas yang sesuai
6. Perencanaan dan pengendalian umum
7. Pelatihan manajerial khusus

Pandangan tersebut menunjukkan bahwa ketujuh faktor kunci

produktivitas tinggi itu bertalian erat dengan manajemen SDM yang

menyangkut perencanaaan, pelaksanaan, kepemimpinan, dan tanggung

jawab. Dengan demikian, manajemen SDM juga memegang peranan

penting dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

2. Kualitas

Menurut Triguno mengartikan kualitas sebagai berikut :

“Kualitas sebagai suatu standar yang harus dicapai oleh


seseorang atau kelompok atau lembaga atau organisasi
mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja,
proses, dan hasil kerja atau produk yang berupa barang dan
jasa. Berkualitas mempunyai arti memuaskan kepada orang
yang dilayani, baik Internal maupun eksternal, dalam arti
optimal pemenuhan atas tuntutan atau persyaratan pelanggan
atau masyarakat”24.

23
Timpe, A. Dale. 2001. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia : Produktivitas. Jakarta : PT Gramedia.
hal:119
24
Triguno. 1997. Budaya Kerja : Menciptakan Lingkungan yang Kondusif untuk Meningkatkan Produktivitas
Kerja. Jakarta : Golden Teravon Press. hal : 75
39

3. Efisiensi

Tujuan setiap organisasi adalah efektif, bukan efisiensi karena

tidak semua yang efisien itu efektif. Apa gunanya membuat sebuah

organisasi atau sebuah sistem menjadi lebih efisien, jika organisasi

atau sistem itu sepenuhnya tidak efektif.

Dalam hal ini Gibson et al. mengemukakan bahwa :

“Efisiensi diartikan sebagai rasio keluaran dibanding masukan.


Kriteria jangka pendek ini memfokuskan pada siklus masukan-
proses-keluaran, dan bukannya menekankan pada elemen
masukan dan proses. Ukuran efisiensi termasuk tingkat
pendapatan dari kapasitas dan asset unit biaya, bahan buangan
dan pemborosan, waktu berhenti, tingkat hunian, dan biaya per
pasien, peristiwa dan per klien. Ukuran efisiensi tidak bisa
harus dalam bentuk rasio manfaat, biaya keluaran, atau
waktu25.”

4. Fleksibiltas
Menurut Gibson et al. yaitu, ada tiga aspek fleksibilitas yang

mempegaruhi efektivitas organisasi.

“Pertama, kemampuan dalam menjawab perubahan


lingkungan eksternal. Kedua, individu dan kelompok dalam
organisasi harus menjawab perubahan individu dan kelompok
lain dalam organisasi yang sama. Ketiga, organisasi harus dapat
mengadaptasikan praktik perencanaan, dan pengendalian serta
kebijakan untuk menjawab perubahan yang ada26.”

25
Op.Cit. Gibson et al. 51
26
Op.Cit. Gibson et al. 52
40

5. Keunggulan

Untuk jangka panjang, tentunya organisasi ingin terus bertahan,

dan ini dapat dicapai jika organisasi memiliki keunggulan, baik

keunggulan organisasi itu sendiri maupun keunggulan anggota

organisasi itu sendiri.

Menurut Gibson et al. mengenai keunggulan yaitu :

“Keunggulan organisasi merupakan kemampuan bersaing dari


organisasi dan anggota organisasi terhadap perubahan yang
ada. Kemampuan bersaing menunjukkan kemampuan
organisasi untuk tetap menjadi seseoarang yang dapat
diperhitungkan27.”

6. Pengembangan

Menurut Davis dan Newstroom ada dua alasan diperlukannya

pengembangan dalam organisasi.

“Pertama, struktur imbalan dalam pekerjaan tidak cukup


memperkuat pelatihan konvensional, sehingga seringkali gagal
mengalihkan hasil belajar ke dalam pekerjaan. Terlalu banyak
program yang dirancang dengan baik mengalami kegagalan
karena lingkungan kerja tidak menyediakan dukungan yang
diperlukan secukupnya. Kedua, laju perubahan itu sendiri yang
berlangsung dengan cepat yang mengharuskan organisasi
benar-benar luwes dalam rangka melangsungkan hidupnya dan
memperoleh keuntungan28.”

27
Op.Cit. Gibson et al. 54
28
Davis, Keith, And John W, Newstroom. 1996. Perilaku dalam Organisasi Jilid 1 dan 2. Jakarta : Gelora
Aksara Pratama. hal : 246
41

7. Kepuasan

Kepuasan ditujukan pada pemuasan karyawan terhadap pekerjaan

mereka dan peran organisasi. Dan Menurut Gibson et al. tentang

kepuasan adalah :

“Kepuasan dan moral merupakan istilah yang serupa dan


ditujukan pada seberapa besar organisasi memuaskan
kebutuhan karyawan. Ukuran kepuasan termasuk sikap
karyawan, keluar masuk karyawan, tingkat absensi,
keterlambatan, dan keluh kesah terhadap pekerjaan29.

2.1.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi

Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas

organisasi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikatakan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah

sebagai berikut: (1) Adanya tujuan yang jelas, (2) Struktur organisasi.

(3) Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat, (4) Adanya sistem

nilai yang dianut. Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan

yang jelas. Adanya tujuan akan memberikan motivasi untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya tujuan

organisasi mencakup beberapa fungsi diantaranya yaitu memberikan

pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan yang akan datang

yang senantiasa dikejar dan diwujudkan oleh organisasi.


29
Op.Cit. Gibson et al. 52
42

Tabel 2.1.2.4
Faktor-Faktor yang Menunjang Efektivitas

Karakteristik Organisasi Karakteristik Lingkungan


1. Struktur 1. Ekstern
a. Desentralisasi a. Kompleksitas
b. Spesialisasi b. Kestabilan
c. Formulasi c. Ketidakstabilan
d. Rentang Kendali 2. Intern
e. Besarnya Organisasi a. Orientasi pada Karya
2. Teknologi b. Pekerja sentries
a. Besarnya unit kerja c. Orientasi pada imbalan hukuman
b. Operasi d. Keamanan dan resiko
c. Bahan e. Keterbukaan dan pertahanan
d. Pengetahuan
Karakteristik Pegawai Kebijakan atau Praktek Manajemen
1. Keterkaitan pada Organisasi 1. Penyusunan tujuan strategis
2. Ketertarikan 2. Pemanfaatan atas sumber daya
3. Kemantapan Kerja 3. Penciptaan atas lingkungan prestasi
4. Keikatan 4. Proses komunikasi
Prestasi Kerja 5. Kepemimpinan dan pengambilan
1. Motivasi tujuan dan keterbukaan keputusan
2. Kemampuan
3. Kejelasan Peran
(Sumber : Steers, 1985:8)

Di bawah ini terdapat empat faktor yang mempengaruhi

efektivitas, yang dikemukakan oleh Steers 30:

1. Karakteristik Organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif


tetap seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat dalam
organisasi. Struktur merupakan cara yang unik menempatkan
manusia dalam rangka menciptakan sebuah organisasi. Dalam
struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian dari suatu hubungan
yang relatif tetap yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah
laku yang berorientasi pada tugas.

30
Op.Cit.Steers. 8
43

2. Karakteristik Lingkungan, mencakup dua aspek. Aspek pertama


adalah lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada di luar
batas organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi,
terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan.
Aspek kedua adalah lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim
organisasi yaitu lingkungan yang secara keseluruhan dalam
lingkungan organisasi.

3. Karakteristik Pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh


terhadap efektivitas. Di dalam diri setiap individu akan ditemukan
banyak perbedaan, akan tetapi kesadaran individu akan perbedaan
itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi
apabila suatu organisasi menginginkan keberhasilan, organisasi
tersebut harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan
tujuan organisasi.
4. Kebijakan dan praktek manajemen merupakan alat bagi pimpinan
untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan
organisasi. Dalam melaksanakan kebijakan dan praktek
manajemen harus memperhatikan manusia, tidak hanya
mementingkan strategi dan mekanisme kerja saja. Mekanisme ini
meliputi penyusunan tujuan strategis, pencarian dan pemanfaatan
atas sumber daya, penciptaan lingkungan prestasi, proses
komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta
adaptasi terhadap lingkungan organisasi.
Dari 4 faktor yang mempengaruhi Efektivitas Organisasi tersebut,

masing-masing indikator atau faktor dapat berpengaruh terhadap hasil

atau pencapaian tujuan organisasi. Karena dari karakteristik suatu

organisasi yang terdapat pada faktor pertama tersebut memiliki suatu

hubungan yang bersifat relatif tetap atau tidak berubah , sama seperti

susunan sumber daya manusia (struktur organisasi) yang terdapat

dalam suatu organisasi tertentu. Untuk faktor yang mempengaruhi

efektivitas organisasi yang kedua adalah karakteristik lingkungan

organisasi. Di dalam lingkungan organisasi terdapat 2 macam


44

lingkungan organisasi, yaitu lingkungan eksternal dan internal

organisasi. Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada

di luar batas organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi,

terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan. Dan

yang kedua adalah lingkungan internal organisasi yang merupakan

suatu bentuk iklim organisasi yaitu keadaan lingkungan organisasi

yang secara keseluruhan berada di dalam lingkungan organisasi. Untuk

faktor ketiga yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah

karakteristik pekerja, yang merupakan faktor yang paling berpengaruh

terhadap efektivitas organisasi. Apabila suatu organisasi ingin berhasil

dan mencapai suatu keefektivitasan, maka organisasi tersebut harus

dapat mengintegrasikan tujuan pegawai dengan tujuan organisasi. Dan

faktor yang terakhir mempengaruhi efektivitas organisasi adalah

kebijakan dan praktek manajemen yang merupakan alat bagi pimpinan

untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi.

Dalam menjalankan kebijakan dan praktek manajemen harus

memperhatikan pegawai, tidak hanya sekadar mementingkan strategi

dan mekanisme kerja saja, akan tetapi mekanisme ini meliputi

penyusunan tujuan strategis, pencarian dan pemanfaatan atas sumber

daya manusia, penciptaan prestasi kerja, proses komunikasi,

kepemimpinan dan pengambilan keputusan.


45

2.2 Kerangka Berpikir

Mengingat keberadaan pegawai dan kinerja pegawai dalam suatu

organisasi sangat diyakini kepentingannya untuk mengukur atau sebagai

suatu tolak ukur keberhasilan pencapaian hasil kerja organiasi tersebut

secara optimal dan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Pegawai yang memiliki tingkat kinerja yang tinggi, berdedikasi

tinggi terhadap pekerjaannya dan bertanggung jawab serta melaksanakan

pekerjaannya secara baik dan benar akan dapat mempengaruhi dalam

tercapainya tujuan dalam pembangunan karena tenaga kerja tersebut

memiliki peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi maju mundurnya

dan keefektifan suatu organisasi.

Kualitas kerja (Quality of Work) pegawai yang baik atau tidak dalam

sebuah organisasi atau kantor sangat berpengaruh terhadap karakteristik

organisasi dan karakteristik SDM (pegawai) yang bekerja didalamnya. Hal

ini dikarenakan setiap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai itu

menentukan baik atau buruknya suatu pekerjaan yang diterima oleh

pegawai, karakteristik organisasi dibentuk juga dari kinerja pegawai yang

optimal dalam setiap pekerjaan yang diselesaikan dan karakteristik pegawai

atau SDM itu ditentukan juga oleh kualitas pekerjaan yang dihasilkan oleh

pegawai tersebut.
46

Hubungan komunikasi (Communication) sangat penting peranannya

dalam setiap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai maupun oleh pimpinan

(kepala kecamatan), hubungan komunikasi yang baik itu bisa tercipta

apabila terjalin suatu koordinasi yang baik antara kepala seksi dengan

pegawai dibawahnya maupun antara sesama pegawai dan antara pegawai

terhadap kepala Seksi maupun terhadap pimpinannya. Apabila tercipta suatu

keterbukaan informasi yang jelas antara pegawai maupun antara satu seksi

terhadap seksi yang lainnya, sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi

(miss communication) antara pegawai satu dengan yang lainnya maupun

antara pimpinan dengan pegawainya maupun antara seksi satu dengan yang

lainnya. Komunikasi bisa mempengaruhi terhadap banyak variabel yang

akan diteliti di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, salah

satu contohnya yaitu : komunikasi dapat mempengaruhi terhadap

karakteristik lingkungan internal dan eksternal dalam hal kestabilan maupun

ketidakstabilan lingkungan kerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang dan keterbukaan informasi serta keterbukaan

koordinasi antara keseluruhan pegawai yang bekerja di Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

Kecepatan bekerja (Promptness) pegawai juga dapat mempengaruhi

beberapa faktor yang menunjang efektivitas organisasi yakni : karakteristik

organisasi dan karakteristik pegawai. Dalam hal ini kecepatan kerja dapat
47

diukur oleh tingkat ketepatan waktu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

(Tupoksi) pegawai. Kaitannya dengan karakteristik pegawai yaitu dalam hal

kecepatan kerja pegawai berpengaruh terhadap kemantapan (keyakinan)

terhadap pekerjaannya, adanya motivasi diri yang memacu untuk bekerja

lebih baik dari dalam diri pegawai dan kemampuan pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan secara cepat dan tepat waktu. Sedangkan kaitannya

dengan karakteristik organisasi yaitu kecepatan kerja pegawai dapat

menentukan organisasi itu telah mencapai tujuannya atau tidak dengan

rentang waktu yang cepat dan mengukur tingkat efisiensi organisasi yang

didapat dari hasil kinerja pegawai tersebut.

Selanjutnya kemampuan bekerja yang dimiliki oleh pegawai di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang ini juga memiliki

pengaruh dalam hal karakteristik pegawai dan lingkungan pekerjaan yang

akan tercipta apabila pegawai dapat bekerja sesuai dengan latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan pekerjaannya serta sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki pegawai tersebut dalam menyelesaikan pekerjaan

yang diberikan oleh pimpinannya apakah sudah sesuai dengan Tugas Pokok

dan fungsi (Tupoksi) pekerjaan yang dilakukan.

Dan variabel kinerja pegawai yang dapat berpengaruh terhadap

efektivitas organisasi selanjutnya adalah inisiatif. Setiap pegawai harus

mampu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh kepala seksi atau


48

Kepala Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang secara langsung

terhadap pegawainya atas dasar inisiatif diri pegawai itu sendiri dalam

menyelesaikan pekerjaannya dan dalam setiap tindakan yang akan dilakukan

oleh pegawai tersebut serta dalam upaya mempercepat penyelesaian

pekerjaan yang diberikan oleh kepala seksi atau pimpinan.

Selanjutnya faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas organisasi

yang di berikan dari kinerja pegawai yang baik adalah suatu karakteristik

individu yang berpegang teguh pada tujuan utama organisasi agar dapat

meraih tujuan organisasi itu sesuai dengan apa yang telah direncanakan

sebelumnya.
49

Berdasarkan dari beberapa penjelesan dan keterkaitan antara variabel

kinerja dengan efektivitas yang telah dipaparkan. Maka kerangka pemikiran

dari penelitian ini dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :


Permasalahan yang terjadi

1. Kualitas pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan kuantitas pegawai di Kantor
Kecamatan Kelapa Dua kabupaten Tangerang yang berjumlah sebanyak 50 orang.
2. Kurang terjalinnya hubungan komunikasi yang baik antara pegawai dengan pimpinan
maupun sebaliknya.
3. Perilaku Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak menunujukan suatu kinerja pegawai
yang optimal.

VARIABEL X VARIABEL Y
Kinerja Pegawai Efektivitas Organisasi

1. Quality of Work 1. Karakteristik Organisasi


2. Coomunication 2. Karakteristik Lingkungan
3. Promptness 3. Karakteristik Pegawai (SDM)
4. Capability 4. Kebijakan atau Praktek
5. Initiative Manajemen

Richard M. Steers
T.R Michel
(Steers, M. Richard. 1985. Efektivitas
(Sedarmayanti. 1995. Sumber Daya Organisasi.
Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta : Erlangga. Hal : 8)
Bandung : Ilham Jaya. Hal : 79)

Outcome

Terciptanya efektivitas Organisasi di Kantor Kecamatan


Kelapa Dua Kabupaten Tangerang yang di pengaruhi oleh
Kinerja Pegawai

Keterangan :
Variabel X : Variabel Bebas (yang mempengaruhi)
Variabel Y : Variabel Terikat (yang dipengaruhi)

Gambar 2.2 Skema Bagan Variabel X (Kinerja Pegawai) dan


Variabel Y (Efektivitas Organisasi)
50

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut Uma Sekaran hipotesis adalah sebagai berikut :

“Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara


logis di antara dua variabel atau lebih yang diungkapkan dalam bentuk
pernyataan yang dapat diuji, hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan
jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang telah
dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan
menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat
ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi31.

Hipotesis tersebut diuji secara statistik dengan taraf kesalahan sebesar 5%

sehingga menjadi :

a. Apabila Ho (Hipotesis Nol) : ρ (nilai korelasi dalam formulasi yang

dihipotesiskan) = 0; berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara kinerja pegawai terhadap Efektivitas Organisasi di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

b. Apabila Ha (Hipotesis Alternatif) : ρ (nilai korelasi dalam formulasi

yang dihipotesiskan) ≠ 0; berarti terdapat pengaruh yang signifikan

antara kinerja pegawai terhadap Efektivitas Organisasi di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, penulis


mengajukan hipotesis penelitian seperti berikut : “Terdapat Pengaruh yang
Signifikan Antara Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di
Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang”
31
Sekaran, Uma. 2007. Research Methods For Business. Jakarta : Salemba Empat. hal : 50
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pendekatan masalah yang digunakan adalah fokus pada masalah

kinerja pegawai yang berhubungan erat dengan suatu pencapaian hasil

kerja (efektivitas) Organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang, yaitu sebuah pendekatan yang dilakukan dalam menganalisa

beberapa masalah dan unsur yang difokuskan pada kinerja pegawai,

khususnya pencapaian kerja dengan melakukan suatu pendekatan

penelitian kuantitatif terutama pada fokus masalah kinerja pegawai

terhadap efektivitas Organisasi tersebut. Dan tujuannya untuk mengatasai

masalah-masalah yang ada pada kinerja pegawai dengan menggunakan

metode kuantitatif pada penelitian ini.

Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono adalah sebagai berikut :

“Pada hakikatnya ialah menggali data yang bersifat empirik dan


terukur, serta data yang diperoleh bisa berbentuk suatu hasil
jawaban dari pertanyaan yang dibuat dari kuesioner peneliti
terhadap responden di lapangan, Dengan metode kuantitatif hanya
dapat digali fakta-fakta yang bersifat empiric dan terukur. Fakta-
fakta yang tidak tampak oleh indera akan sulit di ungkapkan32.”

32
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung . Alfabeta.. hal : 15

51
52

Dengan digunakan metode kuantitatif, maka data yang didapat

akan lebih tuntas, lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna,

sehingga tujuan penelitian dapat di capai. Dengan metode kuantitatif,

hanya bisa diteliti beberapa variabel saja, sehingga seluruh permasalahan

yang telah dirumuskan akan terjawab.

Dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh

antara Kinerja pegawai yang terdiri dari beberapa variabel pendukung

dalam penelitian ini terhadap Efektivitas Organisasi di Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan

dalam pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpulan data

(Instrumen penelitian). Dalam penelitian ini dapat dilaksanakan beberapa

cara pengumpulan data dan penggunaan instrument yang tepat,

diantaranya sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data Primer

pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi

penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan

instrumen sebagai berikut :

1. Metode angket (kuesioner), yaitu pemberian daftar pertanyaan

secara random kepada responden.


53

2. Metode observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung

terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus

penelitian. Penyebaran Angket atau Kuesioner

Angket ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan Kinerja Pegawai terhadap Efektivitas Organisasi di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Agar angket tersebut

menjadi representatif terhadap permasalahan yang akan diteliti, maka

angket tersebut didasarkan atas kisi-kisi yang diambil dari batasan

operasional Kinerja Pegawai kecamatan terhadap Efektivitas

Organisasi. Adapun format kisi-kisi tersebut tergambar pada tabel

berikut :

Tabel 3.2.1
Indikator Variabel X

Variabel Definisi Dimensi Indikator atau data yang Item Pertanyaan


Utama Operasional Dibutuhkan
Variabel X Kinerja 1. Kualitas a. Ketelitian dan 1,2,3,4
Kinerja merupakan Pekerjaan kerapihan kerja
Pegawai hasil kerja (Quality of Work) b. Kecepatan
(T.R Michel) yang penyelesaian kerja
telah
c. Ketrampilan dan
dicapai oleh kecapakan kerja
seseorang d. Kemampuan bekerja
ataupun
sekelompok
orang dalam a. Hubungan
2. Komunikasi komunikasi dengan
Organisasi sesama pegawai
baik formal (Communication)
yang berkaitan 5,6,7,8,9,
maupun dengan masalah 10
informal, pekerjaan
publik b. Interaksi antar
maupun pegawai yang
berbeda seksi
swasta yang
54

sangat c. Arahan dan


dipengaruhi bimbingan dari
oleh beberapa kepala Seksi
terhadap pegawai
faktor tersebut
d. Koordinasi dan
lebih keikutsertaan
difokuskan pegawai dalam
pada individu setiap rapat kerja
yang terlibat e. Interaksi dari
langsung pimpinan atau
didalam kepala seksi
terhadap pegawai
organisasi
f. Kepala kecamatan
dalam usaha (Camat) terhadap
pencapaian pegawai
kerja

3. Ketepatan a. Penyelesaian
Waktu pekerjaan yang 11,12
(Promptness) sesuai dengan waktu
b. Pekerjaan pegawai
yang sesuai dengan
Tupoksi

a. Pekerjaan dapat
dikerjakan dengan
usaha yang
4. Kemampuan
maksinal
Kerja
b. Latar belakang
(Capability)
pendidikan yang
disesuaikan dengan 13,14,15, 16,17
pekerjaan
c. Latar belakang
keahlian disesuaikan
dengan pekerjaan
yang diberikan oleh
Kepala Seksi
55

a. Berinisiatif dalam
setiap tindakan yang
dilakukan pegawai
b. Berinisiatif sendiri
5. Inisiatif
dalam usaha
(Initiative)
mempercepat
pekerjaan yang
diberikan
c. Pegawai berinisiatif 18,19,20
dalam upaya
peningkatan kinerja
pegawai

Sumber : Kisi-kisi kuisioner peneliti 2012

Tabel 3.2.2
Indikator Variabel Y

Variabel Definisi Dimensi Indikator atau Data yang Item Pertanyaan


Utama Operasional Dibutuhkan

Variabel Y Efektivitas 1. Karakteristik a. Karakteristik 21,22,23


merupakan Organisasi organiasasi
Efektivitas fungsi dari disesuaikan dari
Organisasi manejemen, struktur organisasi
(Richard dimana dalam kecamatan
M.Steers) sebuah b. Susunan organisasi
efektivitas ditempatkan
diperlukan pegawai sesuai
adanya dengan kemampuan
prosedur, yang dimiliki
strategi, pegawai
kebijaksanaan, c. Struktur organisasi
program dan yang sudah
pedoman. ditetapkan
Tercapainya menghasilkan suatu
tujuan itu efektivitas
adalah efektif organisasi yang
sebab sesuai dengan
mempunyai Tupoksi
efek atau
pengaruh yang
besar terhadap
56

kepentingan a. Lingkungan
bersama. organisasi di kantor 24,25,26,27
2. Karakteristik kecamatan ini
Lingkungan selalu berjalan stabil
atau sebaliknya
b. Lingkungan bekerja
di kantor
kecamatan ini
selalu mengalami
masalah yang
kompleks
c. Lingkungan kerja
di kantor
kecamatan ini
selalu berorientasi
pada karya dan
imbalan atas suatu
pekerjaan yang
dilakukan
d. Lingkungan kerja
di Kantor
Kecamatan ini
selalu terbuka antara
satu dengan yang
lainnya dalam segi
informasi pekerjaan

a. Pegawai sering 28,29,30,31,


bersenda gurau 32, 33,34
3. Karakteristik (mengobrol) dengan
Pekerja sesama rekan kerja
(SDM) pada saat jam kerja
b. Setiap pekerjaan
yang dikerjakan
dengan sepenuh
hati
c. Keterbukaan
informasi antar
sesama rekan kerja
mengenai masalah
pekerjaan
57

d. Rasa malas dan


jenuh terhadap
pekerjaan yang
hampir sama tiap
hari
e. Seluruh pegawai
datang dan pulang
selalu tepat waktu
f. Pegawai selalu
disiplin dan
bertanggung jawab
terhadap pekerjaan
g. Perilaku pegawai
sudah menunjukkan
suatu kualitas
kinerja yang
optimal

a. Penyusunan tujuan
startegis (kebijakan) 35,36,37,
4. Kebijakan organisasi 38,39,40
dan Praktek melibatkan pegawai
Manajemen yang berkaitan
b. Proses pencarian
dan pemanfaatan
atas sumber daya
yang berpotensi
selalu melibatkan
pegawai
c. Proses komunikasi
dari pimpinan
Kecamatan dengan
pegawai berjalan
dengan baik
d. Pegawai dilibatkan
dalam keikutsertaan
kegiatan penting di
kantor kecamatan
e. Kebijakan Camat
dapat diterima dan
beradaptasi dengan
cepat terhadap
lingkungan
organisasi
58

f. Kepala kecamatan
dan pimpinan
lainnya di kantor
kecamatan sudah
menjalankan
tugasnya dengan
baik dan benar serta
bijaksana
Sumber : Kisi-kisi kuisioner peneliti 2012

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pernyataan

maka ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang

bersifat kuantitatif.

Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam

penelitian ini adalah memakai skala Likert untuk menilai jawaban

kuesioner33.

Adapun skor setiap pernyataan yang ditentukan adalah sebagai

berikut :

a. Apabila responden menjawab SANGAT SETUJU diberi skor 4

b. Apabila responden menjawab SETUJU diberi skor 3

c. Apabila responden menjawab TIDAK SETUJU diberi skor 2

d. Apabila responden menjawab SANGAT TIDAK SETUJU diberi

skor 1

33
Loc.Cit. Sugiyono. 107
59

Instrumen penelitian ini dapat dibuat dalam bentuk check list atau

pilihan ganda, hasil angket kuesioner ditabulasi dalam bentuk tabulasi

data hasil angket. Agar angket yang digunakan memenuhi persyaratan

angket terlebih dahulu untuk diuji validitas dan reliabilitasnya.

Untuk uji validitas isi yakni membandingkan isi angket dengan

seperangkat indikator yang ada dalam kisi-kisi angket. Selain itu

angket juga dikonsultasikan dengan subjek yang memiliki pengetahuan

yang memadai di bidangnya.

Dalam hasil angket peneliti anggap sudah memenuhi syarat

normalitas dan homogenitasnya, sebab cara pengisian angket diamati

secara cermat, diberi penjelasan secara gambling dan pegawai sebagai

responden juga bersifat homogen.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu melakukan kegiatan tinjauan

kepustakaan (Library Research) yaitu metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan menelaah dan membahas keterkaitan hasil penelitian

dari sumber buku-buku literatur serta sumber-sumber data terkait

lainnya, baik dari dokumen yang didapat dari Bagian Umum dan

Kepegawaian Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, maupun

dari buku yang secara ilmiah berkaitan dengan Skripsi ini, sehingga

berguna bagi penulis sebagai pedoman untuk melakukan penelitian dan

dapat dijadikan sebagai studi perbandingan antara teori dan praktik.


60

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Definisi populasi menurut Sugiyono adalah sebagai berikut :

“Suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek


yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari dan kemudian
dapat ditarik kesimpulannya34.”

Populasi itu bukan hanya orang, akan tetapi juga berupa objek

dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek

atau objek tersebut

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan

atau pegawai yang terdaftar dan aktif bekerja di Kecamatan Kelapa

Dua Kabupaten Tangerang sebanyak 50 orang responden.

34
Loc.Cit. Sugiyono. 107
61

3.3.2 Sampel

Sedangkan pengertian sampel menurut Sugiyono yaitu :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki


oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu, sampel yang digunakan dari populasi
harus benar-benar mewakili35.”

Penentuan besarnya sampel atau suatu penelitian, tidak ada

aturan yang pasti, hal ini sesuai dengan penjelasan yang

dikemukakan oleh S. Nasution, bahwa :

“Di dalam penelitian, sampel tidak ada aturan yang tegas tentang
jumlah yang dipersyaratkan untuk suatu penelitian dari populasi
yang tersedia, juga tidak ada batasan yang jelas apa yang
dimaksud dengan sampel yang besar dan yang kecil36.”
Sedangkan sampel yang akan ditentukan dan dipilih dalam

penelitian ini adalah berdasarkan pada teknik Sampel Jenuh yang

teknik penentuan sampelnya bila semua anggota populasi itu

digunakan oleh peneliti sebagai sampel dikarenakan jumlah

populasi yang relatif sedikit atau kecil yang berjumlah 50 orang.

35
Loc.Cit. Sugiyono. 90-91
36
Nasution, S. 1996. Metode Research. Jakarta. Bumi Aksara. cetakan ke -18 hal : 101
62

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data dari lapangan selesai dilakukan,

maka menurut Sony Sumarsono tahap berikutnya adalah tahap analisis

data.

“Pada tahap ini, data diolah sedemikian rupa, sehingga berhasil


dikumpulkan kebenarannya yang dapat dipakai untuk menjawab
persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Dalam
pengelolaan data, ada beberapa langkah yang harus dilakukan
antara lain37:

a. Editing, merupakan kegiatan memperbaiki kualitas data (mentah)

serta menghilangkan keraguan akan kebenaran atau ketepatan data

mentah tersebut. Editing dilakukan terhadap kelengkapan dan

kejelasan jawaban dari butir-butir pertanyaan yang telah dibuat.

b. Coding dan Scoring, merupakan usaha mengklasifikasi atau

mengelompokkan jawaban responden berdasarkan macamnya, dengan

cara memberikan kode terhadap jawaban responden dalam kuesioner

sesuai dengan kategori masing-masing, kemudian diberikan skor

dengan menggunakan skala likert.

c. Tabulating. Hal ini berarti menunjuk kepada kegiatan

mengorganisasikan data ke dalam susunan-susunan tertentu berupa

table-tabel dalam rangka penginterpretasian data sesuai dengan

analisis yang dibutuhkan.

37
Sony Sumarsono . 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
63

Setelah data diolah, maka tahap selanjutnya adalah analisis data.

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan

menyajikan data dengan mengelompokkan dalam suatu bentuk yang

berarti, sehingga dapat mudah dipahami dan diinterpretasi oleh pembaca

atau penguji. Dalam metode analisis yang digunakan oelh peneliti dengan

metode kuantitatif. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dari jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan.

3.5 Pengujian Data

3.5.1 Uji Validitas

Dalam menguji suatu data hasil penelitian diperlukan suatu tahapan

yakni uji validitas data, dan menurut Sugiyono, bahwa :

“Uji validitas berfungsi untuk menunjukkan tingkat kesalahan


suatu instrument. Instrument yang sahih memiliki tingkat validitas.
Instrument dikatakan sahih apabila mampu mengukur variabel-
variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu
menunujukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran38”.

38
Loc.Cit. Sugiyono. hal :90
64

Rumus uji validitas adalah sebagai berikut:

rxy = n (∑XY) – (∑X) . (∑Y)


√ {n(∑X2) – (∑X)2 } . {n(∑Y2) – (∑Y)2}

Keterangan :

rxy = Angka Indeks Korelasi Product Moment

X = Jumlah Skor X

Y = Jumlah Skor Y

XY = Jumlah perkalian X dan Y

∑X2 = Jumlah Skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑Y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

n = Banyaknya Sampel

3.5.2 Uji Reliabilitas

Peneliti melakukan uji reliabilitas guna untuk mengukur dari

sebuah instrumen, dimana uji reliabilitas terhadap instrumen yang

dinyatakan valid, sedangkan isntrumen yang dinyatakan tidak valid maka

tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam pengukuran reliabilitas dapat

menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS 17.0.


65

Untuk menganalisa data hasil uji instrument guna mengetahui

reliabilitasnya. Dan kemudian dicari reliabilitasnya keseluruhan

pernyataan dengan rumus Spearman Brown, sebagai berikut :

r = 2r ½ ½ Atau r = 2 . r xy
1+r½½ 1 + rxy

r = Koefisien Korelasi keseluruhan pernyataan (Item)


1 ½ ½ = Koefisien Korelasi antara kedua belahan
Kemudian r dikonsultasikan ke tabel r dengan taraf siginifikansi

0.05 pada df = n-2

3.5.3 Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

Uji koefisien korelasi pearson product moment bertujuan untuk

mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara variabel X (Kinerja

Pegawai) terhadap variabel Y (Efektivitas Organisasi) atau untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh antara satu variabel dengan variabel

lainnya. Teknik Korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus

sebagai berikut:

rxy = n (∑XY) – (∑X) . (∑Y)


√ {n(∑X2) – (∑X)2 } . {n(∑Y2) – (∑Y)2}
66

Keterangan :

rxy = Angka Indeks Korelasi Product Moment

X = Jumlah Skor X

Y = Jumlah Skor Y

XY = Jumlah perkalian X dan Y

∑X2 = Jumlah Skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑Y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

n = Banyaknya Sampel

Selanjutnya, untuk menentukan tingkat koefisien variabel data

yang akan dianalisis, maka digunakan interpretasi koefisien yaitu sebagai

berikut :

Tabel 3.5.3

Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi

Besarnya Nilai r Tingkat Hubungan


Antara 0.00 – 0.199 Sangat rendah
Antara 0.20 – 0.399 Rendah
Antara 0.40 – 0.599 Sedang
Antara 0.60 – 0.799 Kuat
Antara 0.80 – 1.000 Sangat Kuat
(Sumber : Sugiyono, 2009:214)
67

3.5.4 Uji Determinasi

Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel X (Kinerja

pegawai) terhadap variabel Y (Efektivitas organisasi). Dapat dilakukan

dengan cara menghitung koefisien determinasi, dengan cara

mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi, koefisien determinasinya

adalah sebagai berikut :

Kd = r2x100%

Keterangan :

Kd = Keofisen Determinasi

r2 = Kuadrat Koefisien Pearson


68

3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi atau lokus penelitian skripsi dilakukan di Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang yang pelaksanaannya dimulai dari

bulan Oktober 2011 hingga Maret 2012, dengan rincian jadwal penelitian

sebagai berikut :

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian


Waktu Penelitian
No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi
Judul Skripsi
2 Penelitian
Pendahuluan
3 Observasi
Awal
4 Bimbingan
BAB I, BAB
II, dan BAB
III
5 Revisi BAB I,
BAB II dan
BAB III
6 Seminar
Proposal
Skripsi
7 Pengolahan
dan Analisis
Data
8 Penyusunan
Hasil
Penelitian
9 Penyusunan
Laporan
Penelitian
10 Bimbingan
Laporan
Penelitian
Skripsi
11 Penyempurna
an (Revisi)
Skripsi
12 Penggandaan
Skripsi
13 Sidang Skripsi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

4.1.1.1 Keadaan Geografis

Pemerintah Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang yang

mempunyai luas wilayah ± 2927 dan berpenduduk 168.162 orang yang

terdiri dengan kepadatan ± 38 jiwa/Ha, dan mempunyai wilayah

pemerintahan desa sebanyak 1 desa dan 5 kelurahan dengan batas-batas

sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kota Tangerang


2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan
Pagedangan dan Kecamatan Legok
3. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Curug
4. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Serpong
Utara

Berdasarkan RUTR Pemerintah Kabupaten Tangerang, Kecamatan

Kelapa Dua adalah merupakan daerah pemukiman, perdagangan, dan

pertanian.

Namun saat ini dengan pesatnya pembangunan perumahan oleh

Summarecon dan Paramount, sehingga lahan pertanian sudah habis dan

69
70

usaha yang sangat menonjol secara keseluruhan adalah dibidang usaha

perdagangan dan jasa.

4.1.1.2 Keadaan Demografi

Kecamatan Kelapa Dua yang memiliki jumlah Mall berskala besar

yaitu LIPPO Karawaci dan Summarecon Mall Serpong serta pertokoan

yang secara keseluruhan berjumlah ± 900 ruko besar maupun kecil yang

dapat menyerap tenaga kerja ± 4500 orang.

Masyarakat Kecamatan Kelapa Dua relatif sudah heterogen, yaitu

berasal dari berbagai Suku, Agama, Ras dan Sosial Budaya serta jenis

pekerjaannya dapat hidup berdampingan dalam kehidupan bermasyarakat

yang bertempat tinggal di komplek perumahan yang berada di semua

kelurahan dan desa wilayah Kecamatan Kelapa Dua tahun 2011,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Penduduk : 168.162 jiwa

a. Laki-laki : 83.227 jiwa

b. Perempuan : 84.935 jiwa

2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

a. Pegawai Negeri Sipil : 2.938 jiwa

b. TNI : 129 jiwa

c. POLRI : 62 jiwa

d. Pensiunan (PNS,TNI,POLRI) : 555 jiwa


71

e. Pegawai Swasta : 15.927 jiwa

f. Petani : 549 jiwa

g. Buruh : 17.362 jiwa

h. Pengrajin : 45 jiwa

i. Pedagang Besar : 127 jiwa

j. Pedagang Kecil : 1.550 jiwa

k. Pengangguran : 1.853 jiwa

3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

a. Mampu : 17.810 jiwa

b. Sederhana : 9.596 jiwa

c. Miskin : 3.075 jiwa

4.1.1.3 Keadaan Kelembagaan

Kecamatan Kelapa Dua yang terdiri dari 5 kelurahan dan 1

desa ini diantaranya adalah :

1. Kelurahan Bencongan

2. Kelurahan Bencongan Indah

3. Kelurahan Kelapa Dua

4. Kelurahan Pakulonan barat

5. Kelurahan Bojong Nangka

6. Desa Curug Sangereng


72

4.1.2 Pemerintahan Kelapa Dua

4.1.2.1 Dasar Hukum

a. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

b. Undang-Undang nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor

43 tahun 1999.

c. Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

d. Peraturan Daerah nomor 16 tahun 2004 tentang Organisasi

Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang.

e. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 46 tahun 2007 tentang

Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan kepada Kecamatan.

4.1.2.2 Susunan Organisasi Kecamatan Kelapa Dua

Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten yang

mempunyai wilayah kerja di kecamatan dan dipimpin oleh seorang camat.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kecamatan Kelapa Dua

berpedoman pada Peraturan Bupati Tangerang nomor 45 tahun 2008

tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja kecamatan di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Tangerang. Adapun susunan organisasi

Kecamatan Kelapa Dua, terdiri dari :


73

a. Camat

b. Sekretariat Kecamatan

1. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Seksi Pemerintahan

d. Seksi Kesejahteraan Sosial

e. Seksi Pembangunan

f. Seksi Pengembangan Ekonomi

g. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

h. Jabatan Fungsional
74

Gambar 4.1.2.2

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KECAMATAN

KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

CAMAT

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIAT KECAMATAN


FUNGSIONAL

KEPALA SUB KEPALA SUB BAGIAN


BAGIAN UMUM PERENCANAAN DAN
DAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


PEMERINTAHAN PEREKONOMIAN KETENTRAMAN DAN
KETERTIBAN

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN
SOSIAL

LURAH LURAH LURAH


BENCONGAN BENCONGAN INDAH
KELAPA DUA

KEPALA DESA LURAH LURAH


CURUG SANGERENG BOJONGNANGKA PAKULONAN BARAT

Sumber : Profil Kecamatan Kelapa Dua 2011


75

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang adalah menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat,

pengelola fasilitas umum, mengembangkan ekonomi dan usaha daerah

serta tugas-tugas lain yang dilimpahkan kepada Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang berdasarkan SOTK adalah sebagai berikut :

A. CAMAT

1. Camat sebagai pelaksana Pemerintah Daerah di tingkat

kecamatan mempunyai rincian tugas melaksanakan

kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh Bupati dan

tugas pemerintahannya.

2. Untuk melaksanakan rincian tugas sebagaimana dimaksud

pada butir 1, kecamatan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan perencanaan dan perumusan bahan kebijakan

program kerja bidang pemerintahan, ketentraman, dan

ketertiban umum, pembangunan, pengembangan ekonomi,

dan kesejahteraan sosial.

b. Pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan, penganalisasian

data dibidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban

umum, pembangunan, pengembangan ekonomi dan

kesejahteraan sosial.
76

c. Penyelenggaraan kegiatan perumusan, ketentraman dan

ketertiban umum, pembangunan, pengembangan ekonomi

dan kesejahteraan sosial.

d. Pelaksanaan inventaris aset daerah atau kekayaan daerah

lainnya yang ada di wilayah kecamatan serta pemeliharaan

dan pengelolaan fasilitas umum dan fasilitas sosial.

e. Pelaksanaan pertimbangan pengangkatan kepala kelurahan.

f. Pelaksanaan peningkatan usaha-usaha pengembangan

ekonomi desa dan kelurahan.

g. Pelaksanaan ketatusahaan umum dan kepegawaian,

perencanaan dan keuangan.

h. Pelaksanaan pemberian rekomendasi atau perizinan

kewenangan di bidang pemerintahan, ketentraman dan

ketertiban umum, pembangunan, pengembangan ekonomi

dan kesejahteraan sosial sesuai dengan kewenangannya.

i. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian

penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan.

j. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau lembaga

lainnya terkait dengan kegiatan pemerintahan kecamatan.

k. Pelaksanaan pengawasan, monitoring dan evaluasi,

pengendalian serta pelaporan kegiatan pemerintahan

kecamatan.
77

l. Pelaksanaan urusan pemerintahan lainnya yang

dilimpahkan kecamatan.

3. Kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang dalam

melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah Tangerang.

B. Sekretariat Kecamatan

Sekretariat mempunyai rincian tugas membantu camat

dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan meliputi urusan

ketatausahaan, rumah tangga, umum, dan kepegawaian,

perencanaan dan keuangan.

Sekretariat kecamatan dipimpin oleh sekretaris kecamatan,

lebih lanjut sekretariat kecamatan terdiri dari Sub Bagian Umum

dan Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub bagian umum dan kepegawaian dikepalai oleh seorang

kepala sub bagian yang bertanggung jawab pada sekretaris

kecamatan. Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai

tugas perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan

pengendalian urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga,

perlengkapan, penyusunan rencana kebutuhan serta


78

pengolahan administrasi kepegawaian dilakukan oleh sub

bagian umum dan kepegawaian.

Adapun fungsi sub bagian umum dan kepegawaian dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Perencanaan dan perumusan bahan kebijakan kegiatan

umum dan kepegawaian di lingkungan kecamatan

b. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan

data kegiatan umum dan kepegawaian

c. Pelaksanaan pengelolaan kegiatan ketatausahaan meliputi

surat menyurat, pengetikan, penggandaan, pengiriman dan

pengarsipan

d. Pelaksanaan pengurusan administrasi penjelasan dinas

e. Pelaksanaan inventarisasi, penggandaan, penditribusian,

dan pemeliharaan barang-barang prasarana dan sarana

inventaris kantor dan rumah tangga kecamatan

f. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian

meliputi data pegawai, perpindahan, kepangkatan dan

pemberitahuan pegawai di lingkungan kecamatan

g. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pegawai di

lingkungan kecamatan

h. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau lembaga lain

terkait kegiatan umum dan kepegawaian


79

i. Pelaksanaan pengawasan dan monitoring dan evaluasi

pengendalian serta pelaporan kegiatan umum dan

kepegawaian

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atas

sesuai dengan bidang tugasnya

Program kerja merupakan suatu rencana kerja yang

dituangkan dalam bentuk tulisan, baik berupa kata-kata, angka

dan grafik sehingga bisa menjadi bahan acuan atau pedoman

dalam melaksanakan suatu program kerja. Adapun penyusunan

program kerja sub bagian umum dan kepegawaian itu merujuk

pada Peraturan Bupati Tangerang nomor 45 tahun 2008

mengenai rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan di

Lingkungan Kabupaten Tangerang.

2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

Sub bagian perencanaan dan keuangan dikepalai oleh

seorang Kepala Sub Bagian yang bertanggung jawab langsung

pada Sekretaris kecamatan. Sub bagian perencanaan dan

keuangan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

koordinasi, pengawasan dan pengendalian yang meliputi

inventarisasi dan identifikasi data, perumusan dan penyusunan

program serta evaluasi kegiatan rencana anggaran belanja


80

kecamatan, pembukuan, perhitungan anggaran dan verifikasi

serta pengurusan keuangan kecamatan.

Adapun fungsi sub bagian perencanaan dan keuangan

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Perencanaandan perumusan bahan kebijakan program kerja

dibidang perencanaan dan keuangan

b. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan

data kegiatan perencanaan dan keuangan

c. Pelaksanaan penyusunan pedoman dan kebijakan serta

dalam program kerja kecamatan meliputi penyusunan

Lakip, Renstra, Rencana kegiatan, Keorganisasian dan

ketatalaksanaan

d. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan administrasi keuangan

meliputi penyusunan anggaran, pencairan, pembukuan dan

pelaporan pertanggung jawaban anggaran

e. Pelaksanaan usulan perbaikan dan perubahan anggaran

kecamatan

f. Pelaksanaan penyusunan laporan Neraca Keuangan

g. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau lembaga

lainnya terkait dengan kegiatan perencanaan dan keuangan

h. Pelaksanaan pengawasan monitoring dan evaluasi

pengendalian serta pelaporan kegiatan perencanaan dan

keuangan
81

i. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai

dengan bidang tugasnya

Maksud penyusunan program kerja Sub Bagian

Perencanaan dan Keuangan Kecamatan Kelapa Dua yakni

sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja sub bagian

perencanaan dan keuangan dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi kerja yang tertuang dalam

perencanaan yang terarah dalam suatu program kerja.

C. Seksi Pemerintahan

Seksi pemerintahan mempunyai rincian tugas merencanakan,

koordinasi, pengawasan dan pengendalian bidang pemerintahan

yang meliputi pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan

kelurahan, pemerintahan umum, kependudukan, catatan sipil dan

pemberdayaan masyarakat. Untuk melaksanakan rincian tugas,

Seksi pemerintahan mempunyai fungsi :

1. Pengolahan data dan informasi kependudukan di kecamatan

2. Pelaksanaan fasilitasi dalam hal pembentukan, pemecahan,

penghapusan dan pengaturan desa, perubahan status desa

menjadi kelurahan, perubahan nama dan wilayah desa


82

3. Pelaksanaan fasilitasi menertibkan surat keputusan tentang

pengesahan anggota BPD berdasarkan laporan dan berita acara

pembentukan BPD

4. Pelaksanaan fasilitasi menertibkan surat keputusan tentang

pengesahan kepala desa terpilih berdasarkan laporan dan berita

acara panitia Pilkades dan peraturan BPD

5. Pelaksanaan fasilitasi menetapkan dan mengesahkan pejabat

kepala desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan

6. Pelaksanaan pelantikan kepala desa dan BPD

7. Pelaksanaan fasilitasi, menerima laporan pelaksanaan tugas

kepala desa

8. Pelaksanaan fasilitasi pemilihan kepala desa dan Badan

Permusyawaratan Desa

9. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan peraturan desa

10. Pelaksanaan penyelenggaraan lomba atau penilaian desa atau

kelurahan tingkat kecamatan

11. Pelaksanaan fasilitasi menertibkan surat persetujuan tentang

penyidikan terhadap kepala desa dan anggota BPD

12. Pelaksanaan penilaian atas laporan pertanggung jawaban kepala

desa

13. Pelaksanaan fasilitasi kerjasama antar desa dan penyelesaian

perselisihan antar desa atau kelurahan


83

14. Pelaksanaan penetapan pengadaan tanah, pasar desa, kantor

kepala desa atau kelurahan

15. Pelaksanaan dan meginventalisir tanah sengketa milik

Pemerintah daerah dan memfasilitasi sengketa tanah

pemerintah di tingkat desa

16. Pelaksanaan sosialisasi dalam pengadaan tanah untuk

kepentingan umum

17. Pelaksanaan pemeriksaan administrasi penerbitan Kartu Tanda

Penduduk dan Kartu Tanda Penduduk Musiman

18. Pelaksanaan pendataan penduduk dan pendatang serta laporan

data kependudukan, kelahiran dan kematian

19. Pelaksanaan dan pelaporan jumlah KTP dan KK yang

diterbitkan

20. Pelaksanaan pembinaan administrasi kependudukan dan

pencatatan sipil kepada kelurahan dan desa

21. Pelaksanaan penyuluhan administrasi kependudukan dan

catatan sipil

22. Pelaksanaan pelayanan operasi yu

23. stisi dan sipora

24. Pelaksanaan pengesahan surat keterangan kelahiran, kematian

dan perkawinan

25. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.


84

Seksi Pemerintahan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada dibawah dan

tanggung jawab kepada camat melalui sekretaris kecamatan.

D. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Berdasarkan peraturan Bupati Tangerang nomor 45 tahun

2008, Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dipimpin oleh seorang Kepala

seksi ketentraman dan ketertiban umum, dan dalam menjalankan

tugas dan fungsinya secara operasional berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada camat melalui sekretaris camat.

Seksi ketentraman dan ketertiban umum mempunyai rincian

tugas merencanakan, melaksanakan, koordinasi, pengawasan dan

pengendalian kegiatan di bidang ketentraman dan ketertiban umum

yang meliputi perlindungan masyarakat, kesatuan bangsa dan

politik.

Untuk melakukan rincian tugas seksi ketentraman dan

ketertiban umum mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan perencanaan dan pengelolaan bahan perumusan

kebijakan yang berkaitan dengan keamanan dan ketertiban

2. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penganalisaan data

kegiatan ketentraman dan ketertiban umum


85

3. Pelaksanaan administrasi penertiban surat ijin gabungan (HO)

dengan intensitas gangguan rendah yang tidak menggunakan

mesin

4. Pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum

serta kemasyarakatan

5. Pelaksanaan koordinasi penanganan pemakaman gelandangan

atau tidak dikenal

6. Pelaksanaan penegakan dan pelaksanaan peraturan daerah dan

keputusan kepala daerah serta peraturan perundang-udangan

lainnya diwilayah kerjanya

7. Pelaksanaan fasilitas pembinaan kerukunan hidup antar umat

beragama

8. Pelaksanaan penertiban dan pengamanan tanah yang telah

dibebaskan

9. Pelaksanaan pengawasan penggunaan lahan fasos, fasum dan

garis sempadan jalan

10. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan kesatuan Polisi Pamong

Praja dan Perlindungan Masyarakat (Linmas)

11. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai dengan

bidang tugasnya
86

E. Seksi Pembangunan

Seksi pembangunan mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan, koordinasi, pengawasan, dan pengendalian dbidang

pembangunan yang meliputi Bina Marga dan Pengairan, Bangunan

dan Permukiman, Tata ruang, Kebersihan, Pertamanan, dan

Pemakaman.

Seksi pembangunan mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan inventarisasi data jalan dan jembatan meliputi peta

jalan dan jembatan, jumlah jalan dan jembatan, kondisi jalan

dan jembatan serta tipe jalan Kecamatan Kelapa Dua dan Desa

atau Kelurahan

2. Pelaksanaan penetapan jalan desa dan jembatan yang harus

dipelihara

3. Pelaksanaan dan melaporkan kondisi jalan dan jembatan serta

irigasi dilingkungan kecamatan diluar kewenangannya kepada

instansi yang berwenang

4. Pelaksanaan pengawasan terhadap kondisi jalan dan jembatan

serta penggunaan jalan dan jembatan di wilayah kecamatan

5. Pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan jalan dan

jembatan serta irigasi di wilayah kecamatan

6. Pelaksanaan administrasi penerbitan surat IMB (Izin

Mendirikan Bangunan) rumah tinggal kategori permanen dan


87

semi permanen serta pemutihan IMB rumah tinggal

perorangan, rumah tinggal tambahan di lingkunan perumahan

7. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pemberian rekomendasi

IMB untuk bangunan dan perumahan swasta

8. Pelaksanaan pengawasan terhadap bangunan pemerintah dan

pembangunan rumah tinggal

9. Pelaksanaan pendataan ptoensi rumah tinggal yang belum

memiliki izin dan penyuluhan IMB untuk tinggal

10. Pelaksanaan pengawasan, memantau dan mengawasi terhadap

setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan tanah

perkebunan terlantar, tanah negara bebas dan tanah timbul

11. Pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam

perencanaan tata ruang dan dalam pengawasan pemanfaatan

ruang

12. Pelaksanaan administrasi penerbitan IPR terhadap permohonan

pendirian bangunan sarana ibadah dan bangunan yang

berdampak luas terhadap lingkungan

13. Pendataan dan pelaporan PJU, rekomendasi penetapan lampu

penerangan jalan umum dan taman kota

14. Pendataan dan pelaporan izin reklame, pelayanan izin reklame,

spanduk, poster, famplet, umbul-umbul yang berskala kecil

(dibawah 1 meter)
88

15. Pelaksanaan pembuatan rekomendasi izin pemasangan

Billboard, spanduk, poster, famplet, umbul-umbul yang

berskala besar (diatas 1 meter)

16. Pelaksanaan koordinasi terkait penanganan pengangkutan

sampah

17. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya

Seksi pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada dibawah dan

tanggung jawab kepada camat melalui sekretaris kecamatan.

F. Seksi Pengembangan Ekonomi

Seksi pembangunan ekonomi mempunyai rincian tugas

merencanakan, melaksanakan koordinasi, pengawasan dan

pengendalian di bidang ekonomi yang meliputi industri dan

perdagangan, pertanian, peternakan, perikanan, koperasi, usaha

kecil dan menengah dan lingkungan hidup.

Untuk melaksanakan rincian tugas, seksi pengembangan

ekonomi mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan pendataan industri perdagangan dan koperasi di

wilayah kecamatan
89

2. Pelaksanaan penerbitan SITU dan keterangan domilisi usaha

untuk pangan insustri rumah tangga (PIRT), toko obat,

pengobatan tradisional

3. Pelaksanaan pengawasan tempat industri dan perdagangan

fasilitasi pembinaan usaha industri dan perdagangan

4. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan usaha perdagangan dan usah

koperasi

5. Pelaksanaan rekomendasi surat keterangan tempat koperasi

6. Pelaksanaan fasilitasi pembuatan administrasi dalam rangka

menandatangani izin heuler (penggilingan padi)

7. Pelaksanaan pendataan usaha peternakan, koordinasi

pencegahan penyakit hewan menular dan pendataan populasi

teernak, pelaksanaan koordinasi pengolahan perguliran ternak

bantuan pemerintah, pelaksanaan penanganan penggalangan

gerakan penanaman hijauan makanan ternak

G. Seksi Sosial

Berdasarkan peraturan Bupati Tangerang nomor 45 tahun 2008

tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja kecamatan di

lingkungan pemerintah kabupaten tangerang, kecamatan

merupakan perangkat daerah kabupaten tangerang yang

memnpunyai wilayah kerja di kecamatan dan dipimpin oleh camat

dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat mengelola


90

fasilitas umum, menyelenggarakan ekonomi dan usaha daerah dan

tugas-tugas lain yang dilimpahkan kepada kecamatan.

Rincian tugas seksi kesejahteraan sosial yang mempunyai

tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan, koordinasi,

pengawasan dan pengendalian dibidang kesejahteraan sosial yang

meliputi pendidikan, kesehatan, pemuda olahraga, kebudayaan, dan

pariwisata serta keluarga berencana, tenaga kerja dan transmigrasi.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, seksi kesejahteraan sosial

mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan pendataan jumlah keluarga miskin beserta anggota

keluarganya

2. Pelaksanaan pengumpulan dan penyampaian data pasangan

usia subur, data keluarga miskin, data perilaku hidup bersih dan

sehat tingkat desa, data sarana sanitasi dasar, data PIRT, data

ASI eksklusif, kejadian penyakit dan masalah kesehatan

lainnya

3. Pelaksanaan pendataan dan pendaftaran penyelenggaraan

lembaga-lembaga pendidikan (Play group, kelompok bermain

dan taman kanak-kanak )

4. Pelaksanaan terhadap kegiatan fasilitasi pelayanan alat

konstrasepsi dan fasilitasi pendataan pasangan usia subur,

tahapan keluarga, dan keluarga miskin

5. Pelaksanaan fasilitasi pertemuan posko KB Desa dan IMP


91

6. Fasilitasi penyuluhan Keluarga Berencana (KB)

7. Pelaksanaan fasilitasi kegiatan organisasi sosial atau

kemasyarakatan dan LSM

8. Pemberdayaan kelurga pra sejahtera (pelayanan konstrasepsi,

pemberian bantuan modal, pemberian keterampilan bagi

keluarga sejahtera)

9. Pelaksanaan fasilitasi pertemuan posko KB desa dan IMP

10. Koordinasi tingkat kecamatan dengan instansi terkait

11. Fasilitasi penyuluhan administrasi KB

12. Pelaksanaan pemberian rekomendasi keluarga tidak mampu

untuk kepentigan pendidikan dan pelayanan kesehatan di

rumah sakit

13. Pelaksanaan rekomendasi izin pendirian operasional yayasan

sosial, organisasi sosial dan panti asuhan

14. Pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat yang terkena

bencana alam, kerusuhan sosial, orang terlantar, lanjut usia,

korban Nafza dan mantan narapidana

15. Pelaksanaan penandatanganan untuk dan atas nama Bupati

menandatangani Surat Keterangan Pencari Kerja (SKPK)

16. Membantu pelaksanaan pengembangan sektor informal, usaha

mandiri, penerapan teknologi tepat guna dan padat karya

17. Pelaksanaan pendataan pertumbuhan usia kerja

18. Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan program transmigrasi


92

19. Pelaksanaan pengawasan tempat pariwisata

20. Pelaksanaan rekomendasi surat izin tempat pariwisata,

rekomendasi surat izin domisili usaha pariwisata, rekomendasi

surat keterangan tempat pariwisata

21. Pelaksanaan fasilitasi pelantikan dan pengambilan sumpah

Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN)

22. Pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan bencana alam

23. Pelaksanaan pengembangan sektor informal, usaha mandiri,

penerapan teknologi tepat guna dan padat karya

24. Pelaksanaan penebitan izin lingkungan pendirian rumah

bersalin (RB) dan balai pengobatan (BP)

25. Pelaksanaan koordinasi upaya kesehatan promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif yang melibatkan institusi non

kesehatan dan masyarakat

26. Pelaksanaan pembinaan peran serta masyarakat untuk

melaksanakan PHBS melalui pengembangan upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat (UKBM) dan penyuluhan tentang

kesehatan Ibu, anak, gizi, menyusui ASI eksklusif, dan

kesehatan lingkungan

27. Pelaksanaan pemantauan keberadaan tenaga kesehatan tertentu

di desa dan penyediaan rumah tinggal tenagar tertentu (Bidan,

dokter, dan perawat) di desa


93

28. Pelaksanaan bakti sosial pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan oleh pihak swasta dan organisasi masyarakat

29. Pelaksanaan pemanfaatan sarana sanitasi dan kualitas kesehatan

lingkungan

30. Pelaksanaan kegiatan penyedia jasa pemberantasan hama (vest

control) di wilayah kecamatan

31. Penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan di wilayah

kecamatan dan kebijakan lokal pembangunan kesehatan

wilayah kecamatan dengan memperhatikan kebijakan yang

telah ditetapkan oleh daerah dan pusat

32. Pelaksanaan koordinasi penyiapan lahan pembangunan

Puskesmas

33. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan desa siaga, survey mawas

diri, musyawarah masyarakat desa dan pelaksanaan kegiatan

rutin di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) oleh kader

34. Pembinaan keterampilan anak atau pemuda putus sekolah

35. Pelaksanaan memfasilitasi pelaksanaan PKBM

36. Pelaksanaan pengesahan RAPBS sekolah dasar, pengesahan

dan pelantikan pengurus komite sekolah dasar

37. Pelaksanaan pengawasan sistem sejarah atau kepurbakalaan

38. Pelaksanaan pembinaan kelompok-kelompok kesenian daerah

atau lembaga adat daerah Kabupaten Tangerang


94

39. Pelaksanaan rekomendasi izin-izin kursus keterampilan dan

rekomendasi pendirian pra-sekolah, taman kanak-kanak, SD,

SMP dan SLTA

40. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

bidang tugasnya

4.2 Deskripsi data

4.2.1 Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin

Grafik 4.2.1.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
80%
70% 74%
60%
50%
40%
30%
20% 26%
10%
0%
Laki-Laki Perempuan

Sumber : data hasil kuesioner

Berdasarkan grafik 4.2.1.1, dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden adalah laki-laki yaitu sebesar 74%, sedangkan responden

perempuan sebesar 26%. Berarti pegawai Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang sebagian besar adalah laki-laki.


95

2. Pekerjaan

Grafik 4.2.1.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
60%
50%
54%
40%
30%
20% 26%
10%
0% 10%
2% 2% 2% 4%

Sumber : data hasil kuesioner

Berdasarkan grafik 4.2.1.2, dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden bekerja sebagai staf pegawai sebesar 54%. Kemudian disusul

responden yang bekerja sebagai staf pegawai TKS (tenaga kerja sukarela)

sebesar 26%, responden yang bekerja sebagai kepala seksi sebesar 10%,

responden yang bekerja sebagai kepala sub bagian (kasubbag) sebesar 4%,

seorang bendahara sebesaar 2% dan seorang sekretaris kecamatan sebesar

2% serta tentu saja seorang Kepala Kecamatan Kelapa Dua yang

berjumlah 2%. Sebagian besar responden bekerja sebagai staf pegawai

(PNS) yang terbagi ke dalam 2 sub bagian bidang pekerjaan dan 5 seksi

bidang pekerjaan di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

Dari data tersebut diketahui bahwa mayoritas responden yang bekerja di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang itu adalah staf

pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan klasifikasi


96

seorang camat, 1 orang sekretaris kecamatan, 1 orang bendahara, 2 orang

kasubbag, 5 orang kepala seksi dan 27 staff pegawai yang terbagi dalam 2

sub bagian dan 5 seksi bidang pekerjaan.

3. Usia

Grafik 4.2.1.3
Karaktersitik Responden Berdasarkan Usia

50%
45%
40% 44%
42%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
12%
5%
0%
2%
< 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun > 40 tahun

Sumber : data hasil kuesioner

Berdasarkan grafik 4.2.1.3, dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden berusia antara 21-30 tahun sebesar 44%. Kemudian disusul

responden berusia usia 31-40 tahun sebesar 42%, responden berusia >40

tahun sebesar 12%, dan responden berusia diatas < 20 tahun sebesar 2%.

Sebagian besar usia yang menjadi responden yaitu 21-30 tahun

merupakan usia produktif.


97

4. Pendidikan

Grafik 4.2.1.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
45%
40%
35% 40%
30% 36%
25%
20%
15% 18%
10%
5%
0% 6%
0%
SD SLTP0%
(SMP) SMU Diploma S1 S2 ke atas
1, 2, 3

Sumber : data hasil kuesioner

Berdasarkan grafik 4.2.1.4, dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden adalah berpendidikan terakhir SMU sebesar 40%, kemudian

responden yang berpendidikan terakhir S1 sebesar 36 %, kemudian disusul

responden berpendidikan terakhir diploma 1,2,3 sebesar 18%, dan terakhir

untuk responden yang berpendidikan terakhir S2 ke atas berjumlah sebesar

6%. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan pegawai di

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang mayoritas berpendidikan

terkahir yaitu tamatan SMU (Sekolah Menengah Umum) dengan jumlah

pegawai sebanyak 20 orang.


98

5. Penghasilan

Grafik 4.2.1.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan perbulan
40%
35% 38%
30%
25% 30%
20%
22%
15%
10%
5% 10%
0%
< 500.000 500.000 - 1.000.000 - > 2.000.000
1.000.000 2.000.000

Sumber : data hasil kuesioner

Berdasarkan grafik 4.2.1.5, dapat disimpulkan bahwa dalam satu

bulan responden terbanyak berpenghasilan Rp 1.000.000-Rp 2.000.000

sebesar 38%. Kemudian disusul dengan responden yang berpenghasilan

diatas Rp 2.000.000 sebesar 30% dan responden berpenghasilan Rp

500.000-Rp 1.000.000 sebesar 22%. Serta responden terakhir yang

berpenghasilan dibawah Rp 500.000 sebesar 10%. Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki penghasilan

perbulan yaitu berkisar antara Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 yang

didominasi oleh staff pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.


99

4.2.2 Analisis Data

4.2.2.1 Kinerja Pegawai

Deskripsi data menjelaskan mengenai hasil penelitian yang telah

diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang

relevan, baik data kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian ini

mengenai “Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang”, maka variabel

penelitiannya adalah pelaksanaan kinerja pegawai yang dilakukan oleh

pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang yang

berjumlah keseluruhan 50 orang pegawai yang terdiri dari 1 orang camat,

1 orang sekretaris kecamatan, 1 orang bendahara, pegawai di bagian

umum dan kepegawaian berjumlah 6 orang, bagian perencanaan dan

keuangan berjumlah 5 orang, pegawai yang bekerja di bagian seksi

pembangunan itu berjumlah 6 orang, pegawai yang bekerja di dalam seksi

kesejahteraan sosial berjumlah 5 orang pegawai, di dalam seksi

ketentraman dan keteriban berjumlah 10 orang pegawai, seksi

pengembangan ekonomi berjumlah 5 orang pegawai, dan di dalam seksi

pemerintahan itu berjumlah 9 orang pegawai serta 1 orang pegawai staff

PPAT.

Berdasarkan anggapan dasar yang telah dikemukakan oleh peneliti

sebelumnya, untuk menganalisis kinerja pegawai. Begitu pula dalam


100

menganalisis efektivitas organisasi dengan menelaah indikator-indikator

dan dimensi-dimensi tersebut dijabarkan dalam bentuk angka yang dari

jawabannya diperoleh gambaran tentang pelaksanaan kinerja pegawai dan

efektivitas organisasi. Angket yang disebar terdiri dari pernyataan yang

bersifat positif dengan alternatif jawaban yang disediakan kemudian

disusun berdasarkan skala ordinal.

Jumlah angket yang telah disebar sebanyak 50 angket (kuesioner)

untuk 50 orang responden (n=50) yang terdiri dari 40 pernyataan sebelum

menganalisis antara kinerja pegawai terhadap efektivitas organisasi,

terlebih dahulu dilakukan analisis berdasarkan hasil angket dengan

pemberian skor setiap pernyataan positif sebagai berikut :

1. Jawaban SS (Sangat Setuju) :4

2. Jawaban S (Setuju) :3

3. Jawaban TS (Tidak Setuju) :2

4. Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) :1

Selanjutnya dari data tersebut dilakukan pengujian terhadap tiap-

tiap pernyataan dalam angket yang dikenal dengan istilah analisis item,

maka diperoleh data variabel X yaitu kinerja pegawai dengan jumlah item

pernyataan 20 item yang selanjutnya data kemudian diuji statistik

menggunakan rumus pearson product moment sehingga didapat data yang

valid dengan jumlah 20 item yang diisi oleh 50 responden, dan selanjutnya

peneliti tuliskan dalam bentuk grafik sebagai berikut :


101

Grafik 4.2.2.1
Ketelitian dan kerapihan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan
60%
50%
40% 48%

30% 36%
20%
10% 16%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.1, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 8 (16%) responden menyatakan tidak setuju, 24 (48%)

responden menyatakan setuju, dan 18 (36%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai itu selalu teliti dan rapih dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan

oleh atasan atau kepala seksi. Hal ini dapat diartikan bahwa pegawai Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang selalu teliti terhadap pekerjaan

yang dilakukan dan rapih dengan penyelesaian pekerjaan yang di kerjakan, karena

pegawai ingin mengedepankan ketelitian dan kerapihan dalam setiap pekerjaan

yang di selesaikan. Di dalam observasi awal di lapangan ditemui bahwa

menunjukkan kurangnya suatu kinerja pegawai yang optimal dengan penemuan

dari peneliti terhadap penglihatan objek penelitian yaitu pegawai yang tidak teliti

dan suka menunda pekerjaan yang diberikan oleh Kepala Kecamatan, Kasubbag
102

maupun Kepala Seksi. Hal ini dilihat oleh peneliti dari sikap yang ditunjukkan

pegawai dalam ketelitian penyelesaian suatu pekerjaan dan rumitnya urusan

birokrasi di Kecamatan itu sendiri dan sulitnya bertemu dengan Kepala

Kecamatan atau Sekretaris Kecamatan untuk meminta pengesahan penyelesaian

pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai. Dari hasil angket (kuisioner) berarti

terdapat perbedaan dengan hasil observasi awal di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan yang terjadi

pada saat observasi awal tidak sesuai dengan jawaban yang didapatkan dari hasil

penyebaran angket (kuesioner) kepada seluruh pegawai yang menjadi objek

penelitian. Kemungkinan besar dari perbedaan antara hasil observasi awal

dilapangan dengan hasil penyebaran angket (kuisioner) terjadi karena pegawai

yang peneliti lihat pada observasi awal di lapangan itu hanya sebagian yang

menunjukkan bahwa pegawai tersebut tidak teliti dan tidak rapih dalam bekerja

atau menyelesaikan pekerjaannya. Dan ini menunjukkan bahwa penyelesaian

pekerjaan pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang itu

sudah cepat dan tepat waktu dengan dibuktikan dari jawaban mayoritas responden

yang berjumlah 48 % menjawab pernyataan dengan jawaban “setuju” pada angket

(kuesioner) yang disebar kepada responden.


103

Grafik 4.2.2.2
Kecepatan dan ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan
70%
60%
50% 58%
40%
30%
20% 26%
10% 16%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012


Dari grafik 4.2.2.2, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 13 (26%) responden menyatakan tidak setuju, 29 (58%)

responden menyatakan setuju, dan 8 (16%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai itu selalu cepat dan tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang

diberikan oleh atasan. Hal ini dapat diartikan bahwa pegawai Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dengan cepat dan tepat waktu dalam

menyelesaikan setiap pekerjaan yang mereka kerjakan. Akan tetapi berdasarkan

hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di lapangan bahwa penyelesaian

pekerjaan pegawai tidak selesai dengan cepat dan tepat waktu dikarenakan oleh

pegawai yang suka menunda pekerjaan yang diberikan oleh atasan yang

dibuktikan dengan pegawai sebanyak 26% yang menjawab pernyataan dalam

angket mengenai ketepatan dan kecepatan waktu pegawai dalam menyelesaikan

pekerjaan. Dan ini menunjukkan bahwa pegawai ingin menunjukkan kinerja

pegawai yang maksimal dengan mengisi angket (kuesioner) dengan menjawab


104

setuju dari pernyataan mengenai kecepatan dan ketepatan waktu dalam

penyelesaian pekerjaan.

Grafik 4.2.2.3
Keterampilan pegawai dalam setiap pekerjaan
60%

40% 48%
20% 28%
24%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.3, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 14 (28%) responden menyatakan tidak setuju, 24 (48%)

responden menyatakan setuju, dan 12 (24%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai itu sudah terampil atau menguasai dalam setiap detail atau jenis

pekerjaan yang diberikan atasan atau kepala seksi kepada mereka. Hal ini dapat

diartikan bahwa pegawai Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

termasuk pegawai yang sudah terampil atau menguasai dalam setiap detail

pekerjaan ataupun jenis pekerjaan yang diberikan.


105

Grafik 4.2.2.4
Kecakapan pegawai dalam setiap pekerjaan
60%
50%
40% 48%

30%
20% 28%
24%
10%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.4, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 14 (28%) responden menyatakan tidak setuju, 24 (48%)

responden menyatakan setuju, dan 12 (24%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai itu dapat dikatakan sudah mampu atau cakap dalam setiap pekerjaan

yang mereka kerjakan. Ini menandakan bahwa pegawai yang menjawab sebesar

48% di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang sudah mampu

(cakap) dan menguasai setiap pekerjaan yang mereka lakukan. Dan 28% orang

lainnya menjawab belum cakap (mampu) dalam mengerjakan pekerjaan dan

menguasai pekerjaan yang diberikan oleh atasan (Kepala Kecamatan, Kasubbag,

maupun Kepala Seksi), ini sesuai dengan apa yang peneliti temukan pada saat

observasi awal di lapangan, bahwa peneliti menemukan pegawai yang belum

cakap atau mampu dan menguasai pekerjaannya, sehingga pegawai tersebut

meminta bantuan terhadap pegawai lainnya dalam menyelesaikan pekerjaannya.


106

Grafik 4.2.2.5
Hubungan komunikasi antar pegawai
70%
60% 66%
50%
40%
30%
20% 26%
10%
0% 8%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.5, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 4 (8%) responden menyatakan tidak setuju, 33 (66%)

responden menyatakan setuju, dan 13 (26%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai itu dapat dikatakan memiliki hubungan komunikasi yang baik antar

pegawai, baik itu komunikasi yang berkaitan dengan masalah pekerjaan atau

lainnya.. Ini menandakan mayoritas pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang dapat menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan

sesama pegawai dan saling berkaitan dengan masalah pekerjaan dalam satu seksi

atau bagian pekerjaan lainnya. Di dalam observasi awal di lapangan ditemui

bahwa menunjukkan kurangnya suatu kinerja pegawai yang optimal dengan

penemuan dari peneliti terhadap penglihatan objek penelitian yaitu pegawai yang

kurang memiliki suatu hubungan komunikasi yang baik antara pegawai dengan

pimpinan maupun sebaliknya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dalam satu


107

seksi atau bagian lainnya. Hal ini dilihat oleh peneliti dari kurang adanya

hubungan komunikasi yang akrab dari keseluruhan pegawai sehingga koordinasi

dalam satu seksi pun kurang tercipta dengan baik. Dari hasil angket (kuisioner)

berarti terdapat perbedaan dengan hasil observasi awal di Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan

yang terjadi pada saat observasi awal tidak sesuai dengan jawaban yang

didapatkan dari hasil penyebaran angket (kuesioner) kepada seluruh pegawai yang

menjadi objek penelitian. Kemungkinan besar dari perbedaan antara hasil

obesrvasi awal dilapangan dengan hasil penyebaran angket (kuesioner) terjadi

karena pegawai yang peneliti lihat pada observasi awal di lapangan itu hanya

sebagian yang menunjukkan bahwa hubungan komunikasi antar pegawai kurang

terjalin dengan baik antar satu seksi maupun beda seksi. Dan ini menunjukkan

bahwa hubungan komunikasi antar pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang itu sudah terjalin dengan baik antar sesame pegawai dan

berkaitan dengan masalah pekerjaan dalam satu seksi maupun beda seksi dengan

dibuktikan dari jawaban mayoritas responden yang berjumlah 66% menjawab

pernyataan dengan jawaban “setuju” pada angket (kuesioner) yang disebar kepada

responden
108

Grafik 4.2.2.6
Koordinasi Pegawai saat jam kerja
70%
60%
60%
50%
40%
30%
20% 28%
10%
10%
0%
2%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.6, dapat dilihat bahwa 1 (2%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 5 (10%) responden menyatakan tidak setuju, 30 (60%)

responden menyatakan setuju, dan 14 (28%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai itu dapat dikatakan dapat berkoordinasi dengan pegawai yang berbeda

bagian (seksi) pada saat jam kerja berlangsung, dan maupun sebaliknya. Ini

menandakan mayoritas pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang sudah melakukan hubungan koordinasi dengan pegawai bagian (seksi)

yang berbeda dalam masalah yang berkaitan dengan pekerjaan pada saat jam kerja

berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan dengan salah satu contoh pegawai dari seksi

bagian umum dan kepegawaian yang melakukan hubungan koordinasi dengan

seksi pemerintahan dalam hal mengurusi surat pengantar pembuatan KTP atau hal

lainnya pada saat jam kerja, atau juga dapat dibuktikan dengan koordinasi

(kerjasama) dalam hal pembuatan surat rekomendasi tugas dari bagian

pemerintahan kepada bagian umum dan kepegawaian yang nanti akan diserahkan
109

kembali kepada Kepala Kecamatan (Camat) Kelapa Dua untuk disetujui dan

melakukan hubungan koordinasi yang lainnya dalam hal pendataan jumlah

pegawai yang merupakan salah satu tugas dari bagian umum dan kepegawaian

maupun perihal kenaikan pangkat (promosi jabatan) dari pegawai yang

bersangkutan dari satu seksi yang sama maupun berbeda seksi.

Grafik 4.2.2.7
Arahan dan bimbingan kepala seksi terhadap pegawai
50%
45%
40% 44%
35%
30% 34%
25%
20%
22%
15%
10%
5%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.7, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 11 (22%) responden menyatakan tidak setuju, 22 (44%)

responden menyatakan setuju, dan 17 (34%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 44% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa kepala

seksi dalam setiap pekerjaannya selalu memberikan arahan dan bimbingan

terhadap pegawai dalam satu seksi. Ini menandakan mayoritas pegawai di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang menilai bahwa kepala seksi selalu

memberikan arahan dan bimbingan yang baik kepada pegawai dalam satu seksi,

sehingga pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan baik.


110

Grafik 4.2.2.8
Keikutsertaan pegawai dalam kegiatan rapat dan mengeluarkan pendapat
50%
40%
40%
30%
32%
20% 24%
10%
0% 4%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.8, dapat dilihat bahwa 2 (4%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 20 (40%) responden menyatakan tidak setuju, 16 (32%)

responden menyatakan setuju, dan 12 (24%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “tidak setuju”

bahwa menurut 40% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa

pegawai tidak setuju apabila ditanya tentang keikutsertaan pegawai dalam

kegiatan rapat koordinasi kerja pegawai dan rapat rutin Kantor Kecamatan Kelapa

Dua Kabupaten Tangerang. Ini menandakan mayoritas pegawai di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang menilai bahwa mayoritas pegawai

tidak selalu diajak dalam kegiatan rapat koordinasi kerjadan mengeluarkan

pendapat dalam setiap kegiatan rapat dengan Kepala Kecamatan (Camat) Kelapa

Dua Kabupaten Tangerang.


111

Grafik 4.2.2.9
Interaksi dari kepala seksi dan kasubbag terhadap pegawai
45%
40%
42%
35%
30%
32%
25%
20% 24%
15%
10%
5%
0%
2%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.9, dapat dilihat bahwa 1 (2%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 12 (24%) responden menyatakan tidak setuju, 21 (42%)

responden menyatakan setuju, dan 16 (32%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 42% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa kepala

seksi dan kasubbag dapat berinteraksi dengan baik terhadap pegawai yang

dipimpin dalam satu seksi dan satu bagian kerja. Ini menandakan mayoritas

pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang menilai bahwa

kepala seksi dan kasubag dapat berinteraksi dengan baik terhadap pegawai yang

dipimpin dalam satu seksi dan satu bagian kerja. Interaksi yang diberikan oleh

kepala seksi dan kasubbag disini bisa dalam bentuk perhatian terhadap pegawai

maupun dalam berkoordinasi dalam masalah pekerjaan.


112

Grafik 4.2.2.10
Interaksi yang diberikan oleh Camat Kelapa Dua terhadap pegawai
60%
50%
40% 48%

30% 36%
20%
10%
10%
0% 6%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.10, dapat dilihat bahwa 3 (6%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 5 (10%) responden menyatakan tidak setuju, 24 (48%)

responden menyatakan setuju, dan 18 (36%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 48% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa Kepala

Kecamatan (camat) Kelapa Dua Kabupaten Tangerarang selalu berinteraksi pada

saat jam kerja dengan para pegawai dalam hal untuk memberikan semangat atau

motivasi kerja. Dan ini menandakan 48% setuju bahwa Kepala Kecamatan

(camat) melakukan interaksi maupun itu dalam bentuk interaksi dalam hal yang

berkaitan dengan pekerjaan maupun yang tidak berkaitan dengan masalah

pekerjaan.
113

Grafik 4.2.2.11
Penyelesaian pekerjaan pegawai
70%
60%
60%
50%
40%
30%
20% 24%
10% 16%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.11, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 12 (24%) responden menyatakan tidak setuju, 30 (60%)

responden menyatakan setuju, dan 8 (16%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 60% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa

penyelesaian pekerjaan selalu tepat waktu. Ini menandakan mayoritas pegawai di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dapat menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu sesuai yang diberikan oleh Kepala Seksi atau Kasubag atau

Kepala Kecamatan (Camat).


114

Grafik 4.2.2.12
Pekerjaan pegawai sesuai dengan Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi)
70%
60% 64%
50%
40%
30%
20% 28%
10%
0% 8%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.12, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 4 (8%) responden menyatakan tidak setuju, 32 (64%)

responden menyatakan setuju, dan 14 (28%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 64% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa

mayoritas pegawai Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang sudah bekerja

sesuai dengan Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) yang ada. Ini menandakan

mayoritas pegawai menilai bahwa mereka sudah bekerja sesuai dengan Tupoksi

(Tugas Pokok dan Fungsi) yang berlaku di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang.
115

Grafik 4.2.2.13
Usaha maksimal penyelesaian pekerjaan pegawai
60%
50%
40% 48%
30% 36%
20%
10% 16%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012


Dari grafik 4.2.2.13, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 8 (16%) responden menyatakan tidak setuju, 24 (48%)

responden menyatakan setuju, dan 18 (36%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 48% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa

mayoritas pegawai di Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang sudah

melakukan usaha yang maksimal dalam setiap penyelesaian pekerjaan, sehingga

dapat dikerjakan dengan baik. Akan tetapi, pada observasi awal di lapangan

ditemui bahwa pegawai yang belum menunjukkan kualitas pekerjaan yang

maksimal, meskipun secara usaha untuk meraih kualitas pekerjaan yang baik dan

maksimal itu sudah dilakukan dengan usaha yang maksimal dalam setiap

penyelesaian pekerjaan. Hal ini dilihat oleh peneliti dari pegawai yang secara

keseluruhan dalam satu seksi atau satu bagian pekerjaan yang tidak secara

keseluruhan pegawai yang benar-benar bekerja dengan usaha yang maksimal dan

menunjukkan kualitas pekerjaan yang maksimal atau baik, sebagai salah satu

contoh adalah di dalam bagian umum dan kepegawaian, pegawai yang bekerja di
116

bagian ini cukup banyak dengan jumlah pegawai mencapai 6 orang, akan tetapi

yang bekerja secara maksimal dan sesuai dengan Tupoksi yang ada hanya

berjumlah setengahnya saja atau 3 orang.

Grafik 4.2.2.14
Latar belakang pendidikan pegawai
50%
40%
42%
30%
20% 24% 24%
10%
10%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012


Dari grafik 4.2.2.14, dapat dilihat bahwa 5 (10%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 12 (24%) responden menyatakan tidak setuju, 21 (42%)

responden menyatakan setuju, dan 12 (24%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 42% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa

mayoritas pegawai di Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang sudah

bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Ini menandakan mayoritas latar

belakang pendidikan pegawai yang terdiri dari lulusan Sekolah Menengah Atas

(SMA) hingga lulusan S2 telah sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)

masing-masing bagian pekerjaan yang tercantum dalam lampiran Profil

Kecamatan Kelapa Dua dan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing bagian dan

seksi.
117

Grafik 4.2.2.15
Latar belakang keahlian pegawai
70%
60% 66%
50%
40%
30%
20%
20%
10%
12%
0%
2%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.15, dapat dilihat bahwa 1 (2%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 10 (20%) responden menyatakan tidak setuju, 33 (66%)

responden menyatakan setuju, dan 6 (12%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 66% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa

mayoritas pegawai Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang sudah bekerja

sesuai dengan latar belakang keahlian (skill) yang dimiliki pegawai yang

bersangkutan. Ini menandakan mayoritas pegawai menilai bahwa latar belakang

keahlian (skill) mereka sudah sesuai dengan pekerjaan yang diterima dan

dibebankan dari atasan (Kepala Kecamatan, Kasubbag, maupun Kepala Seksi).

Salah satu contoh keahlian (skill) yang dimiliki pegawai dalam usaha

penyelesaian pekerjaan yang diberikan oleh atasan (Kepala Kecamatan,

Kasubbag, maupun Kepala Seksi) adalah pegawai memiliki keahlian dalam

bidang catat mencatat, ketik mengetik ataupun surat menyurat (administrasi)


118

untuk pegawai yang bekerja dengan keahlian secara soft skill pada bagian tertentu

yang berhubungan dengan penyuratan dan pencatatan. Dan contoh lainnya yaitu

pada pegawai yang berada dalam Seksi Ketentraman dan Ketertiban, disini

pegawai tidak dituntut untuk memiliki keahlian Soft Skill seperti pada bagian

kepegawaian, sekretaris kecamatan, maupun bagian lainnya yang berhubungan

dengan kegiatan administrasi. Pegawai pada Seksi Ketentraman dan Ketertiban

dituntut memiliki hard skill yang berhubungan dengan fisik atau dengan kekuatan

fisik seseorang, ini digunakan untuk menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi

(Tupoksi) pegawai pada bagian tersebut, agar latar belakang keahlian yang

dimiliki oleh pegawai sesuai dengan jenis pekerjaan yang di terima pada masing-

masing bagian dan seksi.

Grafik 4.2.2.16
Beban pekerjaan yang diterima pegawai
70%
60%
60%
50%
40%
30%
20% 24%
10%
12%
0% 4%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.16, dapat dilihat bahwa 6 (12%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 30 (60%) responden menyatakan tidak setuju, 12 (24%)

responden menyatakan setuju, dan 2 (4%) responden menyatakan sangat setuju


119

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “tidak setuju”

bahwa menurut 60% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa

mayoritas pegawai di Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang tidak setuju

jika ditanya mengenai beban pekerjaan cukup berat yang diberikan dari atasan

(Kepala Kecamatan, Kasubbag, maupun Kepala Seksi). Ini menandakan mayoritas

pegawai menilai bahwa beban pekerjaan yang mereka terima dari atasan (Kepala

Kecamatan, Kasubbag, maupun Kepala Seksi) terbilang tidak terlalu

membebankan pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang mereka

lakukan pada rutinitas kerja.

Grafik 4.2.2.17
Volume pekerjaan yang diterima pegawai
40%
35% 38%
30%
32%
25%
20%
22%
15%
10%
5% 8%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.17, dapat dilihat bahwa 19 (38%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 16 (32%) responden menyatakan tidak setuju, 11 (22%)

responden menyatakan setuju, dan 4 (8%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “sangat tidak

setuju” bahwa menurut 38% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan

bahwa mayoritas pegawai di Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang sangat


120

tidak setuju jika ditanya mengenai volume beban pekerjaan yang selalu banyak

diberikan oleh atasan (Kepala Kecamatan, Kasubbag, maupun Kepala Seksi). Ini

menandakan mayoritas pegawai menilai bahwa volume beban pekerjaan yang

mereka terima dari atasan (Kepala Kecamatan, Kasubbag, maupun Kepala Seksi)

terbilang tidak terlalu membebankan pegawai dalam menyelesaikan setiap

pekerjaan yang mereka lakukan pada rutinitas kerja.

Grafik 4.2.2.18
Inisiatif pegawai dalam setiap tindakan pekerjaan
60%
50% 56%
40%
30%
20% 28%

10% 16%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.18, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 8 (16%) responden menyatakan tidak setuju, 28 (56%)

responden menyatakan setuju, dan 14 (28%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 56% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa

mayoritas pegawai di Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang selalu

berinisiatif dalam setiap tindakan pekerjaan yang mereka lakukan pada rutinitas

pekerjaan di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Ini

menandakan mayoritas pegawai memiliki inisiatif sendiri dalam setiap tindakan


121

pekerjaan yang akan mereka lakukan, salah satu bentuk inisiatif pegawai tersebut

dapat dibuktikan dari pegawai yang menyelesaikan pekerjaan sebelum waktu yang

telah ditentukan ini juga menandakan pegawai tersebut berinisiatif dalam

menumbuhkan rasa disiplin pegawai dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang

diberikan dari atasan (Kepala Kecamatan, Kasubbag, maupun Kepala Seksi).

Grafik 4.2.2.19
Insiatif pegawai dalam mempercepat penyelesaian pekerjaan
80%
70% 76%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
12% 12%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.19, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 6 (12%) responden menyatakan tidak setuju, 38 (76%)

responden menyatakan setuju, dan 6 (12%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 76% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa

mayoritas pegawai di Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang memiliki

inisiatif dalam hal mempercepat penyelesaian pekerajaan. Ini menandakan

mayoritas pegawai memiliki inisiatif dalam hal mempercepat penyelesaian


122

pekerjaan yang diberikan oleh atasan (Kepala Kecamatan, Kasubbag, maupun

Kepala Seksi).

Grafik 4.2.2.20
Insiatif pegawai dalam upaya peningkatan kinerja
70%
60% 66%
50%
40%
30%
20%
10% 14% 16%
0% 4%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.20, dapat dilihat bahwa 2 (4%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 8 (16%) responden menyatakan tidak setuju, 33 (66%)

responden menyatakan setuju, dan 7 (14%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

menurut 66% pegawai yang menjadi responden disini mengatakan bahwa

mayoritas pegawai di Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang memiliki

inisiatif dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai. Ini menandakan mayoritas

pegawai memiliki inisiatif dalam upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai yang

bekerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

Kesimpulan dari analisis kinerja pegawai (variabel X) yang terdiri dari 20

pernyataan angket (kuisioner) dan disebar kepada 50 orang pegawai yang bekerja

di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang adalah 17 pernyataan

dari 20 pernyataan angket (kuisioner) dijawab oleh sampel penelitian (50 orang)
123

itu rata-rata menjawab “setuju” dari setiap pernyataan yang diberikan oleh

peneliti, hal ini menandakan bahwa pegawai yang bekerja di Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang memiliki kinerja yang baik. Dari masing-

masing indikator penelitian yang terdiri dari Quality of work, communication,

promptness, capability, and initiative terdapat dalam variabel X (kinerja pegawai)

itu dijawab oleh 50 orang responden memiliki skor rata-rata 3 (setuju).

4.2.2.2 Efektivitas Organisasi

Deskripsi data menjelaskan mengenai hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan, baik

data kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian ini mengenai “pengaruh

kinerja pegawai terhadap efektivitas organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang”, Berdasarkan anggapan dasar yang telah dikemukakan

oleh peneliti sebelumnya, untuk menganalisis efektivitas organisasi (variabel Y).

Angket yang disebar terdiri dari pernyataan yang bersifat positif dengan alternatif

jawaban yang disediakan kemudian disusun berdasarkan skala ordinal.

Jumlah angket yang telah disebar sebanyak 50 angket (kuesioner) untuk 50

orang responden (n=50) yang terdiri dari 40 pernyataan, terlebih dahulu dilakukan

analisis berdasarkan hasil angket dengan pemberian skor setiap pernyataan positif

sebagai berikut :

1. Jawaban SS (Sangat Setuju) :4

2. Jawaban S (Setuju) :3

3. Jawaban TS (Tidak Setuju) :2


124

4. Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) :1

Selanjutnya dari data tersebut dilakukan pengujian terhadap tiap-tiap

pernyataan dalam angket yang dikenal dengan istilah analisis item, maka

diperoleh data variabel Y yaitu efektivitas organisasi dengan jumlah item

pernyataan 20 item yang selanjutnya data kemudian diuji statistik menggunakan

rumus pearson product moment sehingga didapat data yang valid dengan jumlah

20 item yang diisi oleh 50 responden, dan selanjutnya peneliti tuliskan dalam

bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 4.2.2.21
Karakteristik organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
60%
50%
52%
40%
30%
20% 24%
10%
12%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.21, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 12 (24%) responden menyatakan tidak setuju, 26 (52%)

responden menyatakan setuju, dan 12 (24%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

karakteristik organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang ditetapkan

dari struktur organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini menandakan bahwa

bentuk atau Karakteristik Organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten


125

Tangerang itu berasal dari penyusunan struktur organisasi yang ada. Karakteristik

suatu organisasi itu sama halnya seperti Susunan Sumber Daya Manusia (Struktur

Organisasi) yang terdapat di dalam Organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang.

Grafik 4.2.2.22
Susunan struktur organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
60%
50%
40% 48%
40%
30%
20%
10%
12%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.22, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 20 (40%) responden menyatakan tidak setuju, 24 (48%)

responden menyatakan setuju, dan 6 (12%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

susunan struktur organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang selalu

ditempatkan pegawai yang sesuai dengan kemampuan (skill) yang dimiliki

pegawai yang menempati posisi atau jabatan tersebut. Terdapat perbedaan hanya

8% antara pegawai yang menjawab pernyataan tidak setuju dan setuju, ini

menandakan bahwa pegawai di Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang ada

yang tidak setuju apabila penempatan pegawai selalu sesuai dengan kemampuan

(skill) yang dimiliki pegawai tersebut, namun ada pula pegawai yang menjawab
126

pernyataan bahwa penempatan pegawai sudah sesuai dengan kemampuan (skill)

yang dimiliki oleh pegawai tersebut.

Grafik 4.2.2.23
Struktur organisasi menghasilkan pencapaian kerja yang sesuai Tupoksi
80%
70%
72%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
12% 14%
0%
2%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.23, dapat dilihat bahwa 1 (2%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 7 (14%) responden menyatakan tidak setuju, 36 (72%)

responden menyatakan setuju, dan 6 (12%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pembuatan struktur organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

ditetapkan dapat menghasilkan suatu efektivitas organisasi (pencapaian tujuan

kerja) yang sudah sesuai dengan Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) Kecamatan.

Ini menandakan bahwa bentuk struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang itu sudah sesuai dengan Tupoksi

(Tugas Pokok dan Fungsi) pekerjaan yang ada dan dapat menghasilkan efektivitas

organisasi (pencapaian tujuan kerja) dengan baik.


127

Grafik 4.2.2.24
Lingkungan organisasi
45%
40%
35% 40%
30% 36%
25%
20%
15%
10% 16%
5% 8%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.24, dapat dilihat bahwa 4 (8%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 20 (40%) responden menyatakan tidak setuju, 18 (36%)

responden menyatakan setuju, dan 8 (16%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “tidak setuju”

bahwa lingkungan organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang tidak

selalu berjalan stabil. Ini menandakan bahwa lingkungan organisasi di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang tidak selalu berjalan dengan stabil,

karena lingkungan organisasi yang berjalan stabil maupun tidak stabil dapat

dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan juga lingkungan internal organisasi

dalam hal ini yaitu lingkungan Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

Lingkungan eksternal yaitu lingkungan yang berada diluar batas organisasi dan

berpengaruh terhadap organisasi, terutama dalam pembuatan keputusan dan

pengambilan tindakan yang dilakukan oleh Kepala Kecamatan (Camat) Kelapa

Dua Kabupaten Tangerang. Sebagai salah satu contoh pengaruh dari lingkungan

eksternal organisasi adalah lingkungan masyarakat sekitar Kecamatan Kelapa Dua


128

Kabupaten Tangerang yang mayoritas merupakan masyarakat yang berjualan

dalam suatu ruko dan juga terdapat sekolahan SD,SMP dan SMA Tarakanita yang

berada tidak jauh dari Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang,

kegiatan dan aktivitas lingkungan sekitar tersebut yang mempengaruhi kegiatan

kecamatan setiap harinya. Dan yang kedua adalah lingkungan internal yang

merupakan suatu bentuk iklim organisasi yaitu keadaan lingkungan organisasi

yang secara keseluruhan berada di dalam lingkungan organisasi Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Sebagai salah satu contoh pengaruh

lingkungan internal organisasi adalah iklim kerja yang di ciptakan oleh para

pegawai dalam kegiatan kerja kecamatan setiap harinya.

Grafik 4.2.2.25
Masalah dalam lingkungan kerja
45%
40%
42%
35%
30% 34%
25%
20%
15% 18%
10%
5%
0% 6%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak


Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.25, dapat dilihat bahwa 21 (42%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 17 (34%) responden menyatakan tidak setuju, 9 (18%)

responden menyatakan setuju, dan 3 (6%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “sangat tidak

setuju” bahwa lingkungan bekerja di Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten


129

Tangerang tidak selalu mengalami masalah yang kompleks. Ini menandakan

bahwa masalah yang ada dan dihadapi oleh Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang tidak terlalu kompleks (banyak & rumit). Sebagai contoh, permasalahn

yang ditemui oleh peneliti pada saat observasi awal di Kantor Kecamatan Kelapa

Dua Kabupaten Tangerang adalah permasalahan dalam hal pengajuan surat

pengantar kepada Kepala Kecamatan (Camat) yang sering tertunda karena urusan

di luar Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, sikap pegawai yang secara

keseluruhan belum disiplin terhadap waktu kerja maupun terhadap peraturan

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

Grafik 4.2.2.26
Orientasi pekerjaan di Kantor Kecamatan Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang
50%
45%
40% 46%
35% 40%
30%
25%
20%
15%
10%
5% 8%
0% 6%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012


Dari grafik 4.2.2.26, dapat dilihat bahwa 23 (46%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 20 (40%) responden menyatakan tidak setuju, 4 (8%)

responden menyatakan setuju, dan 3 (6%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “sangat tidak

setuju” bahwa lingkungan kerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang tidak selalu berorientasi pada imbalan atau pamrih atas karya
130

(pekerjaan) yang dilakukan. Ini menandakan bahwa orientasi pekerjaan pegawai

di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang tidak selalu berorientasi

pada imbalan atau pamrih atas karya (pekerjaan) yang dilakukan para pegawai.

Grafik 4.2.2.27
Keterbukaan informasi dalam lingkungan kerja
45%
40%
35% 40%
30%
25% 30%
20%
22%
15%
10%
5% 8%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.27, dapat dilihat bahwa 4 (8%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 20 (40%) responden menyatakan tidak setuju, 15 (30%)

responden menyatakan setuju, dan 11 (22%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “tidak setuju”

bahwa lingkungan kerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

tidak setuju jika dikatakan selalu terbuka antara satu dengan yang lainnya atau

dalam satu seksi maupun beda seksi dalam segi pemberian informasi mengenai

pekerjaaan. Ini menandakan bahwa lingkungan kerja tidak selalu terbuka antar

masing-masing seksi pekerjaan maupun beda seksi dalam pemberian infromasi

pekerjaan.
131

Grafik 4.2.2.28
Kebiasaan pegawai pada saat jam kerja
60%
50% 56%
40%
30%
20% 24%
20%
10%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.28, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 10 (20%) responden menyatakan tidak setuju,28 (56%)

responden menyatakan setuju, dan 12 (24%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai sering melakukan kebiasaaan bersenda gurau (mengobrol) dengan

sesama rekan kerja pada saat jam kerja, baik itu dalam satu seksi maupun beda

seksi pekerjaan. Ini menandakan bahwa orientasi pekerjaan pegawai di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang sering melakukan kebiasaan

mengobrol dan cenderung membicarakan suatu hal yang tidak ada kaitannya

dengan masalah pekerjaan.


132

Grafik 4.2.2.29
Penyelesaian pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati
40%
35% 38%
30% 34%
25%
20%
15% 20%
10%
5% 8%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.29, dapat dilihat bahwa 4 (8%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 17 (34%) responden menyatakan tidak setuju, 19 (38%)

responden menyatakan setuju, dan 10 (20%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden yang bejumlah 38%

menyatakan “setuju” bahwa setiap pekerjaan yang diberikan oleh atasan (Kepala

Kecamatan, Kasubbag, maupun Kepala Seksi).selalu dikerjakan dengan sepenuh

hati. Akan tetapi, ini bukanlah menandakan bahwa keseluruhan pegawai di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang bekerja secara sepenuh hati dalam

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh atasan (Kepala Kecamatan,

Kasubbag, maupun Kepala Seksi). Hal ini dibuktikan dengan adanya 34%

responden yang menjawab tidak setuju akan isi dari pernyataan tersebut, yang

berarti ada sebanyak 34% pegawai yang bekerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang yang menyelesaikan pekerjaannya tidak dengan sepenuh

hati.
133

Grafik 4.2.2.30
Keterbukaan antar sesama rekan kerja dalam hal pekerjaan
60%
50% 56%
40%
30%
20% 26%
10% 18%

0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.30, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 13 (26%) responden menyatakan tidak setuju, 28 (56%)

responden menyatakan setuju, dan 9 (18%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

dalam setiap pekerjaan dari dalam seksi yang sama maupun berbeda itu terdapat

keterbukaan dalam masalah pekerjaan atau informasi pekerjaan. Ini menandakan

bahwa terdapat keterbukaan atas informasi pekerjaaan dan hal yang menyangkut

pekerjaan antar sesama rekan kerja, baik itu dalam satu seksi maupun beda seksi

pekerjaan.
134

Grafik 4.2.2.31
Perasaan jenuh dan bosan terhadap pekerjaan yang diberikan
60%
50%
40% 48%
30%
20% 28%
24%
10%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.31, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 12 (24%) responden menyatakan tidak setuju, 24 (48%)

responden menyatakan setuju, dan 14 (28%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai sering merasa jenuh dan bosan terhadap pekerjaan hampir sama setiap

harinya dalam rutinitas bekerja yang diberikan oleh atasan (Kepala Kecamatan,

Kasubbag, maupun Kepala Seksi). Ini menandakan bahwa 48% setuju apabila

ditanya mengenai perasaan jenuh dan bosan dalam melakukan pekerjaan di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Perasaan jenuh dan bosan

terhadap pekerjaan yang diberikan itu disebabkan oleh jenis pekerjaan yang

hampir sama setiap hari yang dikerjakan oleh pegawai, pegawai yang menjawab

pernyataan tersebut memberikan alasan yaitu dikarenakan oleh lingkungan

organisasi internal yang dirasakan oleh pegawai yang memberikan rasa jenuh dan

bosan serta pekerjaan yang diterima oleh pegawai setiap harinya dari atasan

(Kepala Kecamatan, Kasubbag, maupun Kepala Seksi).


135

Grafik 4.2.2.32
Disiplin waktu pegawai
60%
50%
40% 48%

30%
20% 28%
24%
10%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.32, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 12 (24%) responden menyatakan tidak setuju, 24 (48%)

responden menyatakan setuju, dan 14 (28%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai selalu datang dan pulang dengan tepat waktu. Ini menandakan bahwa

pegawai menerapkan salah satu point dalam penerapan disiplin pegawai negeri,

yaitu datang ke kantor tepat waktu dan pulang juga dengan waktu yang

sebagaimana telah disepakati oleh instansi pemerintahan berkaitan dalam hal ini

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Ada sebesar 24% pegawai

yang menjawab pernyataan dengan “tidak setuju”, ini menandakan bahwa

pegawai tersebut berperilaku tidak disiplin terhadap waktu kerja yang telah

ditentukan di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, seharusnya

waktu datang ke kantor itu pada pukul 08.00 dan pulang kantor itu pada pukul

17.00 WIB. Berarti dari 50 orang pegawai yang bekerja di Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, sebanyak 24% pegawai tidak mengkuti aturan
136

waktu yang ada. Dan ini menandakan bahwa sebagian pegawai ada yang

mengikuti waktu kerja yang telah disepakati dan yang lainnya tidak bersikap

demikian.

Grafik 4.2.2.33
Disiplin tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan
50%
45%
40% 44%
35%
30%
25% 30%
20%
15%
10% 16%
5% 10%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.33, dapat dilihat bahwa 5 (10%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 15 (30%) responden menyatakan tidak setuju, 22 (44%)

responden menyatakan setuju, dan 8 (16%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden yang berjumlah 44%

menyatakan “setuju” bahwa pegawai disiplin dan bertanggung jawab terhadap

pekerjaan yang diberikan dan dibebankan dari atasan (Kepala Kecamatan,

Kasubbag, maupun Kepala Seksi) dan bertanggung jawab menyelesaikannya

sesuai dengan arahan yang baik dan juga waktu yang tepat. Akan tetapi, itu semua

tidak bisa menjadi tolak ukur bahwa pegawai di Kantor Kecamatan sudah disiplin

dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan. Karena terdapat

sebanyak 30% pegawai yang tidak setuju menjawab pernyataan tersebut dan

menandakan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja di Kantor Kecamatan


137

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang telah bekerja secara disiplin dan tanggung

jawab sepenuhnya terhadap kewajiban atas pekerjaan yang diberikan oleh atasan

(Kepala Kecamatan, Kasubbag, maupun Kepala Seksi).

Grafik 4.2.2.34
Sikap dan perilaku pegawai terhadap pekerjaan
60%
50% 56%
40%
30%
20% 30%

10% 14%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 0%Tidak
Sangat
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012


Dari grafik 4.2.2.34, dapat dilihat bahwa 0 (0%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 7 (14%) responden menyatakan tidak setuju, 28 (56%)

responden menyatakan setuju, dan 15 (30%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai setuju apabila ditanya soal perilaku pegawai yang sudah menunjukkan

suatu kinerja yang optimal. Sebagian besar pegawai yang berjumlah 56% sudah

menunjukkan sikap dan perilaku yang mencerminkan suatu kualitas kinerja yang

optimal. Akan tetapi, terdapat pula 30% pegawai yang menjadi responden

penelitian yang menjawab pernyataan, bahwa mereka belum menunjukkan sikap

dan perilaku pegawai yang berkualitas dan optimal dalam setiap pekerjaannya. Ini

berarti pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang belum

secara keseluruhan bekerja dan menunjukkan kinerja yang optimal dan berkualitas

secara maksimal
138

Grafik 4.2.2.35
Keterlibatan pegawai dalam penyusunan kebijakan kecamatan
45%
40%
42%
35%
30%
32%
25%
20%
15%
10% 14%
12%
5%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.35, dapat dilihat bahwa 6 (12%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 21 (42%) responden menyatakan tidak setuju, 16 (32%)

responden menyatakan setuju, dan 7 (14%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “tidak setuju”

bahwa pegawai tidak selalu dilibatkan dalam setiap penyusunan formulasi

kebijakan kecamatan yang di tetapkan oleh Camat Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang. Ini menandakan bahwa pegawai yang berjumlah 42% yang menjadi

responden dalam penelitian ini menjawab tidak setuju atas pernyataan yang

diberikan oleh peneliti dalam angket (kuesioner) kepada 50 orang responden di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, jawaban yang diberikan

oleh 42% responden tersebut menandakan keseluruhan pegawai tidak

diikutsertakan dalam penyusunan tujuan strategis (kebijakan) Organsisasi

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Karena merupakan suatu tanggung

jawab yang dimiliki oleh Kepala Kecamatan dan Kasubbag ataupun kepala seksi

dalam membuat dan menetapkan kebijakan organisasi kecamatan tersebut.


139

Grafik 4.2.2.36
Keterlibatan pegawai dalam pencarian & pemanfaatan atas
sumber daya manusia
50%
45%
40% 44%
35%
30% 34%
25%
20%
15%
10% 16%
12%
5%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012
Dari grafik 4.2.2.36, dapat dilihat bahwa 6 (12%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 22 (44%) responden menyatakan tidak setuju, 17 (34%)

responden menyatakan setuju, dan 8 (16%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “tidak setuju”

bahwa pegawai tidak setuju apabila ditanya soal keterlibatan pegawai dalam

proses pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya manusia (penyeleksian atau

perekrutan pegawai baru). Ini menandakan bahwa pegawai Kecamatan Kelapa

Dua Kabupaten Tangerang tidak dilibatkan dalam proses pencarian dan

pemanfaatan atas sumber daya manusia (penyeleksian atau perekrutan pegawai

baru). Berarti pegawai yang berjumlah 44% menjawab pernyataan tidak setuju

yang menandakan bahwa seleksi dan rekrutmen pegawai tidak harus melibatkan

pegawai secara keseluruhan dan ini merupakan salah satu tugas dari Badan

Kepagawaian Daerah (BKD) Kabupaten Tangerang dalam urusan rekrutmen

pegawai dan orientasi pegawai Instansi Pemerintahan.


140

Grafik 4.2.2.37
Komunikasi dari Camat Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
terhadap pegawai
40%
35%
36%
30%
25%
20% 24%
22%
15% 18%
10%
5%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012


Dari grafik 4.2.2.37, dapat dilihat bahwa 9 (18%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 11 (22%) responden menyatakan tidak setuju, 18 (36%)

responden menyatakan setuju, dan12 (24%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai setuju apabila ditanya hubungan dan proses komunikasi yang diberikan

oleh Pimpinan Kecamatan (camat) Kelapa Dua Kabupaten Tangerang terhadap

pegawai selalu berjalan dengan baik, baik itu dalam bentuk koordinasi masalah

pekerjaan maupun interaksi diluar masalah pekerjaan. Ini menandakan bahwa

pegawai komunikasi dapat berjalan dengan baik dari Pimpinan Kecamatan

(camat) Kelapa Dua Kabupaten Tangerang terhadap para pegawai.


141

Grafik 4.2.2.38
Keikutsertaan pegawai dalam kegiatan penting
di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
45%
40%
42%
35%
30%
25%
20% 26%
15% 18%
10% 14%
5%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.38, dapat dilihat bahwa 7 (14%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 13 (26%) responden menyatakan tidak setuju, 21 (42%)

responden menyatakan setuju, dan 9 (18%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai selalu dilibatkan dalam keikutsertaan kegiatan penting yang diadakan

oleh Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Salah satau contohnya pada

bulan tahun 2011 lalu, pegawai kecamatan pada seksi pembangunan

diikutsertakan dalam pembuatan Katu Tanda Penduduk langsung kepada warga di

Desa Curug Sangereng dan juga pada perayaan Ulang tahun kecamatan yang

diadakan pada bulan Februari tahun 2012, hampir seluruh pegawai diikutsertakan

dalam kegiatan tersebut.


142

Grafik 4.2.2.39
Kecepatan adaptasi dan penerimaan kebijakan yang di tetapkan oleh Kepala
Kecamatan (Camat) Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
40%
35%
36%
30%
25% 30%
20%
15% 18%
16%
10%
5%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.39, dapat dilihat bahwa 8 (16%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 15 (30%) responden menyatakan tidak setuju, 18 (36%)

responden menyatakan setuju, dan 9 (18%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai menilai kebijakan yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh Kepala

Kecamatan (Camat) Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dapat diterima dan bisa

beradaptasi dengan cepat kepada para pegawai. Ini menandakan bahwa sebagian

besar pegawai yang berjumlah 36% dapat menerima dan dapat beradaptasi dengan

kebijakan yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh Kepala Kecamatan (Camat), akan

tetapi sebagian besar pegawai lainnya yang berjumlah 30% menjawab pernyataan

dengan tidak setuju, ini berarti 30% pegawai tersebut tidak dapat menerima

kebijakan dan keputusan yang telah ditetapkan dan diputuskan oleh Kepala

Kecamatan (Camat) Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.


143

Grafik 4.2.2.40
Kepala Kecamatan (Camat) Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dan
pimpinan lainnya (Kasubbag dan Kepala Seksi)
menjalankan tugas dan bijaksana selama memimpin
45%
40%
42%
35%
30%
25% 30%
20%
15% 18%
10%
5% 10%
0%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2012

Dari grafik 4.2.2.40, dapat dilihat bahwa 5 (10%) responden menyatakan

sangat tidak setuju, 15 (30%) responden menyatakan tidak setuju, 21 (42%)

responden menyatakan setuju, dan 9 (18%) responden menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut. Mayoritas responden menyatakan “setuju” bahwa

pegawai setuju dengan pernyataan yang menyatakan Kepala Kecamatan (Camat)

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang serta pimpinan lainnya (Kasubbag dan Kepala

Seksi) sudah menjalankan tugas dengan baik dan sudah bersikap bijaksana

terhadap para pegawainya selama memimpin.

Kesimpulan dari analisis efektivitas organisasi (variabel Y) yang terdiri

dari 20 pernyataan angket (kuesioner) dan disebar kepada 50 orang pegawai yang

bekerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang adalah 14

pernyataan dari 20 pernyataan angket (kuesioner) dijawab oleh sampel penelitian

(50 orang) itu rata-rata menjawab “setuju” dari setiap pernyataan yang diberikan

oleh peneliti, hal ini menandakan bahwa efektivitas organisasi Kecamatan Kelapa
144

Dua Kabupaten Tangerang mencapai tingkat efektivitas (telah mencapai tujuan)

yang telah dipaparkan dalam angket (kuesioner). Dari masing-masing indikator

penelitian dan terdiri dari karakteristik organisasi, karakteristik lingkungan,

karakteristik pegawai (SDM), dan kebijakan yang terdapat dalam variabel Y

(efektivitas organisasi) itu dijawab oleh 50 orang responden memiliki skor rata-

rata 3 (setuju).

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

4.3.1 Uji Validitas

Dalam menguji suatu data hasil penelitian diperlukan suatu tahapan

yakni uji validitas data, dan menurut Sugiyono, bahwa :

“Uji validitas berfungsi untuk menunjukkan tingkat kesalahan suatu


instrument. Instrument yang sahih memiliki tingkat validitas.
Instrument dikatakan sahih apabila mampu mengukur variabel-
variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu
menunujukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran39”.

Uji validitas dilakukan untuk memenuhi taraf kesesuaian dan

kecepatan alat ukur (instrumen) dalam menilai suatu objek penelitian.

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak

diukur dan diinginkan dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang variabel yang dimaksud. Dengan menggunakan rumus

Product Moment sebagai berikut :


145

n∑xy – (∑x)( ∑y)


rxy =
{𝑛∑x 2 − ∑x)2 {𝑛∑y 2 − ∑y)2

Keterangan :

r = koefisien korelasi product moment

∑x = jumlah skor dalam selebaran X

∑y = jumlah skor dalam selebaran Y

∑xy = jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan

∑x2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam selebaran X

∑y2 = jumlah skor yang akan dikuadratkan dalam selebaran Y

n = jumlah sampel

38
Loc.Cit. Sugiyono. hal :90
146

Dikatakan valid jika rhitung > rtabel, dimana rtabel telah ditentukan

sebesar 0,278, dengan taraf signifikasi sebesar 5% (0,05). Dengan jumlah

sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden dengan cara

menentukan nilai df yaitu dengan cara perhitungan df = N - 2. Dari

pengujian di atas maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3.1.1
Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (X)
Pernyataan Nilai r r Tabel Kesimpulan

Pegawai selalu teliti dan rapih dalam menyelesaikan suatu


0,755** 0,278 Valid
pekerjaan
Pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tepat
0,669** 0,278 Valid
waktu
Pegawai sudah terampil dalam setiap pekerjaan yang diberikan 0,771** 0,278 Valid
Pegawai selalu cakap (mampu) dalam setiap pekerjaan 0,668** 0,278 Valid
Hubungan komunikasi dengan sesama pegawai selalu berkaitan
0,359* 0,278 Valid
dengan masalah pekerjaan dalam satu seksi
Pegawai yang berbeda bagian (seksi) dapat Koordinasi pada
0,581** 0,278 Valid
jam kerja
Kepala Seksi selalu memberikan arahan dan bimbingan
0,808** 0,278 Valid
terhadap pegawai yang berkaitan
Pegawai selalu diajak mengikuti rapat kerja dan mengeluarkan
pendapat dalam setiap rapat dengan Pimpinan Kecamatan 0,808** 0,278 Valid
Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
Kepala seksi dan Kasubbag dapat koordinasi dengan baik
0,787** 0,278 Valid
terhadap pegawai yang dipimpin
Pimpinan kecamatan selalu memberikan motivasi pegawai
0,557** 0,278 Valid
untuk memberikan semangat kerja
**
Penyelesaian pekerjaan selalu tepat waktu 0,768 0,278 Valid
Pegawai sudah bekerja sesuai dengan Tupoksi 0,616** 0,278 Valid
Setiap pekerjaan yang diberikan diselesaikan dengan usaha
0,598** 0,278 Valid
yang maksimal
Latar belakang pendidikan pegawai telah sesuai dengan
0,664** 0,278 Valid
pekerjaan yang dikerjakan
Latar belakang keahlian pegawai telah sesuai dengan pekerjaan
0,495** 0,278 Valid
yang diberikan dari Kepala Seksi
Pegawai menerima beban pekerjaan yang harus dikerjakan dari
0,487** 0,278 Valid
atasan atau kepala seksi
Volume pekerjaan yang selalu diberikan atasan kepada pegawai
0,736** 0,278 Valid
selalu banyak
**
Pegawai berinisiatif dalam setiap tindakan yang akan dilakukan 0,573 0,278 Valid
Memiliki inisiatif untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan **
0,441 0,278 Valid
yang diberikan
**
Pegawai berinisiatif dalam upaya meningkatkan kinerja 0,593 0,278 Valid
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012
**
Korelasi bersifat valid berada pada level 0,000
*
Korelasi bersifat valid berada pada level ≥ 0,05
147

Berdasarkan tabel 4.3.1.1, dapat diketahui bahwa seluruh item

pada variabel kinerja pegawai (X) sebanyak 20 item pernyataan memiliki

r hitung yang lebih besar dari r tabel yang didapat yaitu nilai r tabel =

0,278 dengan taraf signifikansi sebesar 5% (0,05). Hasil ini menunjukan

bahwa seluruh item yang ada dalam variabel kinerja pegawai (X) memiliki

nilai validitas yang tinggi, sehingga dapat dipakai sebagai bahan pengujian

selanjutnya.

Tabel 4.3.1.2
Uji Validitas Variabel Efektivitas Organisasi (Y)
Pernyataan Nilai r r Tabel Kesimpulan
Karakteristik organisasi Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
0,853** 0,278 Valid
ditetapkan dari struktur organisasi yang ada
Susunan struktur organisasi selalu ditempatkan pegawai yang sesuai
0,741** 0,278 Valid
dengan kemampuan yang dimiliki
Struktur organisasi yang sudah ditetapkan itu selalu menghasilkan suatu
0,504** 0,278 Valid
efektivitas organisasi yang sesuai dengan Tupoksi
Lingkungan organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten
0,863** 0,278 Valid
Tangerang ini selalu berjalan stabil atau sebaliknya
Lingkungan bekerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten
0,837** 0,278 Valid
Tangerang ini selalu mengalami masalah yang kompleks
Lingkungan kerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten
Tangerang ini selalu berorientasi pada karya dan imbalan atas suatu 0,563** 0,278 Valid
pekerjaan yang dilakukan
Lingkungan kerja di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten
Tangerang ini selalu terbuka antara satu dengan yang lainnya dalam 0,843** 0,278 Valid
segi informasi pekerjaan
Pegawai dapat berkomunikasi secara informal dengan sesama pegawai
0,759** 0,278 Valid
(rekan kerja) pada saat jam kerja
**
Setiap pekerjaan yang diberikan dapat diselesaikan dengan sepenuh hati 0,836 0,278 Valid
Terdapat keterbukaan antar sesama rekan kerja mengenai masalah
0,732** 0,278 Valid
pekerjaan
Pegawai pernah merasa jenuh terhadap pekerjaan yang diberikan oleh
0,784** 0,278 Valid
atasan
Pegawai datang dan pulang selalu tepat waktu 0,784** 0,278 Valid
Pegawai selalu disiplin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya 0,827** 0,278 Valid
Perilaku pegawai sudah menunjukkan suatu kualitas kinerja yang
0,361** 0,278 Valid
optimal
Setiap penyusunan tujuan strategis (kebijakan) organisasi pegawai
0,792** 0,278 Valid
selalu dilibatkan
Proses pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya yang berpotensi **
0,781 0,278 Valid
selalu melibatkan pegawai
Proses komunikasi dari pimpinan Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten
0,834** 0,278 Valid
Tangerang dengan pegawai berjalan dengan baik
Pegawai dilibatkan dalam keikutsertaan kegiatan penting di Kantor
0,701** 0,278 Valid
Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
Kebijakan Camat dapat diterima dan beradaptasi dengan cepat terhadap
0,813** 0,278 Valid
lingkungan organisasi
Pimpinan Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dan pimpinan
lainnya sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan benar serta 0,823** 0,278 Valid
bijaksana selama ini
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012
**
Korelasi bersifat valid berada pada level 0,000
148

Berdasarkan tabel 4.3.1.2, dapat diketahui bahwa seluruh item

pada variabel efektivitas organisasi (Y) sebanyak 20 item pernyataan

memiliki r hitung yang lebih besar dari r tabel yang didapat yaitu nilai r

tabel = 0,278 dengan taraf signifikansi sebesar 5% (0,05). Hasil ini

menunjukan bahwa seluruh item yang ada dalam variabel efektivitas

organisasi (Y) memiliki nilai validitas yang tinggi, sehingga dapat dipakai

sebagai bahan pengujian selanjutnya.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukan sejauh mana suatu

hasil pengukuran relatif konsisten, apabila pengukuran diulang dua kali

atau lebih. Jadi dengan kata lain reliabilitas adalah indeks yang

menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai

alpha pada output pengolahan data SPSS 17 dengan nilai r tabel.

Pengukuran reliabilitas instrumen diperoleh dari hasil ujicoba instrument

terhadap 50 responden. Hasil perhitungan reliabilitas seluruh pernyataan

dalam instrumen dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


149

Tabel 4.3.2
Perbandingan nilai alpha dengan rtabel

Nama Variabel Nilai Alpha Nilai rtabel Kesimpulan

Kinerja Pegawai 0,755 0,2787 Reliabel

Efektivitas Organisasi 0,764 0,2787 Reliabel


Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.3.2, didapat indeks reliabilitas dari masing-

masing variabel lebih besar dari 0,2787 (nilai r tabel taraf signifikansi 0,05

pada df=n-2), yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel. Dengan

demikian instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah reliabel atau

dapat diandalkan dan responden cukup konsisten dalam menjawab

pernyataan pada instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilihat

pada lampiran .

4.3.3 Analisis Korelasi

4.3.3.1 Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

Uji koefisien korelasi pearson product moment bertujuan untuk

mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara variabel X (Kinerja

Pegawai) terhadap variabel Y (Efektivitas Organisasi) atau untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh antara satu variabel dengan

variabel lainnya.
150

Tabel 4.3.3.1.1
Nilai uji korelasi pearson product moment
Correlations

Kinerja_Pegawai Efektivitas_Organisasi
Kinerja_Pegawai Pearson Correlation 1 .765**
Sig. (2-tailed) .000

N 50 50
Efektivitas_Organisasi Pearson Correlation .765** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.3.3.1.1, didapatkan nilai hasil uji koefisien

korelasi pearson product moment antara kinerja pegawai terhadap

efektivitas organisasi adalah sebesar 0,765. Artinya terdapat hubungan

antara Variabel X terhadap Variabel Y bernilai “Kuat” dengan dibuktikan

pada nilai tabel 4.3.3.1.2.

Tabel 4.3.3.1.2
Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi

Nilai (Skor) Kesimpulan


Antara 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Antara 0,20 – 0,399 Rendah
Antara 0,40 – 0,599 Sedang
Antara 0,60 – 0,799 Kuat
Antara 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, 2009 : 214


151

4.3.3.2 Uji Determinasi

Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel X (kinerja

pegawai) terhadap variabel Y (efektivitas organisasi). Dapat dilakukan

dengan cara menghitung koefisien determinasi, dengan cara

mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi, koefisien determinasinya

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3.3.2
Nilai uji koefisien determinasi
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .765a .585 .576 8.08246

a. Predictors: (Constant), Kinerja_Pegawai

b. Dependent Variable: Efektivitas_Organisasi

Kd = r2 x 100%

= 0,7652 x 100%

= 58,5%

Hasil dari tabel 4.3.3.2, ditampilkan nilai R = 0,765 dan koefisien

Determinasi (RSquare) sebesar 0,585 (adalah pengkuadratan dari koefisien

korelasi yaitu R = 0,765). Hal ini menunjukkan pengertian bahwa

efektivitas organisasi (Y) dipengaruhi sebesar 58,5% oleh kinerja pegawai

(X), sedangkan sisanya sebesar (100% - 58,5% = 41,5%) ditentukan oleh

faktor lain diluar dari kinerja pegawai, misalnya dari sikap dan perilaku

pegawai, disiplin dan kualitas pekerjaan pegawai, maupun pola hubungan

komunikasi pegawai.
152

4.4 Pengujian Hipotesis

Suatu pengujian hipotesis yaitu diduga terdapat pengaruh yang

signifikan antara kinerja pegawai terhadap efektivitas organisasi di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

a. Hipotesis statistik

1. H0 : ρ = 0; Tidak terdapat pengaruh antara kinerja pegawai terhadap

efektivitas organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang.

2. Ha : ρ ≠ 0; Terdapat pengaruh antara kinerja pegawai terhadap

efektivitas organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang.

b. Menentukan daerah kritis

Daerah kritis ditentukan oleh nilai t tabel dengan derajat kebebasan

(dk) dan taraf nyata (). Karena uji ini adalah uji dua pihak akan

diperoleh nilai t sebagai berikut :

1. dk = n – k= 50-2= 48

2.  = 5% maka  = 0,025
2
Maka nilai t48 dapat dilihat pada tabel distribusi t. Sehingga diperoleh

nilai thitung = 2,01 (tabel terlampir).


153

c. Menentukan daerah keputusan

Dengan taraf kesalahan 5% (0,05) sehingga tingkat keyakinan 95%

(0,95), df = n-k = 50-2 = 48. Maka nilai thitung yang didapat sebesar

1,67722 (tabel terlampir)

d. Menentukan thitung dan ttabel

Tabel 4.4
Nilai t (uji hipotesis)
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -6.628 7.409 -.895 .376

Kinerja_Pegawai 1.026 .125 .765 8.219 .000

a. Dependent Variable: Efektivitas_Organisasi

t hitung = 8,219

t tabel = (dk= n-k) “dk = 50-2 = 48”

t tabel 48 dengan taraf signifikansi 5% adalah 1,67722

Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat diketahui nilai thitung

sebesar 8,219 dan Dengan melakukan uji dua arah, maka dapat diketahui

nilai ttabel sebesar 1,67722. Selanjutnya dapat diketahui thitung lebih besar

dari ttabel (8,219>1,67722) maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima. Berikut adalah gambar kriteria penerimaan

hipotesis.
154

Gambar 4.4

Kurva uji hipotesis (uji t)

Daerah Penolakan H0
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan
Ho

-8,219 -1,67722 0 1,67722 8,219

Berdasarkan gambar 4.4, maka diketahui bahwa Terdapat

Pengaruh yang Signifikan Antara Kinerja Pegawai Terhadap

Efektivitas Organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang.

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Pengertian interpretasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Terdapat Pengaruh yang Signifikan

Antara Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Kantor

Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Kemudian peneliti

menyebarkan angket kepada Pegawai Kantor Kecamatan yang aktif bekerja

dan mengisi jadwal absensi pegawai tiap harinya, baik itu Camat Kelapa

Dua maupun staff pegawai TKS dan di ambil responden sebanyak 50 orang

yang merupakan keseluruhan jumlah pegawai Kantor Kecamatan Kelapa

Dua Kabupaten Tangerang. Peneliti mencoba menginterpretasikan data hasil


155

temuan dilapangan mengenai Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap

Efektivitas Organisai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang. Berdasarkan latar belakang masalah yang dibahas di bab satu,

maka perumusan masalah yang dibuat oleh peneliti adalah Apakah Terdapat

Pengaruh Antara Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang??

Berdasarkan data yang telah dihimpun oleh peneliti, selanjutnya

peneliti melakukan perhitungan dengan menjumlahkan nilai yang ada dalam

kuisioner yang kemudian dibagi ke dalam variabel masing-masing, yaitu

untuk Pert.1 – Pert.20 (Variabel X) dan Pert.21 – Pert. 40 (Variabel Y).

Untuk mengetahui besarnya nilai pada variabel X dan variabel Y, maka

peneliti melakukan perhitungan nilai rata-rata pada setiap masing-masing

variabel.

Tabel 4.5.1
Nilai Rata-rata (mean)
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Efektivitas_Organisasi 53.54 12.41166 50
Kinerja_Pegawai 58.64 9.24885 50

Data yang telah dihimpun dan dihitung menunjukkan nilai rata-rata

(mean)n kinerja pegawai sebesar 58,64. Selanjutnya, diperoleh nilai rata-

rata efektivitas organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang sebesar 53,54. Dengan mengetahui nilai minimum dan

maksimum pada setiap variabel, maka akan diperoleh range keduanya untuk
156

dapat membantu mengklasifikasikan penilaian terhadap variabel X dan

variabel Y.

Berdasarkan perhitungan peneliti melalui SPSS 17.0, diperoleh nilai

minimum dan maksimum pada variabel X masing-masing 41 dan 75,

dengan range sebesar 34. Pada variabel Y diperoleh nilai minimum dan

maksimum yang masing-masing berjumlah 36 dan 74, dengan range sebesar

38.

Untuk menjawab rumusan masalah ini, dapat dilihat dari perhitungan

dengan menentukan hasil rata-rata skor data hasil penelitian. Dan

selanjutnya berdasarkan pada penelitian dan pengujian nilai hipotesis

kemudian selanjutnya diketahui besaran nilai pengaruh antara kinerja

pegawai (Variabel X) terhadap efektivitas organisasi (Variabel Y) yang

didapat dari uji determinasi berjumlah 58,5 %. Selain pada tahapan uji

hipotesis didapat nilai thitung sebesar 8,219, dan nilai ttabel sebesar 1,67722.

Maka thitung lebih besar dari ttabel (8,219>1,67722) dan ini menandakan

hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Besarnya nilai pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y

adalah 58,5 %, dimana sisa dari persentase untuk menilai efektivitas

organisasi yaitu 41,5 % ditentukan oleh faktor lainnya. Hal ini menandakan

bahwa pengaruh yang dihasilkan oleh kinerja pegawai terhadap efektivitas

organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

di sebabkan oleh beberapa faktor lainnya selain dari kinerja pegawai.


157

Misalnya dari sikap dan perilaku pegawai, disiplin dan kualitas pekerjaan

pegawai, maupun pola hubungan komunikasi pegawai.

Oleh karena itu, maka diharapkan seluruh pegawai yang bekerja di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang lebih meningkatkan

lagi kinerjanya dengan cara meningkatkan kualitas kinerja pegawai, disiplin

pegawai dalam bekerja, baik itu disiplin dalam datang dan pulang kantor.

memperbaiki pola hubungan komunikasi dari atasan (Kepala Kecamatan,

Kasubbag, maupun Kepala Seksi) kepada pegawai, kemudian komunikasi

antara masing-masing pegawai dan komunikasi serta koordinasi dari

pegawai terhadap atasan yang dapat meningkatkan kinerja pegawai terhadap

pencapaian tujuan organisasi (efektivitas organisasi) di Kantor Kecamatan

Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

4.6 Pembahasan

Hasil penelitian dapat melihat kembali pada teori yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan teori kinerja pegawai

(variabel X) milik TR.Michel yang memiliki 5 indikator penelitian yaitu,

Quality of Work (Kualitas Pekerjaan), Communication (Komunikasi),

Promptness (Ketepatan Waktu), Capability (Kemampuan Kerja), Initiative

(Inisiatif). Dan untuk efektivitas organisasi (variabel Y) peneliti

menggunakan teori yang dikemukakan oleh Richard M. Steers yang

memiliki 4 indikator penelitian yang menjadi acuan dalam membuat

pernyataan untuk angket (kuisioner) yang disebar kepada 50 orang


158

responden yakni diantaranya; Karakteristik organisasi, karakteristik

lingkungan, karakteristik pekerja (SDM), kebijakan atau praktek

manajerial.

Dari pembahasan yang memaparkan tentang pengujian hipotesis

menjelaskan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dari data tersebut

dijelaskan bahwa ”Terdapat Pengaruh yang Signifikan Antara Kinerja

Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa

Dua Kabupaten Tangerang ” artinya dalam menjawab rumusan masalah

yang telah peneliti uraikan di awal tentang bagaimana Kinerja Pegawai

Terhadap Efektivitas Organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang sudah terjawab.

Besarnya nilai pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y

adalah 58,5 %, dimana sisa dari persentase untuk menilai efektivitas

organisasi yaitu 41,5 % ditentukan oleh faktor lainnya. Hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa kinerja pegawai dapat mempengaruhi sebesar 58,5 %

terhadap efektivitas organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten

Tangerang.

Hal diatas menandakan bahwa pengaruh kinerja pegawai yang

diberikan terhadap efektivitas organisasi Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang bernilai 58,5 % dan terdapat sebesar 41,5 % sisa dari

persentase besaran pengaruh yang ditentukan oleh faktor lainnya sehingga

dapat menghasilkan suatu efektivitas organisasi yang maksimal.


159

Pada pembahasan ini pada intinya menyatakan Kinerja Pegawai

Terhadap Efektivitas Organisasi di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang belum maksimal atau memiliki besaran pengaruh

yang bernilai 58,5%, dan masih terdapat permasalahan lain dalam

pencapaian tujuan organisasi (efektivitas organisasi).


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini

yang berjudul “Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi

di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang” yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan sebagai

berikut :

1. Berdasarkan pada hasil uji determinasi didapat nilai koefisien

Determinasi (RSquare) sebesar 58,5 % atau 0,585. Hal ini menunjukkan

pengertian bahwa efektivitas organisasi (Variabel Y) dipengaruhi

sebesar 58,5% oleh kinerja pegawai (Variabel X), sedangkan sisanya

ditentukan oleh faktor lain diluar dari kinerja pegawai, misalnya dari

sikap dan perilaku pegawai, disiplin dan kualitas pekerjaan pegawai,

maupun pola hubungan komunikasi pegawai.

2. Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai thitung lebih besar dari ttabel

(8,219>1,67722) maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif

(Ha) diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat Pengaruh yang

Signifikan Antara Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di

Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

160
161

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh, peneliti mengajukan saran-saran yang

dapat membantu para pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang dalam meningkatkan kinerja agar dapat mencapai

suatu efektivitas organisasi. Terdapat 3 item yang menjadi acuan dalam

penulisan saran penelitian yang berdasarkan pada identifikasi masalah

pada Bab I. Dan saran yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

diharapkan lebih meningkatkan kualitas pekerjaan yang maksimal

dalam bekerja dengan membiasakan diri menyelesaikan pekerjaan

secara cepat dan tepat waktu, lebih bertanggung jawab terhadap

pekerjaan yang diberikan oleh atasan.

2. Pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

diharapkan meningkatkan hubungan komunikasi yang lebih baik

antara pegawai terhadap atasan maupun sebaliknya dan juga terhadap

sesama pegawai dalam hal komunikasi (interaksi) dalam hal informasi

mengenai pekerjaan maupun diluar masalah pekerjaan, sehingga bisa

terjalin hubungan komunikasi yang harmonis dan meminimalisir

kesalahan komunikasi (miss communication).

3. Pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang

lebih menunjukkan sikap dan perilaku yang optimal dalam bekerja,

lebih meminimalisir rasa malas, bosan ataupun jenuh dalam

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh atasan dan lebih


162

dibiasakan datang dan pulang kerja sesuai dengan waktu yang telah

disepakati bersama seluruh pegawai di Kantor Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Davis, Keith, And John W, Newstroom. 1996. Perilaku dalam Organisasi Jilid 1 dan 2. Jakarta :
Gelora Aksara Pratama.

Dharma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja, Edisi kesatu, Cetakan kedua. Jakarta.
Rajawali Pers.

Gibson, James L, John M. Ivacevich and James H.Donelly, Jr. 1996. Organisasi : Perilaku,
Struktur, Proses. Jakarta : Binaputra Aksara.

Hasibuan, M.S.P. 2005. Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktifitas. Jakarta.
Bina Aksara.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Mangkunegara, A.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. PT Remaja


Rosdakarya.

Nasution, S. 1996. Metode Research. Jakarta. Bumi Aksara. cetakan ke -18.

Ndraha, Taliziduhu. 1981. Research : Teori, Metodologi, Administrasi Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT
Bina Aksara.

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Robbins, Stephen.P. 2001. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontraversi dan Aplikasi. Jakarta : PT
Prenhalindo.

Ruky A. 2001. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia.

Sedarmayanti. 1995. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Ilham Jaya.

Sekaran, Uma. 2007. Research Methods For Business. Jakarta : Salemba Empat.

Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Sony Sumarsono . 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sudarmo, Gito dan Mulyono, Agus. 2001. Prinsip Dasar Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Steers, M Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Timpe, A. Dale. 2001. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia : Produktivitas. Jakarta : PT
Gramedia.

Triguno. 1997. Budaya Kerja : Menciptakan Lingkungan yang Kondusif untuk Meningkatkan
Produktivitas Kerja. Jakarta : Golden Teravon Press.

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Dokumen :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian Pasal 1 Ayat 1.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Pasal
3 bagian kesatu tentang kewajiban Pegawai Negeri Sipil. Pasal 3 Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 mengenai kewajiban dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Peraturan Bupati Tangerang Nomor 46 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan
Pemerintahan kepada Kecamatan.

Data Absensi Pegawai Kantor Kecamatan Kelapa Dua Bulan Januari – April 2012 diperoleh dari
Bagian Umum dan Kepegawaian.

Samsudin. 2003. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Desa dalam Pelaksanaan Tugas
Pemerintahan Desa di Kabupaten Kantingan Provinsi Kalimantan Tengah. Surabaya :
Tesis yang tidak dipublikasikan.
Lampiran 1
Angket Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i
di –
Tempat

Assalamualaikum wr.wb
Dalam rangka penyelesaian studi pada jurusan Ilmu Administrasi Negara
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, maka saya sangat memerlukan bantuan
Bapak/Ibu/Saudara/i dalam memberikan sejumlah informasi dan data yang
berkaitan dengan Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di
Kantor Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Sehubungan dengan
keperluan tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
memberikan keterangan dengan mengisi kuesioner yang saya berikan sesuai
dengan keadaan yang sebenar-benarnya.
Demikian kuesioner ini saya sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.

Tangerang, Maret 2012


Penulis

Zulkarnain
NIM. 6661072766

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Pengisian ini dilakukan dengan memberikan Checklist ( ) pada jawaban yang


menurut Bapak/Ibu/Saudara/I dianggap sesuai.
2. Setiap pernyataan hanya memiliki satu alternatif jawaban.
3. Penilaian terdiri atas 4 (empat) alternatif jawaban, yaitu :
a. Sangat Setuju (SS)
b. Setuju (S)
c. Tidak Setuju (TS)
d. Sangat Tidak Setuju (STS)
4. Tanyakan kepada kami apabila ada pernyataan yang kurang mengerti.
A. Identitas Responden

No. Responden :...................................(diisi oleh peneliti)

Nama :...................................(boleh tidak diisi)

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Status Kepegawaian : Kepala Kecamatan Sekretaris Kecamatan


Bendahara Kepala Seksi
Kasubbag Staf Pegawai TKS
Staf Pegawai

Usia : <20 tahun 31 s/d 40 tahun


21 s/d 30 tahun >40 tahun

Pendidikan : SD Diploma 1, 2, 3
SLTP S-1
SMU S-2 keatas

Penghasilan : < 500.000 1.000.000 – 2.000.000


500.000 – 1.000.000 > 2.000.000

B. Pernyataan Mengenai Kinerja Pegawai

1. Quality of Work (Kualitas Pekerjaan)


No Pernyataan RESPONDEN
SS S TS STS
1. Pegawai selalu teliti dan rapih dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan
2. Pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat dan tepat waktu
3. Pegawai sudah terampil dalam setiap pekerjaan
yang diberikan
4. Pegawai selalu cakap (mampu) dalam setiap
pekerjaan
2. Communication (Komunikasi)

No Pernyataan RESPONDEN
SS S TS STS
5. Hubungan komunikasi dengan sesama pegawai
selalu berkaitan dengan masalah pekerjaan
dalam satu seksi
6. Pegawai yang berbeda bagian (seksi) dapat
Koordinasi pada jam kerja
7. Kepala Seksi selalu memberikan arahan dan
bimbingan terhadap pegawai yang berkaitan
8. Pegawai selalu diajak mengikuti rapat kerja dan
mengeluarkan pendapat dalam setiap rapat
dengan Kepala Kecamatan Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang
9. Kepala seksi dan Kasubbag dapat koordinasi
dengan baik terhadap pegawai yang dipimpin
10. Kepala Kecamatan selalu memberikan motivasi
pegawai untuk memberikan semangat kerja

3. Promptness (Ketepatan Waktu)

No Pernyataan RESPONDEN
SS S TS STS
11. Penyelesaian pekerjaan selalu tepat waktu
12. Pegawai sudah bekerja sesuai dengan Tupoksi

4. Capability (Kemampuan Kerja)


No Pernyataan RESPONDEN
SS S TS STS
13. Setiap pekerjaan yang diberikan diselesaikan
dengan usaha yang maksimal
14. Latar belakang pendidikan pegawai telah sesuai
dengan pekerjaan yang dikerjakan
15. Latar belakang keahlian pegawai telah sesuai
dengan pekerjaan yang diberikan dari Kepala
Seksi
16. Pegawai menerima beban pekerjaan yang harus
dikerjakan dari atasan atau Kepala Seksi
17. Volume pekerjaan yang selalu diberikan atasan
kepada pegawai selalu banyak
5. Initiative (Inisiatif)

No Pernyataan RESPONDEN
SS S TS STS
18. Pegawai berinisiatif dalam setiap tindakan yang
akan dilakukan
19. Memiliki inisiatif untuk mempercepat
penyelesaian pekerjaan yang diberikan
20. Pegawai berinisiatif dalam upaya meningkatkan
kinerja

D. Pernyataan Mengenai Efektivitas Organisasi


1. Karakteristik Organisasi

No Pernyataan RESPONDEN
SS S TS STS
21. Karakteristik organisasi Kecamatan Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang ditetapkan dari struktur
organisasi yang ada
22. Susunan struktur organisasi selalu ditempatkan
pegawai yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
23. Struktur organisasi yang sudah ditetapkan itu
selalu menghasilkan suatu efektivitas organisasi
yang sesuai dengan Tupoksi

2. Karakteristik Lingkungan

No Pernyataan RESPONDEN
SS S TS STS
24. Lingkungan organisasi di Kantor Kecamatan
Kelapa Dua Kabupaten Tangerang ini selalu
berjalan stabil atau sebaliknya
25. Lingkungan bekerja di Kantor Kecamatan
Kelapa Dua Kabupaten Tangerang ini selalu
mengalami masalah yang kompleks
26. Lingkungan kerja di Kantor Kecamatan Kelapa
Dua Kabupaten Tangerang ini selalu berorientasi
pada karya dan imbalan atas suatu pekerjaan
yang dilakukan
27. Lingkungan kerja di Kantor Kecamatan Kelapa
Dua Kabupaten Tangerang ini selalu terbuka
antara satu dengan yang lainnya dalam segi
informasi pekerjaan
3. Karakteristik Pekerja (SDM)
No Pernyataan RESPONDEN
SS S TS STS
28. Pegawai dapat berkomunikasi secara informal
dengan sesama pegawai (rekan kerja) pada saat
jam kerja
29. Setiap pekerjaan yang diberikan dapat
diselesaikan dengan sepenuh hati
30. Terdapat keterbukaan antar sesama rekan kerja
mengenai masalah pekerjaan
31. Pegawai pernah merasa jenuh terhadap pekerjaan
yang diberikan oleh atasan
32. Pegawai datang dan pulang selalu tepat waktu
33. Pegawai selalu disiplin dan bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya
34. Perilaku pegawai sudah menunjukkan suatu
kualitas kinerja yang optimal

4. Kebijakan dan Praktek Manajemen


No Pernyataan RESPONDEN
SS S TS STS
35. Setiap penyusunan tujuan strategis (kebijakan)
organisasi pegawai selalu dilibatkan
36. Proses pencarian dan pemanfaatan atas sumber
daya yang berpotensi selalu melibatkan pegawai
37. Proses komunikasi dari Kepala Kecamatan
Kelapa Dua Kabupaten Tangerang dengan
pegawai berjalan dengan baik
38. Pegawai dilibatkan dalam keikutsertaan kegiatan
penting di Kantor Kecamatan Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang
39. Kebijakan Camat dapat diterima dan beradaptasi
dengan cepat terhadap lingkungan organisasi
40. Kepala Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten
Tangerng dan pimpinan lainnya sudah
menjalankan tugasnya dengan baik dan benar
serta bijaksana selama ini
RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Zulkarnain
NIM : 6661072766
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Juli 1989
Agama : Islam
Kegemaran (Hobies) : Broadcasting (Announcing, Fotography, Film)
Suku : Betawi, Padang, Arab
Alamat : Jalan Danau Kelapa Dua IX/61 RT.09 RW.05 Perumahan
Bumi Kelapa Dua, Tangerang – Banten, 15810
Telepon : 08777 167 9137
Email : ijhonk.emoo89@gmail.com

DATA PRIBADI

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Juli 1989


Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi / Berat Badan : 180 cm / 60 kg

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Sudiya Permana, S.Pd


Nama Ibu : (Alm) Suryawati
Pekerjaan Ayah : PNS
Pekerjaan Ibu : PNS

PENDIDIKAN

1995 – 2001 : SDN Perumnas Bumi Kelapa Dua – Tangerang


2001 – 2004 : SLTPN 19 Tangerang
2004 – 2007 : SMA Nusantara 1Tangerang
2007 s/d sekarang : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Strata 1
Administrasi Negara

Anda mungkin juga menyukai